Oleh :
Sri Yuni Wulandari, S.Kep
NIM 202311101056
(Ns. Yunita Rengganis, S.Kep) (Ira Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep. An.)
NIP 19680109 1999203 2 003 NIP 19861023 201803 2 001
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(Ns.Yunita Rengganis,S.Kep.)
NIP 19680109 1999203 2 003
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN HIDROCEFALUS COMMUNIKANS
Oleh: Sri Yuni Wulandari, S.Kep
Hipoksia cerebral
h. Masalah Keperawatan yang Perlu Dikaji
1. Pengkajian
- Anamnesa
a. Pengumpulan data :
- Nama: Merupakan panggilan yang menjadi sebagai identitas diri klien
- Usia : Pada dasarnya Hidrosefalus komunikan dapat terjadi pada semua
kalangan usia namun angka paling terbesar kasusnya terjadi pada usia bayi
- Jenis Kelamin: Jumlah pasien hidrosefalus banyak berjenis kelamin laki-laki
, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Denisa Dwi Rahmayani yang
mengatakan jumlah jenis kelamin bayi laki-laki lebh banyak
- Suku/bangsa : Merupakan etnis yang menjadi keturunan suatu suku yang
mencirikan suatu kebudayaan.
- Agama : Merupakan keyakinan yang dianut oleh setiap individu sebagai
pedoman dalam kehdupan.
- Pendidikan : Merupakan suatu jenjang keilmuan atau pengetahuan yang
dipelajari di bangku sekolah secara formal.
- Pekerjaan : merupakan aktifitas sehari-hari yang menjadi mata
pencaharian untuk menghidupi ekonomi dan kebutuhan sehari-hari.
b. Kaji Riwayat penyakit / keluhan utama Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi,
lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
c. Kaji Riwayat Perkembangan Kelahiran : Prematur. Pada waktu lahir menangis
keras atau tidak. Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur. Keluhan sakit
perut.
- Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi :
1) Anak dapat melihat keatas atau tidak.
2) Adanya Pembesaran kepala.
3) Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat jelas.
b. Palpasi :
1) Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
2) Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Pemeriksaan Mata :
1) Akomodasi.
2) Gerakan bola mata.
3) Luas lapang pandang
4) Konvergensi.
Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
i. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko infeksi
2. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
3. Gangguan mobilitas
4. Gangguan perkembangan
5. Nyeri akut
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan
j. Rencana Tindakan Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 Manajemen nyeri (1.08238)
X 24 jam maka tingkat nyeri dapat menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas,
Tingkat nyeri (L.08066) intensitas nyeri
Skor 2. Identifikasi skala nyeri
No. Indikator Skor Akhir
Awal 3. Identifikasi respon nyeri non
1. Keluhan nyeri 2 4 verbal
Frekuensi 2 4 4. Identifikasi faktor yang
2.
nada memperberat dan memperingan
3. Tekanan darah 2 4 nyeri
Keterangan: 5. Kolaborasi pemberian analgesik,
1. Meningkat jika perlu
2. Cukup meningkat 6. Ajarkan teknik nonfarmakologis
3. Sedang untuk mengurangi rasa nyeri
4. Cukup menurun 7. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Menurun Terapi Relaksasi (1.09326)
(Indikator nomor 1) 1. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgesic atau tindakan media
1. Memburuk
lainnya, jika diperlukan
2. Cukup memburuk
2. Jelaskan tujuan, manfaat,
3. Sedang
batasan, dan jenis relaksasi yang
4. Cukup membaik
tersedia
5. Meningkat
3. Anjurkan mengambil posisi
(Indikator nomor 2,3)
nyaman
4. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi
5. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Pencegahan infeksi (1.14539)
24 jam dapat Risiko Infeksi diatasi dengan kriteria Observasi
hasil: - Monitor tanda dan gejala infeksi
Tingkat Infeksi (L.14137) lokal dan sistemik
1. Demam menurun (skala 5) Terapeutik
2. Kemerahan menurun(skala 5) - Batasi jumlah pengunjung
3. Nyeri menurun (skala 5) - Berikan perawatan kulit pada
4. Bengkak menurun (skala 5) area edema
5. Kadar sel darah putih membaik (skala 5) - Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada
asien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi
Resiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 Manajemen Peningkatan Intrakranial
efektif (D.0017) x 24 jam, maka Risiko perfusi serebral tidak (1.06194)
efektif
Menurun dengan kriteria hasil : Observasi
- Identifikasi penyebab TIK
Perfusi Serebral - Monitor tanda dan gejala TIK
1. tingkat kesadaran meningkat (skala 5) - Monitor MAP
2. kognitif meningkat (skala 5) - Monitor CVP
3. sakit kepala menurun (skala 5) - Monitor PAWP
4. kecemasan menurun (skala 5)
- Monitor PAP
5. nilai rata-rata tekanan darah membaik
- Monitor ICP
(skala 5)
- Monitor CPP
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernafasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis
Terapeutik
- Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
- Berikan posisi semi fowler
- Hindari maneuver valsava
- Cegah terjadinya kejang
- Hindari penggunaan PEEP
- Hindari pemberian cairan IV
hipotonik
- Atur ventilator agar PaCO2 optimal
- Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan
anti konvulsan
- Kolaborasi pemberian dieretik
osmosis
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Dukungan mobilisasi (1.09262)
24 jam Gangguan mobilitas fisik dapat diatasi Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi adanya nyeri atau
Mobilitas fisik (L.05042) keluhan fisik lainya.
1. Pergerakan ekstremitas meningkat skala 5. - Identifikasi toleransi fisik
2. Kekuatan otot skala 5. melakukan pergerakan
3. Rentang gerak meningkat skala 5. - Monitor frekuensi jantung dan
4. Kelemahan fisik menurun skala 5. tekanan darah sebelum memulai
5. Gerakan terbatas menurun skala 5. mobilisasi.
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi.
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan pergerakan.
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi.
- Anjurkan melakukan mobilisasi
dini.
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus di lakukan.
Gangguan perkembangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Perawatan perkembangan
24 jam diharapkan gangguan tumbuh kembang a. Identifikasi pencapaian tugas
pada klien dapat diatasi dengan kriteria hasil: perkembangan anak
Status perkembangan (L.10101) b. Identifikasi isyarat perilaku dan
1. Keterampilan/perilaku sesuai usia fisiologis anak
meningkat c. Dukung anak mengekspresikan
2. Kemampuan melakukan perawatan diri diri melalui penghargaan positifn
meningkat. atau umpan balik atas usahanya
3. Respon sosial meningkat d. Pertahankan kenyamanan anak
4. Kontak mata meningkat e. Bacakan cerita atau dongeng
5. Afek membaik
6. Pola tidur membaik
Penurunan kapasitas adaptif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Manajemen Peningkatan Intrakranial
intrakranial 24 jam diharapkan Penurunan kapasitas adaptif (1.06194)
intrakranial pada klien dapat diatasi dengan kriteria
hasil: Observasi
Kapasitas adaptif intrakranial (L.06049) - Identifikasi penyebab TIK
1. Tingkat kesadaran meningkat skala 5 - Monitor tanda dan gejala TIK
2. Fungsi kognitif meningkat skala 5 - Monitor MAP
3. Tekanan darah membaik skala 5 - Monitor CVP
4. Tekanan nadi membaik skala 5 - Monitor PAWP
5. Pola nafas membaik skala 5
- Monitor PAP
6. Tekanan intrakranial membaik skala 5
- Monitor ICP
- Monitor CPP
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernafasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis
Terapeutik
- Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
- Berikan posisi semi fowler
- Hindari maneuver valsava
- Cegah terjadinya kejang
- Hindari penggunaan PEEP
- Hindari pemberian cairan IV
hipotonik
- Atur ventilator agar PaCO2 optimal
- Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan
anti konvulsan
- Kolaborasi pemberian dieretik
osmosis
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja
DAFTAR PUSTAKA