Pembimbing:
dr. Edy Purwanta, Sp.OG
Disusun Oleh:
Eza Melinda
2012730034
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan referat yang berjudul “PERSALINAN
DENGAN TINDAKAN FORCEP DAN VAKUM”.
Adapun referat ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Kandungan
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta yang dilaksanakan
di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr. Edy Purwanta, SpOG yang telah
membimbing dalam penyelesaian referat ini serta pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu dalam penyusunan referat ini.
Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan referat ini saya mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap referat ini
bermanfaat bagi pembacanya.
A. EKSTRAKSI FORCEPS
Ekstraksi forceps adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
tarikan forceps yang dipasang di kepala janin.
Forceps
Forceps terdiri dari dua sendok, sendok kanan dan sendok kiri
Sendok kanan / forceps kanan adalah forcep yang dipegang di tangan kanan penolong dan
dipasang di sebelah kanan ibu.
Sendok kiri / forceps kiri adalah forcep yang dipegang di tangan kiri penolong dan dipasang
di sebelah kiri ibu.
Daun forceps: bagian yang dipasang di kepala janin saat melakukan ekstraksi forceps.
Terdiri dari dua lengkungan (curve), yaitu lengkung kepala janin (cephalic curve) dan
lengkung panggul (cervical curve).
Tangkai forceps: adalah bagian yang terletak antara daun forceps dan kunci forceps.
Kunci forceps: kunci forceps ada beberapa macam, ada yang interlocking, system
sekrup, dan system sliding.
Pemegang forceps, bagian yang dipegang penolong saat melakukan ekstraksi.
1. Indikasi Relatif
Pada indikasi relatif, forceps dilakukan secara elektif (direncanakan), ada dua:
a. Indikasi menurut De Lee
Forceps dilakukan secara elektif, asal syarat untuk melakukan ekstraksi terpenuhi
b. Indikasi menurut Pinard
Indikasi menurut Pinard hampir sama dengan menurut De Lee, namun ibu harus
dipimpin dulu mengejan selama 2 jam.
1. High Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum masuk pintu atas panggul (floating).
Saat ini tidak dilakukan lagi karena sangat berbahaya bagi janin ataupun ibu. Sectio
cesarean lebih direkomendasikan
2. Mid Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (engaged),
namun belum mencapai dasar panggul. Saat ini tidak dilakukan lagi. Sectio Cesarea
ataupun vakum lebih direkomendasikan
1. Pembukaan lengkap
2. Presentasi belakang kepala
3. Panggul luas / tidak ada CPD
4. Ketuban sudah pecah
5. Kepala sudah engaged, sudah berada di dasar panggul
6. Janin tunggal hidup
1. Forceps terpasang biparietal kepala, atau sumbu panjang forceps sejajar dengan sumbu
diameter mento-oksiput kepala janin, melintang terhadap panggul
2. Sutura sagitalis berada di tengah kedua daun forceps yang terpasang, dan tegak lurus
dengan forceps
3. Ubun ubun kecil berada kira-kira 1 cm di atas bidang tersebut
1. Persiapan ibu:
a. Litotomi set,
b. Forceps,
c. Vulva dicukur,
d. Kandung kemih dikosongkan,
e. Infuse bila diperlukan,
f. Narkose,
g. Gunting episiotomy
h. Hecting set
i. Uterotonika
Contoh kasus: Seorang pasien , primigravida, dengan PEB pembukaan lengkap dengan UUK
kanan depan, dengan penurunan HIII+
1. Membayangkan
Setelah persiapan selesai, penolong berdiri di depan vulva , memegang kedua forceps
dalam keadaan tertutup dan membayangkan bagaimana forceps terpasang pada kepala.
2. Memasang forceps
Pada pasien ini UUK janin adalah UUK kanan depan, jadi forceps yang dipasang
adalah forceps kiri terlebih dahulu, yaitu forceps yang dipegang tangan kiri penolong dan
dipasang di sisi kiri ibu.
Forceps kiri dipegang dengan cara seperti memegang pensil, dengan tangkai forceps
sejajar dengan paha kanan ibu, sambil empat jari tangan kanan penolong masuk ke dalam
vagina. Forceps secara perlahan dipasang dengan bantuan ibu jari tangan kanan. Jadi
bukan tangan kiri yang mendorong forceps masuk ke dalam vagina.
Setelah forceps kiri terpasang, asisten membantu memegang forceps kiri tersebut agar
tidak berubah posisi. Dan penolong segera memasang forceps kanan, yaitu forceps yang
dipegang oleh tangan kanan penolong, dan dipasang di sisi kanan ibu. Forceps kanan
dipegang seperti memegang pensil, dengan tangkai forceps sejajar dengan paha kiri ibu,
3. Penguncian Forceps
Penguncian dilakukan setelah forceps terpasang. Bila penguncian sulit dilakukan,
jangan dipaksa, tapi periksa kembali apakah pemasangan telah benar, dan dicoba
pemasangan ulang. Apabila forceps kir yang dipasang duluan, maka penguncian dilakukan
secara langsung, dan bila forceps kanan yang dipasang duluan , maka forceps dikunci
secara tidak langsung.
