Disusun Oleh :
Kelompok 8
2022
KATA PENGANTAR
` Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan yang berjudul " Asuhan
Keperawatan Dengan Diagnosa Medis Hidrosefalus " bisa tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
IbuNovia Dwi Astuti,S.Kep.,Ns.,M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Anak. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Dengan
Diagnosa Medis Hidrosefalus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelasikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu.Kami menyadari, Asuhan Keperawatan yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan Anak dengan diagnosa
Medis Hidrosefalus ?”
2.1 Definisi
Hidrosefalus berasal dari bahasa latin “ hydro” berarti air dan “cepalus” berarti
kepala, secara singkat artinya “ air didalam kepala”. Hidrosefalus pertama kali dijelaskan
oleh ilmuan dari yunani bernama hippocrates. Penderita hidrosefalus memiliki kelainan
cairan serebrospinal (CSS) didalam ventrikel atau selaput otak. Hal ini menyebabkan
meningkatnya tekanan pada intrakranial dalam tengkorak serta menyebabkan kepala
menjadi membesar dan cacat mental, dalam kasus yang berat dapat menyebabkan
kematian.
Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam
otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikel
serebra, Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikel serebra, biasanya
terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal, dan disertai
penimbunan cairan serebrospinal di dalam kranium. secara tipikal, ditandai dengan
pembesaran kepala, menonjolnya dahi, atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang-
kejang.
2.2 Etiologi
Beberapa dari etiologi penyakit hidrosefalus adalah :
1. faktor keturunan
2. gangguan tumbuh kembang janin seperti spina bifida, atau enchefalokel
(hernia jaringan saraf karena cacat tempurung kepala).
3. Komplikasi persalinan prematur (perdarahan intaventrikular, meningitis,
tumor, cidera kepala traumatis, atau perdarahan sub arachnoid).
4. Tidak lancarnya aliran serebrospinalis atau berlebihnya produksi cairan
serebrospinalis.
a. Hidrosefalus dapat terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel
dan tempat absorbsi dalam ruang subarachnoid. Akibat penyumbatan,
terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering
terdapat pada bayi dan anak ialah :
1. Kelainan bawaan atau kongenital
a. Stenosis aquaduktus sylvii
b. Spina bifida dan kraniom bifida
c. Sindrom dandy-walker
d. Kista arachnoid dan anomali pembuluh darah
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis
terlihat penebalan jaringan diameter dan arachnoid sekitar siterna
basalis dan daerah lain.Penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap
tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV/aquaduktus sylfii bagian terakhir biasanya
suatu glioma yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kranio faringioma.
4. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
2.4 Klasifikasi
a. Beradasarkan anatomi/ tempat obstruksi CSS
1. Hidrosefalus tipe obstruktif / non komunikans Terjadi bila CSS otak terganggu
(gangguan didalam atau pada sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan
aliran CSS dalam sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh
kongenital: stenosis akuaduktus sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis
dan ventrikel III, ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya).
Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom
Dandy-Walker, atresia foramen monro, malformasi vaskuler atau tumor bawaan,
Radang (eksudat, infeksi meningeal), Perdarahan/ trauma (hematoma subdural),
Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikuler tumor parasellar, tumor
fossa posterior).
2. Hidrosefalus tipe komunikans Tipe ini jarang ditemukan, terjadi karena proses
berlebihan atau gangguan penyerapan (gangguan diluar sistem ventrikel).
3. Perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu menimbulkan
blokade villi araknoid.
4. Radang meningeal
5. Kongenital:
a. Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan
b. Gangguan pembentukan villi araknoid
c. Papilloma plexus choroideus
b. Beradasarkan etilogi
Tipe obstruksi
1. Kongenital
a. Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab, kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau
perdarahan selama kehidupan fetal, stenosis kongenital sejati sangat jarang.
b. Sindrom Dandi-Walker
Malformasi ini melibatkan 2-4 % bayi baru lahir dengan hidrosefalus,
penyebabnya tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel
IV dan hipoplasia vermis serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan
oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga sub araknoid yang
tidak adekuat, dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80% kasusnya
biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi
bersamaan dengan anomali lainnya seperti agnesis korpus kalosum,
labiopalatoskhizis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya.
c. Malformasi Arnold –Chiari Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian
otak yaitu batang otak dan serebelum mengalami perpanjangan dari ukuran
normal dan menonjol dan keluar menuju canalis spinalis.
d. Aneurisme vena Galeni Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran,
tetapi secara normal tidak dapat di deteksi sampai anak berusia beberapa
bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir diatas akuaduktus sylvii,
menggembung dan membentuk kantong aneurisma, seringkali menyebabkan
hidrosefalus.
e. Hidrancephaly Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti
dengan kantong CSS.
2. Didapat (acquired)
a. Stenosis aquaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan) infeksi oleh
bakteri meningitis, menyebabkan radang pada selaput (meningen) di sekitar
otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari
infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang sub arachnoid, yang
melalui akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan
CSS dalam villi arknoid. Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri
meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Tanda- tanda
dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan
nafsu makan, kaku kuduk.pada kasus ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan
dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.
b. Herniasi tentorial akibat tumor supratnetorial
c. Hematoma intraventrikuler Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel,
mengakibatkan darah mengalir dalam jaringan otak sekitar dan
mengakibatkan perubahan neurologis, kemungkinan hidrosefalus berkembang
disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk
menyerap CSS.
d. Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior) Sebagian besar tumor otak
dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor ini terjadi dibagian
belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otak yang
dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus
yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus (termasuk papiloma dan
carsinoma).
e. Abses/ garnuloma
f. Neoplasma
g. Kista arkhnoid Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi
cairan. Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi
dengan jaringan pada membran arachnoid. Kista biasanya ditemukan pada
anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau pada ruang subarachnoid.
Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus non komunikans dengan
cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III.
c. Berdasarkan usia
1. Hidrosefalus tipe kongenital/ infantil (bayi)
2. Hidrosefalus tipe juvenile / adult (anak-anak/ dewasa)
Selain pembagian berdasarkan anatomi, etilogi, dan usia terdapat juga jenis
hidrosefalus tekanan normal; sesuai konvensi, sindroma hidrosefalik termasuk
tanda dan gejala peningkatan TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan
fontanel. Akhir akhir ini dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak
bersamaan dengan peninggian TIK. Seseorang bisa di diagnosa mengalami
hidrosefalus tekanan normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi
hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan dalam ventrikel. biasanya
dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian besar disebabkan aliran CSS yang
terganggu dan compliance otak yang tidak normal.
2.5 Patafisiologi
Cairan serebrospinal (CSS) yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus
chorodialis kembali kedalam peredaran darah melalui kapiler dalam prenter dan
arachnoid yang meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP) cairan likuor cerebrospinalis
terdapat dalam suatu sistem, yaitu sistem internal dan sistem eksternal pada orang
dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-50
ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml, cairan yang tertimbun dalam
ventrikel 500-1500 ml.
Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui forament monroe ke ventrikel
III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit aquaduktus sylvii ke ventrikel IV dan
melalui forament kesctika dan mengalir kedalam ruang subarcahnoid melalui sisterna
magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan reasorbsi CSS oleh
sistem kapiler. Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme
yaitu Produksi likuor yang berlebihan, Peningkatan resistensi aliran likuor, Peningkatan
tekanan sinus venosa.Produksi likuor yang berlebihan juga bisa disebabkan tumor
pleksus koroid, gangguan aliran likuor merupakan awal dari banyaknya aliran dan
meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan
reasorbsi yang seimbang.
Konsekuensi dari tiga mekanisme ini adalah terjadinya peningkatan tekanan
intrakranial sebagai upaya pertahanan keseimbangan sekresi dan absorbsi, mekanisme
terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama
perkembangan hidrosefalus. Akibat Dilatasi ini adalah Kompresi sistem cerebro
vaskuler, Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ektra seluluer, Perubahan
mekanis dari otak, Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis, Hilangnya jaringan otak,
Pembesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial.
1.5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,agama,
status pendidikan, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama
Merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat.
c. Pemeriksaan fisik
Proses memeriksa tubuh pasien untuk menentukan tanda klinis penyakit
yangmembantu penegakan diagnosis.
d. Pemeriksaan penunjang
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit tertentu,
dilakukan setelah pemfis.
3.3 Intervensi
Segala pengobatan yang dilakukan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan
dan 25 penilaian klinis untuk mencapai luaran yang diharapkan.
3.4 Implementasi
Kategori dari perilaku keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari askep
3.5 Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan terus menerus untuk menentukan rencana keperawatan
efektif dan rencana keperawatan lanjutan, revisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan.
