Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.FO DENGAN DIAGNOSA MEDIS : ABORTUS INKOMPLIT

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

VERDINANDUS AGUINALDO

NIM: 891232033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK
TAHUN 2024
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Abortus atau yang lebih sering disebut keguguran adalah kematian janin dalam
kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu (Alodokter, 2022).
Abortus inkomplit merupakan keguguran yang tidak lengkap, dimana jaringan dari
kehamilan masih tertinggal di rahim. Gejala utama abortus inkomplit mirip dengan jenis
keguguran pada umumnya (Halodoc, 2022).

B. Etiologi
1. Faktor fetal
Keguguran pada hamil muda disebabkan abnormalitas zigot, atau plasenta. Selain itu
abnormalitas pada kromosom, abnormalitas kromosom diturunkan dari gen kedua orang
tuanya. Sekitar 95 % dari kelainan kromosom disebabkan oleh kegagalan
gametogenesis. Autosomaltrisomi adalah kelainan kromosom yang paling sering
ditemukan pada abortus trimester awal. Adanya riwayat abortus sebelumnya akan
meningkatkan risiko fetalaneuploidy dari 1 % menjadi 2%. Kelainan monosomy X akan
menyebabkan sindrom Turner, dimana biasanya mengalami keguguran dan
kemungkinan kecil janin tidak akan bertahan sampai TM 3. Triploid sering
dihubungkan dengan Mola Hidatidosa parsial. Janin dengan jumlah kromosom normal
(Euploidy) (46 XY / XX) cenderung lebih lama daripada janin dengan Aneuploidy.
2. Faktor imunologi
Hubungan ibu dan janin bisa hancur oleh sel natural killer yang diaktivasi oleh
kekebalan yan dibuat oleh sistem imun termasuk masalah hormon dan
hiperkoagulabilitas darah yang disebabkan oleh peningkatan antibodi antikardiolipin
yang mempunyai peran dalam merangsang keguguran. Faktor lainnya disebabkan
karena rokok, obat-obatan, stres, diet, faktor lingkungan,dan infeksi.
3. Faktor Ibu
Faktor ibu yang dapat menyebabkan keguguran yaitu ibu yang mempunyai penyakit
mendadak misalnya radang paru- paru, tipus perut, radang ginjal, malaria. Selain itu
toksin, bakteri dan virus juga dapat menyebabkan kematian janin melalui plasenta.
C. Manifestasi Klinis
1. Perdarahan sedikit atau banyak dan terdapat bekuan darah.
2. Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat.
3. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
4. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau sudah
menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
5. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapatmenyebabkan syok

D. Komplikasi
Komplikasi akibat abortus inkomplit antara lain : Perdarahan, Perforasi, syok, infeksi
sampai dengan kematian. Perdarahan bisa dihentikkan dengan cara melakukan tindakan
kuret, yang tujuan untuk membersihkan jaringan yang tersisa di uterus. kemudian perforasi
dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hireretrofleksi. saat tejadi perforasi
laparotomi segera dilakukan untuk menentukkan luasnya perlukaan yang terjadi. Selain itu
infeksi genetalia eksterna yaitu staphylococci, sedangkan pada vagina ada lactobacili. Selain
itu komplikasi dapat terjadi kematian, kematian ibu sekitar 60 hingga70 % disebabkan
oleh perdarahan, abortus berkontribusi terhadap kematiansekitar 15 %.

E. Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus imminiens adalah abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan pervaginam,
sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasilkonsepsi masih baik di dalam uterus.
2. Abortus Insipiens adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks
yang telah mendatar, sedangkan hasilkonsepsi masih berada lengkap didalam uterus.
3. Abortus Inkomplit adalah abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim
dan masih ada yang tertinggal.
4. Abortus Komplit adalah abortus dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus
pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
5. Missed Abortion adalah abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus tel ah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih
dalam kandungan.
6. Abortus Infeksius dan abortus septik adalah abortus infeksius, adanya abortus yang
disertai dengan infeksi genital.
7. Abortus Habitualis adalah abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau
lebih.

F. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas
dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan
dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus
dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah
diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging.
Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol – benjol karena
terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen (fetus papiraseus) kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera
dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut
membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat
menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
G. Pathway Keperawatan

Faktor Predisposisi Proses pembuahan Tumbuh


&berkembangdi
- Faktor uterus
kavum uteri
- Faktor ovum Lahir normal
- Faktor hormonal
- Faktor lain Kurang informasi
Defisiensi/kurang
pengetahuan

Tumbuh tidak diluar kavum


uteri/kehamilan(diuterus,ovarium,intraligamenter,abdominal,kombinasi,tuba
dan servikal)

Hasil konsepsi Terjadi abortus/ruptur Ruptur dinding


matidini dan lalu masuk ke uterus,ovarium/ses
doresorbsi tuba,lumen uailetak implantasi
Lisis pada lapisan
uterusyang sudah Terjadi perdarahan
disiapkan untuk pembukaan Trauma kecil seperti
implantasi pembuluh koitus,vaginal toucher

Pelepasan
mudigah
Pembedahan/operasi

Pelepasan tidak sempurna


ansietas

Risiko perdarahan

Tuba membesar dan


kebiruan/hepatosalping

Pelepasan histamin,prostaglandin nyeri


H. Penatalaksanaan
1. Anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang
mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu.
5. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
6. Bila disertai syok karena perdarahanm diberikan infuse cairan fisiologis NaCl atau Ringer
Laktat dan trasfusi darah selekas mungkin
7. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan dengan kuret tajam dan diberikan suntikan untuk
mempertahankan kontraksi otot uterus.
8. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, dilakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
9. Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan
anomali kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan
glandula thyroidea.
5. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
J. Pengkajian Fokus
1. Identitas klien
Identititas ini meliputi : nama, umur, agama, suku, pendidikan,pekerjaan, alamat.
2. Data subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi data klien. Data tersebut tidak dapat ditentukan oleh petugas kesehatan
secara independen tapi melalui suatu interaksi atau komunikasi secara langsung dengan
klien.
3. Alasan masuk Rumah Sakit
Untuk mengetahui alasan yang membuat pasien datang yang berhubungan dengan
abortus inkomplit. Keluhan utama untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi
berkaitan dengan masa kehamilan,misalnya ada pengeluaran darah dari jalan lahir, pada
kasus abortus biasa terjadi pengeluaran darah dari jalan lahir, badan terasa lemas, nyeri
perut dan penglihatan kunang-kunang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Ada tidaknya riwayat penyakit yang diderita sekarang
5. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, dan kronis seperti
jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
6. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah keluarga ada yang menderita penyakit seperti asma, hepatitis,
diabetes melitus derta penyakit menular sepertiTBC dan hepatitis.
7. Riwayat menstruasi
Meliputi : haid pertama, siklus haid, lamanya haid, jumlah darah yang keluar,
pernahkan mengalami nyeri haid.
8. Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui status pernikahan, lamanya pernikahan, menikah atau tidak menikah,
berapa kali perkawinan dan berapa jumlah anak yang dilahirkan.
9. Riwayat KB
Kaji apakah pasien pernah mengikuti KB kontrasepsi, jenis kontrasepsi, berapa lama
pemakaian, rencana KB setelah kuret dan kontrasepsi apa yang digunakan.
10. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui selama masa kehamilan, apakah ibu terdapat penyakit, dan upaya
yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.
11. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
a. Status generalis
1) Keadaan umum : Setelah dilakukan kuret biasanya hasil yang didapatkan
sedang. Adapun tanda-tanda dari post kuret yaitu adanya nyeri,dan lemas.
2) Kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen, atau koma.
b. Vital Sign
1) Tekanan darah, dilakukan pemeriksaan tekanan darah, sistolik 90-130mmHg dan
diastolik 70-90mmHg, tekanan darah pada abortus normal atau menurun.
2) Suhu tubuh, normalnya 36,5º-37,5ºC.
3) Nadi, untuk mengetahui denyut nadi pasien dilakukan pemeriksaan, normal nadi
60-100 x/ menit. Pada pasien yang mengalami keguguran biasanya denyut nadi
normal, cepat dan lambat.
4) Respirasi Rate, periksa frekuensi pernafasan yang dihitung dalam menit,
normalnya 16-24 x/ menit. Pada kasus abortus biasanya didapatkan hasil
pernapasan lebih lambat.
c. Tinggi Badan
Bila badan kurang dari 145 cm perlu diwaspadai kemungkinan ibu mempunyai
panggul yang sempit.
d. Lingkar Lengan Atas
Normal LILA pada ibu hamil 2,35cm, jika kurang dari 2,35cm maka dianggap
status gizi kurang.
e. Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan kepala meliputi mata,hidung,mulut dan gigi, leher,rambut
f. Pemeriksaan dada
Ada tidaknya nyeri dada, pergerakan pernapasan, payudara membesar, areola
ukuran lebih luas.
g. Pemeriksaan abdomen
Untuk mengetahui keadaan kontraksi uterus,TFU
h. Genetalia
Meliputi kebersihan, raba kulit didaerah selakangan, pada keadaan normal
tidak teraba benjolan kelenjar.
i. Ektremitas
Untuk mengetahui apakah terdapat varises.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan tentang medikasi berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan ditandai dengan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi).
4. Risiko syok dibuktikan dengan Kekurangan volume cairan
5. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif.
L. Perencanaan Keperawatan

