Disusun Oleh:
Ade Kasih Paramita 2612110035
Amelia Putri 2612110032
Nuzula Chaira Andini 2612110034
Novi Indah Fitri 2612110012
Putri Rayhan 2612110010
Putri Afria Ningsih 2612110020
Riski Damayanti 2612110004
1
PENDAHULUAN
Menurut Kotler & Keller (2009) bahwa kualitas ialah seberapa mampu produk
dan jasa memuaskan kebutuhan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, kualitas dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang dilakukan, yang
memiliki nilai untuk mampu memenuhi harapan orang lain.
Secara umum, kualitas pelayanan menurut Lewis dan Booms (dikutip dari Harjati
& Venesia, 2015) didefinisikan “sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan
yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi pelanggan”. Kualitas pelayanan
bertujuan untuk memberikan suatu dorongan kepada pelanggan dalam menjalin
hubungan yang kuat dengan instansi pemberi jasa yang pada akhirnya akan
berdampak pada meningkatnya minat pembelian.
Kualitas pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit dapat
dievaluasi dengan mempertimbangkan beberapa unsur yang relevan terhadap
pelayanan di IGD. Beberapa unsur tersebut meliputi ketepatan dalam pelayanan,
akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan dalam memberikan layanan,
tanggung jawab, kelengkapan, dan kemudahan mendapatkan layanan.
Kehandalan atau Realibility merupakan kemampuan organisasi untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan. Kehandalan petugas akan
membawa kepercayaan penerima pelayanan terhadap pelayanan yang diberikan
dalam kaitannya dengan waktu, yaitu penangganan masalah secara cepat dan
tepat. Rumah Sakit Umum Daerah Langsa yang termasuk kategori bidang jasa
14
15
melaksanakan
tugas kerjanya
sesuai dengan
tanggung
jawab yang
diberikan kepa
danya
Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nol (H0): Tidak ada pengaruh antara variabel fasilitas kerja dan
kualitas kinerja tenaga medis dengan variabel kualitas pelayanan di IGD RSUD
kota langsa
2. Hipotesis Alternatif (Ha): Ada pengaruh antara variabel fasilitas kerja dan
kinerja tenaga medis dengan variabel kualitaspelayanan di IGD
RSUD kota langsa.
METODOLOGI PENELITIAN
P=
Keterangan :
p = presentase
f = frekuensi teramati
n = jumlah responden
17
18
Keterangan:
X 2 : Harga Chi- kuadrat yang dicari
f0 : frekuensi yang ada ( frekuensi observasi atau frekuensi sesuai
dengan keadaan )
fh : frekuensi yang diharapkan
∑ : penjumlahan semua baris dan kolom (semua sel yang ada)
Penjelasan:
1. Apabila P value < α (0,05) maka H0 ditolak, karena terdapat hubungan antara
variabel independen dan dependen.
2. Apabila P value > α (0,05) maka H0 gagal ditolak, berarti tidak diterima karena
tidak terdapat hubungan antara variabel independen dan dependen.
a. Bila pada table 2x2 dijumpai nilai harapan ( expected value = E ) kurang
dari 5, maka uji yang digunakan adalah fisher exact.
b. Bila pada table 2x2 dan tidak ada nilai E < 5, maka nilai yang dipakai
sebaiknya Continuity Correction.
c. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dan lain lain, maka
gunakan uji pearson Chi Square.
d. Uji Likelihood Ratio dan Linear-by-linear Association, biasanya
digunakan untuk keperluan lebih spesifik misalnya untuk analisis
stratifikasi pada bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui
hubungan linear antara dua variabel kategorik, sehingga kedua jenis ini
jarang digunakan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, R. (2017). Faktor Organisasi Yang Mempengaruhi Kinerja (Studi Pada
1(2). https://doi.org/10.31602/atd.v1i2.916
970.
Manengal, F. D., Burhanuddin, & Novie Palar. (2022). Kinerja Tenaga Medis
Dalam Melayani Pasien Ruang Kelas III Rumah Sakit Budi Setia Langowan
Revisha Ashari Putri, Yasir Haskas, S. (2022). Pengaruh kinerja perawat dan
Ulya, I., Anggraeni, M., & Ningsih, D. K. (2014). Hubungan Kualitas Pelayanan