KASUS
Klien D, usia 2 bulan berjenis kelamin laki-lakiyang beralamatkan Desa Jadi Kec Semanding
Tuban didampingi oleh ibu S, masuk melalui IGD dan dirawat di ruang bedah anak lantai III
RS Medika Mulia sejak tanggal 20 februari 2023 jam 08.00 WIB. Klien dibawa ke rumah
sakit dengan alasan mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Ibu klien mengatakan, klien
lahir di salah satu bidan di Tuban secara normal pada tanggal 21 Desember 2022. Pada saat
lahir memang kepala klien terlihat agak besar, namun bidan mengatakan klien normal. Tidak
ada kejang. Saat masuk RS, berat badan klien 6,7 kg. Panjang badan 58 cm. Lingkar kepala
klien 49,8 cm. Klien telah dilakukan operasi pemasangan VP shunt. Pada saat pengkajian
awal, kesadaran klien compos mentis dan keadaan umumnya sedang. Di kepalanya tampak
balutan luka operasi. Selain itu di abdomen juga terdapat luka balutan. Tanda-tanda vital
klien cukup stabil yaitu N: 110 x/menit, pernafasan 28 x/menit, dan suhu 36,8OC. Klien
terlihat berbaring di tempat tidur. Klien terlihat sering menangis, terutama pada saat
dilakukan prosedur invasif seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah. Hasil
dari pemeriksaan cairan otak secara makroskopi didapatkan hasil Tes Nonne (+) dan Tes
Pandy (+), protein total 53 mg/d, glukosa 45 mg/dl, dan klorida 667 mg/dl. Sedangkan hasil
pemeriksaan hematologi semuanya dalam batas normal.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
IDENTITAS
Identitas anak Identitas Orang Tua
Riwayat nutrisi
Nafsu makan : Baik, Tidak, Mual, Muntah
Pola makan : 2x/hari, 3x/hari, > 3x/hari
Minum : Jenis……………………....., jumlah………………….cc/hari
Pantangan makanan : Ya, Tidak,
Menu makanan :……………………………………………………………………………
Riwayat pertumbuhan
1. BB saat ini : 6,7kg, TB 58cm, LK 49,8cm, LD…….cm, LLA……cm
2. BB lahir :………kg, BB sebelum sakit……..kg
3. Panjang badan lahir :………..cm Masalah
Keperawatan :Gangguan
Riwayat perkembangan perfusi jaringan serebral
1. Pengkajianperkembangan (DDST) : tidak efektif& risiko
infeksi.
2. Tahapperkembanganpsikososial :
3. Tahapperkembanganpsikoseksual:
Keadaan Umum :
Jenis................... Flow..............lpm
Lain-lain :
gallop lain-lain.....
d. CRT : -
e. Akral hangat panas dingin kering basah
Lain-lain :
4. Sistem Persyarafan B3
a. GCS : Masalah
Keperawatan : -
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
Retensi Hesistensi
Anuria
Lain-lain :
6. Sistem pencernaan B5
a. Mulut Masalah Keperawatan :
√ bersih kotor berbau
-
b. Mukosa lembab kering stomatitis
Lain-lain:
b. Kekuatan otot
Lain-lain:
8. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid ya √ tidak Masalah Keperawatan :
Pembesaran Kelenjar getah bening ya √ tidak -
Hipoglikemia ya tidak
√
Hiperglikemia ya tidak
√
Luka gangren ya tidak
√
Lain-lain:
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
Ekspresi afek dan emosi : Senang, Sedih, √ Menangis, Cemas
Marah, Diam, Takut, Lainnya……………………. Masalah keperawatan :
Hubungan dengan keluarga : √ Akrab, Kurang akrab
Gangguan rasa nyaman
Anak hanya bersosialisasi dengan orang tua
Dampak hospitalisasi bagi anak :
e. Alkohol : ya tidak -
Terapi -
TINDAKAN OPERASI :
Tuban, ……,......………..2009
(………………………)
ANALISA DATA
Gangguan vascularisasi
Pemasangan VIP
Shurt operasi
Resiko infeksi
Data Subjektif: Hidrosefalus Gangguan rasa nyaman; Nyeri
Ibu klien mengatakan, klien
rewel dan menangis. Desakan pada jaringan
otak
Data Objektif:
Nyeri kepala
Anak tampak meringis dan
sering menangis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaborasi :
1.Kolaborasi
pemberian sedasi dan
anti konvulsan, jika
perlu.
Kolaborasi :
1.Kolaborasi
pemberian imunisasi,
jika perlu
Implementasi keperawatan
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasi
pemberian imunisasi, jika
perlu