No
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan

1 Setelah dilakukan intervensi Observasi


keperawatan selama 3 x 24 jam, Identifikasi kesiapan dan kemampuan
maka status tingkat pengetahuan menerima informasi
meningkat, dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Perilaku sesuai anjuran 1. Sediakan materi dan media pendidikan
meningkat kesehatan
2. Verbalisasi minat dalam 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
belajar meningkat kesepakatan
3. Kemampuan menjelaskan 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
pengetahuan tentang suatu 4. Gunakan variasi model pembelajaran
topik meningkat 5. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha
4. Kemampuan positif dan pencapaiannya
menggambarkan Edukasi
pengalaman sebelumnya 1. Jelaskan penanganan masalah kesehatan
yang sesuai dengan topik 2. Informasikan sumber yang tepat yang
meningkat tersedia di masyarakat
5. Perilaku sesuai dengan 3. Anjurkan menentukan perilaku spesifik yang
pengetahuan meningkat akan diubah (mis. keinginan mengunjungi
6. Pertanyaan tentang masalah fasilitas kesehatan)
yang dihadapi menurun 4. Ajarkan mengidentifikasi tujuan yang akan
7. Persepsi yang keliru dicapai
terhadap masalah menurun 5. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan
sehari hari
3 Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis:
maka tingkat ansietas menurun, kondisi, waktu, stresor)
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan mengambil
1. Verbalisasi kebingungan keputusan
menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
2. Perilaku gelisah menurun nonverbal)
3. Perilaku tegang menurun Terapeutik
4. Konsentrasi membaik 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
8. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan dating
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
yang tepat
8. Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
4 Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
maka tingkat nyeri menurun, kualitas, intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. Meringis menurun memperingan nyeri
3. Sikap protektif menurun 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun Terapeutik
6. Frekuensi nadi membaik 1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan Teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5 Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
maka tingkat syok menurun, kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
dengan kriteria hasil: 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
1. Tekanan arteri rata-rata 3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
membaik. turgor kulit, CRT)
2. Tekanan darah sistolik 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
membaik 5. Periksa Riwayat alergi
3. Tekanan darah diastolik Terapeutik
membaik 1. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
4. Tekanan dari membaik oksigen > 94%
5. Pengisian kapiler membaik 2. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
6. Frekuensi nadi membaik perlu
7. Frekuensi napas membaik 3. Pasang jalur IV, jika perlu
4. Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin,
jika perlu
5. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
1. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
3. Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda dan gejala awal
syok
4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
5. Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika
perlu
3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika
perlu
6 Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
maka tingkat infeksi menurun, Terapeutik
dengan kriteria hasil: 1. Batasi jumlah pengunjung
1. Demam menurun 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
2. Kemerahan menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
3. Nyeri menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
4. Bengkak menurun 4. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
Kadar sel darah putih membaik berisiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
M. Daftar Pustaka

Alodokter. (2022). Diakses pada 15 Januari 2024 dari https://www.alodokter.com/kenali-


macam-macam-abortus-yang-bisa-terjadi-selama-kehamilan. Kenali Macam-Macam
Abortus yang Bisa Terjadi Selama Kehamilan
Halodoc. (2022). Diakses pada 15 Januari 2024 dari
https://www.halodoc.com/artikel/abortus-inkomplit-keguguran-yang-sisakan-
jaringan-di-rahim. Abortus Inkomplit, Keguguran yang Sisakan Jaringan di Rahim
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta
Nama Mahasiswa : Verdinandus Aguinaldo
NIM : 891232033

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANTENATAL

1. PENGKAJIAN
Pengkajian tanggal : 21 Januari 2024
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama pasien : Ny. FO Nama suami : Tn Y
Umur : 34 Tahun Umur : 37 Tahun
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.MT haryono Alamat :jl. MT haryono
Sintang

