Anda di halaman 1dari 37

 Vulva

1. Hymen inferforata
2. Atresia labiua minora
3. Hypertropi labia minora
4. Duplikasi vulva
5. Hipoplasi vulva
6. Kelainan perineum
 Vagina
1. Septum Vagina
2. Aplasia dan Atresia Vagina
3. Kista Vagina
 Uterus dan Tuba Fallopii
 Ovarium
 Sistem Genital dan sistem traktus urinarium
 Kelaianan pada sistem reproduksi karena keadaan tidak normal
atau karena pengaru hormonal
1. Hymen inferforata
2. Atresia labiua minora
3. Hypertropi labia minora
4. Duplikasi vulva
5. Hipoplasi vulva
6. Kelainan perineum
Hymen inferporata
 Hymen adl suatu membran tipis tidak utuh
yang melingkari orifisium vagina dan
mempunyai satu atau beberapa lubang
yang memungkinkan keluarnya aliran
darah menstruasi.
 selaput dara yang tidak menunjukan
lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu
kelainan yang ringan dan yang cukup
sering dijumpai.
 Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan hymen tampak kebiru-
biruan dan menonjol keluar
(Hematokolpos).
 Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus
akan terisi juga dengan darah haid dan
akan membesar (Hematometra).
 suatu malformasi kongenital tetapi
dapat juga terjadi akibat jaringan parut
oklusif karena sebelumnya terjadi
cedera atau infeksi.
 Kelainan baru diketahui setelah menarche,
 setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia
(nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap
bulan.
 Darah yang terkumpul di dalam vagina
(hematokolpos) menyebabkan hymen tampak
kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging)
akibat meregangnya membran mukosa hymen.
 rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi
dan haid tidak keluar.
 Jika tidak segera ditangani berakibat over distensi
vagina dan kanalis servikalis
 Gejalanya over distensi vagina : rasa sakit perut
bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung
bagian belakang. Gangguan buang air kecil
 Pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan darah rutin, dan urinalisa.
 Pemeriksaan Imaging
Ø Foto abdomen (BNO-IVP) (pemeriksaan
radiografi pada sistem urinaria ), USG abdomen
serta MRI Abdominal dan pelvis dapatmemberikan
gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
Ø Dengan USG untuk mengetahui hematokolpos.
Apabila dengan USG tidak jelas, diperlukan
pemeriksaan MRI.
Ø USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui apakah ada kongenital
anomali traktus urinaria yang menyertai.
 Apabila hymen imperforata dijumpai
sebelum pubertas, membran hymen
dilakukaninsisi/ hymenotomi
 bila dijumpai hymen imperforata pada
anak kecil/ balita tanpa menimbulkan
gejala, maka keadaan diawasi sampai
anak lebih besar dan keadaan anatomi
lebih jelas, untuk mengetahui apakah
yang terjadi hymen imperforata atau
aplasia vagina.
 Disebabkan oleh membrana urogenitales yang tidak
menghilang
 Pengeluaran air kencing dan darah haid tidak
terganggu terdapat lubang kecil di bagian depan
vulva di belakang clítoris
 Koitus masih dapat dilaksanakan
 Kehamilan dapat terjadi Pada saat partus
diperlukan sayatan di garis tengah yang cukup
panjang untuk melahirkan anak
 Atresia labia minora dapat terjadi setelah partus
Oleh karena adanya radang kedua labium minus
melekat
 Pengobatan : melepaskan perlekatan dan menjahit
luka yang timbul Hipertrofi labium minus kanan/kiri
Hipertrofi pada satu atau kedua labium minus
 Bukan sesuatu hal yang mengkhawatirkan
 Bila penderita merasa tidak nyaman dilakukan
pengangkatan jaringan yang berlebihan
 Ukuran dan bentuk labia minora
bervariasi
 Salah satu labia minora dapat lebih
besar
 Pasien harus diyakinkan bahwa ukuran
yang tidak simetri hanya merupakan
suatu variasi, tidak perlu diterapi, kecuali
jika perbedaan ukuran tersebut sangat
jelas mengganggu saat berhubungan
 kelainan kongenital pada sistem
reproduksi dan masalah interseksi yang
lebih berat, sehingga bayi itu tidak
dapat hidup.
 Kelainan-kelainan kongenital alat-alat
genital dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan, seperti keadaan
endometrium yang mempengaruhi
nutrisi mudigah, penyakit metabolisme,
penyakit virus, akibat obat-obatan
teratogenik, dan lain-lain yang terdapat
dalam masa kehamilan
 perkembangan vagina yang kurang
berkembang atau tidak lengkap.
 Hipoplasi adalah kondisi dimana terjadinya
proses pengembangan yang tidak
sempurna pada suatu jaringan tubuh
tertentu.
 Genitalia interna yang juga kurang
berkembang pada keadaan
hipoestrogenisme, infatilisme, dan lain-lain.
 Biasanya ciri-ciri seks sekunder juga tidak
berkembang. Penyebab terjadinya
kelainan ini pada bayi baru lahir tidak
diketahui secara pasti.
 Perineum adalah pintu luar panggul
berbentuk diamond atau dua segitiga.
 Kelainan perineum adalah kelainan
yang terjadi pada perineum karena
kloaka persistens pada septum (sekat)
urogenital yang tidak tumbuh.
 Pada kondisi ini biasanya terjadi pada
bayi yang tidak mempunyai lubang
anus, atau jika ada anus maka anus
bermuara dalam sinus urogenitalis
sehingga hanya terdapat satu lubang
tempat keluar air kencing dan feses.
1. Septum Vagina
2. Aplasia dan Atresia Vagina
3. Kista Vagina
 Septum vagina merupakan kondisi vagina
yang tertutup.
 Septum vagina di kenal dengan vagina
buntu yang memiliki bagian jaringan
menghalangi ujung vagina.
 Gejala yang ditimbulkan oleh vagina
septum yaitu akan mengalami rasa sakit
hebat ketika pertama kali berhubungan
seks hal ini terjadi karena penis sulit
menembus lubang vagina.
 Penanganan pada septum vagina yaitu
dengan cara pembedahan dirumah sakit
oleh spesialis untuk menghilangkan jaringan
berserat yang menyebabkan
penyumbatan divagina.
 Kegaglan perkembangan duktus
muller
 Vagina yang tidak berbentuk dan
lobang vagina hanya lekukan
kloaka.
 Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus gartner atau
duktus mulerri .
 Letaknya lateral dalam vagina bagian proksimal,ditengah
atau distal dibawah orifisium uretra externum .
 Kista berisi cairan jernih dan dindingnya ada yang sangat
tipis ,dan ada pula yang agak tebal.
 Wanita tidak mengalami kesulitan waktu persetubuhan dan
persalinan.Jarang sekali kista ini sedemikian
besarnya,sehingga menghambat turunnya kepala dan perlu
difungsi atau pecah akibat tekanan kepala.
 Adakalanya pada kista terjadi peradangan ,bahkan dapat
pula terjadi abses. Biasanya abses pecah sepontan bila
sudah besar.Apabila tidak perlu dilakukan insisi.
 Kista kecil yang tidak melebihi buah duku biasanya tidak
diketahui oleh penderita dan ini tidak perlu di apa apakan
.tetapi kista yang besar dan di sadari oleh penderita lebih
lebih apabila disertai keluhan,sebaiknya di angkat,saat yang
paling baik untuk pembedahan ialah diluar kehamilan.
 Uterus merupakan suatu organ muscular
berbentuk pir, organ yang tebal, dan
berotot terletak di rongaa pelvis, di antara
vesical urinaria dan rectum
 Kelainan yang sering dijumpai terdiri atas
kelainan-kelainan : Uterus septus , Uterus
Bikornis, Uterus Arkuatus Pada fundus uteri.
 Kelainan pada tuba fallopi mengalami
sumbatan atau penyempitan. Bila
tersumbat, sel telur tak bisa dibuahi sperma
atau embrio yang terbentuk tidak dapat
masuk ke rahim untuk berkembang. Kondisi
ini yang membuat kehamilan sulit terjadi
 Penanganan yang dapat dilakukan
apabila penyumbatan diduga karena
endometriosis diatasi melalui bedah
laparoskopi
 Sebelumnya akan dilakukan
histerosalpingogram (HSG). HSG
merupakan jenis sinar X yang digunakan
untuk menentukan lokasi sumbatan pada
falopi.
 Dalam cara ini akan dimasukkan cairan
kontras ke dalam vagina menuju rahim
melalui saluran falopi.