5. Traksi Percobaan
Setelah yakin tidak ada jaringan yang terjepit, maka dilakukan traksi percobaan. Penolong
memegang pemegang forceps dengan kedua tangan , sambil jari telunjuk dan tengah
tangan kiri menyentuh kepala janin, lalu dilakukan tarikan. Apabila jari telunjuk dan
tengan tangan kiri tidak menjauh dari kepala janin, berarti forceps terpasang dengan baik,
dan dapat segera dilakukan traksi definitive. Apabila jari telunjuk dan tengah tangan kiri
menjauh dari kepala janin, berarti forceps tidak terpasang dengan baik, dan harus
dilakukan pemasangan ulang.
6. Traksi defrinitif
Traksi definitive dilakukan dengan cara memegang kedua pemegang forceps dan penolong
melakukan traksi. Traksi dilakukan hanya menggunakan otot lengan. Arah tarikan
dilakukan sesuai dengan bentuk panggul. Pertama dilakukan tarikan forceps ke bawah,
sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion, lalu tangan kiri segera menahan perineum
saat kepala meregang perineum. Kemudian dilakukan traksi ke atas hanya dengan
menggunakan tangan kanan sambil tangan kiri menahan perineum. Kemudian lahirlah
dahir, mata, hidung, mulut bayi.
B. EKSTRAKSI VAKUM
Sebuah persalinan operatif mengacu pada prosedur obstetri di mana langkah-langkah aktif
yang diambil untuk menyelesaikan sesuatu persalinan. Persalinan operatif dapat dibagi
menjadi persalinan pervaginam operatif dan pengiriman caesar. Dalam beberapa tahun
terakhir, telah melihat penurunan mantap dalam persalinan operatif dengan peningkatan
tingkat operasi caesar. Data terbaru dari kelahiran di Amerika Serikat pada tahun 2005
menunjukkan bahwa rasio pemilihan vakum dibanding forceps adalah sekitar 4:1.
Prosedur
a. Pasien tidur dalam posisi lithotomic.
b. Pada dasarnya tidak perlu anestesi umum. Bila pada waktu pemasangan mangkuk,ibu
mengeluh nyeri, dapat diberikan anestesi infiltrasi atau pudendal nerve block.
c. Setelah semua bagian ekstraktor vakum terpasang,dipilih ukuran mangkuk yang sesuai
dengan pembukaan serviks. Pada pembukaan serviks yang lengkap biasanya dipakai
mangkuk nomor 5. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dengan posisi miring dan
dipasang pada bagian terendah kepala menjauhi ubun-ubun besar. Tonjolan pada mangkuk
diletakkan sesuai dengan denominatornya.
d. Penghisapan dengan pompa penghisap dilakukan dengan tenaga -0,2kg/cm2 dengan
interval 2 menit. Tenaga vakum yang diperlukan ialah -0,7 sampai -0,8kg/cm2 yang
membutuh kan waktu 6-8 menit. Dengan adanya tenaga negative ini,pada mangkuk akan
terbentuk kaput suksaedaneum artifisialis (chignon).
e. Sebelum memulai traksi pemeriksaan dalam dilakukan sekali lagi untuk memastikan
apakah ada bagian-bagian jalan lahir yang ikut terjepit.
g. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri menahan mangkuk,dan tangan kanan melakukan tarikan
dengan memegang pada pemegang. Tangan kiri harus menahan mangkuk agar mangkuk
selalu dalam posisi yang benar dan bila sewaktu-waktu mangkuk terlepas ,mangkuk tidak
akan meloncat ke arah muka penolong.
h. Traksi dilakukan terus selama ada his dan mengikuti putaran paksi dalam sampai akhirnya
suboksiput berada di bawah simfisis. Bila his terhenti, traksi juga harus dihentikan. Traksi
dilakukan intermitten dengan his.
i. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kea rah atas, sehingga kepala janin
melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion dan berturut-turut
lahir bagian kepala sebagaimana lazimnya yaitu bregma,dahi,muka dan akhirnya dagu.
Pada waktu kepala melakukan defleksi ini,tangan kiri penolong akan segera menahan
perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, udara masuk ke dalam botol, tekanan
negative hilang dan mangkuk dilepas.
j. Bila diperlukan episiotomy,maka episiotomy dilakukan sebelum pemasangan mangkuk
atau pada waktu kepala membuka vulva.
Komplikasi
a. Pada ibu:
- Perdarahan
- Trauma jalan lahir
- Infeksi
b. Pada janin:
- Ekskoriasi kulit kepala
- Sefalhematom
- Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diabsorbsi oleh tubuh janin. Janin dengan
fungsi hepar immature, dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang berat.
- Nekrosis kulit kepala (scalpnecrosis) yang dapat menimbulkan alopesia.