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


Pada tanggal 21 Januari 2024 Pukul 14.00 WIB
1. Alasan kunjungan ini : Ada keluhan
2. Keluhan – keluhan :
Pasien masuk ke RS dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak satu
hari yang lalu keluar flek hitam . Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan
Nyeri perut bagian bawah rasanya seperti di remas- remas ,skala 4, terjadi
secara hilang timbul. Pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak gelisah,
pasien mengatakan merasa kahwatir bila darah yang kelaur semakin banyak.
Tekanan darah: 130/77 mmHg, Nadi: 93x/menit, Suhu :36ºC, RR : 20 x/menit.
Pasien direncanakan untuk dilakukan tindakan kuretase pada tanggal
22/1/2024.
 Kehamilan ini : Direncanakan
 Perasaan tentang kehamilan ini :
kahwatir dan sedih.
 Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan
 Status perkawinan : Kawin
 Kawin Umur 25 tahun Dengan suami umur : 28
Lamanya 8 tahun Anak 1 Orang Abortu 1 x
 Kawin II : -
 Susunan keluarga :
Pasien tinggal bersama dengan suami serta satu orang anaknya yang bejenis
kelamin laki-laki.
 Lingkungan Rumah :
pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya saat ini karena dekat
dengan orang tua serta keluarganya yang lain. Lingkungan rumah pasien
tidak ada yang mempengaruhi kesehatan pasien saat ini.
 Perilaku kesehatan : Tidak merokok, tidak minum alcohol dan narkoba
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) : 4 Desember 2023
 Haid pertama : Umur 14 tahun ( )Teratur (√ )Tidak teratur
 Siklus : 23 sampai 30 Hari Lamanya 4 sampai 5 hari
 Banyaknya 50 s/d 80 cc /Hari
 Sifat darah : merah muda
 Dismenorrhoe : ya
 Masalah menstruasi yang lain : nyeri saat haid
b. Riwayat kehamilan
 Taksiran persalinan : 11 September 2024
 Keluhan-keluhan pada :
Trimester I : Nyeri Perut, mual, keluar flek-flek darah
 Pergerakan anak pertama kali : -
 Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam :
□ < 10 x ð 10 x – 20 x ð > 20 x
 Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi
□ < 15’ ð > 15’ ð …………………………………….........
 Keluhan-keluhan
keluar darah dari jalan lahir sejak satu hari yang lalu. Nyeri perut bagian
bawah

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


G 3 P 1A 2
Hamil Ggn Tgl Jenis Jenis Masalah Masalah Masalah Keadaan
Ke- kehamilan Lahir Kelamin Partu persalina nifas bayi Bayi
Bayi / BB s n
Bayi
1 Tidak ada 8 Laki-laki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Normal
Agustus Spontan
2015
2 Abortus - - - - - - -

3 Abortus
5. Riwayat keluarga berencana :
 Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan : Kondom
 Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak ada
 Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah kehamilan sekarang :
Suntikan KB
 Jumlah anak yg direncanakan : 3 Orang anak
6. Riwayat kesehatan :
 Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Klien Keluarga
Jantung Tidak ada Tidak ada
Tekanan Darah tinggi Tidak ada ada
(hipertensi)
Hepar Tidak ada Tidak ada
Diabetes Mellitus Tidak ada Tidak ada
PMS (Penyakit Tidak ada Tidak ada
Menular Seksual)à
misal gonnorhoe,
sifilis
Campak Tidak ada Tidak ada
Malaria Tidak ada Tidak ada
T.B.C Tidak ada Tidak ada
 Keturunan kembar : Tidak ada
7. Kebutuhan dasar khusus
a. Kenyamanan
 Ketidaknyamanan yg dirasakan selama kehamilan :
sesekali merasakan Nyeri perut bawah
 Apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi ketidaknyamanan :
pasien mengatakan saat terasa nyeri perut bawah. pasien hanya
menahannya saja

