VERDINANDUS AGUINALDO
NIM: 891232033
A. Pengertian
Abortus atau yang lebih sering disebut keguguran adalah kematian janin dalam
kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu (Alodokter, 2022).
Abortus inkomplit merupakan keguguran yang tidak lengkap, dimana jaringan dari
kehamilan masih tertinggal di rahim. Gejala utama abortus inkomplit mirip dengan jenis
keguguran pada umumnya (Halodoc, 2022).
B. Etiologi
1. Faktor fetal
Keguguran pada hamil muda disebabkan abnormalitas zigot, atau plasenta. Selain itu
abnormalitas pada kromosom, abnormalitas kromosom diturunkan dari gen kedua orang
tuanya. Sekitar 95 % dari kelainan kromosom disebabkan oleh kegagalan
gametogenesis. Autosomaltrisomi adalah kelainan kromosom yang paling sering
ditemukan pada abortus trimester awal. Adanya riwayat abortus sebelumnya akan
meningkatkan risiko fetalaneuploidy dari 1 % menjadi 2%. Kelainan monosomy X akan
menyebabkan sindrom Turner, dimana biasanya mengalami keguguran dan
kemungkinan kecil janin tidak akan bertahan sampai TM 3. Triploid sering
dihubungkan dengan Mola Hidatidosa parsial. Janin dengan jumlah kromosom normal
(Euploidy) (46 XY / XX) cenderung lebih lama daripada janin dengan Aneuploidy.
2. Faktor imunologi
Hubungan ibu dan janin bisa hancur oleh sel natural killer yang diaktivasi oleh
kekebalan yan dibuat oleh sistem imun termasuk masalah hormon dan
hiperkoagulabilitas darah yang disebabkan oleh peningkatan antibodi antikardiolipin
yang mempunyai peran dalam merangsang keguguran. Faktor lainnya disebabkan
karena rokok, obat-obatan, stres, diet, faktor lingkungan,dan infeksi.
3. Faktor Ibu
Faktor ibu yang dapat menyebabkan keguguran yaitu ibu yang mempunyai penyakit
mendadak misalnya radang paru- paru, tipus perut, radang ginjal, malaria. Selain itu
toksin, bakteri dan virus juga dapat menyebabkan kematian janin melalui plasenta.
C. Manifestasi Klinis
1. Perdarahan sedikit atau banyak dan terdapat bekuan darah.
2. Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat.
3. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
4. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau sudah
menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
5. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapatmenyebabkan syok
D. Komplikasi
Komplikasi akibat abortus inkomplit antara lain : Perdarahan, Perforasi, syok, infeksi
sampai dengan kematian. Perdarahan bisa dihentikkan dengan cara melakukan tindakan
kuret, yang tujuan untuk membersihkan jaringan yang tersisa di uterus. kemudian perforasi
dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hireretrofleksi. saat tejadi perforasi
laparotomi segera dilakukan untuk menentukkan luasnya perlukaan yang terjadi. Selain itu
infeksi genetalia eksterna yaitu staphylococci, sedangkan pada vagina ada lactobacili. Selain
itu komplikasi dapat terjadi kematian, kematian ibu sekitar 60 hingga70 % disebabkan
oleh perdarahan, abortus berkontribusi terhadap kematiansekitar 15 %.
E. Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus imminiens adalah abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam,
sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasilkonsepsi masih baik di dalam uterus.
2. Abortus Insipiens adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks
yang telah mendatar, sedangkan hasilkonsepsi masih berada lengkap didalam uterus.
3. Abortus Inkomplit adalah abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim
dan masih ada yang tertinggal.
4. Abortus Komplit adalah abortus dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus
pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
5. Missed Abortion adalah abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus tel ah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih
dalam kandungan.
6. Abortus Infeksius dan abortus septik adalah abortus infeksius, adanya abortus yang
disertai dengan infeksi genital.
7. Abortus Habitualis adalah abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau
lebih.
F. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas
dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan
dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus
dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah
diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging.
Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol – benjol karena
terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen (fetus papiraseus) kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera
dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut
membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat
menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
G. Pathway Keperawatan
Pelepasan
mudigah
Pembedahan/operasi
Risiko perdarahan
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan
anomali kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan
glandula thyroidea.
5. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
J. Pengkajian Fokus
1. Identitas klien
Identititas ini meliputi : nama, umur, agama, suku, pendidikan,pekerjaan, alamat.
2. Data subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi data klien. Data tersebut tidak dapat ditentukan oleh petugas kesehatan
secara independen tapi melalui suatu interaksi atau komunikasi secara langsung dengan
klien.
3. Alasan masuk Rumah Sakit
Untuk mengetahui alasan yang membuat pasien datang yang berhubungan dengan
abortus inkomplit. Keluhan utama untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi
berkaitan dengan masa kehamilan,misalnya ada pengeluaran darah dari jalan lahir, pada
kasus abortus biasa terjadi pengeluaran darah dari jalan lahir, badan terasa lemas, nyeri
perut dan penglihatan kunang-kunang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Ada tidaknya riwayat penyakit yang diderita sekarang
5. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, dan kronis seperti
jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
6. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah keluarga ada yang menderita penyakit seperti asma, hepatitis,
diabetes melitus derta penyakit menular sepertiTBC dan hepatitis.
7. Riwayat menstruasi
Meliputi : haid pertama, siklus haid, lamanya haid, jumlah darah yang keluar,
pernahkan mengalami nyeri haid.
8. Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui status pernikahan, lamanya pernikahan, menikah atau tidak menikah,
berapa kali perkawinan dan berapa jumlah anak yang dilahirkan.
9. Riwayat KB
Kaji apakah pasien pernah mengikuti KB kontrasepsi, jenis kontrasepsi, berapa lama
pemakaian, rencana KB setelah kuret dan kontrasepsi apa yang digunakan.
10. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui selama masa kehamilan, apakah ibu terdapat penyakit, dan upaya
yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.
11. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
a. Status generalis
1) Keadaan umum : Setelah dilakukan kuret biasanya hasil yang didapatkan
sedang. Adapun tanda-tanda dari post kuret yaitu adanya nyeri,dan lemas.
2) Kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen, atau koma.
b. Vital Sign
1) Tekanan darah, dilakukan pemeriksaan tekanan darah, sistolik 90-130mmHg dan
diastolik 70-90mmHg, tekanan darah pada abortus normal atau menurun.
2) Suhu tubuh, normalnya 36,5º-37,5ºC.
3) Nadi, untuk mengetahui denyut nadi pasien dilakukan pemeriksaan, normal nadi
60-100 x/ menit. Pada pasien yang mengalami keguguran biasanya denyut nadi
normal, cepat dan lambat.
4) Respirasi Rate, periksa frekuensi pernafasan yang dihitung dalam menit,
normalnya 16-24 x/ menit. Pada kasus abortus biasanya didapatkan hasil
pernapasan lebih lambat.
c. Tinggi Badan
Bila badan kurang dari 145 cm perlu diwaspadai kemungkinan ibu mempunyai
panggul yang sempit.
d. Lingkar Lengan Atas
Normal LILA pada ibu hamil 2,35cm, jika kurang dari 2,35cm maka dianggap
status gizi kurang.
e. Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan kepala meliputi mata,hidung,mulut dan gigi, leher,rambut
f. Pemeriksaan dada
Ada tidaknya nyeri dada, pergerakan pernapasan, payudara membesar, areola
ukuran lebih luas.
g. Pemeriksaan abdomen
Untuk mengetahui keadaan kontraksi uterus,TFU
h. Genetalia
Meliputi kebersihan, raba kulit didaerah selakangan, pada keadaan normal
tidak teraba benjolan kelenjar.
i. Ektremitas
Untuk mengetahui apakah terdapat varises.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan tentang medikasi berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan ditandai dengan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi).
