LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh :
Ervan Efendi
22300015
Preseptor Klinik:
Dina Delvin Anggriani, S.Keb.,Bd
Ns. Fiesta Erlysativani, S.Kep
Preseptor Akademik:
Ns. Arjuna, M. Kep., Sp.Kep.K
A. TINJAUAN TEORITIS
I. Konsep Penyakit
janin dalam kandungan pada kehamilan yang usianya kurang dari 20 minggu atau
usia kehamilan yang kurang dari 22 minggu berat janin tidak diketahui, salah satu
masih ada sisa yang tertinggal di dalam uterus. Biasanya perdarahan yang terjadi
kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi (Sari & Prabowo, 2018). Abortus
Inkomplit adalah salah satu jenis keguguran yang ditandai dengan pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum usia 20 minggu dengan masih
ada sisa yang tertinggal di dalam uterus (Ekasari & Natalia, 2019).
Abortus Inkomplit adalah salah satu jenis keguguran yang ditandai dengan
dengan masih ada sisa yang tertinggal di dalam uterus (Ekasari & Natalia, 2019).
Queenan, MD., pasien dengan abortus 50% tidak diketahui penyebabnya. Faktor-
a. Faktor fetal Keguguran pada hamil muda disebabkan abnormalitas zigot, atau
b. Hubungan ibu dan janin bisa hancur oleh sel natural killer yang diaktivasi
oleh kekebalan yan dibuat oleh sistem imun termasuk masalah hormon dan
lingkungan,dan infeksi.
c. Faktor Ibu Faktor ibu yang dapat menyebabkan keguguran yaitu ibu yang
radang ginjal, malaria. Selain itu toksin, bakteri dan virus juga dapat
1. Vagina
[Type here]
Introitus vaginae tertutup pada himen (selaput dara), suatu lipatan selaput
setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput
dara (hiatus himenalis) umumnya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking.
Pada koitus pertama himen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan
karunkulae mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada himen ialah hymen
lubang himen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau
sekali; maka selayaknya para dokter memperhatikan hal ini. Pada seorang
pemeriksaan rektal. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5 cm,
2/3 bagian atas vagina berasal dari duktus Miilleri (asal dari entoderm),
kecil epitel itu amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi, khususnya oleh
ruga di tengah-tengah bagian depan dan belakang ada bagian yang lebih
bagian distal vagina pada seorang virgo atau nullipara, sedang pada seorang
jaringan ikat terdapat otot-otot dengan susunan yang serupa dengan susunan
otot usus. Sebelah luar otot-otot terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan
dinding vagina bagian bawah terdapat urethra sepanjang 2,5-4 cm. Bagian atas
posterior yang jauh lebih luas daripada forniks anterior. Di samping kedua
forniks itu dikenal pula forniks lateralis sinistra dan dekstra. Umumnya
dinding depan dan belakang vagina dekat mendekati. Pada wanita yang telah
melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang
kondor dan agak merosot (sistokele dan rektokele). Pada seorang virgo
2. Uterus
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah
peer yang sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di
tempat yang paling lebar 5,25 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus
uteri (% bagian atas) dan serviks uteri (VS bagian bawah). Di dalam korpus
uteri terdapat rongga (kavum uteri), yang membuka ke luar melalui saluran
uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian yang disebut isthmus uteri.
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan kiri
merupakan otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam
sedang korpus uteri berarah ke depan dan membentuk sudut 120°-130° dengan
pada wanita dewasa 2:1. Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum
viserale).Jadi, dari luar ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa
arteria uterina, ranting dari arteria iliakainterna, dan dari arteria ovarika.
3. Tuba
Tuba Fallopii ialah saluran telur berasal — seperti juga uterus — dari
duktus Miilleri. Rata-rata panjangnya tuba 11-14 cm. Bagian yang berada di
dinding uterus dinamakan pars intertisialis, lateral dari itu (3-6 cm) terdapat
pars isthmika yang masih sempit (diameter 2-3 mm), dan lebih ke arah lateral
lagi pars ampullaris yang lebih lebar (diameter 4-10 mm) dan mempunyai
ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot
ampulla. Mukosa Tuba terdiri atas epitel kubik sampai silindrik, yang
4. Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di
latum. Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh
ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu korpus luteum
lapisan sel-sel saja sampai folikel de Graaf yang matang.Folikel yang matang
ini terisi dengan likuor follikuli yang mengadung estrogen, dan siap untuk
folikel- folikel. Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun
[Type here]
159.000, antara umur 26-35 tahun menurun sampai 59.000, dan antara 34-45
5. Vulva
vulva dilingkari oleh labia majora (bibir besar) yang ke belakang menjadi satu
terdapat jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris. Medial dari
bibir besar ditemukan bibir kecil (labia minora) yang ke arah perineum
ini terletak fossa navikulare. Kanan dan kiri dekat pada fossa navikulare ini
dapat dilihat dua buah lubang kecil tempat saluran kedua glandulae Bartholini
eksternum (lubang kemih). Di kanan kiri lubang kemih ini terdapat dua lubang
4. Manifestasi Klinik
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat
d. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang
5. Patofisiologi
ini oleh uterus dianggap sebagai benda asing sehingga uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya.
