PENDAHULUAN
serebrospinal pada sistem saraf pusat. Kasus ini merupakan salah satu
masalah yang sering ditemui di bidang bedah saraf, yaitu sekitar 40%
hingga 50%. Penyebab hidrosefalus pada anak secara umum dapat dibagi
menjadi dua, prenatal dan postnatal. Baik saat prenatal maupun postnatal,
Malaysia: anak 5-12 tahun 15%, India: anak 2-4 tahun 4%, Di Negara
mencapai 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Di Sumatra Barat dari bulan Januari
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-
ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa
Pada saat pengembilan data tentang pasien hidrosefalus pada tahun 2016
sebanyak 3 orang dan pada tahun 2017 di Rumah Sakit Dr. Achmad
sering terdapat pada bayi dan anak adalah kelainan congenital, infeksi,
khusus dan benar karena pada anak yang mengalami hidrosefalus ada
kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan resiko terjadi dekubitus
(Darsono, 2005)
Buikitinggi ”
1.2 TUJUAN
hidrosefalus
2017
1.3 MANFAAT
hidrosefalus.
datang.
TINJAUAN TEORITIS
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon
secara aktif dan berlebihan pada satu atau lebih ventrikel otak atau
IV.
anak usia 4-13 tahun rata-rata volume cairan liqour adalah 90 ml dan
ml /menit atau 500 ml / hari. Sekitar 14% dari total volume tersebut
2.1.3 Etiologi
a. Kelainan bawaan
akuaduktus.
b. Infeksi
1) CMV (Cytomegalovirus)
demam kelenjar.
2) Campak Jerman(rubella)
3) Mumps
c. Neoplasma
d. Perdarahan
sendiri.
(Darsono, 2005).
a. Tanda – tanda awal :
1) Mata juling
2) Sakit kepala
3) Lekas marah
4) Lesu
7) Melihat kembar
8) Ataksia
(Darsono, 2005).
2) Pupil edema
3) Strabismus
6) Gangguan respirasi
7) Kejang
8) Letargi
9) Muntah
11) Lesu
12) Apatis
13) Kebingungan
(Darsono, 2005).
Manifestasi klinis menurut dibedakan menjadi dua yaitu pada masa bayi dan
a. Bayi
1) Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
3) Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi
menangis
6) Lemah
9) Opishtotonus
11) Kesulitan bernafas, apnea, aspirasi dan tidak ada reflek muntah
b. Anak-anak
1) Nyeri kepala
2) Muntah
tahun
6) Strabismus
7) Perubahan pupil
2.1.5 Patofisiologi
Chiari.
d. Lesi massa yang menyebabkan kompresi intrnsik maupun
adalah jenis yang paling banyak ditemui dimana aliran likuor mengalami
obstruksi.
WOC
Virus kelainan perkembangan pada neonatus bahan – bahankimia
Bakteri
Obstruksi aliran CSS pada aqua ductus selvi viliarakhnoidalis yang sedikit adenomata neoplasma
Inforsi (penutupansebelumlahir) vili dan fungsi absorbs abnormal pleksuskoroidalis
obstruksi
Obstruksimekanik, eksudat purulent produsi CSS ventrikeliv
HIDROSEFALUS
Penekananolehcairan CSS
MK MK MK jalan nafas
MK
Ggn.Perfusi Serebri Ggn. Penurunan Resiko Infeksi MK
Ggn. Pertumbuhaan dan perkembaangaa
Kesadaran Ggn. Pemenuhan
Nutrisi
MK
Gangguan Mobilisasi
(Allan H. Ropper, 2005).
2.1.6 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan funduskopi
penilaian palsu.
5. Lingkaran kepala
garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam
6. Ventrikulografi
oksipitalis.
(Suriadi, 2005)
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Diagnosis
lagi.
2) Pengobatan
a. Terapi Medikamentosa
b. Operasi
b. Penatalaksanaan Keperawatan
ortostatik.
2.1.8 Komplikasi
b. Kerusakan otak
c. Penurunan IQ
e. Infeksi
(wong, 2008)
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
a. Anamnesis
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama:
3. Riwayat Kesehatan
infeksi.
c. Riwayat perkembangan
terpaut seks.
d. Pengkajian psikososiospritual
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum:
vital.