4. Risiko syok dibuktikan dengan Kekurangan volume cairan
5. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif.
L. Perencanaan Keperawatan
No
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1. PENGKAJIAN
Pengkajian tanggal : 21 Januari 2024
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama pasien : Ny. FO Nama suami : Tn Y
Umur : 34 Tahun Umur : 37 Tahun
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.MT haryono Alamat :jl. MT haryono
Sintang
3 Abortus
5. Riwayat keluarga berencana :
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan : Kondom
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak ada
Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah kehamilan sekarang :
Suntikan KB
Jumlah anak yg direncanakan : 3 Orang anak
6. Riwayat kesehatan :
Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Klien Keluarga
Jantung Tidak ada Tidak ada
Tekanan Darah tinggi Tidak ada ada
(hipertensi)
Hepar Tidak ada Tidak ada
Diabetes Mellitus Tidak ada Tidak ada
PMS (Penyakit Tidak ada Tidak ada
Menular Seksual)à
misal gonnorhoe,
sifilis
Campak Tidak ada Tidak ada
Malaria Tidak ada Tidak ada
T.B.C Tidak ada Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada
7. Kebutuhan dasar khusus
a. Kenyamanan
Ketidaknyamanan yg dirasakan selama kehamilan :
sesekali merasakan Nyeri perut bawah
Apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi ketidaknyamanan :
pasien mengatakan saat terasa nyeri perut bawah. pasien hanya
menahannya saja
Pemeriksa,
ttd
(Verdinandus Aguinaldo)
2. ANALISA DATA
1. S: Nyeri Akut Agen
pencedera
pasien mengatakan Nyeri fisiologis
perut bagian bawah rasanya
seperti di remas- remas
hilang timbul.
O:
o skala 4
o terjadi secara hilang timbul.
o Pasien tampak meringis
kesakitan
o pasien tampak gelisah
o Tekanan darah: 130/77
mmHg, Nadi: 93x/menit,
Suhu :36ºC, RR : 20
x/menitRiwayat Sosial
2. S: Ansietas krisis
Pasien mengatakan merasa situasional
kahwatir bila darah yang
kelaur semakin banyak
O:
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. RENCANA KEPERAWATAN
No
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Jam
21-1-2024 1 - Melakukan komunikasi S:
terapeutik o Pasien mengatakan nyeri
15.00 WIB - Mengidentifikasi skala nyeri hilang timbul
O:
o Pasien berbaring ditempat
tidur
o Pasien tampak sesekali
meringis kesakitan
21-1-2024 2 - Memonitor tanda-tanda S:
15.00 WIB ansietas o Pasien mengatakan takut
- Menciptakan suasana bila harus dikuret
terapeutik O:
o Pasien tampak cemas
22-1-2024 1 S: ttd
o Pasien mengatakan nyeri berkurang
08.00 WIB o pasien mengatakan akan mengikuti saran dari petugas
O:
o Pasien berbaring ditempat tidur
o skala nyeri 2
o TD 120/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 17 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
22-1-2024 2 S: ttd
o Pasien mengatakan sudah siap untuk dikuret
08.45 WIB O:
o Pasien tampak cemas
o pasien tampak gelisah
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
23-1-2024 1 S: ttd
08.00 WIB o Pasien mengatakan nyeri perut tidak sakit seperti
pertama dirasakan
o pasien mengtakan nyeri sudah berkurang
O:
o Pasien berbaring ditempat tidur
o Pasien tampak rileks
o skala nyeri 1
o TD 120/70 mmHg, Nadi 77 x/menit, RR 16x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan sampai pasien pulang
23-1-2024 2 S: ttd
08.00 WIB o Pasien mengatakan tidak cemas lagi
o pasien mengatakan berterimakasih kepada petugas
O:
o Pasien tampak rileks dan tenang
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan