Anda di halaman 1dari 24

REFLEKSI

KASUS
PLASENTA PREVIA

Pembimbing:
INTIHANA MISE
dr.Djemi, Sp.OG., MARS N 111 1 8 0 8 4
BAB I
PENDAHULUAN
Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai
bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm
dan beratnya 500 gram. Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan
memiliki mekanisme khusus untuk menunjang pertumbuhan dan ketahanan
hidup janin. Hal ini termasuk pertukaran gas yang efisien, transport aktif
zat-zat energi, toleransi imunologis terhadap imunitas ibu pada allograft
dan akuisisi janin. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila
terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin atau
pun mengganggu proses persalinan. Salah satu kelainan pada plasenta
adalah kelainan implantasi atau disebut dengan plasenta previa.
Diagnosis plasenta previa jarang dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis, kecuali jika jari dimasukkan melalui serviks dan plasenta teraba.
Pemeriksaan serviks semacam ini tidak boleh dilakukan, kecuali jika wanita
bersangkutan sudah berada di ruang operasi dengan semua persiapan
untuk sesar segera, karena pemeriksaan paling lembut pun dapat
menyebabkan perdarahan hebat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala
memasuki pintu atas panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin
dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak
dikorpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.

Epidemiologi
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan
paritas tinggi dan pada usia di atas 30 tahun. Juga sering
terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal.
Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan
insidennya berkisar 1,7% - 2,9%. Di negara maju insidennya
lebih rendah yaitu kurang dari 1% kemungkinan disebabkan
berkurangnya wanita hamil dengan paritas tinggi.
ETIOLOGI
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau
kurang baiknya vaskularisasi desidua.22
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta
harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta
yang tumbuh meluas akan mendekati atau menutup ostium uteri
internum.

•MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut 22 :
•Perdarahan pervaginam.
•Tanpa nyeri.
•Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan yang sedikit
demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia
sampai syok.
•Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul (PAP) akan terhalang,
tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat menimbulkan asfiksia sampai
kematian janin dalam rahim
KLASIFIKASI
Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi :
Plasenta previa totalis
Plasenta previa parsialis
Plasenta previa marginalis
Plasenta letak rendah

DIAGNOSIS
Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan
berulang. Klinis kelainan letak dari perabaan fornises
teraba bantalan lunak pada presentasi kepala. Pemeriksaan
dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan di kamar
operasi yang telah siap untuk melakukan operasi segera. 22
Diagnosis plasenta previa (dengan perdarahan sedikit)
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Dengan pemeriksaan USG transabdominal ketepatan
diagnosisnya mencapai 95-98%. Dengan USG transvaginal
atau transperitoneal (translabial), ketepatannya akan lebih
tinggi lagi.22
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan,
yaitu :
 Konservatif

Semua wanita hamil yang mengalami perdarahan pada trimester
kedua atau trimester ketiga harus dirawat di rumah sakit. Pasien
diminta istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan darah lengkap.
Jika kemudian ternyata perdarahan tidak banyak dan berhenti serta
janin dalam keadaan sehat dan masih prematur dibolehkan pulang
dilanjutkan dengan rawat jalan dengan syarat telah mendapat
konsultasi yang cukup terhadap keluarga agar segera kembali ke
rumah sakit bila terjadi perdarahan ulang, walaupun kelihatan tidak
mencemaskan
 Aktif

Dilakukan dengan segera mengakhiri kehamilan sebelum terjadi
perdarahan yang dapat menimbulkan kematian, misalnya: kehamilan
telah cukup bulan, perdarahan banyak, dan anak telah meninggal.
KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita
plasenta previa, yaitu : 5,6
1. Komplikasi pada ibu
a. Dapat terjadi anemia, syok hipovolemik bahkan kematian
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c. Infeksi karena perdarahan yang banyak.
 
2. Komplikasi pada janin
a. Kelainan letak janin.
b. Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
c. Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian

PROGNOSIS
Prognosis ibu pada plasenta previa saat ini lebih baik jika
dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini dikarenakan diagnosa yang
lebih dini, ketersediaan transfusi darah, dan infus cairan yang telah ada
di hampir semua rumah sakit kabupaten. Demikian juga dengan
kesakitan dan kematian anak mengalami penurunan, namun masih
belum terlepas dari komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir
spontan maupun karena intervensi seksio cesarea. Karenanya kelahiran
prematur belum sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan
konservatif diberlakukan. 66
Laporan kasus

Tanggal Pemeriksaan : 15-5-2020


Jam : 12.30
Ruangan : IGD Kebidanan RS UNDATA

IDENTITAS
 Nama: Ny. K Nama Suami : Tn. M
 Umur : 40 tahun Umur : 38 tahun
 Alamat : Jl. Kelor Alamat : Jl. Kelor
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
 Agama : Islam Agama : Islam
 Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Anamnesis

