Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Anak,dengan tepat
pada waktunya.Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, parasahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih
sepanjang masa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikdan
saran dari semuapihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang
ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan
pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya
saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan
diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya
penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang
pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
PEMBAHASAN
A.Pengertian Hidrocepalus
Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat pada tempa sepanjang
perjalanannya, timbulnya hydrocephalus akibat produksi berlebihan cairan serebrospinal
dianggap sebagai proses yang intermitten setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi
kelainan yang progresif pada anak – anak yang disebabkan oleh papyloma pleksus dapat
diatasi dengan operasi (Mumenthaler, 1995). Pembagiaan hydrocephalus pada anak dan bayi.
Hydrocephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kongenital
Merupakan hydrocphalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan sehingga pada saat
lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil, terdesak oleh banyaknya cairan dalam kepala dan
tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu
2. Non Kongenital
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya yaitu penyakit
– penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak
tuntas.Pada hydrocephalus didapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian
teganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial sehingga perbedaan antara
hydrocephalus kongenital dan hydrocephalus non kongenital terletak pad pembentukan otak
dan kemungkinan prognosanya.
B.Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebro-spinal (CSS) pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi
dalam ruang subarakhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya
(Allan H. Ropper, 2005). Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan
absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik
sangat jarang terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan
anak (Allan H. Ropper, 2005:360)
1. Kelainan bawaan (kongenital)
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan
piamater dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah
toxoplasmosis.
1. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada
anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian
terakhir biasanya suatu glikoma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
1. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri.
C.Patofisiologi (WOC)
D.Manifestasi Klinis
Tanda klinis hydrocephalus bervariasi dan tergantung pada banyak faktor, termasuk usia
munculnya, sifat lesi yang menyebabkan obstruksi, dan lama serta kecepatan munculnya
tekanan intrakranium. Iritabilitas, lesu, nafsu makan buruk, dan muntah adalah lazim pada
bayi dan anak yang menderita hidrosefalus.
Pada bayi, angka percepatan pembesaran kepala merupakan tanda yang paling menonjol.
Fontanela anterior terbuka lebar dan menonjol, dan vena kulit kepala dilatasi. Dahi lebar dan
mata dapat berdeviasi ke bawah karena pergeseran pelebaran ceruk suprapineal pada tektum
menimbulkan tanda mata “sunset phenomenom” atau matahari terbenam.
Pada anak, sutura cranialis sebagian tertutup sehingga tanda hidrosefalus menjadi lebih tidak
kentara. Nyeri kepala merupakan gejala yang menonjol. Perubahan secara bertahap dalam
kepribadian dan kemunduran dalam produktivitas akademik menunjukkan adanya bentuk
hidrosefalus progresif lambat. Perkusi tengkorak dapat menimbulkan tanda “cracked-pot
sign” atau tanda Macewen, yang menunjukkan adanya pelebaran sutura.
a) Bayi
Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang,
keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
Tanda – tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :
Muntah
Gelisah
Menangis dengan suara ringgi
Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan
dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi – stupor.
peningkatan tonus otot ekstrimitas
Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas
Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera terlihat seolah – olah diatas iris
Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”
Strabismus, nystagmus, atropi optic
Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas
b) Anak yang telah menutup suturanya;
Nyeri kepala
Muntah
Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun
Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
Strabismus
Perubahan pupil
E.Komplikasi
1. Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan meningitis (peradangan pada selaput otak), peritonitis
(peradangan pada selaput rongga perut), dan peradangan sepanjang
selang Penggunaan antibiotik dapat meminimalkan risiko terjadinya infeksi dan
terkadang diperlukan tindakan pencabutan selang shunt.
2. Perdarahan subdural (lokasi yang berada di bawah lapisan pelindung otak
duramater) Perdarahan subdural terjadi karena robekan pada pembuluh darah balik
(vena). Risiko komplikasi ini dapat diturunkan dengan penggunaan shunt yang
baik.
3. Obstruksi atau penyumbatan selang shunt
yang terjadi pada selang shunt mengakibatkan gejala yang terus menerus ada atau
timbulnya kembali gejala yang sudah mereda. Sekitar sepertiga kasus hidrosefalus
dengan pemasangan shunt memerlukan penggantian dalam waktu 1 tahun.
Sebagian besar kasus (80%) memerlukan revisi dalam 10 tahun.
4. Keadaan tekanan rendah(low pressure)
Bila cairan yang dialirkan terlalu berlebihan, maka dapat menjadi keadaan dengan
tekanan rendah. Gejaala yang timbul berupa sakit kepala dan muntah saat duduk
atau berdiri. Gejala ini dapat membaik dengan asupan cairan yang tinggi dan
perubahan posisi tubuh secara perlahan
PENUTUP
A.Kesimpulan
2. Infeksi
3.Neoplasma
4.Perdarahan
Manifestasi Klinis :Tanda klinis hydrocephalus bervariasi dan tergantung pada banyak faktor,
termasuk usia munculnya, sifat lesi yang menyebabkan obstruksi, dan lama serta kecepatan
munculnya tekanan intrakranium. Iritabilitas, lesu, nafsu makan buruk, dan muntah adalah
lazim pada bayi dan anak yang menderita hidrosefalus.
Komplikasi : 1.Infeksi
2.Perdarahan subdural
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35563-Kep%20Neurobehaviour-Askep
%20Hidrosefalus.html
Mc Closky & Bulechek. (2002). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America:Mosby.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan BAyi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta:
Salemba Medika.