PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel dan ruang subarakhnoid. Hidrosefalus adalah kesatuan
klinik yang
dibedakan
oleh tiga
intraventrikuler,
separasi sutura, tanda MacEwen positif, fenomena setting sun, scalp yang mengkilap,
dilatasi vena scalp, strabismus konvergen atau divergen, tangis yang high pitched, postur
opistotonik, dan kegagalan untuk berkembang.
Pada kebanyakan hidrosefalus dini atau ringan, hanya perubahan ringan pada
sutura, fontanel, scalp, dan gerak bola mata yang dijumpai. Pada hidrosefalus yang
berkembang lambat, gejala mungkin tidak tampil hingga pasien mulai berjalan, dimana
keadaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan
pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid.(Poppy Wijaya,2006).
Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis ( CSS ) dengan atau pernah dengan tekanan intra kronial yang meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan mengalirkan CSS. ( Ilmu Kesehatan Anak 2 , hal 238 ).
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventikrel serebral, ruang
subarachnoid atau ruang subdural. ( Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1 hal 496 ).
Hidrocefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirkan CSS. Harus dibedakan dengan pengumpulan
cairan local tanpa tekanan intrakranial yang meniggi seperti pada pelebaran ruangan CSS
akibat tertimbunnya CSS yang menempati ruangan, sesudah terjadinya atrofi otak.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatn Anak Fak.Kedokteran UI.Ilmu Kesehatan Anak jilid:2,hal.874).
Hidrocefalus merupakan pembesaran abnormal dari ventrikel otak yang disebabkan
oleh peningkatan gradien tekanan antara cairan intraventrikel dan otak. (Rosa M.Sacharin.
Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi:2, Hal.285).
Hidrosefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya CSS
dengan atau pernah dengan tekanan intracranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat
pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. (Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Hal
196).
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi,
sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209).
Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi
cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau
kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta
terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (DeVito EE et al, 2007:328).
Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam
otak(cairan serebro spinal).Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak
yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang
vital.(http://ms32.multiply.com/journal/item/23?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
%2Fitem).
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis. (Divisi Neuropediatri
Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya).
Jadi hidrosefalus adalah suatu keadaan patologik otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya
cairan serebrospinal.
B. Patofisiologi
CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke dalam
ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di sana cairan ini
memasuki spatium liquor serebrospinalis externum melalui foramen lateralis dan medialis
dari ventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam sirkulasi vena sebagian terjadi melalui villi
arachnoidea, yang menonjol ke dalam sinus venosus atau ke dalam lacuna laterales; dan
sebagian lagi pada tempat keluarnya nervi spinalis, tempat terjadinya peralihan ke dalam
plexus venosus yang padat dan ke dalam selubung-selubung saraf (suatu jalan ke circulus
lymphaticus).(Poppy Wijaya,2006).
Hidrocefalus terjadi karena obstruksi aliran cairan serebrospinal, gangguan absorpsi
CSS, dan produksi CSS yang berlebihan. Bayak factor penyebab terjadinya hidrosefalus,
termasuk tumor, malformasi vaskuler, dan trauma serebri. ( Keperawatan Pediatri edisi 3, hal:
223).
Sekresi total CSS dalam 24 jam adalah sekitar 500-600cc,sedangkan jumblah total
CSS adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari CSS
sebanyak 4-5 kali/hari.Pada neonatus jumblah total CSS berkisar 20-50 cc dan akan
meningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa. Hidrosefalus timbul
akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan gangguan sirkulasi
CSS. Selain akibat gangguan pada produksi, absorpsi, dan sirkulasi,hidrosefalus juga dapat
timbul akibat Disgenesis serebri dan atrofi serebri. ( Poppy Wijaya,2006).
3
Kepala
membesar
Kerusakan
mobilisasi
CSS Berlebih
Mual / muntah
Lemas, Nyeri,
lelah,letih
Resiko terjadi
dekubitus
Krisis pada
keluarga
Peningkatan
TIK
Gangguan
aliran darah ke
otak
Perfusi
jaringan
serebral tak
efektif
Penurunan
fungsi
neurologis
Kurang
pengetahuan
Proses
perubahan
keluarga
cemas
Kurang info
C. Etiologi
Penyebab terjadinya hidrosefalus pada bayi dan anak dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Penyebab bawaan (kongenital):
1) Stenosis akuaduktus silvii (10%)
2) Malformasi Dandy-Walker (2-4%)
3) Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan 2
4) Agenesis Foramen Monro
5) Toksoplasmosis kongenital
6) Sindroma Bickers-Adams
b. Penyebab dapatan:
1) Tumor (20%), misalnya meduloblastoma, astrositoma, kista, abses atau hematoma
2) Perdarahan intraventrikular
3) Meningitis bakterial
menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter
Paul Rickham, 2003)
2. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda
(diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi
pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang
progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran
lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania
biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:
1. Fontanel anterior yang sangat tegang.
2. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
3. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
4. Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomenon).
5. Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan
kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala
gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi).
(Darsono, 2005:213)
E. Gejala Klinis
1. Bayi
Pada bayi, kepala dengan mudah membesar sehingga akan didapatkan gejala :
a. Kepala makin membesar
b. Veba-vena kepala prominen
c. Ubun-ubun melebar dan tegang
d. Sutura melebar
e. Cracked-pot sign, yaitu bunyi seperti pot kembang yang retak atau buah
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Muntah proyektil
Nyeri kepala
Kejang
Kesadaran menurun
Papiledema
Pemeriksaan fisik:
a. Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk
Bayi sehat
Megaensefali
Hidranensefali
Tumor otak
G. KOMPLIKASI
1. Peningkatan TIK
2. Infeksi malfungsi pirau
3. Keterlambatan perkembangan kognitif, psikososial, dan fisik
4. IQ menurun
5. Hernia serebri
6. Kejang
7. Renjatan
H. PENATALAKSANAAN
7
1. Farmakologi
Mengurangi volume cairan serebrospinalis:
a. Acetazolamide 25 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3 dosis. Dosis dapat dinaikkan 25
mg/KgBB/hari (Maksimal 100 mg/KgBB/hari)
b. Furosemide 1 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3-4 dosis
Catatan: Lakukan pemeriksaan serum elektrolit secara berkala untuk mencegah
terjadinya efek samping. Bila ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika sesuai kuman
penyebab.
2. Terapi
a. Terapi medikamentosa
Obat-obatan yang sering dipakai untuk terapi ini adalah:
- Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis: Per oral, 2-3 x 125 mg/hari. Dosis ini dapat ditingkatkan
maksimal 1.200 mg/hari.
- Furosemid
Cara pemberian dan dosis: Per oral 1,2 mg/kg BB 1x/hari atau injeksi IV 0,6 mg/kg
BB/hati. Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.
1. Terapi pintas / Shunting
Ada 2 macam:
- Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara. Misalnya:
pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.
- Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain
a) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen)
b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
c) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.
d) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
e) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum.
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi
terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Teknik Shunting
1) Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu frontalis,
ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.
2) Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan analisis.
3) Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak proksimal
dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang terletak
di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan
yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.
4) Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan
jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax ujung distal setinggi 6/7).x-ray
5) Ventriculo-Peritneal Shunt
a. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan
b. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.
Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan tidak
diperlukan
adanya
revisi
walaupun
badan
anak
tumbuh
memanjang.
Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural, obstruksi, keadaan
CSS yang rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis.
I. PROGNOSIS
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis
serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena
penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia.
Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai
kecerdasan yang normal (Allan H. Ropper, 2005). Pada kelompok yang dioperasi, angka
kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar
16% mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting sekali anak hidrosefalus mendapat
tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok multidisipliner. (Darsono, 2005)
Keberhasilan tindakan operatif serta prognosis hidrosefalus ditentukan ada atau
tidaknya anomali yang menyertai, mempunyai prognosis lebih baik dari hidrosefalus yang
bersama dengan malformasi lain (hidrosefalus komplikata).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Wawancara
DS
:
a.
b.
c.
d.
DO
a.
b.
c.
b.
c.
d.
e.
3. Pemeriksaan penunjang
a.
Pemeriksaan Neurologi
Untuk mengetahui
gangguan
CT Scan
Untuk mengetahui adanya kelainan dalam otak dengan menggunakan
radio isotop, radioaktif dan scanner
d.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan volume cairan
serebrospinal
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan penempatan shunt
4. Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi
C.
TUJUAN (NOC)
1.
: Status sirkulasi
Kontrol Resiko
Deteksi Resiko
13
4.Diagnosa IV: Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep
diri
Kriteria Hasil NOC:
a) Anxiety control
-
b) Coping
-
D.
Proses penyakit
Pengendalian infeksi
Pengobatan
Prosedur pengobatan
INTERVENSI (NIC)
Diagnosa I : Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan volume
cairan cerebrospinal.
Intervensi NIC
1. Pantau hal-hal berikut ini
a. Tanda tanda vital
b. Sakit kepala
c. Tingkat kesadaran dan orientasi
d. Diplopia inistagmus, penglihatan kabur, ketajaman penglihatan
e. Pemantauan TIK
-
2. Aktivitas kolaboratif
a. Pertahankan parameter termodinamik dalam rentang yang dianjurkan
b. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskuler, sesuai permintaan
c. Berikan obat yang menyebabkan Hipertensi untuk mempertahankan tekanan
perfusi serebral sesuai dengan permintaan
d. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0 sampai dengan 45 derajat, bergantung
pada kondisi pasien dan permintaan medis
e. Berikan loap diuretik dan osmotik, sesuai dengan permintaan.
Diagnosa II : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK
Intervensi NIC :
15
a. Manajemen Nyeri
-
Evaluasi dengan pasien dan tim kesehatan, efektivitas dari kontrol nyeri
pada masa lalu yang biasa digunakan.
Berikan info tentang nyeri, misal; penyebab, berapa lama akan berakhir
dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
Batasi pengunjung
- Beritahu pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi dan jika terjadi
infeksi laporkan kepada petugas kesehatan.
-
b.Identifikasi Resiko.
16
Aktivitas :
-
Diagnosa IV: Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
Intervensi NIC:
a.Penurunan cemas
-
Menyediakan informasi yang benar dan jelas tentang diagnosis dan program
perawatan yang diberikan
Diagnosa V: Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi.
Intervensi NIC :
a. Teaching Disease Process
Aktifitas :
- Jelaskan patofisiologi penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala dari penyait
- Jelaskan proses penyakit
- Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit
- Diskusikan pilihan perawatan
17
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran
ventrikel.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005. Buku Ajar
Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Tucker,Susan Martin dkk.2008.Standar perawatan pasien edisi 5.Jakarta:EGC.
Wilkinson,Judith M.2007.Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC.Jakarta EGC.
19
20