Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HYDROSEFALUS

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Faricha Oktarina (1911021)


2. Kharisma Ayunda Agnesti (1911025)
3. Dio Alif Aufa P (1911039)

STIKES PATRIA HUSADA BLITAR

JURUSAN PENDIDIKAN NERS

TA. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Anak denganHydrocefalus”. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Anak.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
pada penulisan maupun materi, sehingga suatu kehormatan besar bagi kami
apabila mendapatkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan wawasan bagi
pembaca.

Blitar, 27 September 2021

penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HYDROCEFAALUS...............1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1Latar Belakang................................................................................................4
1.2Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3Tujuan..............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 DEFINISI.......................................................................................................6
2.2 ETIOLOGI.....................................................................................................6
2.3 TANDA DAN GEJALA ...............................................................................6
2.4 PATOFISIOLOGIS........................................................................................7
2.5 PATHWAY ...................................................................................................8
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................9
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1KESIMPULAN.............................................................................................15
3.2SARAN.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu


hydrocephalus dikenal seba gai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan
teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia
semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu
penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan
terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar
tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan
hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan
keperawatan yang khusus.
Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani,
2010). Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak
pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal.
Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya
hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi
gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan
diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun - ubunnya masih terbuka,
sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan
melebarnya tulang - tulang tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang
tengkorak tidak mampu lagi melebar.

1.2Rumusan Masalah
 Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan Hydrocefalus?

1.3Tujuan
1. Tujuan Umum
o Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada
klien dengan Hydrocefalus

4
2. Tujuan khusus
o Mahasiswa mampu memahami definisi dari hydrocefalus
o Mahasiswa mampu memahami etiologi dari hydrocefalus
o Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis dari
hydrocefalus
o Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari hydrocefalus
o Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari
hydrocefalus

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebro spinal dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran
ventrikel(Hidrosefalus - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter, n.d.)

2.2 ETIOLOGI
1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
Merupakan penyebab terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak (60- 90%).
Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau abnormal,
yaitu
lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahit atau
progresif dengan cepat pada bulan - bulan pertama setelah kelahiran.
b. Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan sindrom
Arnould- Jhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata
dan cerebellum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum
sehingga terjadi penyumbatan
sebagian atau total.

5
c. Sindrom Dandy- Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan
hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel
IV, yang
dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di
daerah fosa pascaerior.
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi
obliterasi ruangan subarahnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis
purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat
pirulen di aqueduktus sylviin atau system basalis. Hidrosefalus banyak terjadi
pada klien pasca meningitis.
Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan
sesudah sembuh dari meningitis. Secara patologis terlihat pelebaran jaringan
piamater dan arahnoid sekitar system basalis dan daerah lain. Pada meningitis
serosa tuberkulosa, perlekatan meningen teru tama terdapat di daerah basal
sekitar sistem kiasmatika dan
interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purunlenta lokasisasinya lebih
tersebar.
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. Pengobatannya d alam hal ini di tujukan kepada penyebabnya dan
apabila tumor tidak di angkat, maka dapat di lakukan tindakan paliatif dengan
mengalihkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak, penyumbatan
ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii biasanya suatu glioma yang berasal dari
serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan
kraniofaringioma.
4. Perdarahan
Menurut Allan H. Ropper, 2011:360 Perdarahan sebelum dan sesudah lahir
dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah
ba sal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu
sendiri(Hidrosefalus Pada Anak Spesialis 1 Ilmu Bedah Saraf, n.d.)

2.3 TANDA DAN GEJALA


Gejala- gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi
intrakranial.
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu :

6
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonates
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus
kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah
35- 40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama
tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi
terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa.
Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang- tulang
kepala menjadi sangat tipis. Vena- vena di sisi samping kepala tampak
melebar dan berkelok.
2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak- kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda
(diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang
paling umum terjadi pada pasien - pasien hidrosefalus di bawah usia dua
tahun adalah pembesaran
abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan
sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi
standar di atas ukuran n ormal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala
hipertensi intrakranial lainnya yaitu: Fontanel anterior yang sangat tegang,
Sutura kranium tampak atau teraba melebar, Kulit kepala licin mengkilap dan
tampak vena- vena superfisial menonjol, Fenomena ‘mata hari tenggelam’
(sunset phenomenon).

