Anak dengan hidrosefalus mengalami muntah, gelisah, menangis dengan suara ringgi,
peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan dan
tidak teratur, perubahan pupil, lethargi stupor.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya suatu infeksi, trauma, konginental
terbentuk kecil Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan
intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
e. Riwayat Perinatal
1) Antenatal:
Masalah selama kehamilan infeksi pada rahim selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko hydrocephalus pada bayi. Akibat infeksi dapat timbul
perlekatan meningen. secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan
arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Kehamilan yang si ibu masih
muda usianya, dan disebabkan oleh kekurangan oksigen (hipoksia), radiasi,
13
14
anak yang
dan/atau
anak
dukungan dan
semangat sembuh bagi anak. Respon keluarga (orang tua) terhadap penyakit yang
diderita dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu timbul seperti
ketakutan akan kecatatan, rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan
aktivitas secara optimal.
11) Pola nilai dan kepercayaan: orang tua selalu optimis dan berdoa agar
penyakit pada anaknya dapat sembuh dengan cepat.
j. Pengkajian menurut sistem
1) B1(breathing)
15
simetris.
Ekspansi
dada:
dinilai
penuh/tidak
penuh,
dan
16
kulit kepala tampak menipis, tegang dan mengkilat dengan pelebaran vena kulit
kepala. Satura tengkorak belum menutup dan teraba melebar. Didapatkan pula
cracked pot sign yaitu bunyi seperti pot kembang yang retak pada perkusi kepala.
Bola mata terdorong kebawah oleh tekanan dan penipisan tulang subraorbita.
Sclera tampak diatas iris sehingga iris seakan-akan matahari yang akan terbenam
atau sunset sign. Pengkajian tingkat kesadaran Tingkat keterjagaan klien dan
respon terhadap lingkungan adalah indicator paling sensitive untuk disfungsi
system persarafan. Gejala khas pada hidrosefalus tahap lanjut adalah adanya
dimensia. Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien hidrosefalus biasanya
berkisar pada tingkat latergi, stupor, semikomatosa sampai koma. Pengkajian
fungi serebral, meliputi:
a) Status mental. Obresvasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,
ekspresi wajah dan aktivitas motorik klien. Pada klien hidrosefalus tahap
lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan. Pada bayi dan
anak-anak pemeriksaan status mental tidak dilakukan.
b) Fungsi intelektual. Pada beberapa kedaan klien hidrosefalus didapatkan
penurunan dalam ingatan dan memori, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Pada pengkajian anak, yaitu sering didapatkan penurunan dalam
perkembangan intelektual anak dibandingkan dengan perkembangan anak
normal sesuai tingkat usia.
c) Lobus frontal. Kerusakkan fungsi kognitif dan efek psikologik didapatkan
jika jumlah CSS yang tinggi mengakibatkan adanya kerusakan pada lobus
frontal kapasitas, memori atau kerusakan fungsi intelektual kortikal yamg
lebih tinggi. Disfungsi ini dapat ditunjukkan pada lapang perhatian
terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi yang
menyebabka klien ini menghadapi masalah frustasi dalam program
rehabilitasi mereka.pada klien bayi dan anak-anak penilaian disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak.
d) Pengkajian ferleks. Pemeriksaan reflex profunda, pengetukan pada tendo,
ligamentum atau periosteum derajat reflex pada rrespon normal. Pada
tahap lanjut, hidrosefalus yang mengganggu pusat refleks, maka akan
17
18
6) B6 (Bone)
Disfungsi motorik paling umum adalah kelemahan fisik umum, pada bayi
disebabkan pembesaran kepala sehingga menggangu mobilitas fisik secara
umum. Kaji warna kulit, suhu, kelembapan, dan turgon kulit. Adanya perubahan
warna kulit; warna kebiruaan menunjukkan adanya sianosis (ujung kuku,
ekstermitas,telingga, hidung, bibir dan membrane mukosa). Pucat pada wajah
dan
membrane
mukosa
dapat
berhubungan
dengan
rendahnya
kadar
Nadi
RR
19
Perkusi : pekak
Auskultasi : ada bising usus
6) Kulit
Turgor kurang, pucat, kebiruan.
7)
Ekstremitas
Tidak terdapat odem pada pada extremitas
l. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada anak dengan moniliasis/trush
adalah sebagai berikut:
1) CT scan (dengan atau tanpa kontras): mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan,
determinan, ventrikuler dan perubahan jaringan otak. Skan temograsfi komputer (
CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantui dalam
memgidentifikasi kemungkinan penyebabnya( Neoplasma, kista,malformasi
konginetal atau perdarahan intra kranial ).
2) MRI (Magnetik resonance imaging) : memberi informasi mengenai stuktur otak
tanpa kena radiasi digunakan sama dengan CT scan dengan atau tanpa kontras
radioaktif
3) Rongen kepala: mendeteksi perubahan struktur garis sutura.
4) Pemeriksaan CSS dan Lumbal pungsi: dapat dilakukan jika diduga terjadi
perdarahan subarachoid. CSS dengan atau tanpa kuman dengan kultur yaitu
protein LCS normal atau menurun, leukosit meningkat/ tetap, dan glukosa
menurun atau tetap.
m. Terapi
Terapi pada pasien dengan hidrosefalus biasanya dengan menggunakan obatobatan seperti asetazolamid untuk mengurangi sekitar sepertiga produksi CSS, dan
terkadang efektif pada hydrocephalus ringan yang berkembang lambat. Pada keadaan
akut dapat diberikan manitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan, meskipun
hasilnya kurang memuaskan. Pasang parau untuk mengeluarkan kelebihan CSS dari
ventrikel lateral kebagian ekstrakranial ( biasanya peritonium untuk bayi dan anakanak atau atrium pada remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi
20
Problem
Hipertermi
Etiologi
meningkatnya
2.
Nyeri akut
metabolisme tubuh
meningkatnya tekanan Menangis, dan rewel
3.
Gangguan
intrakranial
pola nyeri yang dirasakan Pasien sering rewel dan
4.
tidur
Resiko
peningkatan
5.
cairan serebrospinal
tekanan intracranial
Resiko gangguan imobilisasi,
integritas kulit
6.
Gangguan
dan ventrikel
atau
menurun
intra kranial
Gangguan tumbuh kurangnya
kembang
Gangguan
makan
ventrikel
ruang
persepsi
10.
makanan, nafsu
metabolisme
deficit kelebihan cairan pada kadang control sfingter
elektrolit
9.
dari mencerna
cairan
8.
darah
adekuatnya
kebutuhan tubuh
Resiko
tekanan
perifer
nutrisi: perubahan kemampuan Klien tampak lemas dan
kurang
7.
Symptom
Peningkatan suhu tubuh
Resiko infeksi
pada otak
tempat
organisme
terhadap
shunt
jaringan Kepala
pasien
(kalor),
dan
21
11.
12.
Kecemasan
keadaan
kritis
keluarga
klien
cemas
Kurang
misinterpretasi
pasien.
Pasien merasa cemas dan
pengetahuan
informasi,
mengenal
sumber
kondisi
ketegangan
akibat
krisis situasional
efektif
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi, tidak
5
6
7
22
No
Diagnosa
1.
Resiko
Hasil
Tujuan: Dalam waktu 2 1. Kaji
tinggi
penyebab
dari
untuk
peningkat
menunjukkan terjadinya
situasi
atau
memprioritas
an tekanan peningkatan
tekanan
intracrania intracranial
l
Kriteria
Intervensi
Rasional
faktor 1. Deteksi
dini
keadaan individu
kan
atau
intervensi,
penurunan
hasil:
klien
perfusi jaringan
mengkaji
gelisah,
klien
dan peningkatan
status
tekanan
neurologis/
peningkat
intracranial
tanda- tanda
berhubung tidak
kepala,
klien
tidak
kegagalan
cairan
untuk
serebrospi
terdapat
menentukan
nal
perawatan
normal
kegawatan
papilledema
atau tindakan
2. Monitor
tanda-
pembedahan
2. Suatu
keadaan
normal
bila
sirkulasi
serebri
terpelihara
dengan
baik
atau fluktuasi
ditandai
dengan
tekanan darah
sistemik,
23
penurunan
dari
autoregulator
kebanyakan
merupakan
tanda
penurunan
difusi
lokal
vaskularisasi
darah serebri.