2. B1(breathing)
tingkat kesadaran.
3. B2 (Blood)
4. B3 (Brain)
a. Saraf I (Olfaktori)
b. Saraf II (Optikus)
c. Saraf III, IV dan VI (Okulomotoris, Troklearis,
Abducens)
d. Saraf V (Trigeminius)
e. Saraf VII(facialis)
h. Saraf XI (Aksesorius)
a. Tonus otot
b. Kekuatan otot
9. Pengkajian Refleks.
11. B4 (Bledder)
neurologis luas.
12. B5 (Bowel)
13. B6 (Bone)
2. Penurunan kesadaran
3. Resiko infeksi
metabolisme
pembesaran kepala
45
h. Pertahankan suhu normal
i. Lakukan tindakan pencegahan terjadinya kejang
j. Berikan anti kejang sesuai indikasi
46
mengontrol infeksi kunjungan dan setelah kunjungan
Infeksi terkontrol c. Gunakan sabun antimikroba untuk mencuci tangan
Kriteria hasil d. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
- Pasien bebas dari keperawatan
tanda dan gejala e. Monitor hitungan WBC
infeksi f. Ajarkan pada keluarga tanda dan gejala infeksi
- Menunjukkan g. Ajarkan cara menghindari infeksi
kemampuan untuk h. Kolaborasi terapi
mencegah timbulna
infeksi
- Jumlah leukosit dalam
batas normal
47
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
pada satu atau lebih ventrikel otak atau ruang subrachnoid yang dapat
Etiologi dari hidrosefalus penymbatan aliran CSS yang sering terdapat pada
Manifestasi klinis dari hindrosefalus yaitu mata juling, sakit kepala, pupil
tindakan operasi.
perhatian khusus dari orangtua. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar anak hidrosefalus tidak 'tertinggal' terlalu jauh dibanding anak seusianya.
Hal pertama dan utama yang harus dilakukan adalah mengetahui penyebab
beberapa hal, antara lain karena bawaan, infeksi di otak, atau akibat tumor.
Baru bisa mengambil langkah yang sesuai untuk merawat anak hidrosefalus di
rumah.Prinsip utama lain yang perlu diperhatikan adalah anak harus tetap
belajar. Tetapi akibat terdapat cairan di otak anak yang tidak bisa mengalir ke
sumsum tulang belakang dengan baik, maka membuat kepala anak tersebut
Dalam melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari klien beserta
kasus ini sedangakan pada tinjauan kasus, saat dikaji ditemukan 3 diagnosa
asupan makan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
klien dan keluarga klien agar tindakan yang akan diberikan dapat disetujui
rencana dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan padaa klien terlebih dahulu
melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar tindakan yang akan
diberikan dapat disetujui klien dan keluarga klien, sehingga seluruh rencana
Dari tiga diagnosa keperawatan yang penulis tegakan sesuai dengan apa yang
keperawatan kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan
mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis
1. Bagi Penulis
dengan Hidrosefalus.
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005
BukuAjar Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Nining wiyati, dkk 2008. Asuhan Kebidanan Pada ibu bersalin Cetakan ketiga.
Yogyakarta : Fitramaya.
Sjamsuhidajat. R, Jong WD, Hidrosefalus ini Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004. halaman 808-811.
Wong...[et.al]. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa : Agus
Sutarna, Neti.Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia : Egi
Komara Yudha. . .[et al.].Edisi 6.Jakarta : EGC
Apriyanto1, Rhonaz Putra Agung2, Fadillah Sari 3. 2013. Hidrosefalus Pada Anak1
Dokter Spesialis Bedah Saraf RSUD Raden Mattaher, Jambi.JMJ,
Volume1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 – 67
N lh4 14103084015407
Jiinisan D III EEPERAW.IT.IN
Pmbimbing US. ENDRA .M4 AU A.M. Kep
Jiidul ETl Axuhtn Keptruwslun Pudu AruA Dingna Ffidro*efalm _
DAFTAil I-tADIk LTJIAJN PENGAMATAN KASUS
PROOF D IN KEPEhAWATAN 5TIX£S PER fNTfS PADANG
TA 201/\/20j 7
RUANGAN
HARI /TANGGAf.
8uki«:nggi. ?00'..........20.}
la Ruangan Preceptor
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
III. Pendidikan