 G4P3A0 Usia Kehamilan : 30-31 minggu

 HPHT : 30-09-2019 Menarche : 13 tahun
 TP : 7-06-2020
 Perkawinan : Pertama (20 tahun)

Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien usia 40 tahun, G4P3A0 usia kehamilan 30-31 minggu
masuk ke RSUD Undata dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir
sejak pukul 06.00 wita. Darah berwarna merah segar, tidak
bergumpal, tanpa disertai rasa nyeri, serta tidak ada pelepasan lendir
dan air. Darah merembes terus-menerus. Keluhan tidak disertai
dengan mual, muntah, pusing, sakit kepala, maupun demam. BAB dan
BAK lancar.
Sebelumnya pasien mengaku pernah keluar darah dari jalan lahir
pada usia kehamilan 5 bulan, namun hanya sedikit-sedikit. Pada saat
tersebut pasien tidak memeriksakan kehamilannya kepada tenaga
kesehatan. Tidak ada riwayat jatuh ataupun terbentur pada bagian
perut, riwayat urut disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi (-), Riwayat Diabetes Mellitus (-), Asma (-),
Alergi (-).

Riwayat Obstetri :
1. ♂, lahir di klinik, spontan, letak belakang kepala, aterm, ditolong
bidan, BBL 2700 gram
2. ♀, lahir di klinik, spontan, letak belakang kepala, aterm, ditolong
bidan, BBL 3100 gram
3. ♀, lahir di klinik, spontan, letak belakang kepala, aterm, ditolong
bidan, BBL 3200 gram
4. Hamil sekarang

Riwayat ANC : 4x di bidan


Riwayat Imunisasi : Tetanus toksoid 2x

Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat penyakit kanker payudara dalam keluarga tidak ada

Riwayat Menstruasi :
Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, teratur, sering terasa sakit
saat mentruasi. Riwayat menstruasi sebelumnya teratur (+) tiap bulan
dengan durasi 5-7 hari.

Riwayat kontrasepsi : KB pil.


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
tekanandarah : 110/80 mmhg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,700c axilla

KEPALA-LEHER
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-), pembesaran
KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).

THORAKS
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
PEMERIKSAAN FISIK
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, Batas jantung dalam
keadaan normal.
A : Bunyi pernapasan vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-.Bunyi jantung I/II
murni regular.
EKSTREMITAS :
Edema (-/-), turgor kulit normal, akral hangat

STATUS OBSTETRI
Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentasi bokong
Leopold IV : belum memasuki pintu atas panggul
HIS :-
Pergerakan Janin : Aktif
Janin Tunggal :+
Denyut Jantung Janin : 142 kali/menit
Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
•Darah Rutin
•WBC : 7,1 x 1033/uL
•RBC : 3,9 x 1066/uL
•HGB : 9,6g/dL
•PLT : 219 x 1033/uL
HbSAg : non reaktif

DIAGNOSIS
G4P3A0 + gravid 30-31 minggu + perdarahan antepartum ec. Susp. plasenta previa
+ letak bokong.

PENTALAKSANAAN
•Bed Rest total
•IVFD RL 20 tpm
•Inj. Kalnex 1amp/8jam/iv
•Inj. Dexamethasone 6mg/12jam/iv
•Rencana USG besok
FOLLOW UP

Perawatan hari ke-1


S : Keluar darah dari jalan lahir (+), nyeri perut bagian
bawah (-), BAB/BAK biasa.
O : TD : 100/70 mmHg N : 80 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,5ooC
Konjungtiva anemis (-/-).
Pemeriksaan obstetri :
Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentasi bokong
Leopold IV : bokong belum memasuki pintu atas panggul.
Janin tunggal, pergerakan aktif, DJJ 140kali/menit.
Pemeriksaan genitalia : tampak rembesan darah,
berwarna merah, sedikit, yang keluar dari vagina.
Hasil USG:

 Gravid tunggal intrauterine, DJJ (+) 120 kali/menit, letak bokong

 Placenta pada corpus uteri posterior dan menutup seluruh OUI
(plasenta praevia totalis)

 Cairan amnion cukup, AFI 8,9 cm

 Estimasi kasar usia kehamilan ± 33-34 minggu

 Estimasi berat janin 2551 gram

A : G4P3A0 + gravid 32-33 minggu + perdarahan antepartum ec.


plasenta previa totalis + letak bokong
P:
 Bed Rest total
 IVFD RL 20 tpm
 Inj. Kalnex 1amp/8jam/IV
 Inj. Dexamethasone 6mg/12jam/IV
 Ultrogestan 1 x 200 mg
Perawatan hari ke-2
S : Keluar darah dari jalan lahir (-), nyeri perut bagian bawah (-), BAB/BAK
biasa.
O : TD : 100/70 mmHg N : 78 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,5ooC
Konjungtiva anemis (-/-).
Pemeriksaan obstetri :
Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentasi bokong
Leopold IV : bokong belum memasuki pintu atas panggul.
Janin tunggal, pergerakan aktif, DJJ 148 kali/menit.
Pemeriksaan genitalia : tidak tampak rembesan darah yang keluar dari
vagina
 
