Oleh :
Ameliya Gufrani Amanda Trisna
Salsabila
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan seminar yang berjudul "Asuhan Keperawatan
Hiponatremi" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan seminar ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
D. Manfaat...................................................................................................................................6
A. Pengertian.............................................................................................................................7
B. Anatomi fisiologi..................................................................................................................8
C. Etiologi.................................................................................................................................9
D. Patofisiologi........................................................................................................................10
F. Penatalaksanaan Medis.......................................................................................................11
G. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................................13
H. Asuhan Keperawatan..........................................................................................................13
1. Pengkajian.......................................................................................................................13
2. Diagnosis Keperawatan...................................................................................................17
3. Implementasi Keperawatan.............................................................................................17
4. Evaluasi...........................................................................................................................17
A.Pengkajian..............................................................................................................................19
C. Intervensi keperawatan..........................................................................................................33
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.............................................................................40
BAB IV
PENUTUP................................................................................................................................
41
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................................4
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Hiponatremia merupakan kelainan elektrolit yang paling sering
ditemukan dengan insiden 1,5% dari semua kasus pediatrik di
rumahsakit.Hiponatremiatelahdiobservasi pada 42,6% pasien pada rumah
sakit yang menangani kasus akut dan 30% pasien rawat rumah sakit pada
penangananakut
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah :
“BagaimanapelaksanaanAsuhanKeperawatan pada pasienibu F yang
mengalami gangguan natrium (Hiponatermia) di ruanginterne RSI Ibnu Sina
Bukittinggi?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada Ny. F di
ruangan Arrazi RSI Ibnu Sina Bukittingi
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswa mampu memahami konsep hiponatremi
b) Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian pada
pasien dengan hiponatremi
c) Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan bagi
pasien hiponatremi
d) Mahasiswa mampu memberikan intervensi pada pasien
hiponatremi
e) Mahasiswa mampu mengimplementasikan dan mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan pada pasien hiponatremi
D. Manfaat
a. Bagi pasien
Dapat menambah pengetahuan pasien tentang tindakan mandiri yang
dapat dilakukan secara kontinyu dalam manajemen hiponatremi
b. Bagi perawat tenaga kesehatan
diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi perawat dalam
memberikan intervensi keperawatan pada pasien hiponatremi guna
meningkatkan kualitas dan perbaikan kesehatan dan menjadi salah satu acuan
bagi perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan
memberikan intervensi keperawatan yang mandiri khusunya terhadap pasien
hiponatremi sehingga diharapkan dapat menurunkan angka komplikasi dan
mortalitas.
c. Bagi penulis
Hasil karya ilmiah ini dapat menjadi bahan dasar untuk penulis
selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien
hiponatremi
d. Bagi rumah sakit
Bahan panduan dan rujukan bagi rumah sakit tentang tindakan
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan hiponatremi sehingga
puskesmas dapat menerapkan tindakan-tindakan keperawatan pada pasien
hiponatremia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Hiponatermia merupakan kondisi dimana kadar natrium serum kurang
dari normal (kurang dari 135 mEq/L atau 135 mmol/L). Konsentrasi natrium
plasma menggambarkan rasio natrium tubuh total terhadap air tubuh total.
Penurunan rasio ini dapat terjadi dari kuantitas natrium tubuh total yang
rendah dengan penurunan yang lebih sedikit pada air tubuh total, kandungan
natrium tubuh total yang normal dengan air tubuh total yang berlebihan dan
natrium tubuh total yang jauh lebih berlebihan dengan air tubuh total yang
jauh lebih berlebihan. Meskipun demikian keadaan hiponatermia dapat
menyertai kekurangan volume cairan atau kelebihan volume cairan (Smeltzer
dan Bare, 2010).
Hiponatermia adalah adalah keadaan dimana natrium serum < 135 mEq/L.
Hal ini dapat terjadi karena retensi air atau kehilangan berlebihan melalui
urin. Gejala awal hiponatermia adalah anoreksia, gangguan pengecapan, kram
otot. Gejala lanjut meliputi sakit kepala, kelemahan, mual, ,muntah, kram
abdomen, kejang, koma. (Upoyo, dkk, 2015).
