Oleh :
Fitri Handayani, S.Kep
NIM 202311101102
e. Pemeriksaan Penunjang
Saat ini hidrosefalus dapat didiagnosis sebelum lahir dengan
pemeriksaan ultrasonografi prenatal rutin. Hidrosefalus yang timbul
stelah lahir dapat dideteksi dengan pemeriksaan dan dokumensai serial
rutin lingkar kepala anak; jika kepala berkembang lebih cepta menurut
diagram kurva referensi,harus di curigai adanya hidrosefalus. Setelah
lahir,hidrosefalus dapat dideteksi dari beberapa pemeriksaan
penunjang seperti X-ray konvensional, CT Scan, USG , dan MRI :
a. USG prenatal dapat diandalkan dan cukup akurat dalam janin dapat
mulai dideteksi pada akhir trimester pertama kehamilan,tetapi
pelebaran abnorml dari sisitim ventrikel akan lebih jelas terlihat
setelah usia 20-24 minggu gestasi. Meskipunpemerisaan USG
kurang akurat untuk melihat keadaan ventrikel III,IV, dan ruang
subarakhnoid, USG memiliki kelebihan dalam haal peraalatanya
lebih mudah dibawa, tidaakmemerlukan sedasi, tidak memberikan
radiasi serta lebih murah dibandingkan CT Scan/ MRI
b. Tanda hidrosefaluskongenital/ infantil pada rontgen polos
kepalaberupatanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti
makro krania,pelebaran suture tengkorak (pada bayi dengan ubun-
ubun sutura yang belum menutup). Gambaran alur pembuluh darah
yang semakin jelas, tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik
berupa pendataran sellaturaika/erosidariprocessus clinoid posterior
dan gambaran impressio digitate (gambaran seperti bekas
penekanan jari jari akibat tekanan permukaan tak pada tengkorak)
c. CT Scan yang menjadi alat diagnostic terpilih pada kasus-kasus ini
adalah CT Scan di mana CT Scan kepala dapat memperlihatkan
secara akura tbentuk dan ukuran dari ventrikel, adanya gambaaran
perdarahan, klasifikasi, kista dan alatshunt,CT scan juga dapat
memperlihatkan dengan jelas tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakrakranial seperti hilangnya gambaran sulkus serebri,
hilangnya gaambaran ruang subarakhnoid di konveksitas,
imbibisidaricaairanserebro spinal di substansial baperi ventrikel.
Gambaranini yang membedaakan hidrosefalus dengan ventrikel
ulomegali karena atrofi serebri (tidak terdapat tanda peningkatan
tekanan intrakranial)
d. MRI merupakan pemeriksaan terpilih untuk meneliti penyebab
anatomis yang mendasari hidrosefalus.Pemeriksaan ini dapat
memperlihatkan gambaran anatomi sotak dan lesiintrakranial
( tumor,vaskuler) dengan lebih baik.Dengan MRI dapatdiliha
tgambaranmembran pada loculated ventricle,danpatensi
akuaduktus sylvius yang bermanfaat pada penilaian pre
operasiendoskopi.Namun, mengingat waktu pemeriksaanya yaang
cukup lama, pada bayi perlu dilakukan pembiusan.Keuntungan dari
pemeriksaan MRI ini adalah tidak ada bahaya radiasi.
f. Penatalaksanaan
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori”live saving and live
sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya Keterlambatan akan
menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan
hidrocefalus harus dipenuhi yakni :
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus
koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan
obatazetasolamid (diamox) yang menghambat pembentukan cairan
serebrospinal.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal
dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan
subarachnoid.
3. Pengeluaran cairan serebrospinal kedalam organ ekstrakranial,
yakni:
a. Drainase ventrikule-peritoneal
b. Drainase Lombo-Peritoneal
c. Drainase ventrikulo-Pleural
d. Drainase ventrikule-Uretrostomi
e.Drainase ke dalam anterium mastoid mengalirkan cairan
serebrospinal kedalam vena jugularis dan jantung melalui kateter
yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan
pengaliran cairan serebrospinal kesatu arah. Cara ini merupakan
cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai
dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya
infeksisekunder dan sepsis.
f. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase
dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total.
Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan
tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang.
Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka
rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di
kepala dan perut dihubungkan dengan selang yang ditanam di
bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.
Hipoksia cerebral
h. Masalah Keperawatan yang Perlu Dikaji
1. Pengkajian
- Anamnesa
a. Pengumpulan data :
- Nama: Merupakan panggilan yang menjadi sebagai identitas diri klien
- Usia : Pada dasarnya Hidrosefalus komunikan dapat terjadi pada semua
kalangan usia namun angka paling terbesar kasusnya terjadi pada usia bayi
- Jenis Kelamin: Jumlah pasien hidrosefalus banyak berjenis kelamin laki-laki
, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Denisa Dwi Rahmayani yang
mengatakan jumlah jenis kelamin bayi laki-laki lebh banyak
- Suku/bangsa : Merupakan etnis yang menjadi keturunan suatu suku yang
mencirikan suatu kebudayaan.
- Agama : Merupakan keyakinan yang dianut oleh setiap individu sebagai
pedoman dalam kehdupan.
- Pendidikan : Merupakan suatu jenjang keilmuan atau pengetahuan yang
dipelajari di bangku sekolah secara formal.
- Pekerjaan : merupakan aktifitas sehari-hari yang menjadi mata
pencaharian untuk menghidupi ekonomi dan kebutuhan sehari-hari.
b. Kaji Riwayat penyakit / keluhan utama Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi,
lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
c. Kaji Riwayat Perkembangan Kelahiran :Prematur. Pada waktu lahir menangis
keras atau tidak. Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur. Keluhan sakit
perut.
- PemeriksaanFisik
a. Inspeksi :
1) Anak dapat melihat keatas atau tidak.
2) AdanyaPembesarankepala.
3) Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat jelas.
b. Palpasi :
1) Ukur lingkar kepala :Kepala semakin membesar.
2) Fontanela :fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Pemeriksaan Mata :
1) Akomodasi.
2) Gerakan bola mata.
3) Luas lapang pandang
4) Konvergensi.
Didapatkan hasil :alismata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas.Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
i. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko infeksi
2. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
3. Gangguan mobilitas
4. Gangguan perkembangan
5. Nyeri akut
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan
7.
j. Rencana Tindakan Keperawatan