Lahir Normal
Risiko perdarahan
Pelepasan terus ansietas
berlangsung
6. Komplikasi
syok, infeksi sampai dengan kematian. Perdarahan bisa dihentikkan dengan cara
melakukan tindakan kuret, yang tujuan untuk membersihkan jaringan yang tersisa
di uterus. kemudian perforasi dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
menentukkan luasnya perlukaan yang terjadi. Selain itu infeksi genetalia eksterna
yaitu staphylococci, sedangkan pada vagina ada lactobacili. Selain itu komplikasi
[Type here]
2016).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Inspeksi vulva : Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil
b. Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
c. Vagina touche : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan
hidup.
5) BMR dan kadar udium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau
6) Psiko Analisa
8. Penatalaksanaan Medis
[Type here]
1. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis
2. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikan
3. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, maka lakukan
5. dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding
6. Pada pasien menolak dirujuk, beri pengobatan sama dengan yang diberikan
1. Pengkajian
Pada anamnesis yang dikaji adalah keluhan utama, riwayat penyakit sekarang
dan riwayat terdahulu Riwayat kesehatan klien, yang terdiri atas : Riwayat penyakit
sekarang, Riwayat pembedahan, Riwayat penyakit yang pernah dialami, Riwayat
penyakit keluarga, Riwayat kehamilan, Riwayat seksual, Riwayat pemakaian obat,
Pola aktivitas sehari-hari : kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan baik sebelum dan saat sakit,
Pemeriksaan Fisik
2. Diganose Keperawatan
Intervensi keperawatan :
a. Mandiri :
1) Kaji perdarahan pervagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan,
derajat aliran dan banyaknya
2) Kaji adanya gumpalan darah
3) Kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan
4) Observasi tanda-tanda vital
5) Kaji input dan output pasien
b. Kolaborasi :
1) Kolaborasi dengan dokter dalam monitor nilai HB dan Hematokrit
klien
2) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intravena
Intervensi keperawatan :
a. Mandiri :
[Type here]
1) Kaji rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan
intensitas nyeri dengan menggunakan rentang intensitas pada skala 0-10
2) Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien dalam ruangan
3) Observasi tanda-tanda vital
4) Lakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti posisi,
teknik relaksasi
b. Kolaborasi :
1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring, kelemahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan klien
dapat melakukan aktifitas sesuai dengan toleransinya
Kriteria hasil :
1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
pernapasan dan nadi
2) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal : Tekanan darah siastole 110-120
MmHg, diastole 80-85 MmHg, Nadi 60-80 x/menit, Pernapasan 12-20
x/menit, Suhu 36,5˚c-37,5˚c.
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan (Suarni, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, L. M., & Sayono. (2015). Faktor Risiko Kejadian Abortus (Studi di Rumah Sakit
Amita, D., Fernalia, & Yulendasari, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
TerhadapIntensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/download/124/69
Anitasari, B. (2014). Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help Wiedenbach Dan Social
Nyeri pada Pasien Post Operasi Caesar di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Çelik, A., Yaman, H., Turan, S., Kara, A., Kara, F., Zhu, B., Qu, X., Tao, Y., Zhu, Z.,
Dhokia, V., Nassehi, A., Newman, S. T., Zheng, L., Neville, A., Gledhill, A., Johnston,
D., Zhang, H., Xu, J. J., Wang, G., … Dutta, D. (2018). faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Abortus Inkomplit RSIA Siti Khadijah 1 Makassar Tahun 2018.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001
Di, A., Ungaran, R., & Tengah, J. (2017). Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian
Duhita, F. (2014). Asuhan Kehamilan Berdasarkan Bukti (F. Husin (ed.); 1st ed.). Sagung
Seto.
[Type here]
Flow, P., Untuk, M., Self, P., & Concrete, C. (2017). Efektivitas Relaksasi Autogenik untuk
Halder, M., Petsophonsakul, P., Akbulut, A. C., Pavlic, A., Bohan, F., Anderson, E., Maresz,
K., Kramann, R., & Schurgers, L. (2019). Vitamin K: Double bonds beyond coagulation
insights into differences between vitamin K1 and K2 in health and disease. International
Handa Gustiawan. (2019). Perbedaan Pengaruh Terapi Murottal selama 15 Menit dan 25
Menit terhadap penurunan Skala Nyeri pada Pasien Pasca Bedah. Αγαη, 8(5), 55.
ruang kebidanan rsud mayjend. hm. ryacudu kota bumi. Jurnal Kesehatan, VII(1), 17–
25.
Mayor, P. R. E. O., Meiza, A., Puspasari, D., Kardinah, N., VILDAYANTI, H., Puspitasari, I.
M., Sinuraya, R. K., Ifdil, D. F. A. &, Apriady, T., Yanis, A., & Yulistini, Y. (2018). the
Relationship Karakateristik and Family Support With Anxiety Levels of Patients Pre
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(2),
83–87. https://doi.org/10.25311/keskom.vol2.iss2.50
Priscilla, V., Ningrum, D. C. R., & Fajria, L. (2012). Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam dan Kompres Hangat Dalam Menurunkan Dismenore pada Remaja SMA
https://doi.org/10.25077/njk.8.2.187-195.2012
https://doi.org/10.31227/osf.io/etzc3
Rosida, L., Imardiani, I., & Wahyudi, J. T. (2019). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik
Terhadap Kecemasan Pasien di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Pusri