Dengan
peningkatan
tekanan darah
(diastolic)
maka
dibarengi
dengan
peningkatan
tekanan darah
3. Evaluasi pupil
intracranial.
Adanya
peningkatan
tekanan
darah,
bradikardi,
disritmia,
dyspnea
merupakan
tanda
tejadinya
24
peningkatan
TIK
3. Reaksi pupil
dan
pergerakan
kembali dari
bola
mata
merupakan
tanda
dari
gangguan
4. Monitor
temperatur
dan
pengaturan suhu
nervus/saraf
jika
batang
otak
lingkungan
terkoyak.
Keseimbanga
n saraf antara
simpatis dan
parasimpatis
merupakan
5. Pertahankan
kepala atau leher
pada posisi yang
netral, usahakan
dengan
sedikit
bantal.
Hindari
penggunaan
reflex
saraf
kranial.
4. Panas
merupakan
reflex
dari
hipotalamus.
bantal
yang
tinggi
pada
kepala
respons
Peningkatan
kebutuhan
metabolism
dan O2 akan
25
menunjang
peningkatan
TIK
5. Perubahan
kepala
pada
vena
jugularis dan
menghambat
aliran
darah
otak,
menghambat
drainase pada
vena cerebral.
Untuk
itu
dapat
meningkatka
n
2
tekanan
intracranial
keadaan 1. Obstruksi
Bersihan
jalan
napas
perilaku
tidak
oleh
efektif
Kriteria
akumulasi
24
jam
terdapat
jalan nafas
peningkatan
hasil:
dapat
disebabkan
bunyi
secret,
an dengan
cairan mukus,
penumpuk
tracheal
pendarahan,
an
sumbatan, menunjukkan
tube
bebas
2. Evaluasi
pergerakan dada
sisa
bronkospasm
26
sputum,
peningkat
an sekresi
disaluran pernafasan
e
2. Pergerakan
dada
yang
simetris
secret dan
dengan suara
enurunan
batuk
sekunder
nafas
keluar
dari
paru-
paru
akibat
manandakan
nyeri dan
jalan
keletihan,
nafas
tidak
adanya
terganggu.
jalan
Saluran nafas
napas
bagian bawah
buatan
tersumbat
pada
dapat terjadi
trakea,
pada
ketidakma
pneumonia
mpuan
atau
batuk/batu
atelektasis
k efektif
akan
menimbulkan
perubahan
suara
3. Anjurkan
klien
menggunakan
teknik
batuk
selama
seperti ronkhi
atau
wheezing
3. Batuk yang
efektif dapat
pengisapan
seperti
nafas
mengeluarka
waktu
27
bernafas panjang
4. Atur atau ubah
posisi
n secret dari
saluran nafas
secara
teratur
4. Mengatur
pengeluaran
secret,
dan
ventilasi
segmen paru5. Berikan
minum
hangat
jika
keadaan
paru,
mengurangi
resiko
memungkinkan
atelektasis
5. Membantu
pengenceran
secret
serta
mempermuda
h
pengeluaran
secret
3.
Resiko
gangguan
melakukan
aliran
integritas
mempertahankan
ke
kulit
keutuhan kulit
mobilisasi
tubuh
berhubung Kriteria
hasil:
an dengan mampu
berpartisipasi
imobilisas
i,
terhadap
tidak luka,
adekuatny
penyebab
klien
pencegahan
jika
dan
cara
darah
seluruh
memungkinkan
2. Menghindari
2. Ubah posisi tiap
tekanan dan
2 jam
meningkatkan
mengetahui
3. Gunakan bantal
air
atau
pengganjal yang
aliran darah
3. Menghindari
tekanan yang
berlebih pada
28
lunak
dibawah
daerah-daerah
daerah
yang
menonjol
yang menonjol
4. Menghindari
4. Lakukan masase
kerusakan
pada
daerah
kapiler
(tulang)
yang
menonjol
yang
baru mengalami
tekanan
waktu
pada
berubah
5. Hangat
posisi
5. Observasi
dan
pelunakan
terhadap eritema,
adalah
kepucatan,
dan
kerusakan
palpasi
area
jaringan
tanda
sekitar terhadap
kehangatan dan
pelunakan
jaringan
4.
tiap
mengubah posisi
1. Kaji
status 1. Memberikan
Gangguan
nutrisi:
nutrisi
kurang
status
kontinyu
dari
perhatikan
mengobserva
kebutuhan
Kriteria
intake
tingkat
energy,
si
tubuh
kondisi
kulit,
penyimpanga
keinginan untuk
n dari normal
makan
atau
perubahan
minum
nutrisi
hasil:
intake
secara
serta
dan
kesempatan
untuk
pasien
dasar
dan
kemampu
mempengaru
an
hi
pilihan
29
mencerna
2. Timbang
berat
makanan,
badan
setiap
peningkat
hari
an
bandingkan
kebutuhan
dengan
metabolis
badan
me
dan
intervensi
2. Memantau
keefektifan
aturan
berat
terapeutik
sebelumnya
3. Untuk
3. Kaji
keluhan
mengurangi
mual
muntah
atau
dan
mengembalik
ketidaknyamana
an
nutrisi
n
untuk
kebutuhan
5.
Kecemasa
tubuh
1. Menegaskan
n keluarga x
24
berhubung subjektif
jam
secara
klien
atau
persepsi
klien
batasan
untuk
masalah
menggambarkan
individu dan
keadaan
tindakan
pengaruhnya
orang
tua
sesuai
situasi
selama
mampu
mengungkapkan
diberikan
2. Monitor respons
fisik
cara-cara
kelemahan,
yang
sehat
seperti
intervensi
2. Digunakan
dalam
perubahan tanda
vital,
gerakan
mendemonstrasikan
yang
berulang-
keterampilan
ulang,
pemecahan masalahnya
kesesuaian
respons
catat
mengevaluasi
derajat/tingka
t
kesadaran
khususnya
ketika
verbal
melakukan
30
dan
selama
mencatat
kecemasan/ketakutan
dibawah standar, klien
rileks
istirahat/tidur
baik
dan
dengan
komunikasi
verbal
komunikasi
3. Anjurkan klien
dan
penurunan
dapat
nonverbal
keluarga
untuk
3. Memberikan
kesempatan
untuk
mengungkapkan
dan
berkonsentras
i,kejelasan
mengekspresikan
rasa takutnya
dari
rasa
takut,
dan
mengurangi
4. Hindari perasaan
yang tak berarti
seperti
cemas
yang
berlebihan
4. Berikan
kesempatan
mengatakan
semuanya
bagi
akan
menjadi baik
klien/keluarg
a
untuk
menerima apa
yang
terjadi
pada dirinya
5. Identifikasi/kaji
ulang
bersama
klien/keluarga
tindakan
seperti
kekuatan
suplai
mengurangi
kecemasan
5. Menenangka
n
pengaman yang
ada
serta
dan
oksigen,
kelengkapan
klien
perasaan
untuk
membantu
menghilangk
an
cemas
31
suction
yang
kegawatan.
semestinya,
Diskusikan
arti
tidak
mengurangi
konsentrasi
yang
tidak
jelas,
dan
menyiapkan
rencana
sebagai
respons
dalam
keadaan
6.
Nyeri
1. Kaji
darurat
seberapa 1. Gunakan
skala
nyeri
dirasakan anak
pada
anak
meningkat
untuk
nya
mengenali
mengetahui
tekanan
nyeri,
penyebab
penggunaan
dengan
teknik
nonfarmakologi
tingkat nyeri
2. Kaji
seberapa
sering
nyeri
terjadi
nyeri
tidak
ekspresi
dirasakan
2. Untuk
mengontrol
yang
3. Berikan
tanda-tanda
penjelasan pada
orang
dan
tua
tentang
penyebab
terjadinya nyeri
peningkatan
TIK
3. Untuk
mengurangi
kecemasan
pada keluarga
32
7.
Resiko
infeksi
berhubung terjadi
selama
faktor 1. Faktor-faktor
risiko
infeksi
nosokomial
ini
tampak
sederhana,
an dengan perawatan
seperti
cuci
tempat
tangan
sebelum
penting
masuknya
mengenal factor-faktor
dan
sesudah
sebagai
organisme
risiko,
melaksanakan
pencegahan
sekunder
tindakan
tindakan
terjadinya
terhadap
pencegahan/mengurangi
keperawatan.
infeksi
pemasang
factor
Pertahankan
nosocomial
an shunt
menunjukkan/mendemo
mengenal
resiko
infeksi,
nstrasikan teknik-teknik
untuk
meningkatkan
teknik
suction
secara steril
2. Monitor/batasi
kunjungan.
2. Individu
dengan
infeksi
Menghindari
kontak
tetapi sangat
saluran napas
dengan
orang
yang
menderita infeksi
saluran
napas
atas
3. Lakukan
teknik
isolasi
sesuai
atas,
meningkatka
n
risiko
berkembangn
ya infeksi
3. Sesuai
dengan
diagnosis
indikasi
yang spesifik
harus
memperoleh
perlindungan
infeksi orang
lain
4. Pertahankan
hidrasi
dan
TB
seperti
33
nutrisi
yang 4. Membantu
adekuat. Berikan
meningkatka
cairan
n daya tahan
2500
cc/hari
tubuh
dari
penyakit dan
mengurangi
5. Pertahankan
prinsip
aseptic
risiko infeksi
akibat sekresi
yang stasis
5. Meminimalisi
r
masuknya
mikroorganis
me
dari
terpasangnya
shunt
4.5 Implementasi keperawatan
No
Diagnosa
Implementasi
1
Resiko
tinggi 1. Mengkaji faktor
peningkatan
tekanan
penyebab
dari
intracranial berhubungan
situasi
atau
dengan
peningkatan
keadaan individu
jumlah
cairan
serebrospinal
atau
penurunan
perfusi jaringan
dan peningkatan
tekanan
intracranial
2. Memonitor
tanda-tanda vital
setiap 4 jam
3. Mengevaluasi
Paraf
34
pupil
4. Memonitor
temperatur
dan
pengaturan suhu
lingkungan
5. Mempertahankan
kepala atau leher
pada posisi yang
netral, usahakan
dengan
sedikit
bantal.
Mengindari
penggunaan
Bersihan
efektif
berhubungan
dengan
penumpukan
sputum,
peningkatan
sekresi
dan
enurunan
dan
yang
tinggi
pada
kepala
napas 1. Mengkaji
jalan
tidak
secret
bantal
keletihan,
adanya
jalan
napas
buatan
pada
trakea,
ketidakmampuan
batuk/batuk efektif
keadaan
jalan
nafas
2. Mengevaluasi
pergerakan dada
3. Menganjurkan
klien
menggunakan
teknik
batuk
selama
pengisapan
seperti
waktu
bernafas panjang
4. Mengatur
atau
ubah
posisi
secara teratur
35
5. Memberikan
minum
jika
3
Resiko
integritas
berhubungan
keadaan
memungkinkan
gangguan 1. Menganjurkan
kulit
untuk melakukan
dengan
imobilisasi,
tidak
adekuatnya
sirkulasi
perifer
hangat
mobilisasi
jika
memungkinkan
2. Mengubah
posisi tiap 2 jam
3. Menggunakan
bantal
air
atau
pengganjal yang
lunak
dibawah
daerah-daerah
yang menonjol
4. Melakukan
masase
pada
daerah
(tulang)
yang
menonjol
yang
baru
mengalami
tekanan
waktu
pada
berubah
posisi
5. Mengobservasi
terhadap eritema,
kepucatan,
dan
palpasi
area
sekitar
terhadap
36
kehangatan
dan
pelunakan
jaringan
4
tiap
mengubah posisi
nutrisi: 1. mengkaji status
Gangguan
nutrisi
tubuh
kontinyu
berhubungan
secara
serta
dengan
perubahan
memperhatikan
kemampuan
mencerna
tingkat
energy,
peningkatan
kondisi
kulit,
makanan,
kebutuhan metabolisme
keinginan untuk
makan
dan
minum
2. Menimbang
berat
badan
berat
badan
sebelumnya
3. mengkaji
keluhan
mual
muntah
dan
ketidaknyamana
5
n
keluarga 1. Mengidentifikasi
Kecemasan
berhubungan
keadaan
klien.
