Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dinda Sita Devi

Nim : 10219020

Prodi : S1 Kperawatan

 Standar pemeriksaan Hetamologi


Pemeriksaan Hematologi memiliki tujuan : (1). Mendeteksi kelainan hematologi, di mana diduga
ada kelainan jumlah dan fungsi dari sel-sel darah, (2). Mendeteksi penyakit pendarahan yang
menunjukkan kelainan faal hemostasis, (3). Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat
kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya, (4). Mengetahui kelainan sistemik
pada hati dan ginjal yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk atau fungsinya.
Pemeriksaan hematologi di Laboratorium Hematologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Denpasar dapat dilakukan secara manual, semi otomatis dan otomatis. Berikut pemeriksaan
Hematologi yang dapat dilakukan antara lain :
1 . Pemeriksaan Darah Lengkap (DL)
2. Pemeriksaan Hemoglobin (Sahli & Cyanmet)
3. Pemeriksaan Hematokrit
4. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Eritrosit (sel darah merah)
5. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Leukosit (sel darah putih)
6. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Trombosit (platelet)
7.Pemeriksaan Laju Endap darah
8.Pmeeriksaan Retikulosit
9.Pemeriksaan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
10.Pemeriksaan Faal Hemostasis (PT, APTT, INR)
11.Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit (Diffcount)
12.Pemeriksaan kelainan haemoragik (Bleeding time, cloting time, rumple leed, dan retraksi
bekuan)
13.Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi
14.Pemeriksaan daya tahan osmotik eritrosit yang dikenal sebagai resistensi osmotik eritrosit

 Standar pemeriksaan imunologi


Imunologi berakar dari kata imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Dalam perkembangan
selanjutnya Imunologi merupakan ilmu mandiri yang salah satunya mempelajari tentang imunitas
atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh hewan
atau manusia, baik yang bersifat infeksius maupun kemudian juga termasuk non-infeksius.
Imunologi juga berarti ilmu yang mempelajari kemampuan tubuh untuk melawan atau
mempertahankan dari dari serangan patogen atau organisme yang menyebabkan penyakit.
Selanjutnya Imunologi dikembangkan oleh para peneliti untuk membuat model pencegahan
melalui pendekatan sistem imun, baik seluler maupun humoral.
Tubuh memerlukan imunitas atau kekebalan agar tidak mudah terhindar dari serangan penyakit
yang dapat menghambat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari imunitas yaitu adanya antibodi
yang di hasilkan oleh sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara
mengikat dan kemudian menghancurkan sel-sel patogen atau penyebab penyakit. Untuk lebih
memahami pengertian imunologi maka sebaiknya kita mengetahui sistem imun yang ada pada
tubuh.

Peran Imunologi bagi Kesehatan Manusia


Sebuah penelitian imunologi mencoba menemukan sejumlah penyakit yang disebabkan oleh
gangguan atau disfungsi sistem imun. Penelitian ini juga berupaya menemukan terapi dan
penanganan terbaru untuk menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan imunitas.
Beberapa jenis penyakit terkait disfungsi sistem imun yang bisa diatasi dengan pendekatan
imunologi adalah:
1. Alergi
Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat atau benda tertentu yang dianggap
berbahaya. Orang yang menderita alergi akan mengalami gejala saat bersentuhan dengan bahan
pemicu alergi (alergen). Gejala dari reaksi alergi bisa berupa bersin, ruam kulit yang gatal, hingga
sesak napas.
Alergi bisa dicegah dengan menghindari zat pemicunya. Jika sudah timbul keluhan, alergi bisa
diatasi dengan mengonsumsi obat tertentu. Namun dengan adanya perkembangan imunologi,
reaksi alergi dapat diredakan dengan imunoterapi alergen.
Imunoterapi alergen merupakan pengobatan alergi yang bekerja dengan cara “melatih” sistem
imun untuk lebih kebal terhadap alergen. Setelah diberikan imunoterapi, penderita dapat
mengalami pengurangan frekuensi serangan alergi, walaupun sebagian di antaranya mengalami
kekambuhan setelah terapi dihentikan.
2. Asma
Asma merupakan salah satu reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada
saluran napas saat terpapar bahan atau zat tertentu. Peradangan ini menyebabkan saluran napas
menyempit, yang kemudian memicu terjadinya sesak napas.
Asma bisa ditangani dengan berbagai cara, antar lain menghindari pemicu asma, menggunakan
obat asma saat serangan asma muncul, dan menjalani imunoterapi.
Imunoterapi yang digunakan untuk asma bekerja layaknya imunoterapi alergi, yaitu “melatih”
sistem imun untuk lebih kebal terhadap zat pemicu alergi. Imunoterapi ini akan mengurangi
keluhan yang timbul saat asma muncul dan mencegah perburukan asma.
3. Kanker
Kanker menyebabkan tidak terkontrolnya pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh. Pertumbuhan yang
tidak terkontrol ini akan merusak organ dan sistem dalam tubuh, sehingga mengancam nyawa
penderitanya.
Kanker dapat diatasi dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan
imunologi, yaitu imunoterapi kanker. Imunoterapi kanker dilakukan untuk merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Imunoterapi kanker diklaim mampu memperlambat,
menghentikan perkembangan sel kanker, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain.
4. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Beberapa contoh penyakit autoimun adalah penyakit Crohn, lupus eritematosus sistemik
(SLE), rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis.
Penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, dan belum ada pilihan imunoterapi yang benar-benar
efektif untuk menanganinya. Namun, penyakit autoimun bisa dikontrol dengan pemberian obat
tertentu, seperti obat imunosupresan. Obat imunosupresan mampu menekan dan menurunkan
jumlah sel-sel kekebalan tubuh yang menyerang sel sehat.

Anda mungkin juga menyukai