Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN

MUNCULNYA CONDUCT DISORDER

Christina Wahyuningtyas

NIM: 1911013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR

2022
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Conduct disorder adalah pola perilaku yang menetap dan berulang, ditunjukkan dengan perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai kebenaran yang dianut oleh masyarakat atau tidak sesuai dengan norma sosial
untuk rata-rata seusianya. Conduct disorder merupakan gangguan kesehatan mental yang umum terjadi
dikalangan remaja terutama dikalangan negara-negara barat. Remaja dengan rentang usia kurang dari
18tahun masuk pada kategori Gangguan Perilaku (conduct disorder).

Banyak orangtua yang tidak sadar akan perkembangan anak-anaknya sehingga membuat peserta didik
kehilangan arah ketika mencari jati dirinya, peranan orangtua begitu berarti untuk keberlangsungan
perkembangan. Individu para masa remaja akan menghadapi tantangan perubahan pada fisik, biologis,
psikologis dan juga sosial. Perubahan ini tentu akan membuat individu bingung untuk menghadapinya,
peran orangtua penting untuk membimbing remaja dalam menghadapi perubahan tersebut karena
dapat merugikan keadaan psikologis, emosional dan juga perilakunya.

Sekitar 1-4% anak berusia 9-17tahun memiliki kondisi ini. Dari populasi gangguan perilaku, terdapat 6-
16% pria yang mengalami gangguan perilaku eksternal dan 2-9%, wanita yang mengalami gangguan
perilaku eksternal. Adapun studi yang dilakukan Plan Indonesia pada tahun 2011 mengamati bahwa
intimidasi yang dilakukan peserta didik SMP dalam bentuk pengejekan atau kejahatan verbal sebanyak
9%, kekerasan fisik 46%, tekanan psikologis atau pengasingan pada teman 59%. Penelitian yang
dilakukan oleh Merikanges menyebutkan Gangguan perilaku (conduct disorder) sebesar 19,1% dan pada
remaja dengan gangguan mood sebesar 14,3%, gangguan mental 31,9%.

Dalam hal ini, peranan orangtua wajib menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan sehat remaja
yaitu dengan cara menciptakan suasana keluarga yang kondusif dan harmonis. AmityaKumara
menuliskan dalam penelitian yang berjudul Perilaku Memaafkan Pada Anak Dengan Conduct Disorder
bahwasanya pola asuh keluarga yang bersifat ambigu dan selalu memberikan hukuman fisik serta dicap
nakal oleh orangtua bisa mempengaruhi jalinan pertemanan dan orang juga memiliki peranan untuk
membantu proses perubahan anak dalam mengembangkan perilaku adaptif. Pola asuh yang tidak
konsisten dan kurangnya pengawasan, bahkan anak juga ketika ia mengatakan sesuatu dan berharap
pujian orangtuanya mengatakan bahwa ia hanya berbohong. Kedua faktor biologis yaitu tempramen
pada anak merupakan karakteristik dari seseorang yang ada di dalam keluarganya.
Anak biasanya melakukan kekerasan tubuh misalnya dengan cara menendang. Karenapada saat sang
anak melakukan kesalahan orangtua mengatakan bahwa ia akan memukulnya jika itu terulang kembali.
Dan yang ketiga faktor individu yaitu seorang anak yang belum bisa mengatur dan mengatasi emosi
negatifnya.

Meskipun lingkungan keluarga merupakan hal utama yang perlu diperhatikan, namun tetap sekolah
merupakan faktor eksternal atau lingkungan luar yang lebih utama karena dari sebagian peserta didik
memandang bahwa sekolah merupakan sarana untuk mewujudkan cita-cita yang telah direncanakan.
Bimbingan dan konseling sekolah mempunyai kaitan dengan pemberian peogram layanan kepada
perserta didik atau individu dalam upaya pencapaian perkembangan diri yang optimal, dengan melalui
interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Fungsi dari Layanan bimbingan yang bersifat preventif yakni
konselor dapat memberikan bantuan untuk mencegah atau mengantisipasi berbagai masalah agar tidak
dialami oleh peserta didik atau individu, kemudian konselor juga dapat memberikan layanan bimbingan
bersifat kuratif yakni layanan yang berupa pemberian bantuan kepada peserta didik atau individu yang
telah mengalami Gangguan Perilaku (conduct disorder).

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah ada pengaruh pola asuh demokratis dengan munculnya conduct disorder pada remaja?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum : Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan antara pola asuh
orangtua yang mempengaruhi munculnya conduct disorder pada remaja.
2. Tujuan Penelitian :
1) Mengetahui gambaran umum Gangguan Perilaku (conduct disorder)
2) Mengetahui implikasi yang dapat mencegah Gangguan Perilaku (conduct disorder)
3) Untuk melakukan deteksi dini terhadap Gangguan Perilaku ( conduct disorder)
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
maupun penulis mengenai hubungan antara pola asuh orangtua yang mempengaruhi
munculnya conduct disorder pada remaja.
2. Manfaat Praktis :
1) Untuk remaja diharapkan dapat menyadari tentang keadaan dirinya sendiri dan juga dapat
mencegah dirinya untuk menghindari segala bentuk kenakalan yang memungkinkan dirinya
mengalami Gangguan Perilaku (conduct disorder)
2) Untuk peneliti diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dikemudian hari ketika peneliti
telah menjadi seorang guru atah praktisi di bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?q=https://siducat.org/index.php/ghaitsa/article/download/
57/43&usg=AOvVaw2VbQWu4_RneAcNoTUk12s1

https://www.google.com/url?q=https://repository.umtas.ac.id/581/1/3.%2520BAB
%2520I.pdf&usg=AOvVaw2SI2Q8tH8hGJktR2z4mdWY

https://www.google.com/url?q=https://mpsi.umm.ac.id/files/file/46-
54%2520Asizah.pdf&usg=AOvVaw3X-QeeG0JFKTFmJuj6dr59

Anda mungkin juga menyukai