 Hidrotubasi dilakukan dengan
menyemprotkan cairan ke dalam rongga
rahim untuk menekan tuba falopi agar
sumbatan terbuka
 Ovarium merupakan kelenjar berbentuk
bulat telur terletak di sisi kanan dan kiri
uterus di bawah tuba uterine dan terikat
oleh ligamentum latum di bagian
belakang.
 . Berikut beberapa kelainan pada ovarium :
1. Salpingitis akut menjalar ke ovarium
hingga juga terjadi oophoritis.
2. Adneksitis kronis
Adnexitis kronis disebabkan terjadi :
a) Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
b) Dari permulaan sifatnya kronis seperti
adnexitis tuberculosa
3. Tumor ovarium
Klasifikasi tumor ovarii, sampai sekarang
belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis
maupun secara patologis anatomis
 Sistem urogenital merupakan sistem yang
terdiri dari sistem urinarius dan sistem
genitalia.
 Kelainan kongenital sistem urogenital
merupakan kelainan yang sudah ada sejak
lahir pada sistem urinarius dan sistem
genitalia. Kelainan tersebut dapat
disebabkan oleh faktor genetik maupun
non genetik.
 Kelainan herediter hanya bertanggung
jawab atas kelainan struktural yang
ditemukan pada saat lahir dan penyakit
ginjal polikistik yang dapat diwariskan
mungkin belum akan bermanifestasi secara
klinis sampai dekade ketiga atau keempat
kehidupan.
 Kelainan pada sistm genital dan sistem
traktus urinarium dalam
pertumbuhannya mempunyai
hubungan yang dekat sehingga dapat
terjadi kelainan dalam pertumbuhannya
yang dapat mengenai kedua sistem
tersebut
 Kloaka persistem : tidak terbentuk
septum urorektale
 Ekstrofi kandung kencing :vagina
terdorong ke depan di daerah
suprapubik dan klitoris terbagi dua
karena dinding perut bagian bawah
tidak terbentuk.
 Kelainan karena keadaan tidak normal
merupakan kelainan pada
pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
Kelainan keadaan tidak normal
merupakan sebab terjadinya aborus,
lahir mati atau kematian segera lahir.
 lingkungan, seperti endometrium yang
mempengaruhi nutrisi mudigah, penyakit
metabolic, penyakit virus, akibat obat-
obatan teratogenic.
 Endometriosis
Penyakit ini terjadi ketika ada jaringan yang tumbuh di
dinding uterus. Cara mencegah endometriosis bisa
dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat,
olahraga teratur, hindari stres, dan juga memilah apa
saja yang dikonsumsi sehari-hari.
 Kanker serviks
Jangan sepelekan kanker yang disebabkan human
papillomavirus atau HPV yaitu kanker serviks, bisa
dicegah dengan rutin melakukan pap smear terutama
bagi yang sudah aktif berhubungan seksual dan
melakukan vaksinasi HPV.
 PCOS
adalah singkatan dari polycystic ovary syndrome, yaitu
munculnya kantong berisi cairan di salah satu atau
kedua ovarium. Pencegahan biasanya dokter akan
menyarankan menjalani gaya hidup sehat dan aktif
bergerak sehingga kesehatan sistem reproduksi lebih
terjaga.
 Fibroid Rahim
merupakan salah satu penyakit pada sistem
reproduksi yang kerap terjadi. Dokter biasanya
mendeteksi adanya fibroid ini saat melakukan
pemeriksaan USG.
 Gonorrhea & Chlamydia
jenis infeksi menular seksual di atas kerap terjadi dan
mengganggu kesehatan reproduksi seseorang. Jika
dibiarkan, penyakit seperti gonorrhea dan chlamydia
bisa saja menyebabkan radang panggul. Cara
menghindari tertular infeksi menular seksual bisa
dengan melakukan seks aman dengan memakai alat
kontrasepsi.
 HIV/AIDS
Sebagian besar kasus HIV pada perempuan
diperoleh dari kontak langsung saat
berhubungan seksual dengan pasangan. Tak
hanya itu, berbagi jarum dengan orang yang
terinfeksi juga merupakan media penularan
HIV.
 Disfungsi seksual
Tak hanya pria dengan disfungsi ereksi,
perempuan pun bisa mengalami disfungsi
kehidupan seksual. Cara mencegah
terjadinya disfungsi seksual ada pada
komunikasi. Jangan ragu mendiskusikan hal ini
tak hanya kepada pasangan, tapi juga
tenaga profesional.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai