Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No.

2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407


e-ISSN 2621-9004

Penggunaan Metode Integrasi Importance Performance Analysis (IPA) dan


Metode Kano dalam Mengukur Tingkat Kepuasan Pasien

Johan Budhiana1, Astri Zeini Wahida2


1
STIKes Sukabumi, johanbudhiana@dosen.stikesmi.ac.id
2
STIKes Sukabumi, azeiniwahida@gmail.com

ABSTRAK

Kepuasan pasien indikator penting dalam pelayanan kesehatan yang merupakan penilaian
pasien terhadap pelayanan kesehatan dengan membandingkan harapan dan kenyataan
pelayanan kesehatan yang diterima. Pengukuran kepuasan pasien dilakukan menggunakan
Importance Performance Analysis (IPA) dan KANO. Intergrasi kedua metode memungkinkan
dalam pengukuran kepuasan pasien. Tujuan penelitian mengetahui penerapan metode integrasi
IPA dan KANO.
Jenis penelitian deskriptif di Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi Februari sampai
Desember 2018. Populasi seluruh pasien yang berkunjung ke Puskesmas, sampel sebanyak 305
responden menggunakan aksidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
dengan 28 item pertanyaan. Reliabilitas diatas 0,6. Analisis data menggunakan IPA, KANO,
integrasi IPA dan KANO.
Hasil berdasarkan IPA atribut 13, 14, 17, 21 pada kuadran I, atribut 1, 2, 3, 4, 5, 6, 15, 16, 18,
23 pada kuadran II. Metode KANO, kategori must be adalah 1, 8 sedangkan attaractive adalah
3, 6, 9, 11. Integrasi IPA-KANO, kategori survival 1, 18, Major Weapon 2, 4, 5, 15, 16, 23.
Kesimpulan, metode IPA didasarkan kepentingan dan kinerja. Metode KANO pada
pengkategorian atribut seberapa baik produk memuaskan pasien. Metode Integrasi IPA-KANO
pada kepentingan dan kinerja serta pengkategorian atribut seberapa baik produk memuaskan
pasien. Metode Integrasi IPA-KANO lebih akurat dan lebih baik. Diharapkan metode integrasi
IPA-KANO sering untuk mengukur kepuasan pasien.
Keyword : IPA, KANO, Integrasi, Kepuasan, Pasien

PENDAHULUAN adalah terpenuhinya harapan masyarakat


Kesadaran masyarakat terhadap akan mutu dan kapasitas pelayanan kesehatan
pentingnya arti kesehatan semakin tinggi, (Eka 2016).
sehingga jasa pelayanan kesehatan menjadi Menurut Azwar, pelayanan kesehatan
sangat dibutuhkan dan mendorong kebutuhan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
akan sarana dan prasarana kesehatan semakin yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
meningkat. Salah satu tantangan besar dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
pemberian pelayanan kesehatan saat ini kepuasan rata-rata penduduk serta yang

979
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

penyelenggaraannya sesuai dengan standar Lima dimensi penentu kualitas pelayanan


dan kode etik profesi yang telah ditetapkan tersebut meliputi tampilan fisik atau
(Caesaria 2010). Kualitas pelayanan berwujud (tangible), kehandalan (reliability),
kesehatan terfokus pada konsep layanan daya tanggap (responsiveness), keyakinan
kesehatan yang terdiri atas tiga landasan atau jaminan (assurance) dan perhatian
utama yaitu kualitas pelayanan, akses, dan (empathy) (Kotler 2009). Penilaian kepuasan
biaya. Kualitas pelayanan kesehatan pasien terhadap pelayanan kesehatan
menunjuk pada tingkat kesempurnaan mencakup penilaian pasien terhadap kelima
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan dimensi tersebut.
rasa puas pada diri setiap pasien. Makin Dalam upaya menentukan tingkat
sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kepuasan pasien ada beberapa metode atau
kualitas pelayanan kesehatan. cara pengukuran kepuasan pasien salah satu
Kepuasan pasien adalah hasil penilaian diantara yang paling dikenal adalah metoda
dari pasien terhadap pelayanan kesehatan Importance Performance Analysis (IPA).
dengan membandingkan apa yang diharapkan Metode ini merupakan salah satu metode
sesuai dengan kenyataan pelayanan terbaik yang bisa mengukur kepuasan pasien
kesehatan yang diterima di suatu tatanan dengan melibatkan analisa sikap pelanggan
layanan kesehatan selain itu kepuasan pasien terhadap atribut produk atau jasa yang
adalah tingkat perasaan pasien yang timbul menonjol dan membantu praktisi
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan memprioritaskan peluang untuk memperbaiki
yang diperolehnya, setelah pasien atribut kualitas produk atau jasa secara
membandingkan dengan apa yang langsung (Dewi 2018). IPA mendasarkan
diharapkannya (Kotler 2014 ; Pohan 2013). pengukuran kepada tingkat kepentingan dan
Kepuasan pasien merupakan kunci penting tingkat kinerja yang diplot untuk
meningkatkan quality care dalam pelayanan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
kesehatan. suatu layanan atau perusahaan. Kekuatan dan
Terdapat berbagai pendekatan untuk kelemahan tersebut diplot dalam suatu
menilai kepuasan pasien terhadap kualitas diagram kartesius yang dibagi menjadi empat
pelayanan salah satunya mengacu pada kuadran (Cugnata 2014).
dimensi kualitas pelayanan. Menurut Metode lain yang digunakan untuk
(Parasuraman et al 1985) salah satu pengukuran kepuasan pasien adalah Metode
pendekatan kualitas pelayanan yang kini KANO. Model KANO merupakan salah satu
banyak dijadikan acuan dalam riset cara yang dapat digunakan untuk
pemasaran adalah model Service Quality. mengidentifikasi kepuasan konsumen,
Terdapat lima kelompok karakteristik yang dimana model ini bertujuan untuk
digunakan dalam mengevaluasi kualitas jasa. mengategorikan atribut-atribut dari produk

