Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLIGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN Juni 2019


UNIVERSITAS TADULAKO

HYMEN IMOPERFORATA

OLEH

Nama : Diah Nur Ayu.R

NIM : N 111 17 120

Pembimbing Klinik : dr. Melda M M Sinolungan, Sp. OG

DISUSUN DALAM RANGKA UNTUK MEMENUHI TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK
DI BAGIAN ILMU OBTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari


orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang
memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran
lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama.
Himen yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi ini tidak dapat
diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil menimbulkan
robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat manipulasil.1
Himen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan lubang
(Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup
sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal sebelum
menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah
haid tidak keluar. Darah itu terkumpul di dalam vagina dan menyebabkan
hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar. Bila keadaan ini
dibiarkan, maka uterus akan terisi juga dengan darah haid dan akan
membesar (Hematometra).3
Hymen Imperforata merupakan suatu keadaan di mana hymen tidak
membentuk hiatus hymenalis. Prevalensi dari hymen imperforata ini adalah
0,1% - 0,01%, walaupun kasusnya jarang tapi hymen imperforata adalah
kejadian paling sering dalam kasus obstruksi vagina.4
Masalah dari hymen imperforata ini adalah kasusnya sering terlupakan
atau tidak terdeteksi sampai saat terjadinya menarke. Padahal hymen
imperforata jika terlalu lama terdeteksi setelah menarke maka dapat
meningkatkan risiko untuk menjadi pelvic inflammatory disease yang dapat
menyebabkan infertilitas, nyeri pelvis dan kehamilan ektopik.4

2
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan kasus ini adalah
untuk mengetahui dan mempelajari mengenai Hymen Imperforata,
bagaimana mendiagnosis sebuah kasus Hymen Imperforata serta bagaimana
penanganan yang tepat terhadap kasus Hymen Imperforata.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Hymen imperforata/ Atresia hymen merupakan hymen dengan
membrane yang solid tanpa lubang. Hymen imperforata merupakan salah
satu dari penyebab Pseudoamenorrhea / Cryptomenorrhea (haid ada, tetapi
darah haid tidak keluar) yang bersifat kongenital dan abnormalitas ini terjadi
pada bagian distal saluran genitalia wanita.5 Himen imperforata merupakan
kelainan yang jarang berupa oklusi lengkap orifisium vagina, menyebabkan
retensi darah menstruasi.6

Gambar 1. Gambar hymen imperforata.7


2.2. Etiologi
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi
dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi
cedera atau infeksi. Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang
persisten dari membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari
primitive streak yang abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari
membran cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari
jaringan fibrous dan jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan

4
dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena
kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk
dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka. hymen pada wanita usia
prepubertas dengan masalah organ genitalia, dijumpai kelainan berupa
hymen fimbrae dan posterior ring.4

Gambar 2. Tipe hymen. a) Crescentic; b) Annular; c) Fimbriae; d)


Redundant

Gambar 3. Tipe hymen.

5
2.3. Embriologi
Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus
sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang
tipis. Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan
berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa
embrional untuk mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan
vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan
berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak
mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis.6

2.4. Gejala Klinis


Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan
terjadi molimeniamenstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap
bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil.
Vagina terisicairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum
pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan
hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan
kumpulan dari sekresi serviks. Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-
15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah
menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di
vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen
tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya
membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri,
kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar. Bila keadaan ini
dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina
dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi
kavum uteri (Hematometra). Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari
kavum uteri juga dapat memasuki tuba fallopi dan menyebabkan hemotosalfing
karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba,
sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum
peritoneum membentuk hematoperitoneum. Gejala yang paling sering terjadi

6
akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri
pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi
karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat
pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik bersamaan
dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia overflow,
selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan
gangguan defekasi. Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya
pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum,
bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis. 13 pasien hymen
imperforata, 10 pasien diantaranya mengalami distensi uterus dan vagina yang
luas, setelah diamati sampai usia dewasa, seluruh pasien mengalami
endometriosis pelvik, diduga akibat menstruasi retrograde yang terjadi ke dalam
rongga abdolmen, saat hymen imperforate belum tertangani.5,7,8

2.5. Prinsip Diagnostik


a. Anamnesis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu
akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
yang dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada
neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut
hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi
penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari
vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari
sekresi serviks.6
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana
gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi
dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di
vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum
menimbulkan gejala.5

7
b. Pemeriksaan Fisik
teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran
uterus,hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum.7

Gambar 4. Hymen imperforata dengan distensi vulva.5

c. Pemeriksaan Penunjang
 Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI
Abdominal dan pelvis dapat memberikan gambaran imaging
untuk uterovaginal anomaly
 Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography
dalam membantu delineating complex anatomy. Apabila
dengan USG tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI.
 USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui apakah ada kongenital anomaly traktus urinaria
yang menyertai.

