Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

PERSALINAN DENGAN TINDAKAN FORCEP DAN VAKUM

Pembimbing:
dr. Edy Purwanta, Sp.OG

Disusun Oleh:
Eza Melinda
2012730034

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KANDUNGAN


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 20 FEBRUARI – 30 APRIL 2017

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan referat yang berjudul “PERSALINAN
DENGAN TINDAKAN FORCEP DAN VAKUM”.
Adapun referat ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Kandungan
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta yang dilaksanakan
di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr. Edy Purwanta, SpOG yang telah
membimbing dalam penyelesaian referat ini serta pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu dalam penyusunan referat ini.
Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan referat ini saya mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap referat ini
bermanfaat bagi pembacanya.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| ii


PEMBAHASAN

A. EKSTRAKSI FORCEPS
Ekstraksi forceps adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
tarikan forceps yang dipasang di kepala janin.

Forceps

Forceps terdiri dari dua sendok, sendok kanan dan sendok kiri

Sendok kanan / forceps kanan adalah forcep yang dipegang di tangan kanan penolong dan
dipasang di sebelah kanan ibu.

Sendok kiri / forceps kiri adalah forcep yang dipegang di tangan kiri penolong dan dipasang
di sebelah kiri ibu.

 Daun forceps: bagian yang dipasang di kepala janin saat melakukan ekstraksi forceps.
Terdiri dari dua lengkungan (curve), yaitu lengkung kepala janin (cephalic curve) dan
lengkung panggul (cervical curve).
 Tangkai forceps: adalah bagian yang terletak antara daun forceps dan kunci forceps.
 Kunci forceps: kunci forceps ada beberapa macam, ada yang interlocking, system
sekrup, dan system sliding.
 Pemegang forceps, bagian yang dipegang penolong saat melakukan ekstraksi.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 1


Gambar : Dari kiri adalah cunam Naegele, Kjelland,Locking, Simpson-Braun, Piper,
Boerma, Tarnier.

Gambar : Tipe-tipe kunci cunam

Indikasi Dalam Melakukan Ekstraksi Forceps:

1. Indikasi Relatif
Pada indikasi relatif, forceps dilakukan secara elektif (direncanakan), ada dua:
a. Indikasi menurut De Lee
Forceps dilakukan secara elektif, asal syarat untuk melakukan ekstraksi terpenuhi
b. Indikasi menurut Pinard
Indikasi menurut Pinard hampir sama dengan menurut De Lee, namun ibu harus
dipimpin dulu mengejan selama 2 jam.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 2


2. Indikasi Absolut
a. Indikasi Ibu : Ekstraksi forceps dilakukan pada ibu-ibu dengan keadaan pre-eklampsi,
eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit jantung, paru, partus kasep.
b. Indikasi Janin: pada keadaan gawat janin.
c. Indikasi waktu: pada kala dua lama

Jenis Ekstraksi Forceps Menurut Pemasangannya:

1. High Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum masuk pintu atas panggul (floating).
Saat ini tidak dilakukan lagi karena sangat berbahaya bagi janin ataupun ibu. Sectio
cesarean lebih direkomendasikan

2. Mid Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (engaged),
namun belum mencapai dasar panggul. Saat ini tidak dilakukan lagi. Sectio Cesarea
ataupun vakum lebih direkomendasikan

3. Low Forceps/ Outlet Forceps


Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah mencapai dasar panggul. Cara ini
yang masih sering dipakai hingga saat ini

Syarat Dalam Melakukan Ekstraksi Forceps:

1. Pembukaan lengkap
2. Presentasi belakang kepala
3. Panggul luas / tidak ada CPD
4. Ketuban sudah pecah
5. Kepala sudah engaged, sudah berada di dasar panggul
6. Janin tunggal hidup

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 3


Pemasangan forceps yang sempurna , jika memenuhi kriteria berikut:

1. Forceps terpasang biparietal kepala, atau sumbu panjang forceps sejajar dengan sumbu
diameter mento-oksiput kepala janin, melintang terhadap panggul
2. Sutura sagitalis berada di tengah kedua daun forceps yang terpasang, dan tegak lurus
dengan forceps
3. Ubun ubun kecil berada kira-kira 1 cm di atas bidang tersebut

Persiapan dalam ekstraksi forceps:

1. Persiapan ibu:
a. Litotomi set,
b. Forceps,
c. Vulva dicukur,
d. Kandung kemih dikosongkan,
e. Infuse bila diperlukan,
f. Narkose,
g. Gunting episiotomy
h. Hecting set
i. Uterotonika

2. Persiapan untuk janin


a. Kain bersih
b. Alat resusitasi

3. Persiapan untuk dokter


a. Alat pelindung diri
b. Ilmu pengetahuan yang cukup

Prosedur/ Langkah Dalam Melakukan Forceps:

1. Membayangkan forceps sebelum dipasang


2. Memasang forceps
3. Mengunci forceps

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 4


4. Memeriksa kembali pemasangan
5. Traksi percobaan
6. Traksi definitif
7. Melepaskan forceps

Contoh kasus: Seorang pasien , primigravida, dengan PEB pembukaan lengkap dengan UUK
kanan depan, dengan penurunan HIII+

1. Membayangkan
Setelah persiapan selesai, penolong berdiri di depan vulva , memegang kedua forceps
dalam keadaan tertutup dan membayangkan bagaimana forceps terpasang pada kepala.

2. Memasang forceps
Pada pasien ini UUK janin adalah UUK kanan depan, jadi forceps yang dipasang
adalah forceps kiri terlebih dahulu, yaitu forceps yang dipegang tangan kiri penolong dan
dipasang di sisi kiri ibu.
Forceps kiri dipegang dengan cara seperti memegang pensil, dengan tangkai forceps
sejajar dengan paha kanan ibu, sambil empat jari tangan kanan penolong masuk ke dalam
vagina. Forceps secara perlahan dipasang dengan bantuan ibu jari tangan kanan. Jadi
bukan tangan kiri yang mendorong forceps masuk ke dalam vagina.
Setelah forceps kiri terpasang, asisten membantu memegang forceps kiri tersebut agar
tidak berubah posisi. Dan penolong segera memasang forceps kanan, yaitu forceps yang
dipegang oleh tangan kanan penolong, dan dipasang di sisi kanan ibu. Forceps kanan
dipegang seperti memegang pensil, dengan tangkai forceps sejajar dengan paha kiri ibu,

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 5


sambil empat jari tangan kiri penolong masuk ke dalam vagina. Forceps dipasang dengan
tuntunan ibu jari tangan kiri penolong. Setelah forceps terpasang , dilakukan penguncian

3. Penguncian Forceps
Penguncian dilakukan setelah forceps terpasang. Bila penguncian sulit dilakukan,
jangan dipaksa, tapi periksa kembali apakah pemasangan telah benar, dan dicoba
pemasangan ulang. Apabila forceps kir yang dipasang duluan, maka penguncian dilakukan
secara langsung, dan bila forceps kanan yang dipasang duluan , maka forceps dikunci
secara tidak langsung.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 6


4. Pemeriksaan Ulang
Setelah forceps terpasang dan terkunci, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah forceps telah
terpasang dengan benar, dan tidak ada jalan lahir / jaringan yang terjepit

5. Traksi Percobaan
Setelah yakin tidak ada jaringan yang terjepit, maka dilakukan traksi percobaan. Penolong
memegang pemegang forceps dengan kedua tangan , sambil jari telunjuk dan tengah
tangan kiri menyentuh kepala janin, lalu dilakukan tarikan. Apabila jari telunjuk dan
tengan tangan kiri tidak menjauh dari kepala janin, berarti forceps terpasang dengan baik,
dan dapat segera dilakukan traksi definitive. Apabila jari telunjuk dan tengah tangan kiri
menjauh dari kepala janin, berarti forceps tidak terpasang dengan baik, dan harus
dilakukan pemasangan ulang.

6. Traksi defrinitif
Traksi definitive dilakukan dengan cara memegang kedua pemegang forceps dan penolong
melakukan traksi. Traksi dilakukan hanya menggunakan otot lengan. Arah tarikan
dilakukan sesuai dengan bentuk panggul. Pertama dilakukan tarikan forceps ke bawah,
sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion, lalu tangan kiri segera menahan perineum
saat kepala meregang perineum. Kemudian dilakukan traksi ke atas hanya dengan
menggunakan tangan kanan sambil tangan kiri menahan perineum. Kemudian lahirlah
dahir, mata, hidung, mulut bayi.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 7


7. Melepaskan forceps
Setelah kepala bayi lahir, maka forceps dilepaskan dan janin dilahirkan seperti persalinan
biasa.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 8


Pemasangan Forceps dikatakan gagal apabila:

1. Forceps tidak dapat dipasang


2. Forceps tidak dapat dikunci
3. Tiga kali traksi janin tidak lahir

Komplikasi ekstraksi forceps:

 Terhadap Ibu: perdarahan, trauma jalan lahir, infeksi


 Terhadap janin: fraktur tulang kepala, cedera cervical, lecet pada muka, asfiksia

B. EKSTRAKSI VAKUM
Sebuah persalinan operatif mengacu pada prosedur obstetri di mana langkah-langkah aktif
yang diambil untuk menyelesaikan sesuatu persalinan. Persalinan operatif dapat dibagi
menjadi persalinan pervaginam operatif dan pengiriman caesar. Dalam beberapa tahun
terakhir, telah melihat penurunan mantap dalam persalinan operatif dengan peningkatan
tingkat operasi caesar. Data terbaru dari kelahiran di Amerika Serikat pada tahun 2005
menunjukkan bahwa rasio pemilihan vakum dibanding forceps adalah sekitar 4:1.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 9


Definisi
a. Ekstraksi vakum adalah satu persalinan buatan di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tenaga negative (vakum) pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau
ventouse.
b. Ekstraksi vakum adalah tindakan obstetri yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi.
c. Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi
(vakum) pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstrator vakum atau ventouse. (Depkes
RI,2002)
d. Ekstraksi vakum adalah metode pelatihan dengan memasang sebuah mangkuk (cup)
vakum di kepala janin dan tekanan negatif (Mansjoer,Arif 1999).
e. Ekstraksi vakum adalah suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang masih
berada dalam jalan lahir (Manuaba, 1998).

Bentuk dan bagian-bagian ekstraktor vakum


a. Mangkuk (cup) : bagian yang dipakai untuk membuat kaput suksaedaneum artifisialis.
Kepala bayi diekstraksi menggunakan mangkuk ini. Diameter mangkuk ada ukuran 3,4,5
dan 6 cm. Pada dinding belakang mangkuk terdapat tonjolan untuk tanda letak
denominator.
b. Botol : tempat membuat tenaga negative (vakum). Pada tutup botol terdapat manometer,
saluran menuju ke pompa penghisap dan saluran menuju ke mangkuk yang dilengkapi
dengan pentil.
c. Karet penghubung
d. Rantai penghubung antara mangkuk dan pemegang
e. Pemegang (extraction handle)
f. pompa penghisap (vacuum pump)

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 10


Gambar: Ekstraktor Vakum (Ventouse)

Gambar: Macam-Macam Mangkok

Gambar: Jenis-Jenis Mangkok Dari Bahan Logam

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 11


Gambar: Mangkok Dari Bahan Plastik

Indikasi ekstraksi vakum


a. Untuk memperpendek kala II misalnya pada pasien dengan penyakit jantung kompensata
dan penyakit paru fibrotic.
b. Pada kala II yang memanjang,bisa dipilih alternative ini
c. Pada kondisi gawat janin masih dibahaskan.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 12


Kontraindikasi ekstraksi vakum
a. Pada ibu:
- Risiko untuk rupture uteri tinggi
- Ibu dengan penyakit-penyakit tertentu yang mutlak tidak boleh mengejan yaitu payah
jantung dan pre eklampsia berat
- Cephalopelvic disproportion
b. Pada janin:
- Letak muka
- After coming head pada letak janin sungsang
- Janin preterm
- Anomaly congenital pada kepala ( hidrosefalus)

Syarat untuk ekstraksi vakum


a. Pembukaan lebih dari 7cm pada multigravida
b. Penurunan kepala janin boleh pada Hodge II
c. Harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga untuk mengejan

Prosedur
a. Pasien tidur dalam posisi lithotomic.
b. Pada dasarnya tidak perlu anestesi umum. Bila pada waktu pemasangan mangkuk,ibu
mengeluh nyeri, dapat diberikan anestesi infiltrasi atau pudendal nerve block.
c. Setelah semua bagian ekstraktor vakum terpasang,dipilih ukuran mangkuk yang sesuai
dengan pembukaan serviks. Pada pembukaan serviks yang lengkap biasanya dipakai
mangkuk nomor 5. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dengan posisi miring dan
dipasang pada bagian terendah kepala menjauhi ubun-ubun besar. Tonjolan pada mangkuk
diletakkan sesuai dengan denominatornya.
d. Penghisapan dengan pompa penghisap dilakukan dengan tenaga -0,2kg/cm2 dengan
interval 2 menit. Tenaga vakum yang diperlukan ialah -0,7 sampai -0,8kg/cm2 yang
membutuh kan waktu 6-8 menit. Dengan adanya tenaga negative ini,pada mangkuk akan
terbentuk kaput suksaedaneum artifisialis (chignon).
e. Sebelum memulai traksi pemeriksaan dalam dilakukan sekali lagi untuk memastikan
apakah ada bagian-bagian jalan lahir yang ikut terjepit.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 13


f. Bersamaan dengan timbulnya his,ibu disuruh mengejan dan mangkuk ditarik searah
dengan arah sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan, tangan kiri dan tangan kanan
penolong harus mempunyai koordinasi yang baik.

Gambar: Tangan kanan menarik pemegang ke arah atas


dan tangan kiri menahan di perineum

g. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri menahan mangkuk,dan tangan kanan melakukan tarikan
dengan memegang pada pemegang. Tangan kiri harus menahan mangkuk agar mangkuk
selalu dalam posisi yang benar dan bila sewaktu-waktu mangkuk terlepas ,mangkuk tidak
akan meloncat ke arah muka penolong.
h. Traksi dilakukan terus selama ada his dan mengikuti putaran paksi dalam sampai akhirnya
suboksiput berada di bawah simfisis. Bila his terhenti, traksi juga harus dihentikan. Traksi
dilakukan intermitten dengan his.
i. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kea rah atas, sehingga kepala janin
melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion dan berturut-turut
lahir bagian kepala sebagaimana lazimnya yaitu bregma,dahi,muka dan akhirnya dagu.
Pada waktu kepala melakukan defleksi ini,tangan kiri penolong akan segera menahan
perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, udara masuk ke dalam botol, tekanan
negative hilang dan mangkuk dilepas.
j. Bila diperlukan episiotomy,maka episiotomy dilakukan sebelum pemasangan mangkuk
atau pada waktu kepala membuka vulva.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 14


Kriteria ekstraksi vakum gagal
a. Pada waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali, kemungkinan disebabkan
oleh :
- Tenaga vakum terlalu rendah
- Tekanan negative dibuat terlalu cepat sehingga pembentukan kaput suksaedeneum
artifisialis yang sempurna yang mengisi seluruh mangkuk tidak terjadi.
- Selaput ketuban melekat antara kulit kepala bayi dengan mangkuk sehingga mangkuk
tidak dapat mencengkam kepala dengan baik.
- Bagian-bagian jalan lahir seperti vagina atau serviks ikut terjepit ke dalam mangkuk.
- Kedua tangan kiri dan kanan penolong tidak terkoordinasi dengan baik, traksi terlalu
kuat adanya cacat pada alat (misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung)
adanya cephalopelvic-disproportion (CPD).
- Setiap mangkuk yang terlepas pada waktu traksi, satu persatu kemungkinan di atas
diteliti dan diusahakan melakukan koreksi.
b. Dalam waktu setengah jam setelah dilakukan traksi,janin tidak lahir.

Komplikasi
a. Pada ibu:
- Perdarahan
- Trauma jalan lahir
- Infeksi
b. Pada janin:
- Ekskoriasi kulit kepala
- Sefalhematom
- Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diabsorbsi oleh tubuh janin. Janin dengan
fungsi hepar immature, dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang berat.
- Nekrosis kulit kepala (scalpnecrosis) yang dapat menimbulkan alopesia.

C. PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI FORCEPS


Keunggulan ekstraksi vakum dibanding ekstraksi cunam (forceps)
 Pemasangan yang mudah (mengurangi bahaya trauma dan infeksi)
 Tidak diperlukan anestesi umum
 Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 15


 Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan pembukaan serviks
yang belum lengkap.
 Trauma pada kepala janin lebih ringan

Gambar : Persalinan dengan ekstraksi vakum dan ekstraksi cunam

Kerugian ekstraksi vakum dibanding dengan ekstraksi cunam (forceps)


 Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama
 Tenaga traksi tidak sekuat seperti pada cunam. ( dianggap satu keuntungan karena
kepala janin terlindung dari traksi dengan tenaga yang berlebihan)
 Pemeliharaan alat lebih sukar karena banyak bagian-bagian dari alat ini dibuat dari
karet dan harus selalu kedap udara.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 16


DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG et al. 2010. Forceps delivery and vacuum extraction. In : Cunningham FG et


al ed. Williams Obstetrics 23rd edition. New York : Mc Graw Hill
Hanretty, Kevin P. 2014. Ilustrasi Obstetri. Indonesia: CV. Pentasada Media Edukasi
Mochtar, Rustam. (2011). Sinopsis Obstetri (Obstetri Fisiologi dan Patologi). Jilid 1. Jakarta:
EGC
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: Pt. Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta: Pt. Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo
Padjajaran. Universitas Fakultas Kedokteran. 2015. Obstetri Fisiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius
WHO. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.

Persalinan dengan Tindakan Force dan Vakum| 17

Anda mungkin juga menyukai