TINJAUAN TEORI
2.1.Anatomi Hernia
Menurut Giri Made Kusala (2016), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
hernia adalah
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita.
Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa
khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan
penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
tekanan dalam rongga perut (Giri Made Kusala, 2016).
b. JenisKelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal.
Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini
disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam
lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada
buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya
mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam
rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
(Giri Made Kusala, 2016).
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran
prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis
inguinalis.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di
bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan
tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ
melalui dinding organ yang lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan
lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang
berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-
otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi
yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga
memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis
inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan
ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2016)
2.10. Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus.Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses.
2.11. Pencegahan
Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :
a) Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat
Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.
b) Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum
sangat disarankan untuk dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak
serat yang membantu mencegah konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian
perut.
c) Hindari mengangkat barang yang terlalu berat
Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur
tubuh yang tepat saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan
hindari membungkuk untuk mengurangi tekanan.
d) Hindari tekanan Intra abdomen
Seperti batuk kronis dan mengejan yang dapat mencetuskan hernia.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian meliputi :
1. Identitas ( Nama, Usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan Dll).
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di daerah selangkangan atau kemaluan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada benjolan di daerah selangkangan, sering kembung dan
muntah , tidak nafsu makan apabila BAB atau mengejan timbul benjolan
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit hernia 2 tahun yang lalu
.apabila digunakan untuk mengangkat benda berat sering sakit di
selangkangannya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa dahulu bapaknya pernah menderita hernia.
3. Pengkajian fisik ROS
a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai
kesakitan, konjungtiva anemis.
b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris,
ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak
terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pada
skortum.tidak bisa mengeluarkan urin secara lancar , adanya disuria.
e. Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena adanya
benjolan diselangkangan .
f. Abdomen :
Inspeksi : abdomen keras
Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : ada benjolan
Perkusi : hypertimpani
4. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga
yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
a. Pre op
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: Pasien mengatakan nyeri pada daerah selangkangan
Do;
P : Nyeri pada selakangan apabila melakukan aktivitas berat nyeri
bertambah
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Nyeri di daerah selangkangan (Iliaka )
S : skala 7-8
T : Nyeri dirasakan hilang timbul Terjepitnya hernia Gangguan
rasa nyaman (nyeri)
2 Ds : Pasien mengatakan mual tidak nafsu makan
Do : klien tampak lemah dan lemas
A : BB turun
B : Hb < 12 ,
C : Konjungtiva Anemis
D : Diet Makan tinggi serat dan protein
3. Anoreksia Nutrisi kurang dari kebutuhan
Ds : Pasien mengatakan sangat cemas ketika mengetahui akan dilakukan
proses pembedahan
Do : pasien nampak bingung
RR : > 24x/mnt
N : >80 x/mnt
TD : >120/90 mmHg
S : 37,5 0C Proses pembedahan Ansietas
b. Post op
2.12.3. Diagnosa
a. Pre op
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terjepitnya hernia
.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3. Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan.
b. Post op
1. Resiko infeksi berhubungan dengan diskontuinitas jaringan sekunder
dengan pembedahan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut sekunder dengan
post op.
a. Pre op
No No Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1 1 setelah dilakukan proses keperawatan selama 1x 24 jam pasien
tidak nyeri dengan KH:
- TTV normal : (TD : :110/70 – 120/ 90 mmHg
RR : 16- 20 x/mnt
N : 60-100x/mnt
S : 36,5- 37,50.C )
-pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
- Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan
distraksi.
- Skala nyeri 0-3
- Wajah pasien tidak meringis kesakitan. 1. Observasi TTV
1. Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai atau tidak disukai.
2. Awasi masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodi.
3. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi kalori dan
tinggi karbohidrat
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang dibutuhkan
oleh pasien
1. Observasi TTV
2. Kaji tingkat ansietas : ringan, sedang, berat, panik.
3. Berikan kenyaman dan ketentraman hati.
4. Berikan penjelasan mengenai prosedur perawatan,perjalanan
penyakit & progno-sisnya.
5. Berikan/tempatkan alat pemanggil yang mudah dijangkau oleh
klien
6. Gali intervensi yang dapat menurunkan ansietas.
7. Berikan aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan /
ketegangan.
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kecemasan
klien sehingga dahkan penanganan/pemberian askep se-
lanjutnya.
3. Agar klien tidak terlalu memikirkan penyakitnya.
4. Agar klien mengetahui/memahami bahwa ia benar sakit dan
perlu dirawat.
5. Agar klien merasa aman dan terlindungi saat memerlukan
bantuan.
6. Untuk mengetahui cara mana yang efektif untuk
menurunkan/mengurangi ansietas
7. Agar klien dengan senang hati melakukan aktivitas karena
sesuai dengan keinginan-nya dan tidak bertentangan dengan prog-ram
perawatan.
b. Post op
No NO Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2x24 jam pasien
tidak menunujukan adanya infeksi dengan
KH :
- TTV Normal ( TD : 110/70 – 120/ 90 mmHg
RR : 16- 20 x/mnt
N : 60-100x/mnt
S : 36,50 - 37,50.C)
- Tanda- tanda infeksi tidak ada (dolor , rubor, color, tumor dan
fungsiolensa)
- leukosit dalam batas normal 4.000- 11.000
- Luka bersih, tidak lembab dan kotor.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Definisi Hernia
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah
pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk
suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi
di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri
Made Kusala, 2009).
3.1.3. Klasifikasi :
a. Berdasarkan terjadinya : Hernia bawaan dan didapat
b. Berdasarkan sifatnya : Hernia reponibel , ireponibel dan
strangulata.
c. Berdasarkan letaknya : Hernia femoralis, umbilikalis, sikatris dan
inguinalis.
3.2. Saran
3.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan
benar
3.2.2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang
lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.
3.2.3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya
untuk mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien hernia.