PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba fallopi, uterus dan
vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum
(Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan
menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat
tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat
dilahirkan.
Tindakan yang tepat serta motivasi yang cermat dari para tenaga kesehatan
untuk menetukan bentuk dan terapi yang diberikan pada penderita dan keluarganya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
perkembangan yang terbentuk pada embrio. Bisa di vagina, leher rahim, rahim dan
saluran tuba yang terjadi saat anak tumbuh di dalam rahim. Beberapa persen dari
populasi wanita memiliki kelainan kongenital pada saluran reproduksi. Kelainan ini
dapat muncul dari gen yang abnormal atau hilang, tetapi mereka yang tidak memiliki
kelainan genetik juga dapat memiliki kondisi ini. Tidak seperti gangguan
setelah anak lahir. Ini mungkin tidak diperhatikan bahkan selama masa pubertas atau
setelah menstruasi dimulai, didiagnosis hanya ketika mereka hamil atau mencoba untuk
hamil.
B. Etiologi
Berdiskusi dengan dokter mengenai riwayat medis dan keluarga dimasa lalu ketika
kelainan bawaan.
3
4
Tanda dan gejala tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisinya.
b. Alat kelamin yang sulit diidentifikasi sebagai perempuan atau laki-laki (alat
kelamin ambigu)
e. Klitoris bengkak
wanita normal
d. Benjolan di perut bagian bawah, biasanya disebabkan oleh darah atau lendir
berdasarkan keadaan kromosom yang tidak normal atau karna pengaruh hormonal,
diantaranya pada bagian vulva, vagina, uterus dan tuba falopi. Beberapa anomali ini
dapat berdampak buruk pada sistem reproduksi wanita dan berkontribusi pada masalah
terkait kehamilan.
a. Duplikasi vulva
Duplikasi vulva jarang sekali ditemukan. Bila ada biasanya ditemukan pula
kelainan-kelainan lain yang lebi berat, sehingga bagi itu tidak dapat hidup.
b. Hypoplasia vulva
c. Kelainan perineum
Pada kloaka persisten karena septum urogenital tidak tumbuh, bayi tidak
mempunyai lubang anus atau anus bermuara dalam sinus urogenitaslis, dan
pengeluaran air kencing dan darah haid. Koitus walaupun sukar masih dapat
janin. Kelainan atresia labia minora juga dapat terjadi pula sesudah partus.
Dalam hal ini radang menyebabkan kedua labia minora melekat, dengan masih
e. Hymen Impervorata
terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau
Hymen berasal dari endodermepitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari
bagian yang persisten dari membranurogenital dan terjadi ketika mesoderm dari
dan jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya
Pokorny & Kozinetz (1988) menerangkan bahwa secara anatomi, hymen pada
setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos.
serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang
Keluhan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama
menstruasi dan haid tidak keluar. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka
darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis,
sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri
(hematometra). Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga
darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum
distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah nyeri pelvis dan sakit
Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke
uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah
urgensi, inkontinensia over flow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada
diantaranya mengalami distensi uterus dan vagina yang luas, setelah diamati
akibat menstruasi retrograde yang terjadi ke dalam rongga abdolmen saat hymen
ukuran labia minora relative dari ukuran labia mayora. Etiologi hipertrofi labia
minora bervariasi dan mungkin multifactor. Beberapa wanita lahir dengan labia
minora yang menonjol. Pada beberapa wanita, hipertrofi labia minora. Belum
ada standar baku dalam menentukan drajat hiprtrofi labia minora, berikut ini
adalah pembagiannya:
2) Ringan sedang, labia minora melebihi 1-3 cm dari permukaan labia mayora.
a. Atresia vagina
Septum yang terbentuk ada pada posisi horizontal. Septum dapat ditemukan
pada bagian proksimal vagina. Dapat juga ditemukan septum di bawah dan pada
b. Septum Vagina
Septum vagina adalah sekat di vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina,
septum vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau vertical yang
Septum vagina terjadi karena adanya gangguan fusi pada duktus mulleri,
masalah tersebut.
menilai pembukaan. Bila kepala sudah turun mencapai hodge III, septum
yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separuh vagina yang
harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kelapa lahir. Akan
Struktur vagina yang kongenital menghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang
utama.
mulleri. Bentuk yang paling parah adalah tidak terbentuknya saluran reproduksi
yaitu vagina, uterus dan tuba fallopi. Bentuk kelainan penyatuan yang paling
c. Kista Vagina
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering
ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan adapula yang berbentuk
anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan
lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan.
Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal disekitarnya dan
tidak dapat menyebar kebagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relative
penderitanya.
dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
3. Kelainan kongenital uterus dan tuba palopi: rahim bersekat, rahim bikornuata,
a. Uterus Unikornis
11
berkembang dengan baik. Pada uterus unikornis vagina dan serviks normal
sedangkan uterus hanya mempunyai satu tanduk dan satu tuba. Kelainan ini
biasanya terjadi pada orang yang punya satu ovarium dan satu ginjal. Bila kedua
duktus Mulleri tidak terbentuk uterus dan vagina tidak ada kecuali 1/3 bagian
Patofisiologinya pada unicornuate uterus, jumlah indung telur sama seperti biasa
(dua buah), tetapi hanya satu yang akan terhubung ke rahim. Wanita yang
memiliki kelainan ini bisa mengandung namun risiko kegugurannya akan lebih
besar. Kejadian abortus spontan pada kasus unikornis berkisar antara 20% dari
Perempuan dengan uterus unikornis dan tidak ada riwayat kehilangan kehamilan
reseksi pada uterus dengan kornu yang rudimenter karena indikasi disminore
b. Uterus bikornis
Etiologinya Uterus bikornis unikolis adalah uterus yang memiliki satu serviks
akan tetapi terdapat 2 tanduk masing-masing dengan 1 kavum uteru dan 1 tuba
dan 1 ovarium. Kelainan ini terjadi pada 10% dari kejadian kelainan duktus
Mulleri, sebagai akibat dari fusi yang tidak sempurna kornu uterus setinggi
fundus, sehingga terdapat dua cavum uteri yang saling berhubungan dan satu
serviks. Belahan sagital uterus yang dimulai dari luar uterus sampai mencapai
dapat hamil namun mengalami resiko abortus spontan dan persalinan premature.
Secara umum kejadian abortus spontan antara 32%, persalinan premature 21%,
c. Uterus didelfis
Etiologinya uterus bikornis bikollis atau uterus didelphys adalah uterus dengan
dua bagian terpisah yang jelas dan sering ditemukan bersaman dengan adanya
dua vagina atau satu vagina dengan sekat. Patofisiologinya Wanita dengan
bentuk ginjal. Intervensi bedah belum terbukti secara ilmiah, namun septum
persalinan melalui jalan lahir. Teknik bedah yang digunakan adalah metode
metroplasti Strassman.
Septum uterus adalah akibat dari tidak terjadinya penyerapan yang tidak lengkap
dari jaringan fibromukular yang paling sedikit dimulai atau terjadi atau terjadi
pada fundus uteri atau dapat memanjang sampai membagi kavum uteri atas dua
abortus pada masa awal kehamilan (<13 minggu) sebanyak 25% dan 6,2%
keguguran akhir masa awal kehamilan pada perempuan dengan septum uterus
Kelainan-kelainan bawaan pada uterus dan kedua tuba adalah kelainan yang
timbul pada pertumbuhan duktus mulerri berupa tidak terbentuknya satu atau kedua
sering disertai oleh kelainan pada traktus urinarius, sedangkan ovarium sendiri
biasanya normal. Terjadinya kelainan bentuk ini dapat disebabkan oleh kelainan
kongenital dan kelainan yang didapat. Kelainan Kongenital dapat terjadi karena :
Dalam hal peristiwa ini vagina dan serviks bentuknya normal, sedangkan
uterus hanya mempunyai satu tanduk serta satu tuba, dan biasanya hanya ada
satu ovarium serta satu ginjal. Apabila kedua duktus mulleri tidak terbentuk,
15
maka uterus dan vagina tidak ada kecuali sepertiga bagian bawah vagina.
Selain itu kedua tuba juga tidak terbentuk atau terdapat rudimeter. Dengan
adanya ovarium yang normal ciri-ciri seks sekunder tampak normal, akan
Kegagalan untuk bersatu seluruhnya atau sebagian dari kedua duktus mulleri
1) Perlekatan Intrauterin
perlekatan ringan sampai dengan seluruh kavum uteri. Perlekatan ini diduga
yang paling sering dijumpai pada perempuan usia reproduktif. Tumor ini
(Sarwono, 2008).
kelainan uterus yang lain seperti septum uterus, dan bikornis. Sebagian besar
kasus yang terjadi merupakan akibat dari trauma bedah pada serviks yaitu
2008).
melalui pembedahan. Jika ada penyumbatan pada vagina dan/atau rahim, prosedur
operasi diperlukan untuk memperbaiki masalah tersebut. Jika kelainan terdeteksi pada
17
tahap awal, yang berarti, selama masa kanak-kanak, prosedur pembedahan ditunda
sampai anak lebih besar dan menstruasi dimulai (meskipun ada beberapa operasi untuk
gangguan saluran reproduksi yang dilakukan pada anak-anak). Setelah menilai area,
intensitas, gejala atau kekhawatiran tentang kehamilan yang sukses, jika dokter
1. Laparoskopi
Laparoskopi adalah jenis operasi lubang kunci yang dilakukan di daerah perut
yang cepat, mengurangi rasa sakit dan tidak ada bekas luka yang panjang. Saat
tidak perlu menginap di rumah sakit semalaman karena laparoskopi adalah prosedur
invasif minimal.
2. Histeroskopi
yang langka, jika seorang gadis dilahirkan tanpa vagina, pilihan untuk membuat
disarankan untuk menggunakan dilator karena ini adalah perawatan yang paling
sederhana dan efektif. Area di mana vagina seharusnya bisa diregangkan dan
dilebarkan dengan alat ini. Melalui jalur non-operatif ini, dibutuhkan empat hingga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penyakit metabolic, penyakit virus, akibat obat-obat teratogenic, dan lain-lain yang
terdapat dalam masa kehamilan. Sebagian besar dari kelainan ini tidak mengikut
sertakan ovarium atau genetalia eksternal, sehingga banyak diantaranya tidak terdeteksi
gangguan dalam sistem reproduksi dapat disebabkan oleh kromosom yang tidak normal
atau juga karena pengaruh hormonal, diantaranya pada bagian vulva, vagina, uterus dan
tuba falopi.
B. Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan untuk
18