980
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

ataupun jasa-jasa berdasarkan seberapa baik mengidentifikasi kategori setiap atribut


produk atau jasa tersebut mampu memuaskan kualitas pelayanan. Kemudia model ini
kebutuhan pelanggan yang dikembangkan memberikan dua arah untuk pemikiran
oleh Dr. Noriaki Kano (Devani 2012). strategis untuk mentransfer atribut kualitas
Metode KANO membagi tingkat prioritas pelayanan dari satu kategori ke kategori
layanan menjadi Must be; One-Dimensional; lainnya sehingga memungkinkan penyedia
attractive sebagai kategori fungsional dan jasa layanan kesehatan untuk mengevaluasi
Indifference; Reversible; questionable dengan lebih baik peningkatan kualitas
sebagai kategori Disfungsional. layanan kesehatan.
Dalam pengukuran kepuasan pasien, Tujuan dari penelitian ini 1)
kedua metode yaitu IPA dan KANO mengetahui penerapan metode IPA, 2)
dilakukan secara tersendiri dan masing- mengetahui penerapan metode KANO dan 3)
masing metode memiliki keunggulan dalam mengetahui penerapan metode integrasi IPA
menentukan pengukuran kepuasan pasien. dan KANO dalam mengidentifikasi
Pada proses pengukuran kepuasan pasien kepuasan pasien.
sebenarnya dimungkinkan kedua metode
tersebut diintegrasikan dan digunakan. METODOLOGI
Integrasi kedua metode tersebut akan Jenis penelitian adalah penelitian
memberikan keuntungan dan tingkat deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang
pengukuran yang lebih tinggi dibandingkan bertujuan untuk mendeskripsikan secara
jika dilakukan secara masing-masing. Dalam sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-
penggunaannya, integrasi ini akan fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi
memungkinkan dalam pengukurannya tertentu (Sinulingga, 2011).
memberikan prioritas layanan untuk Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di
mengembangkan sebuah produk dan Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi
kebutuhan produk mudah dipahami dalam kurun waktu Februari sampai dengan
berdasarkan kategori KANO sekaligus Desember 2018.
menggunakan bobot persepsi dan bobot Populasi dalam penelitian ini adalah
kepentingan serta presentase tingkat seluruh pasien yang berkunjung ke
kesesuaian dapat menentukan program Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi.
prioritas utama dalam upaya meningkatkan Ukuran sampel dalam penelitian sebanyak
kepuasan pasien berdasarkan metode IPA. 305 responden yang berkunjung minggu ke-2
Konsep integrasi IPA dan KANO April sampai minggu ke-4 Mei. Teknik
berdasarkan persepsi pengguna baik dari sampling yang digunakan adalah aksidental
kepentingan dan kinerja dan persyaratan sampling. Kriteria inklusi pasien bersedia
atribut dari kualitas pelayanan dan untuk menjadi responden, dapat membaca

981
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

dan menulis, khusus untuk pasien anak, yang Uji reliabilitas terhadap 28 item
dijadikan responden adalah orang tua atau pertanyaan pada kuesioner servqual yang
keluarga yang mendampingi. Sedangkan dilakukan per unit pelayanan diperoleh hasil
kriteria inklusi adalah pasien berusia >55 yaitu nilai reliabilitas instrumen kepentingan
tahun atau lebih dari rentang lansia awal, pasien diatas 0.6 dan nilai reliabilitas
pasien yang sedang mengalami sakit berat instrumen kinerja pelayanan diatas nilai 0.7.
(harus dilakukan penanganan segera). Uji reliabilitas juga dilakukan terhadap 28
Penelitian ini menggunakan dua jenis item pertanyaan fungsional dan 28 item
data yaitu data primer dan data sekunder. pertanyaan disfungsional pada kuesioner
Data primer diperoleh Kabupaten Sukabumi kano diperoleh hasil yaitu nilai reliabilitas
dan Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi. diatas 0.6.
Metode pengumpulan data menggunakan Pengolahan data dalam penelitian ini
kuesioner. meliputi pemeriksaan kuesioner (Editing),
Kuesioner terdiri dari 3 bagian. Bagian pemberian kode pada data (Coding),
1 meliputi karakteristik pasien. Bagian 2 pemberian skor (Scoring), memasukkan data
meliputi instrument yang berisi pertanyaan (Entry), dan pemeriksaan hasil input data
tentang tingkat kepentingan pasien dan (Cleaning).
kinerja pelayanan dengan merujuk kepada Analisis Data dalam penelitian ini
skala likert untuk tingkat kepentingan 1 = dilakukan dengan menggunakan metode IPA,
sangat tidak penting; 2 = tidak penting; 3 = metode KANO dan integrasi IPA-KANO.
cukup penting; 4 = penting; 5 = sangat
penting. Sedangkan untuk kinerja pelayanan Metode IPA
adalah 1 = sangat tidak baik; 2 = tidak baik; 3 Langkah-langkah dalam penggunaan
= cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik. metode IPA dijabarkan sebagai berikut :
Bagian 3 merujuk kepada skala likert yaitu 1 1) Menentukan nilai rata-rata dari
= dislike; 2 = live with; 3 = neutral; 4 = must tingkat kepentingan dan tingkat
be; 5 = like. kinerja pada setiap item/atribut
Uji validitas dalam penelitian ini pelayanan dengan rumus :
dilakukan langsung kepada sampel
penelitian. Uji validitas terhadap 28 item
pertanyaan kuesioner servqual dimana
seluruh instrumen dinyatakan valid dan uji
validitas terhadap 28 item pertanyaan
kuesioner kano pada item pertanyaan
2) Menentukan nilai pembatas yang
fungsional dan disfungsional dimana seluruh
diperoleh melalui nilai rata-rata dari
instrumen dinyatakan valid.

982
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

rata-rata tingkat kepentingan dan Daerah ini dianggap penting oleh


tingkat kinerja dengan rumus : pelanggan, tetapi pada kenyataannya
belum sesuai dengan harapan pelanggan
(tingkat kepuasan yang diperoleh masih
rendah). Indikator-indikator yang masuk
dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
2. Kuadran 2 (Keep Up The Good Work)
Daerah ini dianggap penting oleh
3) Memetakan semua nilai rata-rata
pelanggan, dan dianggap pelanggan sudah
tingkat kepentingan dan kinerja
sesuai dengan yang dirasakannya
kedalam diagram Importance
sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih
Performance Analysis dengan bentuk
tinggi. Indikator-indikator yang masuk
diagram kartesius serta menentukan
dalam kuadran ini perlu dipertahankan
kategori Low or High pada setiap
karena unggul di mata pelanggan.
rata-rata tingkat kepentingan dan
3. Kuadran 3 (Low Priority)
kinerja berdasarkan keberadaan
Daerah ini dianggap kurang penting oleh
atribut pada bagian diagram.
pelanggan, dan pada kenyatannya
Diagram kartesius ini memetakan 4
kinerjanya tidak terlalu baik. Indikator-
kuadran seperti yang terlihat pada
indikator yang termasuk dalam kuadran
gambar 1 berikut :
ini dapat dipertimbangkan kembali karena
pengaruhnya terhadap manfaat yang
dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.
4. Kuadran 4 (Possible Overkill)
Daerah ini dianggap kurang penting oleh
pelanggan, dan dirasakan terlalu
berlebihan. Variabel-variabel yang
termasuk dalam kuadran ini dapat
dikurangi agar perusahaan dapat
menghemat biaya.
Gambar 1. Diagram Kartesius IPA. Source :
Martilla and James (1977)
Metode KANO
Langkah-langkah metode KANO
Posisi masing-masing indikator pada
1) Membuat pertanyaan dalam 2 bentuk
keempat kuardan dapat dijelaskan sebagai
yaitu pertanyaan fungsional dan
berikut :
disfungsional seperti tabel 1 berikut :
1. Kuadran 1 (Concentrate These)

983
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Tabel 1. Bentuk Pertanyaan Functional dan


Disfunctional

Functional Disfunctional
(Positif) (Negatif)
Like (Suka) 1 Like (Suka) 1
Must Be Must Be 2
2
(Mengharapkan) (Mengharapkan)
Neutral (Netral) 3 Neutral (Netral) 3
Live With Live With 4
(Memberikan 4 (Memberikan
Toleransi) Toleransi)
Dislike (Tidak Dislike (Tidak 5
5
Suka) Suka)

2) Kemudian lakukan pencocokan kategori yang juga didasarkan pada tabel kategori kano
seperti table 2 berikut ini :
Tabel 2. Kategori Kano

Dysfunctional
Customer Requirements 1 2 3 4 5
Suka Mengharapkan Netral Memberikan Tidak Suka
Toleransi
1. Suka Q A A A O
2. Mengharapkan R I I I M
Functional

3. Netral R I I I M
4. Memberikan
R I I I M
Toleransi
5. Tidak Suka R R R R Q
Keterangan :
M = Must Be
O = One Dimensional
A = Attractive
I = Indefferent
Q = Questionable

984
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Sedangkan hubungan antara atribut menyebabkan penurunan tingkat


