DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9
KELAS 5/B
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. DEFINISI SEHAT SAKIT
A. SEHAT MENURUT WHO
B. STATUS KESEHATAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teoritis dari Hidrosefalus
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui memahami pengertian dari hidrosefalus.
b. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi terjadinya hidrosefalus
c . Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis penyakit hidrosefalus
d. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi penyakit hidrosefalus
e. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan data penunjang apa sajah yang
dilakuan pada pasien hidrosefalus
f Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis dari kasus hidrosefalus
g. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan asuhan keperawatan
hidrosefalus
BAB II
KONSEP TEORITIS
2.1 PENGERTIAN
Hydrocephalus diambil dari bahasa yunani Hydro yang berarti air,dan cephalus yang
berarti kepala.secara umum hidrosefalus dapat didefinisikkan sebagai suatu gangguan
pembentukan ,aliran,maupun penyerapan dari cairan serebrospinal sehingga terjadi
kelebihan cairan serebropinal pada susunan saraf pusat.
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso,2009)
Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS
(Ngastiyah,2005).
Menurut waktu pembentukan hidrosefalus pada anak di bedakan menjadi dua, yaitu :
1. Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkan. Sehingga pada saat
lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil. Terdesak oleh banyaknya cairan didalam
kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya
adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang menyerang otak dan
pengobatannya tidak tuntas.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam
dua bagian yaitu :
1. Hidrosefalus Komunikans
Hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS sistem ventrikel dan
CSS dari ruang subarakhnoidalis terhambat.Gangguan absorbsi CSS dapat disebabkan
sumbatan sisterna subaroknoid disekeliling batang otak atau obliterasi ruang
subarakhnoid sepanjang otak, seluruh sistem ventrikel terdistensi.
2. Hidrosefalus Non komunikan / Obstruktif
CSS sistem ventrikel tidak berhubungan dengan CSS ruang subarakhnoid misal
aquaduktus sylvii menyempit atau tersumbat.Terdapat hambatan sirkulasi CSS dalam
sistem ventrikel sendiri akibatnya cairan ventrikal tidak dapat mencapai ruang
subarakhnoid.Terjadi pembesaran sistem ventrikel di proksimal obstruksi.
2.3 ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi (NANDA, NIC-NOC, 2012)
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis Aquaductus sylvii
merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat
berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya.
Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan
pertama setelah lahir.
b. Spinal bifida dan cranium bifida
Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis
dengan medula oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen
magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian/total.
c. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat Hidrocefalus
obstruktif dengan pelebran sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista
yang besar di daerah losa posterior.
d. Kista Arachnoid
Dapat terjadi conginetal membagi etiologi menurut usia
Infeksi
Perdarahan
Perlekatan meningen
Hidrocefalus
Nyeri
Mual / muntah
Anoreksia
Imobilasi
Aktivitas
Kekurangan
cairan
Krisis pada Nutrisi kurang dari
keluarga kebutuhan
Kurang info
Kurang
Kecemasan
pengetahuan
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998) dalam NANDA, NIC-
NOC , 2012 :
1. TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II
2. Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak
3. Kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh
4. Ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan
mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepala
5. Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar
6. Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam-hitamnya, kelopak mata
tertarik ke atas)
7. Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbita
8. Sklera mata tampak di atas iris
9. Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat
10. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran
motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital.
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang berarti penyakit ini
memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan
menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang
berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal
2. Internal
I. PENGKAJIAN
1.1 Anamnesa
1) Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat.
2) Kaji Riwayat penyakit / keluhan utama
Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan
pupil, kontriksi penglihatan perifer.
3) Kaji Riwayat Perkembangan
Kelahiran : Prematur. Pada waktu lahir menangis keras atau tidak. Apakah pernah
terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.
1) Inspeksi :
2) Palpasi :
- Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
3) Pemeriksaan Mata :
- Akomodasi.
Kolaborasi
1. Pemberian analgetik
untuk mengurasi
nyeri akibat TIK
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
1. perawatan anak
dengan hidrosefalus
Mandiri Mandiri
1. Kaji kulit kepala setiap 2 1. untuk memantau
jam dan monitor terhadap keadaan integumen
area yang tertekan kulit secara dini.
3. Hindari tidak adanya 2. Linen dapat menyerap
linen pada tempat tidur keringat sehingga kulit
Tidak terjadi 4. Baringkan kepala pada tetap kering
gangguan integritas bantal karet busa atau 3. Untuk mengurangi
Potensial terhadap kulit dengan menggunakan tempat tidur tekanan yang
perubahan integritas kriteria : Kulit utuh, air jika mungkin. menyebabkan stess
kulit kepala bersih dan kering.
Kolaborasi mekanik.
berhubungan dengan 1. Kolaborasi dengan ahli Kolaborasi
ketidak mampuan gizi dengan berikan 1. Jaringan akan mudah
II
bayi dalam nutrisi sesuai nekrosis bila kalori dan
mengerakan kepala kebutuhan. protein kurang
akibat peningkatan Edukasi Edukasi
ukuran dan berat 1. Instruksikan pada 1. Untuk meningkatkan
kepala keluarga pasien agar sirkulasi kulit
mengubah posisi tidur
setiap 2 jam sekali
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak dengan
hidrosefalus.
Mandiri Mandiri
Keluarga menerima 1. Jelaskan secara rinci 1. Pengetahuan dapat
keadaan anaknya, tentang kondisi penderita, mempersiapkan keluarga
mampu menjelaskan prosedur, terapi dan dalam merawat penderita.
Ansietas keadaan penderita prognosanya. 2. Keluarga dapat
berhubungan dengan dengan kriteria : 2. Ulangi penjelasan menerima seluruh
Keluarga tersebut bila perlu dengan informasi agar tidak
IV. kurang pengetahuan
berpartisipasi dalam contoh bila keluarga belum menimbulkan salah
orang tua (situasi merawat anaknya mengerti persepsi
krisis) tentang dan secra verbal 3. Klarifikasi kesalahan 3. Untuk menghindari
keluarga dapat asumsi dan misskonsepsi salah persepsi
penyakit anaknya.
mengerti tentang 4. Berikan kesempatan 4. Keluarga dapat
penyakit anaknya. keluarga untuk bertanya. mengemukakan
perasaannya.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS PADA An.BI
DENGAN
PENYAKIT HIDROSEFALUS
4.1 KASUS
Klien BI,usia 9Tahun masuk ke Rumah Sakit dirawat di ruang bedah anak,klien dibawah kerumah sakit dengan keluhan
mata terasa kabur. Mula –mula klien mengeluh badan terasa panas dan sakit kepala kemudian pandangan terasa kabur
disertai muntah-muntah. Sakit dibagian belakang kepala kemudian timbul pembesaran pada daerah dahi yang makin lama
makin membesar. Klien pernah berobat ke RSDS kemudian disarankan untuk dioperasi tetapi keluarga menolak oleh
karena alasan biaya, pada tahun 2014 (4 tahun yang lalu). Sejak 1 tahun yang lalu klien sulit untuk berjalan.
A. Identitas Klien
Nama : An.BI No. RM : 12345
Usia : 9tahun Tgl. Masuk : 13 November 2019
Jenis kelamin : Laki Laki . Tgl. Pengkajian : 13 November 2019
Alamat : Tlogomas Sumber informasi : Keluarga
No. telepon : 085754812452 Nama klg. dekat yg bisa dihubungi:
Status pernikahan : Belum Menikah Ny. R
Agama : Islam Status : Menikah
Suku : Jawa Alamat : Tlogomas
Pendidikan : SD No. telepon : 085754812452
Pekerjaan : Pelaja Pendidikan : S1
Lama berkerja : Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
GENOGRAM
GENOGRAM
Keterangan :
E. Riwayat Lingkungan
Rumah Pekerjaan
Jenis diit/makanan nasi, sayur, lauk, buah nasi, sayur, lauk, buah
Frekuensi/pola 3x1 3 x 1 Hari
Porsi yg dihabiskan Setengah piring Setengah Piring
Komposisi menu Nasi dan Sayur Nasi dan Sayur
Pantangan Tidak Ada Tidak Ada
Napsu makan Tidak Baik Tidak Baik
Fluktuasi BB 6 bln. terakhir ........................................................ ...................................................
Jenis minuman Air putih Air Putih
Frekuensi/pola minum 8 Gelas Per Hari 8 Gelas Per Hari
Gelas yg dihabiskan 1 Gelas Penuh 1 Gelas Penuh
Sukar menelan (padat/cair) Tidak Tidak
Pemakaian gigi palsu (area) Tidak Tidak Ada
Riw. masalah penyembuhan luka Tidak Ada Tidak Ada
H. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
- Frekuensi/pola 500 cc 500 cc
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Kuning Berbau Kuning Berbau
- Kesulitan Tidak Tidak
- Upaya mengatasi Tidak Ada Tidak Ada
BAK:
- Frekuensi/pola 150 cc Terpasang Katheter
- Warna & bau Kuning Kuning
- Kesulitan Tidak Tidak
- Upaya mengatasi Tidak Ada Tidak Ada
- Kesulitan Tidak Tidak
- Upaya mengatasi Tidak Ada Tidak Ada
I. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
N. Pola Komunikasi
1. Bicara: (v) Normal ( )Bahasa utama: Indonesia
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: Jawa
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian: sangat rentang
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek :
2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri
( )Kos/asrama
(v)Bersama orang lain, yaitu: Orang Tua
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Tidak Ada
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
(v) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
O. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( v) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
(v ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
P. Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat 5 Waktu
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: Berwudhu dengan air
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya : Agar bisa beribadah dengan nyaman dan
mudah
Q. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Klien tampak lemah, terpasang infus RL – 14 tts/m, posisi tidur terlentang dengan kepala
ditinggikan 30 º.
1. Kesadaran: Baik
Tanda-tanda vital : - Tekanan darah : 110/60 mmHg - Suhu : 36 oC
- Nadi : 100 x/menit - RR : 20 x/menit
Tinggi badan : 110cm - Berat Badan: 20kg
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Tampak ada pembesaran pada daerah dahi dan bentuk kepala agak membesar. Bentuk bulat
lonjong Keluhan yang berhubungan : pusing . Ada Luka Operasi tertutup Kassa pada daerah
tulang .
b. Mata:
Sclera : putih ; conjunctiva : merah muda ; pupil: isokor ; reflek cahaya : -/-
Ukuran pupil : isokor : - Reaksi terhadap cahaya : baik, akomodasi : baik, bentuk:
simetris, Konjungtiva : anemis, Fungsi penglihatan : Kabur melihat jauh, Tanda-tanda radang :
tidak ada, Pemeriksaan mata terakhir : Tidak pernah memeriksakan mata , operasi : tidak, Kaca
mata : Tidak lensa kotak : tidak.
c. Hidung:
Reaksi alergi : tidak, cara mengatasinya:tidak, pernah mengalami flu :pernah, bagaimana
frekuensinya dalam setahun : 3 X setahun,sinus : - , perdarahan :tidak ada.
d. Mulut & tenggorokan:
Gigi geligi : Kesulitan/gangguan pembicaraan : tidak, kesulitan menelan : tidak,
pemeriksaan gigi terakhir : tidak
e. Telinga:
Simetris,fungsi pendengaran normal
f. Leher:
Tidak ada pembengkakkan limfe bagian destra.
8. Ekstermitas
1) Atas : 4 4
4 4
Atas :
Bawah :
9. Sistem neurologi
Sadar penuh compos mentis,sistem neurologi dari sistem 1 sampai 12.
10. Kulit & kuku
Kulit : kulit bersih,tidak ada benjolan,kulit hitam
Kuku : pendek dan normal lesi (-)
Hasil pemeriksaan penunjang
S. Terapi
.........................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................
Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
Penyakit yang diderita dapat sembuh.
Kesan perawat terhadap klien
Klien nampak gelisah karena proses penyakitnya
A. ANALISA DATA
Nama Pasien : An BI
Umur : 9thn
No. Register :
DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : tekanan pada kulit yang dilakukan Nyeri
Klien Mengatakan nyeri pada daerah dekat
shunt
telinganya, Mengatakan nyerinya pada skala 7.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan:Setelah dilakukkan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kondisi pasien segera membaik.
Keterangan Penilaian :
1 : Beratidak sesuai
2 :Cukup berat tidak sesuai
3 : Sedangadang tidak sesuai
4 :Ringan ang tidak sesuai
5 :Tidak esuai
IMPLEMENTASI
Nama Klien :An.BI Tanggal Pengkajian :13NOVEMBER2019
No Reg : Diagnosa Medis :HIDROSEFALUS
No. Dx. TTD & Nama
Tgl Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien
Kep. Terang
1. Observasi tanda-tanda vital Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7
2. Kaji status nyeri (PQRST) jam, maka diharapkan nyeri berkurang atau terkontrol
3. Berikan lingkungan yang nyaman dengan criteria hasil :
4. Ajarkan tehnik manajemen nyeri seperti tehnik
1. Klien tampak tenang
relaksasi napas dalam
5. Jelaskan pada klien dan keluarga sebab munculnya 2. Nyeri berkurang atau terkontrol
nyeri 3. Skala nyeri 3 - 4 (ringan)
6. Atur posisi senyaman mungkin 4. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat
7. Lakukan kompres dan massage dengan BWT saat rawat meningkatkan nyeri atau menurunkan nyeri
luka 5. Tanda-tanda vital dalam batas stabil :
8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic TD : 120/80 mmHg
sesuai indikasi.
HR : 60-80 x/mnt
RR : 16-20 x/mnt
T : 36,5-37,5 ̊C
E. EVALUASI
EVALUASI
Hari/Tanggal
No. Dx Kep Evaluasi TTD
Jam
Selasa S : Ibu mengatakan tidak ada demam dan ttd
13 November 2019 muntah pada anaknya.
18.00 – 19.00 O :.Klien tampak meringis
1. Klien post op remove infalant ec union
fraktur tibia sinistra hari ke 0 pada
tanggal 01-09-2015
2. Klien tampak berbaring dengan posisi
supinasi
3. Tanda-tanda Vital
TD : 140/100 mmHg
HR : 102 x/mnt
RR : 26 x/mnt
T : 36 ͦ C
A : Masalah belum teratasi
P:
BAB V
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan.
Tindakan alternatif selain operasi diterapkan khususnya bagi kasus-kasus yang yang
mengalami sumbatan didalam sistem ventrikel. Dalam hal ini maka tindakan terapeutik
semacan ini perlu.
. DAFTAR PUSTAKA
.
78. Mc Closky & Bulechek. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). United States
of America:Mosby.
79.
80. Meidian, JM. (2013). “Nursing Outcomes Classification (NOC).United States of
America:Mosby.
81.
82. Mualim. 2010. Askep Hidrosefalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012
84. Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan BAyi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta:
Salemba Medika.
85.
86. Price,Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi;Konsep klinis proses-proses
penyakit,Jakarta;EGC.
87.
88. Riyadi. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
89.
90. Saharso. 2008. Hydrocephalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012
91.
92. Vanneste JA. Diagnosis and management of normal-pressure hydrocephalus. J. Neurol,