A : G4P3A0 + gravid 32-33 minggu + perdarahan antepartum ec. plasenta
previa totalis + letak bokong
 
P: Bed Rest total
IVFD RL 20 tpm
Inj. Kalnex 1amp/8jam/iv
Utrogestan 1 x 200 mg
Perawatan hari ke-3
S : Pengeluaran darah dari kemaluan (-), nyeri perut bagian bawah
(-), BAB/BAK biasa.
O : TD : 110/70 mmHg N : 82 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,5ooC
Konjungtiva anemis (-/-).
Pemeriksaan obstetri :
Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentasi bokong
Leopold IV : bokong belum memasuki pintu atas panggul.
Janin tunggal, pergerakan aktif, DJJ 142 kali/menit.
Pemeriksaan genitalia : tidak tampak darah yang keluar dari
vagina
 
A : G4P3A0 + gravid 32-33 minggu + perdarahan antepartum ec.
plasenta previa totalis + letak bokong
 
P : Bed Rest total
Aff infus
Utrogestan 1 x 200 mg
Rawat jalan
RESUME
Pasien Ny. K 40 tahun, G4P3A0 gravid 30-31 minggu masuk ke RSU
Anutapura dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak pukul 06.00
wita. Darah berwarna merah segar, bergumpal (-), rasa nyeri (-), serta
pelepasan lendir (-) dan air (-), gerakan janin (+). Darah merembes
terus-menerus. Riwayat perdarahan pervaginam saat usia kehamilan 5
bulan. Riwayat trauma (-).
Keadaan umum sakit sedang. Kesadaran kompos mentis. Tekanan darah
110/80 mmHg, denyut nadi 84 kali/menit, laju pernafasan 20 kali/menit,
suhu 36,7°C. Konjungtiva anemis -/-. Pemeriksaan Obstetri: Leopold I 3
jari dibawah prosesus xyphoid, Leopold II punggung kanan, Leopold III
presentasi bokong, dan Leopold IV bokong belum memasuki pintu atas
panggul. Janin tunggal, pergerakan aktif, DJJ 142kali/menit.
Pemeriksaan genitalia, tampak rembesan darah, berwarna merah segar
yang keluar dari vagina. Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan
dalam.
Pada pemeriksaan darah rutinWBC 71.000/uL, RBC 3.900.000/uL, HGB
9,6g/dl, PLT 219.000/uL, HbSAg (non reaktif).
pembahasan
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi
pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internal). Klasifikasi jenis plasenta previa:

 Plasenta previa totalis, ostium uteri internum seluruhnya tertutupi oleh
plasenta.

 Plasenta previa parsialis, sebagian ostium uteri internum tertutupi oleh
plasenta.

 Plasenta previa marginalis, tepi plasenta terletak di batas ostium uteri
internum.

 Plasenta previa letak rendah, plasenta berimplantasi di segmen bawah
uterus sedemikian rupa sehingga tepinya berada pada jarak ≤ 3-4cm
dari ostium uteri internum.
Pada kasus ini, hal yang mendukung diagnosis plasenta previa adalah
dari anamnesis diperoleh adanya keluhan keluarnya darah dari jalan
lahir, tanpa disertai nyeri perut, tidak ada riwayat trauma sebelumnya
dan adanya riwayat perdarahan sebelumnya yang dialami pada usia
kehamilan 5 bulan, namun dalam jumlah yang sedikit, berwarna merah
segar. Dari pemeriksaan fisik ditemukan kedua konjungtiva bulbi tidak
anemis. Pemeriksaan Obstetri: Leopold IV diperoleh janin belum masuk
PAP. Dari pemeriksaan genitalia juga ditemukan keluarnya darah dari
vagina. Hasil pemeriksaan penunjang USG juga didapatkan bahwa
plasenta sepenuhnya menutupi jalan lahir (plasenta previa totalis).
BAB V
KESIMPULAN
Menurut klasifikasi WHO kadar Hb untuk ibu hamil ditetapkan
menjadi tiga kategori yaitu normal (> 11 gr/%), anemia ringan (8-
11 gr/%) dan anemia berat (< 8 gr/% ).
Pada kehamilan dengan plasenta previa perlu diperhatikan
bahwa perdarahan ulang biasanya lebih banyak. Transfusi darah
harus segera diberikan apabila terdapat gejala hipovolemi akibat
perdarahan yang masif walaupun penampakan klinisnya baik. Bhatt
et al menemukan 64,7% ibu dengan plasenta prevvia
membutuhkan trasfusi darah.
Tranfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan
jarang diberikan walaupun Hb kurang dari 6 g/ dl, apabila tidak 
terjadi perdarahan ataupun dengan pemberian per oral tidak
mencukupi kebutuhan Fe selama kehamilan. Darah yang cukup
harus tersedia selama persalinan, yang segera harus diberikan
apabila terjadi perdarahan yang lebih dari biasanya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai