KEPERAWATAN ANAK I
HIDROCEPHALUS
Disusun Oleh:
Asyrofi Mudtaqin 1130018112
Dosen Pembimbing:
Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
Asyrofi Mudtaqin 1130018112
Dosen Pembimbing:
Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang
“Hidrocephalus”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir.
P
enulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
3.2 Saran........................................................................................ 22
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 23
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Hidrocefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang
berasal berarti kepala. Hidrocefalus merupakan penumpukan cairan
cerebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel
otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih
ventrikel atau ruang subarachnoid. (Ayu, 2016)
3
cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular.
4
a. Pembentukan CSF
b. Sirkulasi CSF
5
dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga
selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu
merupakan kasus emergency.
Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar
untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior
tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan.
Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks)
menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah pelebaran ini
menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol
secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan
terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV.
Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian
besar ruang dibawah tentorium. Klien dengan tipe hidrosephalus diatas
akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan
wajahnya tampak kecil secara disproporsional. Dikarenakan kondisi CSS
yang tidak normal hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga
mekanisme yaitu:
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Terjadi bila CSS otak terganggu (gangguan di dalam atau pada sistem
ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem
6
ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital: stenosis
akuaduktus Sylivius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis dan ventrikel
III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran lokasinya). Yang agak
jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom Dandy-
Walker, Atresua Foramen Monro, malformasi vaskuler atau tumor bawaan.
Radang (eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma
subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikel, tumor
parasellar, tumor fossa posterior).
Tipe obstruksi
A. Kongenial
a) Stenosis akuaduktus serebri
7
ekspansi kistik ventrikel IV dan hypoplasia vermis sereblum.
Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi
ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal
ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80% kasusnya biasanya
Nampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi
bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus
kalosum, labiopalatoskhisis, anomaly okuler, anomaly jantung, dan
sebagainya.
c) Malformasi Arnold-Chiari
8
tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang
ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang.
Dapat diobati dengan antibiotic dosis tinggi.
b) Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
c) Hematoma intraventrikuler
9
dalam ventrikel khususnya ventrikel III. Berdasarkan lokasi kista,
dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan
mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang
tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat memasang
shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan
menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.
3. Berdasarkan usia
a. Hidrosefalus tipe kongenital / infantile (bayi)
b. Hidrisefalus tipe juvenile/ adult (anak-anak/dewasa)
10
bulan pertama setelah lahir
b. Spina bifida dan cranium bifida
11
4. Neoplasma
12
2. Hydrochepalus pada anak diatas usia 2 tahun.
13
fontanela telah menutup untuk memaukkan kontras dibuatkan lubang
dengan bor pada cranium bagian frontal atau oksipitalis.
Ventrikulografi ini sangat sulit dan mempunyai resiko yang tinggi.
Dirumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah
ditinggalkan.
9. CT Scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya
pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas
ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar.
Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas
oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi
ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarachnoid di
proksimal dari daerah sumbatan
Keuntungan CT Scan :
a) Gambaran lebih jelas
b) Non traumatic
c) Meramal prognose
d) Penyebab hidrosefalus dapat diduga
10. USG
A. Terapi
Terapi medikamentosa
14
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya
mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan
resorpsinya. Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada
pusat-pusat kesehatan dimana sarana bedah saraf tidak ada.
Cara pemberian dan dosis; per oral 2-3 x 125mg/hari, dosis ini dapat
ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari
b. Furosemide
Cara pemberian dan dosis; per oral 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv
0,6 mg/kgBB/hari. Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien
diprogramkan untuk operasi.
Cara:
a) LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada
interspace L2-3 atau L3-4 dan CSS dibiarkan mengalir di
bawah pengaruh gaya gravitasi.
b) LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang
memakai cara setiap LP CSS dikeluarkan 3-5 ml.
15
c) Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar
kurang dari 5 ml, LP diperjarang (2-3 hari).
d) Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap
minggu.
e) LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan
CT scan 3 minggu berturut-turut.
f) Tindakan ini dianggap gagal jika :
1. Dilatasi ventrikel menetap
2. Cortical mantel makin tipis
3. Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriks
4. Dilatasi ventrikel yang progresif
C. Terapi Operasi
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus.
Pada penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan :
Mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu
10-30 menit.
1. “Third Ventrikulostomi”/Ventrikel III
Ada 2 macam :
a. Eksternal
16
CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh
lain.
a) Ventrikulo-sisternal CSS dialirkan ke sisterna
magna (Thor-kjeldnes)
b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan
c) Ventrikulo-sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis
superior
d) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke
Bronkhus
e) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke
mediastinum
f) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga
peritoneum
3. “Lumbo Peritoneal Shunt”
17
Pada umumnya orang tua pasien mengeluh kepala anaknya semakin
membesar, mata membesar dan mata selalu melihat kebawah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan orang tua mengeluh kepala anaknya semakin
membesar.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Hidrosefalus merupakan penyakit kelainan bawaan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Hidrosefalus merupakan penyakit kelainan bawaan atau adakah
keluarga pasien untuk ibu pasien sewaktu hamil yang menderita
demam tifoid dan menularkan kepada janin melalui darah
e. Pemeriksaan fisik
TTV : TD : peningkatan sistol tekanan darah
N : penurunan nadi
RR : peningkatan frekuensi pernafasan
i. B4 ( Bladder ) : Oliguria
18
nervus VII wajah pasien tampak kaku karena terdapat tekanan, pada
nervus XI pasien susah menggerakkan leher dan pundak, pada
nervus XII pasien tidak dapat menggerakkan lidah.
m.Pemeriksaan rangsangan meningeal
Pada pemeriksaan rangsangan meningeal biasanya pada psien
dengan hidrosefalus didaptkan kaku kuduk positif, kernik negatif.
B. Diagnosa
N Diagnosa
o
.
D
x
Pola napas tidak efektif b.d gangguan neorologis d.d
1 dipsnea, pola napas abnormal, tekanan inspirasi
. menurun
Defisit nutrisi b.d factor psikologis (keengganan untuk
2 makan) d.d berat badan menurun, nafsu makan menuun,
. membrane mukosa pucat.
19
h. Diameter thoraks anterior-posterior meingkat
i. Ventilasi semenit menurun
j. Kapasitas vital menurun
k. Tekanan inspirasi menurun
l. Ekskursi dada berubah
Penyebab:
a. Depresi pusat pernapasan
b. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas,
kelemahan otot pernapasan)
c. Deformitas dinding dada
d. Deformitas tulang dada
e. Gangguan neuromuskular
f. Gangguan neurologis (mis. Elektroensefalogram [EEG]
positif, cedera kepala, ganguan kejang)
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan enegi
i. Obesitas
j. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
k. Sindrom hipoventilasi
l. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
m. Cedera pada medulla spinalis
n. Efek agen farmakologis
o. Kecemasan
2. Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
Gejala dan Tanda Mayor :
a. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentan ideal
Gejala dan Tanda Minor:
a. Cepat kenyang setelah makana
b. Kram/nyeri abdomen
c. Nafsu makan menurun
20
d. Bising usus hiperaktif
e. Otot pengunyah lemah
f. Otot menelan lemah
g. Membrane mukosa pucat
h. Sariawan
i. Serum albumin turun
j. Rambut rontok berlebihan
k. Diare
Penyebab:
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
C. Intervensi
21
Defisit nutrisi Setelah di Observasi
lakukan 1. Identifikasi status nutrisi
intervensi 2. Monitor berat badan
keperawatan Terapeutik
selama 2x24 jam 3. Berikan makanan tinggi
maka di kalori dan tinggi protein
harapkan status Edukasi
nutrisi pasien 4. Anjurkan posisi duduk
dapat teratasi Kolaborasi
dengan kriteria 5. Kolaborasi dengan ahli
hasil: gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
- Porsi makan yang nutrient yang di
di habis kan dari butuhkan.
skala 2 (cukup
menurun) menjadi
skala 4 (cukup
meningkat)
- Berat badan dari
skala 2 (cukup
memburuk)
menjadi skala 4
(cukup membaik)
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24