Pemeriksaan Hematologi memiliki tujuan : (1). Mendeteksi kelainan hematologi, di mana diduga ada kelainan jumlah dan fungsi dari sel-sel darah, (2). Mendeteksi penyakit pendarahan yang menunjukkan kelainan faal hemostasis, (3). Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya, (4). Mengetahui kelainan sistemik pada hati dan ginjal yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk atau fungsinya. Pemeriksaan hematologi di Laboratorium Hematologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar dapat dilakukan secara manual, semi otomatis dan otomatis. Berikut pemeriksaan Hematologi yang dapat dilakukan antara lain : 1 . Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) 2. Pemeriksaan Hemoglobin (Sahli & Cyanmet) 3. Pemeriksaan Hematokrit 4. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Eritrosit (sel darah merah) 5. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Leukosit (sel darah putih) 6. Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Trombosit (platelet) 7.Pemeriksaan Laju Endap darah 8.Pmeeriksaan Retikulosit 9.Pemeriksaan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) 10.Pemeriksaan Faal Hemostasis (PT, APTT, INR) 11.Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit (Diffcount) 12.Pemeriksaan kelainan haemoragik (Bleeding time, cloting time, rumple leed, dan retraksi bekuan) 13.Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi 14.Pemeriksaan daya tahan osmotik eritrosit yang dikenal sebagai resistensi osmotik eritrosit
Standar pemeriksaan imunologi
Imunologi berakar dari kata imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Dalam perkembangan selanjutnya Imunologi merupakan ilmu mandiri yang salah satunya mempelajari tentang imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh hewan atau manusia, baik yang bersifat infeksius maupun kemudian juga termasuk non-infeksius. Imunologi juga berarti ilmu yang mempelajari kemampuan tubuh untuk melawan atau mempertahankan dari dari serangan patogen atau organisme yang menyebabkan penyakit. Selanjutnya Imunologi dikembangkan oleh para peneliti untuk membuat model pencegahan melalui pendekatan sistem imun, baik seluler maupun humoral. Tubuh memerlukan imunitas atau kekebalan agar tidak mudah terhindar dari serangan penyakit yang dapat menghambat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari imunitas yaitu adanya antibodi yang di hasilkan oleh sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara mengikat dan kemudian menghancurkan sel-sel patogen atau penyebab penyakit. Untuk lebih memahami pengertian imunologi maka sebaiknya kita mengetahui sistem imun yang ada pada tubuh.
Peran Imunologi bagi Kesehatan Manusia
Sebuah penelitian imunologi mencoba menemukan sejumlah penyakit yang disebabkan oleh gangguan atau disfungsi sistem imun. Penelitian ini juga berupaya menemukan terapi dan penanganan terbaru untuk menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan imunitas. Beberapa jenis penyakit terkait disfungsi sistem imun yang bisa diatasi dengan pendekatan imunologi adalah: 1. Alergi Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat atau benda tertentu yang dianggap berbahaya. Orang yang menderita alergi akan mengalami gejala saat bersentuhan dengan bahan pemicu alergi (alergen). Gejala dari reaksi alergi bisa berupa bersin, ruam kulit yang gatal, hingga sesak napas. Alergi bisa dicegah dengan menghindari zat pemicunya. Jika sudah timbul keluhan, alergi bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tertentu. Namun dengan adanya perkembangan imunologi, reaksi alergi dapat diredakan dengan imunoterapi alergen. Imunoterapi alergen merupakan pengobatan alergi yang bekerja dengan cara “melatih” sistem imun untuk lebih kebal terhadap alergen. Setelah diberikan imunoterapi, penderita dapat mengalami pengurangan frekuensi serangan alergi, walaupun sebagian di antaranya mengalami kekambuhan setelah terapi dihentikan. 2. Asma Asma merupakan salah satu reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada saluran napas saat terpapar bahan atau zat tertentu. Peradangan ini menyebabkan saluran napas menyempit, yang kemudian memicu terjadinya sesak napas. Asma bisa ditangani dengan berbagai cara, antar lain menghindari pemicu asma, menggunakan obat asma saat serangan asma muncul, dan menjalani imunoterapi. Imunoterapi yang digunakan untuk asma bekerja layaknya imunoterapi alergi, yaitu “melatih” sistem imun untuk lebih kebal terhadap zat pemicu alergi. Imunoterapi ini akan mengurangi keluhan yang timbul saat asma muncul dan mencegah perburukan asma. 3. Kanker Kanker menyebabkan tidak terkontrolnya pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh. Pertumbuhan yang tidak terkontrol ini akan merusak organ dan sistem dalam tubuh, sehingga mengancam nyawa penderitanya. Kanker dapat diatasi dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan imunologi, yaitu imunoterapi kanker. Imunoterapi kanker dilakukan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Imunoterapi kanker diklaim mampu memperlambat, menghentikan perkembangan sel kanker, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain. 4. Penyakit autoimun Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Beberapa contoh penyakit autoimun adalah penyakit Crohn, lupus eritematosus sistemik (SLE), rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis. Penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, dan belum ada pilihan imunoterapi yang benar-benar efektif untuk menanganinya. Namun, penyakit autoimun bisa dikontrol dengan pemberian obat tertentu, seperti obat imunosupresan. Obat imunosupresan mampu menekan dan menurunkan jumlah sel-sel kekebalan tubuh yang menyerang sel sehat.