 Apa yang ibu inginkan dari perawat untuk


menghilangkan ketidaknyamanan tersebut:
pasien menginginkan mendapatkan obat penghilang nyeri.
b. Istirahat tidur
 Gangguan istirahat tidur selama kehamilan: tidak ada.
 Tidur siang:2 jam, tidur malam 8 jam
 Tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan istirahat yang cukup :
pasien mengatakan menjadwal tidurnya agar terbiasa dengan jam yang
sama
c. Keselamatan
 Apakah ada kesulitan dalam pergerakan:
Tidak ada
 Bagaimana cara mengatasinya: (-)
 Apakah ada gangguan penglihatan:
Tidak ada
 Bagaimana cara mengatasinya: (-)
 Apakah ada gangguan penglihatan: Tidak ada.
 Bagaimana cara mengatasinya: (-)
d. Personal hygiene
 Jelaskan cara mandi :
Pasien Keramas tiap kali mandi dengan menggunakan
Shampo dan mandi 2 sampai 3 kali sehari dengan
menggunakan sabun
 Jelaskan cara menggosok gigi :
Pasien sikat gigi 2x sehari, pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur menggunakan pasta gigi
e. Cairan
 Jumlah cairan yang masuk 2100 cc
 Minuman yang dikonsumsi air putih, minuman yang disukai Air
mineral
f. Nutrisi
 Apakah ada masalah pada gigi dan mulut : Tidak ada
masalah
 Apa yang ibu ketahui tentang Berat Badan Ibu :
Pasien mengatakan berat badanya bertambah saat hamil
 Bagaimana nafsu makan ibu saat ini :
tidak ada gangguan pada selera makan pasien. Pasien mengatakan
selera makannya sama seperti biasanya.
 Apakah kehamilan menimbulkan masalah pada nafsu makan : Tidak
 Makanan yang dikonsumsi :
sayur, daging dan buah-buah
 Makanan yang disukai ibu :
Sayur bening
 Adakah resiko gangguan nutrisi : tidak ada
g. Eliminasi
 BAB 1 x/hari
 Adakah masalah dalam BAB : Tidak ada
 BAK 3 sampai 4 x/hari
 Adakah masalah dalam BAK : Tidak ada
h. Oksigen
 Apakah kehamilan menimbulkan masalah dalam pernafasan : Tidak
i. Seksual
 Apakah kehamilan menimbulkan masalah dalam hubungan seksual
dengan suami : Tidak

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. Status emosional tampak cemas
2. Tanda vital
 Tekanan Darah 130/77 mmHg
 Denyut Nadi 93 X/menit
 Pernafasan18 X/menit
 Suhu36,6 oC
 BB sebelum hamil50Kg
 BB sekarang 51Kg
 TB 156Cm
 LILA (Lingkar Lengan Atas) 24Cm
3. Muka
 Oedema : Tidak
 Chloasma gravidarum : Tidak
 Conjungtiva : tidak anemis
 Sklera mata : putih tidak ikterik
4. Dada : Simetris
 Mammae : simetris
 Benjolan : Tidak teraba benjolan
 Striae : Tidak ada
 Areola : berwarna coklat kehitaman
 Puting susu : tenggelam
5. Pinggang
Nyeri : √ Tidak
6. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : Tidak
 Oedema tibia, kaki : Tidak
 Betis merah/lembek/keras : Tidak
 Varices tungkai : Tidak
 Refleks Patella : Ada
7. Abdomen
 Bekas luka : Tidak ada
 Bentuk perut : Simetris
 Oedema : Tidak
 Acites : Tidak
8. Pemeriksaan Obstetrik
a. Palpasi uterus
 Tinggi fundus uteri : tidak teraba
 Letak :-
 Presentasi :-
 Punggung :-
 Kontraksi uterus : tidak ada
Frekwensi ............................. x/menit
 Kekuatan : ………………………………………………….
b. Palpasi supra pubik kandung kemih :
nyeri tekan, kandung kemih teraba kosong
c. Auskultasi :
 DJJ : Tidak ada
 Frekwensi : … ( )Teratur ( )Tidak
9. Genitalia
Inspeksi
Vulva & vagina :
Warna coklat kemerahan, Keluar flek-flek darah dan gumpalan seperti hati
ayam, perdarahan pervagina ±50cc (1-2 kali ganti pembalut)
 Varices : Tidak
 Luka : Tidak
 Kemerahan : Tidak
 Nyeri : Tidak
 Perineum : Bekas luka/episiotomi : Tidak
 Lain-lain : (-)
10. Pelvimetri Klinis : (-)
 Distansia spinarum :
 Distansia kristarum :
 Konjugata eksterna :
Kesan Panggul :
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (kalau dilakukan)

Pemeriksa,
ttd
(Verdinandus Aguinaldo)
2. ANALISA DATA
1. S: Nyeri Akut Agen
pencedera
pasien mengatakan Nyeri fisiologis
perut bagian bawah rasanya
seperti di remas- remas
hilang timbul.
O:
o skala 4
o terjadi secara hilang timbul.
o Pasien tampak meringis
kesakitan
o pasien tampak gelisah
o Tekanan darah: 130/77
mmHg, Nadi: 93x/menit,
Suhu :36ºC, RR : 20
x/menitRiwayat Sosial

