KEPERAWATAN ANAK I
HIDROSEFALUS
Dosen : Etri Taviane, S.Kep,. Ns.
Disusun Oleh :
Kelompok VI
Apriliano
:20
14.B.15.0362
Marti
:2014.B.15.0385
Riswan Saputra
:2014.B.15.0396
Wahhwani
:2014.B.15.0400
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
ASUHAN KEPERWATAN PADA ANAK HIDROSEFALUS
Makalah
ini
nasofaring,penyebab
berisikan
carcinoma
tentang
informasi
Pengertian
nasofaring,penanganannya,serta
carsinoma
manifestasi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1
LATAR BELAKANG.....................................................................................1
1.2
TUJUAN PENULISAN..................................................................................1
1.3
RUMUSAN MASALAH................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
2.1
DEFINISI HIDROSEFALUS.........................................................................2
2.2
ETIOLOGI HIDROSEFALUS.......................................................................3
2.3
2.4
PATOFISIOLOGI HIDROSEFALUS.............................................................5
2.5
2.6
2.7
2.8
KOMPLIKASI HIDROSEFALUS...............................................................11
2.9
MANAJEMEN KEPERAWATAN................................................................12
2.9.1
PENGKAJIAN......................................................................................12
2.9.2
2.9.3
2.9.4
Implementasi.........................................................................................16
2.9.5
Evaluasi.................................................................................................16
KESIMPULAN.............................................................................................17
3.2
SARAN.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
1.2
1.
TUJUAN PENULISAN
2.
1.3
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
keadaan
patologis
otak
yang
mengakibatkan
bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan
serebro spinal (Ngastiyah,2007).
Hidrosefalus
Congenital, yaitu
Hidrosefalus
yang
dialami
sejak
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi
dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah:
1.
2.
penyumbatan
bagian
depan
ventrikel
III
disebabkan
kraniofaringioma.
Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan
yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
2.3 FISIOLOGI CAIRAN CEREBRO SPINALIS
a.
Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan
2.
Parenchym otak
3.
b.
Arachnoid
Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat
Pathway HIDROSEFALUS
10
bola mata berotasi kebawah olek karena ada tekanan dan penipisan tulang
supra orbita. Sclera nampak diatas iris, sehingga iris seakan-akan seperti
B.
C.
11
untuk menghindari trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat
lebih dipilih dari pada menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.
2. Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada
umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan
dosis 25 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika dan
kortikosteroid dapat diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pembarian
diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan pada kasus
didapat dapat sembuh spontan 40 50 % kasus.
3. Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi.
Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat
mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada
keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya : kateter
shunt obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari
ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan
ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan raksi
radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk
selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau
dislokasi.
4. Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
12
Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau
upaya meningkatkan resorbsinya.
2.
radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi.
saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III
adalah dengan teknik bedah endoskopik.
3.
kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga
peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang
ada hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2
hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit
terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang
dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual,
lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
13
2.9.1
PENGKAJIAN
a)
b)
Riwayat Kesehatan
14
Pemeriksaan Fsik
Masa bayi :
kepala membesar , Fontanel Anterior menonjol, Vena pada kulit kepala
dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi menangis, terdapat bunyi CrackedPot ( tanda macewe),Mata melihat kebawah (tanda setting sun ) , mudah
terstimulasi, lemah, kemampuan makan kurang, perubahan kesadaran,
opistotonus dan spatik pada ekstremitas bawah.pada bayi dengan malformasi
Arnold- Chiari, bayi mengalami kesulitan menelan, bunyi nafas stridor,
kesulitan bernafas, Apnea, Aspirasi dan tidak reflek muntah.
Masa Kanak-Kanak
Sakit kepala, muntah, papil edema, strabismus, ataxsia mudah terstimulasi ,
Letargy Apatis, Bingung, Bicara inkoheren.
d)
Pemeriksaan Diagnostik
e)
15
f)
2.9.2
1.
2.
3.
4.
5.
2.9.3
Mekanisme koping
Pengalaman di rawat di Rumah Sakit
Pengetahuan Klien dan Keluarga
Hidrosephalus dan rencana pengobatan
Tingtkat pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN HIDROSEFALUS
Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan
tekanan intracranial
Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan gangguan
status nutrisi
Resiko cedera berhubungan dengan kejang
Ansietas yang berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang
hidrosefalus dan terapi
Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
RENCANA KEPERAWATAN HIDROSEFALUS
16
eksraokuler. Terjadi pula perubahan pada C7, C9 dan C10 yang ditandai
dengan ketidakmampuan berbicara dan menelan, dan stridor atau bunyi
berkokok saat inspirasi
d. Tinggikan kepala tempat tidur 30
R/ peninggian kepala tempat tidur memungkinkan terjadinya gravitasi untuk
meningkatkan drainase aliran vena serebrum sehingga membantu penurunan
TIK.
e. Kaji ubun-ubun terhadap kemungkinan terjadi penonjolan setiap 4 jam.
Yakinkan untuk melakukan pengkajian selama periode yang tenang, sebab
ubun-ubun biasanya menonjol selama anak menangis.
R/ penonjolan ubun-ubun yang tampak penuh, secara langsung merefleksikan
peningkatan TIK.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
17
b.
c.
d.
e.
4. Ansietas (orang tua dan anak) yang berhubungan dengan kurangnya pemahaman
tentang hidrosefalus dan terapi.
Tujuan: Orang tua dan anak akan mengekspresikan pemahamannya tentang
hidrosefalus,
Intervensi:
a. Jelaskan tentang definisi hidrosefalus, anatomi ventrikel, tujuan dasar dari
parau. Gunakan sample parau jika tersedia untuk membantu mengklarifikasi
penjelasan yang diberikan. Juga jelaskan tujuan berbagai tindakan uji
diagnostic yang disarankan dan prosedur yang akan dijalani anak.
R/ memberikan penjelasan semacam ini akan membantu mengurangi
ketakutan dan kecemasan serta meningkatkan penerimaan terhadap kondisi
anak.
b. Beri waktu kepada orang tua untuk mengajukan pertanyaan dan
mengekspresikan ketakutan dan kekhawatiran.
R/ orang tua membutuhkan waktu untuk dapat memahami semua informasi
yang diberikan sehingga mereka mendapatkan ide untuk bertanya serta
mengekspresikan ketakutan dan kekhawatiran.
c. Bantu anak untuk mempersiapkan rawat inap di rumah sakit dan
pembedahan dengan simulasi menggunakan boneka, alat-alat rumah sakit
yang tersedia
18
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.
2.9.5 Evaluasi
1. Anak akan mempertahankan fungsi otak dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
lebih lanjut peningkatan TIK.
2. Anak akan mendemonstrasikan tidak ada tanda dehidrasi yang ditandai dengan
berat badan stabil, turgor kulit baik, kadar elektrolit stabil, membrane mukosa
lembab, haluaran urine 1-2 ml/kg/jam.
3. Anak tidak akan mengalami cedera sebagai akibat kejang.
4. Orang tua dan anak akan mengekspresikan pemahamannya tentang
hidrosefalus.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
19
keadaan
patologis
otak
yang
mengakibatkan
bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan
serebro spinal (Ngastiyah,2007).
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang
progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan
jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan
absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan
meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang
tempat mengalirnya liquor (Mualim, 2010)
3.2SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
.Mc Closky & Bulechek. (2002). Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America:Mosby.
Meidian, JM. (2002). Nursing Outcomes Classification (NOC).United States of
America:Mosby.
Mualim. 2010. Askep Hidrosefalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012
Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, Jakarta : EGC.
Riyadi. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Salemba
Medika.
Price,Sylvia
Anderson.
2005. Patofisiologi;Konsep
klinis
proses-proses
penyakit,Jakarta;EGC.
Vanneste JA. Diagnosis and management of normal-pressure hydrocephalus. J.
Neurol, 2000 ; 247 : 5-14.
Wong, Donna L., 2003, Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC
21