Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP DAN PATOFISIOLOGI(WEB OF CAUTION)

PADA ANAK DENGAN HIDROCEPALUS

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Anak,dengan tepat
pada waktunya.Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, parasahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih
sepanjang masa.

Makalah ini berisikan tentang materi “Makalah Konsep dan Patofisiologi(Web Of


Caution)pada anak dengan Hidrocepalus” Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikdan
saran dari semuapihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hydrocephalus telah dikenal sejak zaman Hipocrates,saat itu hydrocephalus dikenal


sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang
maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi
factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat
rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per
seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit
yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus.

Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang
ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan
pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya
saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan
diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya
penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang
pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.

B.Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Hidrocepalus?

2.Apa saja Etiologi Hidrocepalus?

3.Bagaimana Patofisiologi(WOC) Hidrocepalus?

4.Apa saja Manifestasi Klinis Hidrocepalus?

5.Apa saja Komplikasi Hidrocepalus?

C.Tujuan

1. Mengetahui pengrtian dari Hidrocepalus

2.Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi(WOC) dari Hhidrosefalu

3.Mengetahui Manifestasi Klinis Hidrocepalus

4.Mengetahui Komplikasi Hidrocepalus


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Hidrocepalus

Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


cerebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngatisyah, 1997).

Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat pada tempa sepanjang
perjalanannya, timbulnya hydrocephalus akibat produksi berlebihan cairan serebrospinal
dianggap sebagai proses yang intermitten setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi
kelainan yang progresif pada anak – anak yang disebabkan oleh papyloma pleksus dapat
diatasi dengan operasi (Mumenthaler, 1995). Pembagiaan hydrocephalus pada anak dan bayi.

Hydrocephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Kongenital

Merupakan hydrocphalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan sehingga pada saat
lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil, terdesak oleh banyaknya cairan dalam kepala dan
tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu

2. Non Kongenital

Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya yaitu penyakit
– penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak
tuntas.Pada hydrocephalus didapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian
teganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial sehingga perbedaan antara
hydrocephalus kongenital dan hydrocephalus non kongenital terletak pad pembentukan otak
dan kemungkinan prognosanya.

B.Etiologi

Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebro-spinal (CSS) pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi
dalam ruang subarakhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya
(Allan H. Ropper, 2005). Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan
absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik
sangat jarang terjadi.  Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan
anak (Allan H. Ropper, 2005:360)
1. Kelainan bawaan (kongenital)

1. Stenosis akuaduktus sylvii


2. Spina bifida dan kranium bifida
3. Sindrom Dandy-Walker
4. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah

2. Infeksi

Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan
piamater dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah
toxoplasmosis.

1. Neoplasma

Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada
anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian
terakhir biasanya suatu glikoma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.

1. Perdarahan

Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri.

C.Patofisiologi (WOC)
D.Manifestasi Klinis

Tanda klinis hydrocephalus bervariasi dan tergantung pada banyak faktor, termasuk usia
munculnya, sifat lesi yang menyebabkan obstruksi, dan lama serta kecepatan munculnya
tekanan intrakranium.  Iritabilitas, lesu, nafsu makan buruk, dan muntah adalah lazim pada
bayi dan anak yang menderita hidrosefalus.

Pada bayi, angka percepatan pembesaran kepala merupakan tanda yang paling menonjol.
Fontanela anterior terbuka lebar dan menonjol, dan vena kulit kepala dilatasi. Dahi lebar dan
mata dapat berdeviasi ke bawah karena pergeseran pelebaran ceruk suprapineal pada tektum
menimbulkan tanda mata “sunset phenomenom” atau matahari terbenam.

Pada anak, sutura cranialis sebagian tertutup sehingga tanda hidrosefalus menjadi lebih tidak
kentara. Nyeri kepala merupakan gejala yang menonjol. Perubahan secara bertahap dalam
kepribadian dan kemunduran dalam produktivitas akademik menunjukkan adanya bentuk
hidrosefalus progresif lambat. Perkusi tengkorak dapat menimbulkan tanda “cracked-pot
sign” atau tanda Macewen, yang menunjukkan adanya pelebaran sutura.

a) Bayi
 Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
 Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang,
keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
 Tanda – tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :
 Muntah
 Gelisah
 Menangis dengan suara ringgi
 Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan
dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi – stupor.
 peningkatan tonus otot ekstrimitas
 Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas
 Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera terlihat seolah – olah diatas iris
 Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”
 Strabismus, nystagmus, atropi optic
 Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas
b) Anak yang telah menutup suturanya;

Tanda – tanda peningkatan intarakranial

 Nyeri kepala
 Muntah
 Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
 Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun
 Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
 Strabismus
 Perubahan pupil

E.Komplikasi

1. Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan meningitis (peradangan pada selaput otak), peritonitis
(peradangan pada selaput rongga perut), dan peradangan sepanjang
selang  Penggunaan antibiotik dapat meminimalkan risiko terjadinya infeksi dan
terkadang diperlukan tindakan pencabutan selang shunt.
2. Perdarahan subdural (lokasi yang berada di bawah lapisan pelindung otak
duramater) Perdarahan subdural terjadi karena robekan pada pembuluh darah balik
(vena). Risiko komplikasi ini dapat diturunkan dengan penggunaan shunt yang
baik.
3. Obstruksi atau penyumbatan selang shunt
yang terjadi pada selang shunt mengakibatkan gejala yang terus menerus ada atau
timbulnya kembali gejala yang sudah mereda. Sekitar sepertiga kasus hidrosefalus
dengan pemasangan shunt memerlukan penggantian dalam waktu 1 tahun.
Sebagian besar kasus (80%) memerlukan revisi dalam 10 tahun.
4. Keadaan tekanan rendah(low pressure)
Bila cairan yang dialirkan terlalu berlebihan, maka dapat menjadi keadaan dengan
tekanan rendah. Gejaala yang timbul berupa sakit kepala dan muntah saat duduk
atau berdiri. Gejala ini dapat membaik dengan asupan cairan yang tinggi dan
perubahan posisi tubuh secara perlahan

Obstruksi VP shunt sering menunjukan kegawatan dengan manifestasi klinis peningkatan


TIK yang lebih sering diikuti dengan status neurologis buruk. Komplikasi yang sering terjadi
adalah infeksi VP shunt. Infeksi umumnya akibat dari infeksi pada saat pemasangan VP
shunt. Infeksi itu meliputi septik, Endokarditis bacterial, infeksi luka, Nefritis shunt,
meningitis, dan ventrikulitis. Komplikasi VP shunt yang serius lainnya adalah subdural
hematoma yang di sebabkan oleh reduksi yang cepat pada tekanan intrakranial dan
ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal, perforasi
organ-organ abdomen oleh kateter atau trokar (pada saat pemasangan), fistula hernia, dan
ilius. 
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


cerebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal

Etiologi : 1. Kelainan bawaan (kongenital)

2. Infeksi

3.Neoplasma

4.Perdarahan

Manifestasi Klinis :Tanda klinis hydrocephalus bervariasi dan tergantung pada banyak faktor,
termasuk usia munculnya, sifat lesi yang menyebabkan obstruksi, dan lama serta kecepatan
munculnya tekanan intrakranium.  Iritabilitas, lesu, nafsu makan buruk, dan muntah adalah
lazim pada bayi dan anak yang menderita hidrosefalus.

Komplikasi : 1.Infeksi

2.Perdarahan subdural

3.Obstruksi atau penyumbatan selang shunt

4.Keadaan tekanan rendah (low pressure)


DAFTAR PUSTAKA

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35563-Kep%20Neurobehaviour-Askep
%20Hidrosefalus.html

Mc Closky & Bulechek. (2002). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America:Mosby. 

Meidian, JM. (2002). “Nursing Outcomes Classification (NOC).United States of


America:Mosby. 

Mualim. 2010. Askep Hidrosefalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus


2012http://mualimrezki.blogspot.com/2010/12/askep-hydrocephalus.html

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan BAyi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta:
Salemba Medika.

Price,Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi;Konsep klinis proses-proses


penyakit,Jakarta;EGC

Anda mungkin juga menyukai