Mata Kuliah:
Keperawatan Medikal Bedah III
Disusun Oleh :
Putri Puji Pangestuti
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayat, dan
anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan tepat waktu.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..……....i
Daftar Isi………………………………………………………..............................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2. Tujuan.....................…………………………...………..............................2
1.3. Manfaat…….……….....……………..........................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
4.1. Kesimpulan……………………………………………………………....28
4.2. Saran…………………………………………………………………......28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
berlanjut setelah lahir dan tetap hidup akan menjadi masalah pediatri
sosial.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
3
4
dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada
bayi dan anak ialah:
1. Sebab-sebab Prenatal
2. Sebab-sebab Postnatal
a. Lesi masa menyebabkan peningkatan resistensi aliran liquor
serebrospinal dan kebanyakan tumor berlokasi di fosa posterior.Tumor
lain yang menyebabkan hidrosefalus adalah tumor di daerah
mesencephalon. Kista arachnoid dan kista neuroepitalial merupakn
kelompok lesi masa yang menyebabkan aliran gangguan liquor
berlokasi di daerah supraselar atau sekitar foramen magmum.
b. Perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kejadian seperti prematur,
cedera kepala, ruptura malformasi vaskuler.
c. Meningitis. Semua meningitis bakterialis dapat menyebabkan
hidrosefalus akibat dari fibrosis leptomeningeal. Hidrosefalus yang
terjadi biasanya multi okulasi, hal ini disebabkan karena keikutsertaan
adanya kerusakan jaringan otak
d. Gangguan aliran vena. Biasanya terjadi akibat sumbatan antomis dan
fungsional seperti akhondroplasia dimana terjadi gangguan drainase
vena pada basis krani, trombosis jugularis (Hardiyanti, 2016)
Gangguan Kompresi
Depresi
integritas kulit batang Risiko
saraf
otak
kardiovasku-
lar dan
pernapasan
9
Disfungsi persepsi
visual-spasial dan
kehilangan sensorik
Respons
inflamasi
Gangguan Hiperterm
persepsi i
sensori
visual
Kematian Koma
Pada dewasa dan anak yang sudah besar, tanda- tanda yang menunjukkan
hidrosefalus meliputi :
3) B3 (Brain)
Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan focus dan
lebih lengkap disbanding pengkajian pada system yang lain.
Hidrosefalus menyebabkan berbagai deficit neurologis terutama
15
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi peningkatan tekanan intracranial b.d peningkatan jumlah
cairan serebrospinal.
b. Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial
c. Hipertermi berhubungan dengan adanya respon inflamsi karena
masuknya bakteri ditandai dengan suhu tubuh pasien 39¬0 C.
d. Resiko tinggi infeksi b.d port’d’ entere organism sekunder akibat trauma,
pemasangan drain/shunt
e. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan kejang
19
3. Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Mandikan klien dengan 1. Meningkatkan kenyamanan
menggunakan air hangat klien
2. Ciptakan lingkungan yang 2. Lingkungan yang nyaman
nyaman bayi klien akan mampu meningkatkan
3. Sesuaikan temperatur perbaikan status kesehatan
ruangan dengan kebutuhan klien.
klien 3. Menjaga suhu yang sesuai
4. Berikan kompres hangat dalam meningkatkan perbaikan
status kesehatan klien.
4. Menurunkan suhu tubuh
klien sehingga dapat berada
dalam batas normal
22
d. Resiko tinggi infeksi b.d port’d’ entere organism sekunder akibat trauma,
pemasangan drain/shunt
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam tidak terdapat tanda-tanda
infeksi
Kriteria hasil :
TD dalam batas normal, tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat
kemerahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda-tanda 1. Mengetahui penyebab
infeksi( letargi, nafsu makan terjadinya infeksi
menurun, ketidakstabilan, 2. Mencegah timbulnya
perubahan warna kulit) infeksi
2. Lakukan rawat luka 3. Asupan nutrisi dapat
3. Pantau asupan nutrisi membantu menyembuhkan
4. Kolaborasi dalam luka
pemberian antibiotik 4. Antibiotik dapat mencegah
timbulnya infeksi
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi ketat tanda-tanda 1. Untuk mengetahui secara
peningkatan TIK dini peningkatan TIK
2. Tentukan skala coma 2. Penurunan keasadaran
3. Hindari pemasangan infus menandakakan adanya
23
INTERVENSI RASIONAL
1. Ubah posisi setiap 2 jam 1. Menghindari tekanan dan
2. Observasi terhadap eritema, meningkatkan aliran darah
kepucatan, dan palpasi area 2. Hangat dan pelunakan
sekitar terhadap kehangatan adalah tanda perusakan
dan pelunakan jaringan tiap jaringan
mengubah posisi 3. Mempertahankan keutuhan
3. Jaga kebersihan kulit kulit
seminimal mungkin hindari 4. Mencegah resiko infeksi
24
INTERVENSI RASIONAL
1. Pertahankan kebersihan 1. Mulut yang tidak bersih
mulut dengan baik sebelum dapat mempengaruhi rasa
dan sesudah mengunyah makanan dan meninbulkan
makana mual
2. Tawarkan makanan porsi 2. Makan dalam porsi kecil
kecil tetapi sering untuk tetapi sering dapat mengurangi
mengurangi perasaan tegang beban saluran pencernaan.
pada lambung Saluran pencernaan ini dapat
3. Atur agar mendapatkan mengalami gangguan akibat
nutrien yang berprotein/ kalori hidrocefalus
yang disajikan pada saat 3. Agar asupan nutrisi dan
25
h. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b.d penurunan aliran darah ke otak
ditandai dengan vena-vena di area cerebral melebar, sutura melebar.
Tujuan :
26
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi pupil atau 1. Memberikan deteksi awal
perubahan tanda-tanda vital, dan intervensi untuk
penurunan tingkat kesadaran meminimalkan penekanan
dan/atau fungsi motor intrakranial
2. Baringkan klien (tirah 2. Perubahan pada tekanan
baring) total dengan posisi intrakranial akan dapat
tidur terlentang tanpa bantal. menyebabkan risiko terjadinya
3. Monitor tanda-tanda vital, herniasi otak.
seperti suhu, dan frekuensi 3. Mengetahui keadaaan
pernapasan. umum klien
4. Monitor kadar hemoglobin 4. Hemoglobin berperan
dalam darah (nilai normal : dalam pengangkutan oksigen
9,0-14,0 g/dL) ke jaringan otak
INTERVENSI RASIONAL
27
j. Kurang pengetahuan orang tua b.d penyakit yang di derita oleh anaknya
Tujuan :
Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai penyakit yang diderita
anaknya
Kriteria hasil :
Kecemasan orang tua pada kondisi kesehatan anaknya dapat berkurang ,
orang tua mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, pengobatan dan
perubahan pola hidup yang dibutuhkan
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri kesempatan orang tua 1. Keluarga dapat
untuk mengekspresikan mengemukakan perasaannya
kesedihannya sehinnga perasaan orang tua
2. Beri kesempatan orang tua dapat lebih lega
untuk bertanya mengenai 2. Pengetahuan orang tua
kondisi anaknya bertambah mengenai penyakit
3. Jelaskan tentang kondisi yang di derita oleh anaknya
penderita, prosedur, terapi dan sehinnga kecemasan orang tua
prognosanya. dapat berkurang
4. Ulangi penjelasan tersebut 3. Pengetahuan kelurga
bila perlu dengan contoh bila bertambah dan dapat
keluarga belum mengerti mempersiapkan keluarga
28
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
13
Daftar Pustaka
13