produk dan kepuasan pelanggan dalam kepuasan. atribut yang ada dalam
kano digambarkan seperti pada gambar tipe ini tidak diharuskan untuk
2 berikut : diterapkan.
d) Reverse : apabila tingkat kepuasan
pelanggan berbanding terbalik
dengan hasil kinerja atribut.
e) Questionable Result : apabila tingkat
kepuasan pelanggan tidak dapat
didefinisikan (terdapat kontradiksi
pada jawaban pelanggan) atau
f) Indifferent : apabila tingkat kepuasan
Gambar 2. Hubungan Atribut Produk dan pelanggan tidak berpengaruh dari
Kepuasan Pelanggan hasil kinerja atribut.
3) Setelah itu, untuk mendapatkan kategori
Kategori dari suatu produk dalam KANO maka dilakukan perhitungan lagi
metode Kano dapat dibedakan menjadi dengan membandingkan jumlah dari
(Sugijanto, 2016) : kategori (M + O + A) apakah lebih besar
a) Must-be : pelanggan tidak puas atau lebih kecil dari jumlah kategori (I +
apabila kinerja dari atribut yang R + Q) mengacu pada rumus Blauth’s
bersangkutan rendah. Tetapi formula (Walden,1993) sebagai berikut :
kepuasan pelanggan tidak akan ▪ Jika (one dimensional + attractive +
meningkat jauh diatas netral must be) > (indifferent + reserve +
meskipun kinerja dari atribut tersebut questionable) maka grade diperoleh
tinggi. dari yang paling maksimum dari (one
b) One dimensional : tingkat kepuasan dimensional, attractive, must be).
pelanggan berhubungan linier dengan ▪ Jika (one dimensional + attractive +
kinerja atribut, sehingga kinerja must be) < (indifferent + reserve +
atribut yang tinggi akan questionable) maka grade diperoleh
mengakibatkan tingginya kepuasan dari yang paling maksimum dari
pelanggan pula. (indifferent + reserve +
c) Attractive : tingkat kepuasan questionable).
pelanggan akan meningkat sangat
tinggi dengan meningkatnya kinerja Integrasi Metode IPA dan Metode KANO
atribut. Akan tetapi penurunan Integrasi IPA-KANO dilakukan untuk
kinerja atribut tidak akan mengetahui apa yang perlu ditingkatkan

985
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

secara efektif dan tegas serta merumuskan


prioritas strategi dalam penyelesaian
indikator-indikator yang perlu dipertahankan
dan ditingkatkan dengan cara
mengkombinasikan hasil dari kuadran IPA
dengan kategori Kano untuk setiap indikator.
Metode IPA-Kano ini dapat memberikan
keputusan strategi yang tepat juga tegas
untuk menghindari keputusan yang salah
(Kuo, Chen & Deng, 2011). Gambar 3. Integrasi IPA-KANO (Kuo,
Strategi yang perlu ditingkatkan 2012)
berdasarkan metode IPA-KANO Kategori hasil integrasi metode IPA dan
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3 KANO bisa dilihat pada tabel 3 berikut ini :
berikut :

Tabel 3 Kategori, dan Prioritas Strategi IPA-KANO

Seri Kategori
Kepentingan Kinerja Kuadran (Kategori Prioritas Strategi
IPA Kano) Tingkatkan Pertahankan
Tinggi Tinggi II Survival - 1
Tinggi Rendah I Fatal 1 -
Must Be
Rendah Rendah III Chronic Disease 2 -
Rendah Tinggi IV Ftnes - 2
Tinggi Tinggi II Major Weapon - 3
Tinggi Rendah I Defenselles 3 -
One
Strategy Point
Dimensio
Rendah Rendah III Defenselles Zone 4 -
nal
Supportive Weapon
Rendah Tinggi IV - 4
Tinggi Tinggi II Precious treasure - 5
Dusty Diamond 5 -
Attrac-
Tinggi Rendah I Rought Srone 6 -
tive
Rendah Rendah III Beginning Jewelery - 6
Rendah Tinggi IV

Pemahaman kategori dan strategi hasil akan menyebabkan ketidakpuasan


integrasi IPA dan KANO adalah sebagai pelanggan. Namun, begitu kinerja
berikut : menurun, ketidakpuasan akan segera
1. Survival, Atribut pelayanan dalam terjadi.
kategori ini menjelaskan bahwa secara 2. Fatal, Atribut dalam kategori ini
sementara atribut dalam kategori ini tidak menyebabkan ketidakpuasan pelanggan

986
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

yang tinggi. Jika kualitas hidup dianggap semakin banyak juga ketidakpuasan
"perlu" untuk retensi pelanggan, kualitas pelanggan dapat dihilangkan.
fatal "cukup" untuk kehilangan pelanggan. 7. Defenseless zone, merupakan atribut tidak
3. Chronic disease, Atribut dalam kategori begitu penting tetapi tetap menjadi titik
ini relatif dianggap tidak penting sehingga lemah, akibatnya perbaikanpun tetap
kerugian pelanggan pada awalnya tidak diperlukan.
terdeteksi tanpa peningkatan kinerja 8. Supportive weapon, Atribut dalam
kualitas perusahaan. Seperti penyakit kategori ini memiliki karakteristik yang
kronis, atribut ini tidak segera terdeteksi. mirip dengan “major weapon” atau
Atribut-atribut ini biasanya tetap belum senjata utama, akan tetapi masih
ditemukan sampai mereka menjadi fatal dibawahnya dan tidak begitu berpengaruh.
(kerugian besar pelanggan telah Oleh karena itu atribut dalam kategori ini
disebabkan). dapat disebut senjata mendukung dalam
4. Fitness, Atribut dalam kategori ini kurang hal bersaing dengan kompetitor.
penting dibandingkan dengan yang ada 9. Precious treasure, Atribut dalam kategori
dalam kategori survival dan tidak secara ini adalah menarik untuk pelanggan, dan
langsung mempengaruhi kelangsungan dengan demikian menjadi harta berharga
hidup perusahaan tetapi harus tetap bagi perusahaan. Atribut dalam kategori
dipertahankan. ini urutan ke-5 untuk dipertahankan.
5. Major weapon, Atribut dalam kategori ini 10. Dusty diamond, Atribut kategori ini
adalah seperti senjata utama yang seperti berlian yang tertutup, dan perlu
perusahaan gunakan untuk mengusir buka (diperbaiki) untuk bisa melihatnya.
saingan. Perusahaan perlu melakukan Atribut dalam kategori ini menjadi sangat
upaya untuk mempertahankan kinerja penting dan meningkatkan kinerja secara
yang baik dari atribut yang menjadi efektif dan dapat menarik pelanggan.
saingan berat bagi kompetitor setiap saat, 11. Rough stone, Indikator dengan daya tarik
kategori ini merupakan atribut yang harus dan kinerja yang relatif rendah seperti
di pertahankan kinerjanya. batu kasar yang membutuhkan waktu
6. Defenseless strategy point, Atribut dalam untuk dipoles. Jika sumber daya
kategori ini menjadi titik lemah jika memungkinkan, meningkatkan semua
terserang itu bisa berakibat fatal dalam indikator dengan kinerja rendah adalah
ketidakpuasan pelanggan. Indikator pada hal terbaik dalam peningkatan kepuasan.
kategori ini harus dapat penanganan 12. Beginning jewelry, Indikator pada
perbaikan. Semakin banyak indikator kategori ini memiliki karakteristik daya
pada kategori ini dapat ditingkatkan, tarik relatif rendah dan kinerja tinggi, dan
dapat dilihat sebagai awal dari permata.

987
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Kategori ini memiliki prioritas strategi 7) Setelah didapatkan kategori atribut


untuk dipertahankan berdasarkan model IPA dan model Kano
Berikut adalah langkah-langkah dalam maka selanjutnya dilakukan
integrasi model IPA – KANO : pengintegrasian hasil kategori dari
1) Langkah awal yang dilakukan ialah masing-masing atribut dengan mengacu
dengan menentukan nilai rata-rata tingkat pada tabel 3.
kepentingan dan rata-rata tingkat kinerja
pada setiap atribut. HASIL
2) Setelah menemukan nilai rata-rata maka Metode IPA
selanjutnya ialah membuat nilai pembatas Hasil pengukuran kepuasan pasien terhadap
untuk sebagai sumbu x dan y sehingga tiap-tiap atribut layanan kesehatan melalui
terdapat 4 kuadran. metode IPA dapat dilihat pada tabel 4.
3) Kemudian memasukan semua nilai rata- Tabel 4. Nilai Rata-Rata Importance dan

rata tingkat kepentingan dan kinerja Performance Atribut Layanan

kedalam diagram kartesius.


Nilai Rata-rata
4) Langkah selanjutnya ialah menentukan Dimensi Indi
Impor Perfor
Kepuasan kator
menentukan kategori Low or High pada tance mance
1 4,74 3,94
setiap rata-rata tingkat kepentingan dan Bukti Fisik 2 4,65 3,92
(Tangible) 3 4,70 3,88
kinerja berdasarkan keberadaan atribut 4 4,70 3,78
pada bagian diagram sehingga diperoleh 5 4,70 3,80
6 4,70 3,82
letak kuadran pada masing-masing atribut. 7 4,48 3,79
5) Setelah diperoleh kategori atribut 8 4,51 3,85
Kehandalan
9 4,48 3,80
berdasarkan model IPA, maka selanjutnya (Reliability)
10 4,42 3,86
11 4,33 3,64
ialah menentukan kategori atribut
12 4,41 3,83
berdasarkan Model KANO yaitu hal 13 4,60 3,63
14 4,59 3,68
pertama yang dilakukan ialah 15 4,67 3,80
Daya Tanggap
mencocokan jawaban atas pertanyaan 16 4,58 3,79
(Responsiveness)
17 4,63 3,67
fungsional dan disfungsional yang 18 4,66 3,81
didasarkan pada tabel kategori kano. 19 4,53 3,80
20 4,43 3,78
Jaminan
6) Kemudian dilakukan perbandingan 21 4,57 3,75
(Assurance)
22 4,45 3,77
kategori untuk mendapatkan kategori
23 4,63 3,76
akhir pada setiap atribut dengan mengacu 24 4,51 3,56
25 4,45 3,74
pada rumus Blauth’s formula Empati (Empathy) 26 4,55 3,91
(Walden,1993). 27 4,54 3,75
28 4,50 3,81
Rata-Rata 4,56 3,78

988
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Nilai rata – rata tingkat importance X dan sumbu Y yang saling berpotongan
dan nilai tingkat peformance yang telah sehingga membentuk empat bagian. Nilai
dihitung kemudian dijabarkan ke dalam hasil pemetaaan dari tiap – tiap atribut dapat
diagram kartesius. Pada diagram kartesius dilihat pada diagram 1 berikut ini :
terdapat nilai pembatas yaitu berupa sumbu

Gambar 4. Pemetaan Atribut Pelayanan Pada Diagram IPA


Penjabaran hasil pemetaan atribut pelayanan yang merupakan hasil pemetaan diagram IPA
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Pemetaan Kuadran Kartesius Important Performance Analysis
No Atribut Pelayanan Kuadran
1 Kebersihan ruang pemeriksaan II
2 Kenyamanan ruang pemeriksaan II
3 Penampilan dokter, perawat, atau bidan II
4 Kelengkapan peralatan medis II
5 Ketelitian petugas melakukan pemeriksaan. II
6 Kecepatan petugas melakukan pemeriksaan. II
7 Keakuratan pemeriksaan yang dilakukan petugas I
8 Kesesuaian pengobatan diberikan dengan keluhan I
9 Kemampuan petugas melakukan rujukan I
10 Kemampuan petugas kesehatan mengambil … I
11 Keadilan dalam memberikan pelayanan III
12 Kejelasan pemberian informasi yang diberikan I
13 Ketepatan waktu saat pemeriksaan IV