2.4 PATOFISIOLOGIS
Menurut pendapat Harsono (2015). Pembentukan cairan serebrospinal
terutama dibentuk di dalam sistem ventrikel. Kebanyakan cairan tersebut
dibentuk oleh pleksus koroidalis di ventrikel lateral, yaitu kurang lebih
sebanyak 80% dari total cairan serebrospinalis. Kecepatan pembentukan
cairan serebrospinalis lebih kurang 0,35- 0,40 ml/menit atau 500 ml/hari,
kecepatan pembentukan cairan tersebut sama pada orang dewasa maupun
anak- anak. Dengan jalur aliran yang dimulai dari ventrikel lateral menuju ke
foramen monro kemudian ke ventrikel 3, selanjutnya mengalir ke akuaduktus
sylvii, lalu ke ventrikel 4 dan menuju ke foramen luska dan magendi, hingga
akhirnya ke ruang subarakhnoid dan kanalis spinalis(Krishnamurthy & Li,
2014)

7
2.5 PATHWAY

2.6 ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN

a. Identitas pasien, meliputi :

 Nama
 Jenis kelamin
 Usia
 Tempat tanggal lahir

b. Riwayat penyakit

8
c. TTV

d. Aktivitas atau istirahat ;

 Takikardi
 Penurunan TD
 Dispnea dengan aktivitas

e. Nyeri/ketidaknyamanan :

f. Pernafasan

g. Keamanan :

 Riwayat infeksi virus


 Riwayat infeksi bakteri
 Riwayat infeksi jamur
 Penurunan sistem imun

No Diagnosa Luaran Intervensi


1. Deficit Setelah dilakukan MANAJEMEN
nutrisi(Persatuan intervensi keperawatan NUTRISI OBSERVASI
Perawat Nasional selama 2x24 jam maka - Identifikasi status
Indonesia, 2017) - Keinginan makan nutrisi - Identifikasi
membaik alergi dan intoleransi
- Asupan makan makanan
membaik - Identifikasi makanan
- Kemampuan yang disukai
menikmati makanan - Identifikasi kebutuhan
membaik kalori dan jenis nutrient
- Asupan nutrisi - Identifikasi perlunya
membaik(PPNI, penggunaan selang
2018) nasogastric
- Monitor asupan
makanan

9
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
TERAPEUTIK
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu - Sajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen
makanan , jika perlu
- Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan
oral dapat ditoleransi
EDUKASI
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu 1

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hidrosefalus merupakan penumpukan CSS yang secara aktif dan
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel otak atau ruang subrachnoid yang dapat
menyebakan dilatasi sistem ventrikel otak dimana keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal, disebabkan baik oleh produksi
yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan
intracranial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran di ruangan – ruangan
tempat aliran cairan serebrospinal. Klasifikasi hidrrosefalus patologi dapat
dikelompokan sebagai, obstriktif ( non – communicating ) dan non – obstriktif
( communicating ). Etiologi dari hidrosefalus penymbatan aliran CSS yang sering
terdapat pada bayi yaitu kelainan bawaan , infeksi, neoplasma dan perdarahan.
Manifestasi klinis dari hindrosefalus yaitu mata juling, sakit kepala, pupil edema,
espon terhadap cahaya lambat dan tidak sama. Pemeriksaan diagnostic yang sudah
dilakukan yaitu CT – Scan kepala dan tindakan operasi. Komplikasi dari
hidrosefalus yaitu peningkatan tekanan dalam otak intra cranial, kerusakan otak,
penurunan IQ, keterlambatan perkembangan kognitif, psikososial dan fisik,
infeksi.

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis menyarankan kepada para pembaca
khususnya teman-teman mahasiswa agar memberi reverensi lain selain dari
makalah ini, dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk
membangun agar dapat kami jadikan pedoman dalam membuat makalah
berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidrosefalus - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter. (n.d.). Retrieved


September 27, 2021, from https://www.alodokter.com/hidrosefalus
Hidrosefalus Pada Anak Spesialis 1 Ilmu Bedah Saraf. (n.d.). Retrieved
September 27, 2021, from https://spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/hidrosefalus-
pada-anak.html
Krishnamurthy, S., & Li, J. (2014). New concepts in the pathogenesis of
hydrocephalus. Translational Pediatrics, 3(3), 185–194.
https://doi.org/10.3978/J.ISSN.2224-4336.2014.07.02
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Standar Diagnosis. 103.
PPNI. (2018). standar luaran keperawatan indonesia (1st ed.). dewan pengurus
pusat PPNI.

12

Anda mungkin juga menyukai