8
Gambar 5. ultrasonografi menunjukkan hematometra dan
hematocolpos.

2.6. Penatalaksanaan
Di lakukan tindakan pembedahan hymenotomi . Apabila hymen
imperfora tadi jumpai sebelum pubertas, membran hymen
dilakukan insisi atau hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam, tehnik
ini digunakan karena memiliki keuntungan mengurangi risiko cedera

9
uretra atau disebut insisi stellate. Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai
hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala,
maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih
jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen
imperforata atau aplasia vagina. Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi
membrane hymen, sementara pada insisi stellate setelah insisi dilakukan
eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymen diaproksimasi
dengan jahitan mempergunakan benang delayed-absorbable. Tindakan
insisi sayatan sertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen
menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali. Untuk
mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan
dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa
vagina. Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua
kehitaman yang kental. Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi
fowler. Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan
pengecilan vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis
juga diperlukan. Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6
minggu paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan
pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase
uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen
intrauterine jangan dipergunakan karena bahya perforasi dapat terjadi
akibat peregangan uterus yang berlebihan.7,8

10
Gambar 6. Pengeluaran hematocolpos and heamatometra.

Gambar 7. Mukosa hymen setelah dilakukan hymenotomy.

2.7. Diagnosis Banding.8


Diagnosis banding Hymen imperforata meliputi:
a. Anomali saluran reproduksi
b. Obstruktif anomali dari saluran septum vagina bagian bawah
c. Distensi vulva, namun distensi secara tidak langsung
menyarankan hymen imperforate yang tidak terkuat biasanya
merupakan diagnosis klinis yang dapat dikonfirmasi dengan
ultrasonografi.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hymen imperforata adalah kelainan bawaan langka yang menutup
saluran keluar vagina menyebabkan akumulasi lendir, cairan dan darah
menstruasi. Diperlukan pemeriksaan penunjang USG untuk diagnosis dini dan
perawatan sebelum komplikasi seperti hematometra masif dan terjadi
hematocolpos. Hymenotomi yang menjaga agar hymen tidak rusak.

Saran
Untuk ahli medis dan orang yang berkompeten hendaknya dalam
melakukan operasi semacam itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan.
Berdasarkan prinsip bioetik yaitu untuk kebermanfaatan yang lebih besar dari
kemudharatan, tidak menyakiti pasien, dilakukan dengan profesional dan sesuai
dengan prosedur yang berlaku, dan dengan persetujuan pasien, setelah
diinformasikan manfaat, mudharat, rencana tindakan, dan resiko tindakannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Chin Med Assoc Journal. Tahun 2008 / Vol 71 / Edisi 6/ halaman 325 –
327
2. Chin Med Assoc Journal: Tahun: 2007/volume70/edisi(12)/ halaman559–
561
3. Derek,Llewellyn. Obstetri dan Ginekologi.edisi 6.Jakarta:Hipokrates Vol.
17/edisi 5/hal 371 - 373 Hong Kong . Emerg. Med Journal. Tahun 2009
4. Manuaba,Ida Bagus Gde.2011.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
5. Martius, Gerhard.1982.Bedah Ginekologi.Jakarta : EGC)
6. Prawirohardjo, Sarwono.2018. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Rathod S., Samal K., Ananraj R., Rani P., Ghose. Imperforate hymen and
its complications: report of two cases and review of literature. Department
of Obstetrics & Gynecology, Mahatma Gandhi Medical College &
Research Institute, Pillaiyarkuppam- 607402, Pondicherry, India. 2014.
8. Okafor I., Odugu B., Ugwu A., Oko D., Enyinna. Imperforate Hymen
Presenting with Massive Hematometra and Hematocolpos: A Case Report.
Department of Obstetrics and Gynecology, Enugu State University
Teaching Hospital, Enugu, Nigeria.2015

13

Anda mungkin juga menyukai