kritis
dengan
pada
persepsi
klien
untuk
menggambarkan
tindakan
situasi
sesuai
37
2. Memonitor
respons
fisik
seperti
kelemahan,
perubahan tanda
vital,
gerakan
yang
berulang-
ulang,
catat
kesesuaian
respons
dan
verbal
nonverbal
selama
komunikasi
3. Menganjurkan
klien
dan
keluarga
untuk
mengungkapkan
dan
mengekspresikan
rasa takutnya
4. Menghindari
perasaan yang tak
berarti
seperti
mengatakan
semuanya
akan
menjadi baik
5. Mengidentifikasi
atau
mengkaji
ulang
bersama
klien
atau
keluarga tindakan
38
pengaman
ada
yang
seperti
kekuatan
suplai
dan
oksigen,
kelengkapan
suction
kegawatan.
Mendiskusikan
arti
6
Nyeri
dengan
dari
bunyi
alarm
berhubungan 1. Mengkaji
meningkatnya
tekanan intrakranial
seberapa
sakit
nyeri
yang
dirasakan anak
2. Mengkaji
seberapa
sering
nyeri terjadi
3. Memberikan
penjelasan pada
orang
tua
tentang
penyebab
7
Resiko
terjadinya nyeri
infeksi 1. Mengurangi
berhubungan
dengan
tempat
organisme
terhadap
shunt
masuknya
sekunder
pemasangan
faktor
risiko
infeksi
nosokomial
seperti
cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melaksanakan
39
tindakan
keperawatan.
mempertahankan
teknik
suction
secara steril
2. Memonitor atau
membatasi
kunjungan.
Menghindari
kontak
orang
dengan
yang
menderita infeksi
saluran
napas
atas
3. Melakukan teknik
isolasi
sesuai
indikasi
4. Mempertahankan
hidrasi dan nutrisi
yang
Berikan
adekuat.
cairan
2500 cc/hari
5. Mempertahankan
prinsip
aseptik
4.6 Evaluasi
No
1
Diagnosa keperawatan
Evaluasi
Resiko tinggi peningkatan tekanan S: Pasien mengatakan sudah tidak merasa
intracranial berhubungan dengan gelisah lagi dan tidak mengeluh nyeri di
40
peningkatan
jumlah
cairan kepala,
serebrospinal
(Perawat A)
Bersihan jalan napas tidak efektif S: Pasien mengatakan kurang mampu
berhubungan dengan penumpukan bernafas dengan lancar
sputum, peningkatan sekresi secret O: Klien mampu menunjukkan batuk
dan penurunan batuk sekunder efektif tetapi masih merasakan nyeri
akibat nyeri dan keletihan, adanya akibat peningkatan sekresi sekret
jalan napas buatan pada trakea, A: Intervensi teratasi sebagian
ketidakmampuan batuk atau batuk P: Modifikasi intervensi
efektif
Ttd
(Perawat A)
Resiko gangguan integritas kulit S: Pasien mengatakan tidak merasakan
berhubungan dengan imobilisasi, adanya luka di kulitnya
tidak adekuatnya sirkulasi perifer
Gangguan
nutrisi:
kurang
(Perawat A)
dari S: Pasien mengatakan dapat mengunyah
41
kebutuhan
dengan
tubuh
perubahan
(Perawat A)
Kecemasan keluarga berhubungan S: Keluarga klien mengatakan bahwa
dengan keadaan kritis pada klien.
Koping
keluarga
sudah
mulai
membaik
A: Intervensi teratasi
6
Nyeri
berhubungan
P: Intervensi dihentikan
dengan S: Pasien mengatakan masih terasa nyeri
di kepala
O: Meningkatnya tekanan intracranial
yang belum membaik
A: Intervensi belum teratasi
P: Modifikasi intervensi
Ttd
Resiko
dengan
organisme
infeksi
(Perawat A)
berhubungan S: Keluarga pasien mengatakan mampu
tempat
sekunder
pemasangan shunt
42