B. Anatomi fisiologi
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya
bisa mencapai 60 mEq perkilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar
10-14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel4,8. Lebih dari 90% tekanan
osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium,
khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat
(NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel
menggambarkan perubahan konsentrasi natrium
D. Patofisiologi
Dalam kondisi hiponatermia jumlah natrium serum <135 mmol/L. Hal
ini menyebabkan air bergerak masuk kedalam sel, sehingga pasien mengalami
kelebihan volume cairan CES dan kelebihan volume CIS. Kondisi-kondisi
yang mempengaruhi jenis hiponatermia ini termasuk SIADH, hiperglikemia,
dan peningkatan masukan cairan pemberian cairan parentral yang kurang
mengandung elektrolit. SIADH merupakan jenis hiponatermia khusus yang
dihubungkan dengan aktivitas hormone anti diuretic (ADH) yang berlebihan
disebut sebagai ADH. Gangguan fisioligis dasar pada SIADH adalah aktivitas
ADH yang berlebihan dengan retensi air dan hiponatermia delusional dan
eksresi natrium pada urin yang tidak sesuai karena terjadinya hiponatermia.
SIADH dapat terjadi baik akibat sekresi ADH terus-menerus oleh hipotalamus
atau produksi suatu substansi yang mirip ADH dari suatu tumor (produksi
ADH yang menyimpang). Kondisi-kondisi sel otak, cedera kepala, gangguan
endokrin dan pulmonal, dan penggunaan obat-obatansepertipitoin, siklofos,
famid, vinkristin, dan amitriptilin (Smeltzer dan Bare, 2010).
Hiponatermia yang disertai dengan retensi air yang berlebihan akan
menyebabkan dilusi natrium di cairan ekstraseluler. Keadaan hiponatermia
dapat ditandai dengan gangguan saluran pencernaan berupa kram, diare, dan
muntah (Price, Sylvia, 2006).
E. Tanda dan Gejala
Manifestasi Klinis dari hiponatermia bergantung pada penyebab,
keparahan, dan kecepatan terjadinya kekurangan. Meskipun mual dan kram
perut muncul kebanyak gejala bersifat neuropsikiatrik dan kemungkinan
berhubungan dengan pembengkakan seluler dan edema serebral yang
diakibatkan oleh hiponatermia. Umumnya pasien-pasien yang mengalami
penurunan akut dari kadar natrium serum menunjukkan gejala lebih berat dan
tingkat mortallitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang
mengalami hiponatermia lebih lambat. Gambarangambaran hiponatermia
yang berhubungan dengan kehilangan natrium dan penambahan air termasuk
anoreksia, kram otot, dan perasaan kelelahan. Jika kadar natrium serum turun
dibawah 115 mEq/L atau 115 mmol/L tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial, seperti letargi, konfusi, kedutan otot, kelemahan fokal,
hemiparese, papiledema, dan kejang mungkin terjadi. (Smeltzer dan Bare,
2010).
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Smeltzer dan Bare (2010) Penatalaksanaan medis
hiponatermia terdiri dari :
1. Penggantian Natrium.
2. Pembatasan air
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium awal harus mencakup glukosa, natrium
plasma, osmolalitas plasma, fungsi ginjal dan hati, ditambah natrium urin dan
osmolalitas urin. Tes-tes lain untuk mendiagnosis penyebab mungkin
diperlukan seperti fungsi tiroid, lipid dan fungsi adrenal (Yaswir, Ferawati,
2012).
H. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
yang ada dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seseorang perawat
dalam melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisa data pengkajian mencangkup data yang dikumpulkan melalui
wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
berikut:
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
Tanda :
2. Sirkulasi
Gejala :
Tanda :
a. Hipertensi, nadi cepat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki
dan telapak tangan.
b. Nadi lemah halus, hipotnsi ortstatik menunjukan
c. hipovolemia yang jarang pada penyakit tahap akhir.
d. Pucat
3. Intergritas Ego
Gejala :
a. faktor stres
b. Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda :
4. Eliminasi
Gejala :
Tanda :
Gejala :
Tanda :
1. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, peglihatan kabur. , Kram otot, kebas atau
kesemutan dan kelemahan, khusunya ekstermitas bawah.
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan
tingkat kesadaran. Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
2. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki
Tanda :Perilaku berhati-hati, distraksi, gelisah.
3. Pernapasan
Gejala : Napas pendek, batuk/tanpa sputum
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekunsi/kedalaman
(pernapasan Kussmaul). Batuk produktif
4. Keamanan
Gejala : Kulit gatal ,Ada/berulangnya infeksi
Tanda : Demam, normotermia dapat secara aktual terjadi
penignkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal., Petekie, area ekimosis pada kulit
5. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.
6. Interaksi sosial
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga
7. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), nefritis
herediter, kalkulus urinaria, malignasi.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan
dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah actual
dan resiko tinggi.
3. Implementasi Keperawatan
Pelakasanaan keperawatan merupakan tahapan pemebrian tindakan
keperawatan untuk emngatasi masalah penderita secara terarah dan
komperhesif berdasrkan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang dilakukan berupa penyuluhan dan pengajaran pada pasien
seperti penyuluhan untuk bedrest selamagejalaterjadi.
4. Evaluasi
Masalah yang dialami pada pasien dapat teratasi semua. Dan dapat
dilihat kemajuan dari intervensi yang telah dilakukan pada pasien
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama / Inisial : Ny. F
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Pendidikan : SLTA
Alamat : Sijunjung, koto tangah pamatang panjang
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. H
Umur : 37 Tahun
Hub. Keluarga : Adek
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
B. ALASAN MASUK
Ny. F mengatakan masuk melalui UGD pada tanggal 25 mei 2021 dengan
keluhan sakit perut, muntah, diare, dan sariawan, tidak nafsu makan, dan perut
terasa kembung. Setelah di tes swab dengan hasil negatif pasien dimasukan ke
rawat inap arrazi jam 10 malam
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat pengkajian di ruangan arrazi pasien mengeluh mual
dan muntah, sering diare dan selalu merasa lelah, pasien juga sering
merasa haus, pasien juga mengeluh mukanya mulai bengkak dan
merasa tidak nyaman dengan kondisinya, semenjak sakik nafsu pasien
menurun
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Saat pengkajian pasien mengatakan memiliki riwayat
hipertensi pada saat hamil pertama namun pasien tidak memiliki gejala
hiponatremia sebelumnya dan tidak ada riwayat penyakit lain
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Paien mengatakan tidak ada memiliki riwayat kesehatan
keluarga baik dari pihak ayah maupun ibu pasien
GENOGRAM
Ket : = Laki-laki
= Perempuan
= Hubungan Keluarga
= Klien
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos Mentis
BB/TB : 60 kg / 158cm
Tanda vital : TD : 138/98 N : 96 S : 36, 90 C
1. Kepala
a. Rambut
Rambut sedikit berminyak, dan rontok
b. Mata
penglihatan pasien tidak ada gangguan namun wajah pasien
sedikit bengkak , pupil ishokor Konjungtiva tampak pucat.
c. Telinga
Pasien tidak memiliki maslaah pada pendengaran, telinga
bersih, telinga simetris kiri dan kanan
d. Hidung
Tidak ada gangguan pada penciuman pasien , lubang hidung
pasien simetris kiri dan kanan,
e. Mulut dan gigi
Membran mukosa mulut kering, mulut bersih, gigi lengkap
dengan sedikit lubang pada geraham pasien
2. Leher
Leher tidak ada penonjolan dan pembengkakan , tidak ada pembesaran
kelenjer
tiroid
3. Thorax
a. Paru – paru
I : Bentuk dada normal, simetris kiri dan kanan, tidak
menggunakan otot bantu napas, pergeraskan dinding dada
sama kiri dan kanan
P : Tidak ada nyeri tekan dan lepas, tidak teraba masa,
gerak simetris traktil fermitus teraba
P : sonor dikedua lapang paru
A : bunyi napas vesikuler, tidak ada suara tambahan
b. Jantung
I : Tidak ada lesi, simetris kiri dan kanan
P : Tidak ada benjolan
P : Irama jantung saat diperkusi normal atau teratur
A : Suara jantung S1 & S2 terdengar dan seimbang
c. Abdomen
I : abdomen tidak ada perubahan warna, kulit abdomen
terlihat normal, abdomen sedikit buncit
A : Bising usus terdengar normal 30x permenit
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
P : Timpani pada keempat kuadran abdomen
d. Punggung
Tidak ada lecet, dan tidak ada pembengkakan pada punggung
e. Ekstremitas
f. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan pada genetalia dan tidak ada
keluhan spesifik pada genetalia
g. Integumen
Warna kulit sawomatang, kulit terlihat kering, tidak ada
oedema pada kulit
h. Persyarafan
tidak ada gangguan dalam persyarafan
E. DATA BIOLOGIS
NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT
1. Makan dan Minum
Makan
- Menu Nasi, lauk, daging, sayur Nasi, sayur, lauk
- Porsi 3 x sehari 3 x sehari
- Makanan kesukaan Ayam Ayam
- Pantangan Makanan yang
Makanan ringan terlalu manis
- Cemilan +- 12 gelas/hari
Minum 8 gelas/hari Tidak ada
- Jumlah Teh es Tidak ada
- Minuman kesukaan Tidak ada
- Pantangan
2. Eliminasi
BAB
- Frekuensi 1-2 x/hari +- 1 x sehari
- Warna Kuning kecoklatan Kuning
kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Lunak Sedikit cair
BAK
- Frekuensi 2-6 x/hari 2-6 x/hari
- Warna Kuning pucat Kuning pucat
- Bau Pesing Pesing
- Konsistensi Air Air
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
3. Istirahat dan tidur
- Waktu tidur 10 malam 11 malam
- Lama tidur 8 jam 6 jam
- Waktu bangun 05.00 pagi 05.00 pagi
- Hal yang mempermudah Suara azan Suara azan
bangun
- Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
4. Personal hygiene
- Mandi 2 x sehari 1 x sehari
- Cuci rambut 2 x sehari Tidak ada
- Gosok gigi 2 x sehari Tidak ada
- Potong kuku 1 x seminggu Tidak ada
5. Rekreasi
- Hobby Tidak ada Tidak ada
- Minat khusus Tidak ada Tidak ada
- Penggunaan waktu Tidak ada Tidak ada
senggang
6. Ketergantungan
- Merokok Tidak ada Tidak ada
- Minuman Tidak ada Tidak ada
- Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
F. RIWAYAT ALERGI
Ny. F mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik makanan maupun
minuman
G. DATA PSIKOLOGIS
1. Data Non Verbal
Pasien tampak tenang walaupun tidak terasa nyaman
2. Perilaku Verbal
a) Cara menjawab : pasien mampu menjawab dengan baik dan
cukup jelas, cepat respon terhadap pertanyaan
b) Cara memberi info : Pasien tampak bisa memberikan informasi
dengan jelas
3. Emosi
Emosi pasien tampak stabil dan normal
4. Persepsi penyakit
Pasien mengatakan penyakit adalah bentuk rasa sayang tuhan
kepadanya, pasien tampak sabar dengan penyakit yang dideritanya
5. Konsep diri
Pasien tampak sabar dengan penyakit yang diberikan terbukti dengan
emosi yang stabil
6. Adaptasi
Pasien tampak cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
7. Mekanisme pertahanan diri
Pasien menenangkan pikiran agar tidak terasa terancam oleh penyakkit
yang diderita dan juga dukungan dari keluarga untuk bisa cepat
sembuh
H. DATA SOSIAL
1. Pola komunikasi
Mampu berkomunikasi dengan baik dan kooperatif dengan tenaga
kesehatan
2. Orang yang dapat memberi rasa nyaman
Keluarga ( suami dan anak ) beserta keluarga besarnya
3. Orang yang paling berharga bagi pasien
Keluarga pasien
4. Hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Berjalan baik dan harmonis
I. DATA SPRITUAL
1. Keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam, melaksanakan ibadah dengan baik
dan tepat waktu
2. Ketaatan beribadah
Pasien mengatakan setiap waktu ibadah dapat dijalankan dengan baik,
untuk saat sakit tidak sesempurna saat sehat
3. Keyakinan terhadap kesembuhan
Pasien mengatakan yakin bahwa setiap penyakit diberi Allah, maka suatu
tanda bahwa tuhan sayang terhadap dirinya pasti akan disembuhkan
olehnya, jika kita tabah dan sabar menerima
J. DATA PENUJANG
1. Diagnosa penyakit
Hiponatremi
2. Pemeriksaan diagnostik
Data hasil pemeriksaan labor tanggal 24 mei 2021
3. Obat oral
Antosid syp 1 sdm 3 x 1 hari Menetralisir asam lambung
Candesartan 16 mg 1 x 1 hari Menurunkan tekanan darah
Amlodipine 5 mg 1 x 1 hari Membantu mengobati tekanan darah
Candistation 1 mL 4 x 1 hari Mengobati sariawan di mulut akibat
pertumbuhan jamur
Ket :
(*) = Kurang dari nilai rujukan
(**) = Lebih dari nilai rujukan
K. DATA PENGOBATAN
L. DATA FOKUS
1. Data Subjektif
o Klien mengatakan badan terasa letih
o Klien mengatakan sering haus
o Klien mengeluh lemah
o Klien mengatakan nafsu makan kurang
o Klien mengeluh diare
o Klien mengeluh mual dan muntah
o Klien mengatakan tidak nafsu makan akibat sering muntah
o Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya
o Klien mengatakan tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya yang
membengkak
2. Data objektif
o Klien tampak lemas
o Klien tampak tidak ada nafsu makan
o Turgor kulit menurun
o Mukosa klien kering
o Klien terlihat brfokus pada perubahan tubuhnya
o Klien terlihat tidak nyaman dengan kondisinya
o Wajah dan tubuh klien terlihat membengkak
o Td : 163/98
o N : 86 x/i
o S : 37 C
o SpO2 : 94 %
ANALISA DATA
DO:
- Mukosa klien kering
- Turgor kulit menurun
Diagnosa Keperawatan
membaik lemah)
Membrane mukosa
Terapeutik
membaik
Hitung kebutuhan
Intake cairan
cairan
membaik
Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
( misalnya NaCI. RL)
Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
( misalnya glukosa
2,5%, NaCI 0,4%)
Kolaborasi pemberian
cairan koloid
Kolaborasi pemberian
produk darah
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
Terapeutik
Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
Edukasi
Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
Edukasi
Menganjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Menganjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Mengkolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis
( misalnya NaCI.
RL)
Mengkolaborasi
pemberian cairan
IV hipotonis
( misalnya
glukosa 2,5%,
NaCI 0,4%)
Mengkolaborasi
pemberian cairan
koloid
Mengkolaborasi
pemberian produk
darah
Menjelaskan
tujuan dan P:
prosedur Intervensi
pemantauan dilanjutkan
Menginformasika
n hasil
pemantauan jika
perlu
3 20.00 Gangguan citra Melakukan Promosi S:
tubuh Citra Tubuh ( I. Klien
09305) mengataka
n merasa
Observasi tidak
Mengidentifikasi nyaman
harapan citra dengan
tubuh berdasarkan kondisi
tahap tubuhnya
perkembangan sedikit
Mengidentifikasi berkurang
budaya, agama, O:
jenis kelamin, dan Klien
umur terkait citra terlihat
tubuh lebih
Mengidentifikasi nyaman
perubahan citra Wajah dan
tubuh yang tubuh klien
mengakibatkan masih
isolasi social membengk
Memonitor ak
frekuensi
pernyataan kritik A:
terhadap diri Promosi
sendiri citra tubuh
Memonitor teratasi
apakah pasien sebagian
bisa melihat
bagian tubuh yang P : intervensi
berubah dilanjutkan
Terapeutik
Mendiskusikan
perubahan tubuh
dan fungsinya
Mendiskusikan
perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga
diri
Mendiskusikan
cara
mengembangkan
harapan citra
tubuh secara
realistis
Edukasi
Menjelaskan
kepada
keluarga
tentang
perawatan
perubahan
citra tubuh
Menganjurkan
mengungkapk
an gambaran
diri terhadap
citra tubuh
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pada saat penulis melakukan pengkajian pada Ny. F tanggal 24 Mei 2021 – 26
Mei 2021 didapat data melalui pasien dan keluarga pasien Ny. F menderita
Hiponatremi. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan bengkak pada
tubuh Ny.F terutama di bagian wajah dan ekstremitas . Tingkat kesadaran pasien
compos mentis GCS 15 . Pasien tampak lemah, nafsu makan klien menurun dan
menghabiskan porsi makan sebanyak ½ saja, pasien juga mengeluh diare, mual
dan muntah.
Hiponatermia adalah adalah keadaan dimana natrium serum < 135 mEq/L. Hal ini
dapat terjadi karena retensi air atau kehilangan berlebihan melalui urin. Gejala
awal hiponatermia adalah anoreksia, gangguan pengecapan, kram otot. Gejala
lanjut meliputi sakit kepala, kelemahan, mual, ,muntah, kram abdomen, kejang,
koma. (Upoyo, dkk, 2015).
2. Diagnosis Keperawatan
Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus hiponatremia terdapat 3
diagnosa keperawatan yaitu :
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Dari 4 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang
penulis temukan dalam melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah
mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal. Maka dari itu, dalam
melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal
memerlukan adanya kerjasama antara penulis dengan pasien, perawat, dokter,
dan tim kesehatan lainnya. Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut-turut
dari tanggal 24 Mei 2021 – 26 Mei 2019
a) Pada diagnosis Hipovolemia , setelah melakukan pengamatan selama 3
hari didapatkan evaluasi pasien pada hari ketiga yaitu klien mengatakan
badan masih terasa letih, sering haus dan badan lemah sudah agak
berkurang, mukosa klien masih terlihat sedikit kering, Turgor kulit klien
masih sedikit menurun, manajemen hipovolemia teratasi sebagian dan
intervensi dilanjutkan
A. Kesimpulan
Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium
dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang
membantu mengatur jumlah air di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh. Satu atau
lebih faktor, mulai dari kondisi medis yang mendasari untuk minum terlalu
banyak air selama olahraga dapat menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi
encer.
Ketika kondisi tersebut terjadi, kadar cairan tubuh meningkat, dan sel-
sel dapat mulai membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak
masalah kesehatan, dari ringan hingga parah. Pengobatan hiponatremia
ditujukan untuk menyelesaikan kondisi yang mendasarinya. Pengobatan
hiponatremia tergantung pada penyebabnya.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika laporan diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.