BLOK 4.C
“Hidrosefalus”
Dosen Pembimbing:
Ully Iffah, SST, M.Keb
Oleh:
Kelompok 3
1. Ranny Shabrina 1810332005
2. Hayatul Hasnah 1810333007
3. Febby Aprilia 1810331004
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019/202
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrosefalus berasal dari kata “hidro” yang berarti air dan “chepalus” yang
berarti kepala. Meskipun hidrosefalus dikenal sebagai “air di otak”, “air" ini
sebenarnya cairan serebrospinal (CSS) yaitu cairan bening yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang. Dari istilah medis, hidrosefalus dapat diartikan
sebagai penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan
dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada
satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh
karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. Bila
akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini
disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Hidrosefalus juga bisa
disebut sebagai gangguan hidrodinamik CSS. Kondisi seperti cerebral atrofi juga
mengakibatkan peningkatan abnormal CSS dalam susunan saraf pusat (SSP).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Hidrosefalus?
2. Apakah etiologi Hidrosefalus?
3. Bagaimana patofisiologi Hidrosefalus?
4. Bagaimana manifestasi klinis Hidrosefalus?
5. Bagaimana penatalaksanaan Hidrosefalus?
6. Bagaimana asuhan kebidanan Hidrosefalus?
7. Bagaiamana dokumentasi soap Hidrosefalus?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Hidrosefalus
2. Mengetahui etiologi Hidrosefalus
3. Mengetahui patofisiologi Hidrosefalus
4. Mengetahui manifestasi klinis Hidrosefalus
5. Mengetahui penatalaksanaan Hidrosefalus
6. Mengetahui asuhan kebidanan Hidrosefalus
7. Mengetahui dokumentasi soap Hidrosefalus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Langkah 7 : Evaluasi
Setelah dilaksanakannya rencana yang menyeluruh, bidan mengevaluasi
klien tersebut agar mengetahui apakah asuhan yang diberikan efektif atau tidak.
Bidan juga harus mendampingi klien (ibu) dalam proses rujukannya.
Tinjauan Kasus
1. Pengertian Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat
peningkatan jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi dan absorbsinya. Kondisi ini
juga bisa disebut sebagai gangguan hidrodinamik CSS.Kondisi seperti
cerebral atrofi juga mengakibatkan peningkatan abnormal CSS dalam
susunan saraf pusat (SSP). Dalam situasi ini, hilangnya jaringan otak
meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi secara pasif dengan CSS. Kondisi
seperti itu bukan hasil dari gangguan hidrodinamik dan dengan demikian
tidak diklasifikasikan sebagai hidrochefalus
2. Etiologi Hidrosefalus
Penyebab hidrosefalus pada kasus congenital banyak belum
diketahui, beberapa kasus <2% berhubungan dengan kromosom X. Penyebab
paling sering pada kasus acquired yaitu obstruksi akibat tumor, adanya
trauma, perdarahan intrakranial, dan infeksi. Hydrocephalus dapat
berhubungan dengan beberapa sebab termasuk cacat sejak lahir, pendarahan
di otak, infeksi, meningitis, tumor, atau cedera kepala. Banyak bentuk dari
hydrocephalus adalah hasil dari terhambatnya cairan cerebrospinal di
ventrikel (di otak bagian tengah. Pada cacat sejak lahir, kerusakan fisik dari
aliran cairan ke ventrikel biasanya menyebabkan hydrocephalus.
Hydrocephalus biasanya mendampingi cacat sejak lahir yang disebut spina
bifida (meningomyelocele).
3. Patofisiologi Hidrosefalus
a. Congenital hydrocephalus
Adanya pembesaran ventrikel yang progresif. Semua kasus bersifat
obstruktif atau noncommunicating. Malformasi dari saluran ini biasanya
terjadi pada usia kehamilan 6-17 minggu, dan biasanya Disertai gangguan
otak.
d. Other ventriculomegaly
Ventriculomegali dengan hilangnya periventricular white matter
yang merupakan komplikasi perdarahan yang infarct (PVHI).
4. Manifestasi Klinis Hidrosefalus
Gejala yang paling nyata dari hydrocephalus adalah besar kepala yang
abnormal. Hal ini terjadi karena tekanan luar yang terus menerus pada otak
dan temperung kepala dari hydrocephalus sepanjang perkembangan dan
pertumbuhan kepala.
Manifestasi klinis:
a. Kepala membesar, fontanel antrior menonjol.
b. vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi
menangis.
c. Terdapat bunyi creckedpot (tanda Macewen).
d. Mata melihat kebawah, mudah terstimulasi, lemah dan kemampuan
makan berkurang.
e. Opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas bawah.
f. Pada bayi dengan malformasi Ac, bayi mengalami kesulitan menelan.
g. Bunyi napas stridor.
h. Kesulitan bernapas.
i. Apnea, dan tidak ada refleks muntah.
j. Sakit kepala, papil edema.
k. Strabismus, ataxia, letargi, bingung, dan bicara inkoheren.
Bila hidrosefalus terjadi pada infant atau bayi yang baru lahir yang belum
mengalami penutupan pada sutura cranial, maka akan terjadi pembesaran
kepala. Apabila hidrosefalus terjadi setelah penutupan sutura cranial maka
yang terjadi yaitu peningkatan tekanan intrakranial, sehingga pasien
mengalami nyeri kepala hebat, tanpa disertai perubahan ukuran lingkar kepala.
5. Penatalaksanaan Hidrosefalus
a. Umum
Terapi untuk pasien hidrosefalus tergantung pada penyebabnya.
Pemberian asetazolamid dan furosemid (golongan diuretik) dapat
mengurangi produksi CSF, tetapi memberikan efek yang kurang baik
untuk jangka panjang.
Telaah Jurnal
Nomor Register : 08 76 xx
Tanggal Pengkajian : 15 April 2020, pukul 13.00 WIB
Tempat : PMB Kasih
Nama Bidan : Bd. Ran
Nama : Ny P Nama : Tn H
Umur : 34 tahun Umur : 34 tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Penjahit Pekerjaan : Buruh Pabrik
Alamat : Minahasa no. 8 Alamat : Minahasa no. 8
Data Subyektif
A. Keluhan utama
Klien datang bersama suami karena keluar lendir bercampur darah dari kemaluan
E. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Dysmenorrhea : tidak ada
2. Riwayat Kehamilan Sebelumnya
no Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan bayi Masalah
persalinan kelamin waktu lahir kehamilan
2011 Spontan Bidan Peremp BBL 3200 g Tidak ada
uan PB 49 cm
2. 2017 Hamil - - - -
hingga UK 2
bulan
kemudian
keguguran
3. Pengalaman Menyusui
Ibu mengatakan ada menyusui pada anak sebelumnya dan berlangsung selama dua
tahun serta pemberian asi eksklusif selama 6 bulan.
4. Masalah ginekologi
Ibu mengatakan tidak ada masalah ginekologi
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan suntik KB setiap 3 bulan dan pil.
F. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. HPHT : 15 Juli 2019
2. HTP : 21 April 2019
3. ANC : 5 kali ( dilakukan di BPM )
1 kali di trimester I
2 kali di trimester II
2 kali di trimester III
H. Data psikologi
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan janinnya.
I. Data spiritual
Ibu melaksanaka shalat 5 waktu dan rutin mengaji setelah shalat magrib.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik.
b. Tanda-tanda vital (TTV)
Tekanan Darah : 130/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,8°C
Pernapasan : 20x/menit
c. Tinggi badan : 158 cm.
d. Berat badan sekarang : 72 kg
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Mesochepalus, tidak oedema, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan.
2. Rambut : Lurus, bersih, tidak ada ketombe, tidak ada kutu, rambut tidak
berminyak.
3. Muka : Oval, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum.
4. Mata : Simetris, tidak strabismus, sklera putih, konjungtiva merah muda.
5. Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada polip.
6. Mulut : Tidak stomatitis, tidak ada karies gigi, lidah bersih.
7. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik.
8. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena
jugularis.
9. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi whezing
10. Payudara :Simetris, puting menonjol, tidak ada massa, terdapat
hiperpigmentasi puting dan aerola mamae.
11. Abdomen : tidak ada bekas operasi, perut membesar, ada linea nigra, ada
striae
12. Palpasi Leopold
Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, keras, dan melenting yaitu kepala
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba keras,memanjang yaitu punggung, serta
bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu ekstremitas
Leopold III : bagian terbawah teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong
Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP
TFU : 40 cm
TBJ :(40-11)x155= 4495 gr
Kontraksi : 4x/10’ menit/ 40 detik
13. Auskultasi DJJ : 140 X/ menit, teratur
14. Ekstremitas atas : Simetris, tidak polidaktili, tidak oedem, gerakan aktif.
15. Ekstremitas bawah : Simetris, tidak polidaktili, terdapat oedema, tidak
varises, gerakan aktif. Reflek patella kanan dan kiri : (+)/(+)
16. Genetalia Luar : ada pengeluaran lendir bercampur darah, tidak ada
keputihann. Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 5-6 cm, porsio tipis,
ketuban utuh, bag. Terendah bokong
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 13,2 gr/dl
USG : Dari hasil USG saat UK 38 mg, Aktivitas janin normal. Janin
dengan hidrosefalus
LANGKAH V :PERANCANAAN
Rencana tindakan
Tanggal : 15 April 2020, pukul 13.30 WIB
1. Jelaskan hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan tentang keluhan yang dialami ibu.
3. Jelaskan tanda-tanda persalinan
4. Jelaskan tentang hidrosefalus ( pengertian, penyebab, gejala serta
penanganannya)
5. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dan memberikan minum jika
ibu kelihatan lelah
6. Informed Consent ibu untuk bersedia melahirkan dengan persalinan
caesar di rumah sakit rujukan
7. Siapkan surat rujukan
8. Dampingi ibu dalam rujukan ke rumah sakit
9. Dokumentasi
LANGKAH VI : PELAKSANAAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
a. Bagi mahasiswa
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis kelainan yang
menyertai kehamilan dan persalinan khususnya hidrocephalus.
b. Bagi Bidan
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut
penanganan hidrocephalus yang menyertai kehamilan dan persalinan, dan bidan
dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya hidrophalus dalam kehamilan dan
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar Japardi (2002). Cairan Serebrospinal. USU Digital Library, Fakultas
Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara.
Jason G. Mandell et. All. 2010. Journal of Neurosurgery: Pediatrics. July 2010
Volume 6, Number 1.
Murat Sakir Eksi, Ahmet Ogrenci, Osman Ersegun Batcık, Orkun Koban. 2016.
Management of obstructive hydrocephalus in pregnant patient. Asian Journal of
Neurosurgery.Published by Wolters Kluwer Medknow.