2. S: Ansietas krisis
Pasien mengatakan merasa situasional
kahwatir bila darah yang
kelaur semakin banyak
O:

o pasien berbaring ditempat


tidur.
o pasien tampak gelisah

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. RENCANA KEPERAWATAN
No
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan

1 Setelah dilakukan intervensi Observasi


keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
maka tingkat nyeri menurun, kualitas, intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. Meringis menurun memperingan nyeri
3. Sikap protektif menurun 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun Terapeutik
6. Frekuensi nadi membaik 1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan Teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis:
maka tingkat ansietas menurun, kondisi, waktu, stresor)
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan mengambil
1. Verbalisasi kebingungan keputusan
menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
2. Perilaku gelisah menurun nonverbal)
3. Perilaku tegang menurun
4. Konsentrasi membaik Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
8. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan dating
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
yang tepat
8. Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal/ No Dx Tindakan Keperawatan Respon Pasien

Jam
21-1-2024 1 - Melakukan komunikasi S:
terapeutik o Pasien mengatakan nyeri
15.00 WIB - Mengidentifikasi skala nyeri hilang timbul
O:
o Pasien berbaring ditempat
tidur
o Pasien tampak sesekali
meringis kesakitan
21-1-2024 2 - Memonitor tanda-tanda S:
15.00 WIB ansietas o Pasien mengatakan takut
- Menciptakan suasana bila harus dikuret
terapeutik O:
o Pasien tampak cemas

22-1-2024 1 - Melakukan salam terapeutik S:


- Mengukur tanda-tanda vital o Pasien mengatakan nyeri
08.00 WIB - Melatih teknik nafas dalam berkurang
- kolaborasi pemberian O:
analgetik o Pasien berbaring ditempat
tidur
o Pasien post tindakan
kuretase
22-1-2024 2 - mengidentifikasi tanda-tanda S:
ansietas o Pasien mengatakan siap
08.45 WIB - menjelaskan prosedur tindakan untuk di kuret
operasi (kuretase) O:
o Pasien tampak tegang
23-1-2024 1 - Mengidentifikasi skala nyeri S:
08.00 WIB - Mengukur tanda-tanda vital o Pasien mengatakan nyeri
- kolaborasi pemberian berkurang
analgetik O:
o pasien tampak rileks

23-1-2024 2 - mengidentifikasi tanda-tanda S:


08.00 WIB ansietas o Pasien mengatakan tidak
- menganjurkan keluarga untuk cemas lagi
tetap bersama pasien O:
o Pasien tampak rileks
o pasien post kuretase
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal No Dx Evaluasi Tanda
Tangan
Jam
21-1-2024 1 S:
o Pasien mengatakan nyeri hilang timbul ttd
15.00 WIB O:
o Pasien berbaring ditempat tidur
o Pasien tampak sesekali meringis kesakitan
o skala nyeri 4
o TD 130/89 mmHg, Nadi 89 x/menit, RR 17 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
21-1-2024 2 S: ttd
15.00 WIB o Pasien mengatakan takut bila harus dikuret
O:
o Pasien tampak cemas
o akral teraba dingin
o pasien tampak gelisah
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

22-1-2024 1 S: ttd
o Pasien mengatakan nyeri berkurang
08.00 WIB o pasien mengatakan akan mengikuti saran dari petugas

O:
o Pasien berbaring ditempat tidur
o skala nyeri 2
o TD 120/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 17 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
22-1-2024 2 S: ttd
o Pasien mengatakan sudah siap untuk dikuret
08.45 WIB O:
o Pasien tampak cemas
o pasien tampak gelisah
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

23-1-2024 1 S: ttd
08.00 WIB o Pasien mengatakan nyeri perut tidak sakit seperti
pertama dirasakan
o pasien mengtakan nyeri sudah berkurang
O:
o Pasien berbaring ditempat tidur
o Pasien tampak rileks
o skala nyeri 1
o TD 120/70 mmHg, Nadi 77 x/menit, RR 16x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan sampai pasien pulang
23-1-2024 2 S: ttd
08.00 WIB o Pasien mengatakan tidak cemas lagi
o pasien mengatakan berterimakasih kepada petugas
O:
o Pasien tampak rileks dan tenang
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai