Anda di halaman 1dari 24

BARTOLINITIS

DAN
KISTA BARTOLIN

dr. Alwi A. Mappiasse, Sp.KK, Ph.D


DEFINISI
Bartolinitis  suatu proses infeksi
yang terjadi pada kelenjar Bartolini.
Kista Bartolin  suatu pembesaran
berisi cairan yang terjadi akibat
sumbatan pada salah satu duktus
sehingga mukus yg dihasilkan tidak
dapat disekresi
ETIOLOGI
• Bartolinitis dpt disebabkan oleh
Gonococcus & Chlamydia trachomatis.
• Kista Bartolin disebabkan oleh
sumbatan duktus, terutama duktus kecil
dan asinus. Sumbatan ini disebabkan
mukus yg mengental, infeksi, trauma,
inflamasi kronik atau gangguan
kongenital.
Sekresi yang dihasilkan terakumulasi
 kelenjar membesar  Kista.
Kista bartolini yg terinfeksi  abses
bartolini
Abses Bartolin dapat disebabkan oleh:
1.Bakteri aerob
Neisseria gonorrhea, Streptoccocus
faecalis, Pseudomonas aerogenosa,
Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Chlamydia trachomatis
2.Bakteri anaerob
Bacteroides fragilis
Peptostreptococcus species
Clostridium perfringens
Fusobacterium species
Faktor resiko penyakit pada kelenjar
bartolin:
• Umur 20-29 th
• Tingkat higiene buruk
• Angka kehamilan/melahirkan
rendah atau tidak ada sama sekali
EPIDEMIOLOGI
- Masalah terbanyak ditemukan pada
wanita usia reproduktif.
- Insiden tertinggi umur 20-29 tahun.
- Kista Bartolin  kista terbanyak
ditemukan didaerah vulva labium
mayor.
- ± 2 % perempuan  mengalami
kista / abses bartolini dlm periode
hidupnya
- wanita lebih dari 30 th, terjadi
involusi kelenjar Bartolin secara
perlahan.
- Kejadian diatas 40 th jarang
ditemukan, shg perlu dipikirkan
proses keganasan.
GEJALA KLINIS
Bartolinitis akut :
Kelenjar membesar, merah, nyeri
unilateral atau dispareunia, panas,
dapat terjadi ruptur spontan.
Kista Bartolin :
Tidak selalu menimbulkan keluhan.
Kadang dirasakan sebagai benda berat,
kesulitan koitus.
Bila kecil, tidak terinfeksi  asimptomatik.
Tanda lain tidak terinfeksi  penonjolan
tidak nyeri pd salah satu sisi vulva, disertai
kemerahan dan pembengkakan pada
vulva.
Bila kista besar  timbul rasa kurang
nyaman saat berjalan atau duduk.
Kista terinfeksi  menjadi Abses
Bartolin dengan gejala :
- Nyeri saat beraktivitas (jalan, duduk)
- Umumnya tanpa demam
- Pembengkakan area vulva selama 2-
4 hari
-Biasanya terdapat sekret di vagina
-Dapat terjadi ruptur spontan
-Labium mayor dapat berfluktuasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didiagnosis melalui pemeriksaan
ginekologis pada pelvis.
Pemeriksaan penunjang yg dapat
dilakukan :
- Pemeriksaan gram, untuk mengetahui
bakteri penyebab
- Hapusan darah tepi, untuk melihat
adanya leukosit.
- Kultur jaringan, untuk identifikasi jenis
bakteri penyebab.
- Biopsi, bila beresiko mengidap tumor
Bartolin.
DIAGNOSIS BANDING
1. Kista sebaseus
2. Kista epidermal
3. Kista disontogenik
4. Fibroma
5. Lipoma
6. Kista vestibuler
7. Hidroadenoma
8. Adenokarsinoma
DIAGNOSIS
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik  px ginekologi
pelvis, didapat kista dibagian
unilateral, nyeri, fluktuasi, bengkak
eritem pada labium minus posterior
jam 5 atau 7.
- Pemeriksaan lab.
PENATALAKSANAAN
Tergantung beberapa faktor : gejala klinik
(nyeri/ tidak), ukuran, terinfeksi atau tidak
-Asimtomatik, dibawah usia 40 th 
tanpa pengobatan
-Kista kecil  diamati perkembangannya
-Kista besar  punksi, caiarn
dikeluarkan, Marsupialisasi.
-Kista terinfeksi abses  obat topikal
dan anestesi lokal.
-Antibiotik topikal  Mupirocin
-Antibiotik sistemik  ceftriaxone,
ciprofloxasin, doxycycline,
azithromycin
-Anestesi lokal  lidokain, bupivakain,
epinefrin, triamcinolon-acetonide
Metode yang dapat dilakukan pada :
a.Bartolinitis
-Sitz Bath
-Obat analgetik dan antibiotik
b.Kista Bartolin
-Sitz Bath
-Obat analgetik
-Word catheter
-Marsupialisasi
-Window operation
-Eksisi
c.Abses Bartolin
-Sitz bath
-Obat analgetik, antibiotik
-Insisi, drainase
-Word catheter
-CO2 dan silver nitrat  mencegah
timbul sakus dan abses rekuren

Anda mungkin juga menyukai