989
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

14 Kesediaan petugas menanggapi keluhan pasien. IV


15 Kecepatan petugas menanggapi keluhan pasien. II
16 Sikap petugas kesehatan dalam menanggapi … II
17 Kesesuaian tindakan yang diberikan petugas kesehatan dengan kebutuhan
IV
pasien.
18 Kemampuan petugas kesehatan untuk memprioritaskan tindakan segera. II
19 Keramahan petugas dalam memberi pelayanan. I
20 Kesabaran petugas memberi pelayanan. I
21 Ketidakraguan petugas memberikan pelayanan. IV
22 Kemampuan petugas menumbuhkan percaya diri I
23 Pengetahuan petugas tentang penyakit pasien. II
24 Kesempatan yang diberikan petugas kesehatan untuk bertanya mengenai
III
penyakitnya.
25 Kemampuan dokter, perawat atau bidan dalam berkomunikasi dengan pasien. III
26 Kemampuan petugas memahami masalah pasien II
27 Kesediaan petugas memberikan penjelasan III
28 Perhatian petugas kesehatan kepada pasien. I

Metode KANO atribut pelayanan sesuai dengan blauth’s


Data dari kueioner KANO yang telah formula sehingga didapatkan hasil yang dapat
dikumpulkan kemudian dilakukan tabulasi dilihat pada tabel 6 berikut :
berdasarkan kategori attractive, must be, one Tabel 6. Pemetaan Kategori Kano Pada Atribut
dimensional, indifferent, questionable dan Pelayanan

reserve. Selanjutnya dilakukan rekapitulasi


untuk menentukan kategori kano setiap

990
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Tabel 6. Pemetaan Kategori Kano Pada Atribut Pelayanan

Kategori
No Dimensi Indikator Dimensi M O A R Q I
Kano
1. Kebersihan ruang pemeriksaan 211 25 32 0 6 31 M
2. Kenyamanan ruang pemeriksaan 32 194 68 0 0 11 O
Bukti Fisik
Penampilan petugas kesehatan seperti dokter,
3. (Tangible) 64 75 134 0 9 23 A
perawat, atau bidan
4. Kelengkapan peralatan medis 56 153 75 0 0 21 O
Ketelitian petugas dalam melakukan
5. 56 192 54 0 0 3 O
pemeriksaan.
Kecepatan petugas dalam melakukan
6. 87 30 145 0 10 33 A
pemeriksaan.
7. Keakuratan pemeriksaan yang dilakukan petugas 65 151 75 0 0 14 O
Kesesuaian antara pengobatan yang diberikan
8 37 174 92 0 0 2 O
Kehandalan dengan keluhan
(Reliabilitiy Kemampuan petugas kesehatan dalam
9. ) melakukan rujukan jika pasien membutuhkan 104 72 93 0 7 29 A
rujukan
Kemampuan petugas mengambil keputusan jika
10. 70 157 43 0 0 35 O
pasien membutuhkan pemeriksaan lanjutan
11. Keadilan dalam memberikan pelayanan 121 83 85 0 4 12 A
Kejelasan pemberian informasi yang diberikan
12. 74 177 41 0 0 13 O
terkait masalah pasien
13. Ketepatan waktu saat pemeriksaan 76 163 63 0 0 3 O
Kesediaan petugas kesehatan dalam menanggapi
14. 26 228 38 0 0 13 O
keluhan pasien.
Kecepatan petugas kesehatan dalam
15. 77 138 77 0 0 13 O
Daya menanggapi keluhan pasien.
Tanggap Sikap petugas kesehatan dalam menanggapi
16. 41 199 63 0 0 2 O
(Responsi- keluhan yang dirasakan pasien.
veness) Kesesuaian tindakan yang diberikan petugas
17. 63 144 86 0 0 12 O
kesehatan dengan kebutuhan pasien.
Kemampuan petugas kesehatan untuk
18. 133 68 43 0 12 49 M
memprioritaskan tindakan segera.
Keramahan petugas kesehatan dalam memberi
19. 54 208 19 0 0 24 O
pelayanan.
Kesabaran petugas kesehatan dalam memberi
20. 74 142 74 0 0 15 O
pelayanan.
Jaminan Ketidakragu-raguan petugas kesehatan saat
21. (Assurance 65 122 102 0 0 26 O
memberikan pelayanan.
)
Kemampuan petugas kesehatan untuk
22. 63 126 89 0 0 27 O
menumbuhkan percaya diri bagi pasien.
Pengetahuan petugas tentang penyakit pasien.
23. 77 150 64 0 0 14 O
Kesempatan yang diberikan petugas kesehatan
24. 75 176 51 0 0 13 O
kepada pasien bertanya mengenai penyakitnya.
Kemampuan dokter, perawat atau bidan dalam
25. 76 126 77 0 0 26 O
berkomunikasi dengan pasien.
Empati Kemampuan petugas kesehatan dalam
26. (Empathy) 102 113 65 0 0 25 O
memahami masalah pasien
Kesediaan petugas kesehatan memberikan
27. 77 151 65 0 0 12 O
penjelasan jika pasien tidak paham penyakitnya.
28. Perhatian petugas kesehatan kepada pasien. 90 138 52 0 0 25 O
Jumlah Kategori 2 22 4 0 0 0

991
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Integrasi IPA-KANO perhatian agar bisa meningkat kinerjanya.


Model kano selanjutkan akan Pengkategorian atribut–atribut berdasarkan
dikelompokkan berdasarkan atribut mana integrasi importance performance analysis
yang hanya perlu dipertahankan yang berarti dan model kano dapat dilihat pada tabel 7.
pelayananya dirasa sudah cukup dan atribut Tabel 7. Integrasi Importance Performance
mana yang perlu ditingkatkan yang berarti Analysis dan Model Kano

bahwa atribut tersebut perlu mendapat

N Kategori Kategori IPA - Keputu


Indikator Dimensi
o IPA Kano KANO san
1 Kebersihan ruang pemeriksaan II M
Pertahan
Kemampuan petugas kesehatan untuk memprioritaskan tindakan Survival
18 II M kan 1
segera.
2 Kenyamanan ruang pemeriksaan II O
4 Kelengkapan peralatan medis II O
5 Ketelitian petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan. II O
15 Kecepatan petugas kesehatan dalam menanggapi keluhan pasien. II O Major Pertahan
16 Sikap petugas dalam menanggapi keluhan yang dirasakan pasien. II O Weapon kan 3

23 Pengetahuan petugas tentang penyakit pasien. II O


Kemampuan petugas kesehatan dalam memahami masalah
26 II O
pasien
7 Keakuratan pemeriksaan yang dilakukan petugas kesehatan I O
8 Kesesuaian antara pengobatan yang diberikan dengan keluhan I O

Kemampuan petugas mengambil keputusan jika pasien


10 I O
membutuhkan pemeriksaan lanjutan Defensele
Kejelasan pemberian informasi yang diberikan terkait masalah ss Tingkat
12 I O
pasien Strategy kan 3
19 Keramahan petugas kesehatan dalam memberi pelayanan. I O Point

20 Kesabaran petugas kesehatan dalam memberi pelayanan. I O


Kemampuan petugas kesehatan untuk menumbuhkan percaya
22 I O
diri bagi pasien.
28 Perhatian petugas kepada pasien. I O
13 Ketepatan waktu saat pemeriksaan IV O
14 Kesediaan petugas kesehatan dalam menanggapi keluhan pasien. IV O
Kesesuaian tindakan yang diberikan petugas dengan kebutuhan Supportiv Pertahan
17 IV O e Weapon kan 4
pasien.
Ketidakragu-raguan petugas kesehatan saat memberikan
21 IV O
pelayanan.
Kesempatan yang diberikan petugas kesehatan kepada pasien
24 III O
untuk bertanya mengenai penyakitnya.
Kemampuan petugas kesehatan seperti dokter, perawat atau Defensele Tingkat
25 III O
bidan dalam berkomunikasi dengan pasien. ss Zone kan 4
Kesediaan petugas kesehatan untuk memberikan penjelasan jika
27 III O
pasien tidak paham akan penyakitnya.
3 Penampilan petugas kesehatan seperti dokter, perawat, atau bidan II A Precious Pertahan
6 Kecepatan petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan. II A Treasure kan 5

Kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan rujukan jika Dusty Tingkat


9 I A
pasien membutuhkan rujukan Diamond kan 5
Rough Pertahan
11 Keadilan dalam memberikan pelayanan III A
Stone kan 6

992
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

Analisis atau jasa tersebut mampu memuaskan


IPA telah secara umum digunakan kebutuhan pasien. Metode ini juga dapat
untuk mengukur tingkat kepuasan karena mengetahui seberapa baik atribut-atribut
kemudahan untuk diterapkan dan dapat memuaskan pasien. Penggunaan
diaplikasikan serta hasil analisis yang metode ini sangat menguntungkan karena
memudahkan usulan prioritas perbaikan yang bisa mengidentifikasi pengembangan produk-
harus dilakukan. Metode IPA adalah produk jasa layanan kesehatan yang lebih
merupakan salah satu metode pengukuran baik dengan meningkatkan kategori one
pasien yang didasarkan kepada nilai rata-rata dimensional dan attractive, kriteria produk
kepentingan dan kinerja. Kepuasan pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien,
diukur dengan cara membandingkan persepsi menciptakan perbedaan yang dapat
pasien terhadap kepentingan dengan kinerja membedakan produk dengan pembuat jasa
yang dilakukan oleh pembuat jasa layanan layanan kesehatan yang menjadi pesaingnya,
kesehatan. Dalam perbandingannya, Jika menentukan segmen pasien karena kebutuhan
kepentingannya lebih tinggi daripada tiap segmen yang berbeda-beda.
kinerjanya berarti pasien tersebut belum Metode Integrasi IPA dan KANO
merasa puas terhadap layanan kesehatan yang merupakan metode gabungan dari metode
diberikan, begitu pula sebaliknya jika IPA dengan metode KANO dalam megukur
kepentingannya lebih rendah dari kinerja kepuasan pasien. Metode integrasi ini
maka pasien akan merasa puas terhadap didasarkan kepada persepsi pasien terhadap
layanan kesehatan yang diberikannya. kepentingan dan kinerja terhadap atribut-
Metode IPA bisa menentukan strategi atribut yang diberikan oleh pembuat jasa
dan prioritas yang harus dilakukan oleh layanan kesehatan dengan menempatkan
pemberi jasa layanan kesehatan melalui atribut-atribut tersebut ke dalam prioritas
diagram kartesius yang dibagi menjadi 4 dalam bentuk kuadran dan kemudian
kuadran. Dimana kuadran I merupakan selanjutnya atribut tersebut dimasukkan ke
prioritas yang harus segera diperbaiki, dalam kategori yang ada pada model KANO.
kuadran II merupakan prioritas yang harus Hasil pembagian kuadran pada metode IPA
dipertahankan, kuadran III merupakan dan kategori pada metode KANO akan
prioritas yang diperbaiki dan kuadran IV menghasilkan strategi baru yang akan
adalah prioritas yang berlebih. mengelompokkan atribut-atribut jasa layanan
Metode KANO dapat digunakan untuk kesehatan ke dalam 12 kategori hasil
mengidentifikasi kepuasan pasien. Metode ini intergrasi kedua metode.
bertujuan untuk mengategorikan atribut- Penggunaan intergrasi metode IPA dan
atribut dari produk ataupun jasa-jasa layanan KANO sangat membantu dalam upaya
kesehatan berdasarkan seberapa baik produk menentukan kepuasan pasien dan strategi

993
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

yang tepat untuk pengembangan jasa layanan penggunaan metode IPA dan Metode
kesehatan. Integrasi kedua metode ini KANO secara sendiri-sendiri.
menghasilkan dua arah pemikiran strategis
untuk mentransfer atribut-atribut jasa dari UCAPAN TERIMA KASIH
satu kategori ke kategori lainnya serta Kami menyampaikan ucapan terima kasih
prioritas atribut yang dipertahankan dan kepada pihak Puskesmas Cisaat Kabupaten
ditingkatkan sehingga memungkinkan Sukabumi atas berbagai bantuan yang
pembuat jasa layanan kesehatan untuk diberikan selama penelitian dilangsungkan.
mengevaluasi dengan lebih baik dalam
peningkatan kualitas layanan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA
[1] Caesaria, Herdita, Sectio, “Pengaruh
KESIMPULAN Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
1. Metode Importance Performance Pasien Puskesmas”, Fakultas Ilmu Sosial
Analysis merupakan cara pengukuran Dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi,
kepuasan pasien yang didasarkan pada Bandarlampung, 2010.
perbandingan persepsi pasien terhadap [2] Cugnata, F, dan Salini, S, “Model based
kepentingan dan kinerja layanan approah for impotance performance
kesehatan. analysis Qual Quant”, International
2. Metode KANO merupakan cara Journal of Methodology, 48 (6), 2014.
pengukuran kepuasan pasien yang [3] Devani, V & Aryo A.K, “Strategi
didasarkan kepada pengkategorian Peningkatan Kualitas Pelayanan
atribut-atribut dari produk ataupun jasa Perpustakaan UIN SUSKA Riau dengan
berdasarkan seberapa baik produk atau Menggunakan Metode Kano”, Jurnal
jasa tersebut mampu memuaskan pasien. Sains, Tekonologi dan Industri Vol. 10
3. Metode Integrasi IPA-KANO merupakan No.01, 2012.
metode gabungan dalam mengukur [4] Dewi, Shanty, Kusuma, “Analisis
kepuasan pasien didasarkan kepada Kepuasan Pelanggan Dengan
perbandingan persepsi pasien terhadap Menggunakan Integrasi Importance
kepentingan dan kinerja dan Performance Analysis dan Model
pengkategorian atribut-atribut dari KANO”, Jurnal Sistem dan Manajemen
produk ataupun jasa berdasarkan Industri, Vol 2 No 2, 2018.
seberapa baik produk atau jasa tersebut [5] Eka, Septiyan. “Indeks Kepuasan
mampu memuaskan pasien. Masyarakat Terhadap Pelayanan
4. Metode Integrasi IPA-KANO lebih Kesehatan Di Puskesmas Serang Kota”.
akurat dan lebih baik dibandingkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Serang, 2016.

994
Jurnal Ilmiah SANTIKA Volume 9 No. 2 Desember 2019 p-ISSN 2088-5407
e-ISSN 2621-9004

[6] Kotler, K, “Manajemen Pemasaran”,


Edisi ke tiga belas, Erlangga, Jakarta,
2009.
[7] Kotler, Philip. & Gary Armstrong,
“Principle Of Marketing”, Edisi ke lima
belas, Pearson Prentice Hall, New
Jersey, 2014.
[8] Kuo, Y-F.,Chen,J-Y., & Deng , W-J,
“IPA-KANO Model : A new tool for
categorizing and diagnosing service
quality attributs”, Total Quality
Management & Bussines Excellen,
2011.
[9] Martilla, John A. and John C James.
“Importance - Performance Analysis”,
Journal of Marketing, 41, 1977.
[10] Parasuraman, A, V Zeithaml.&L Berry,
“A Conceptuual model of service quality
and its implications for future research”,
Journal Of Marketing, Vol 49, 1985.
[11] Pohan, I.S, “Jaminan mutu layanan
kesehatan. Dasar – dasar pengertian dan
penerapan”, EGC, Jakarta, 2017.

995

Anda mungkin juga menyukai