Secara umum Health Account adalah proses pencatatan, analisis dan pelaporan belanja kesehatan.
Health Account bisa dilakukan dalam skala nasional
(NHA = National Health Account), dapat pula dilakukan di tingkat Provinsi (PHA Provincial Health
Account) dan ditingkat Kabupaten/Kota (DHA = District Health Account). NHA yang terbatas
padasumber pembiayaan Pemerintah kadang-kadang juga disebut ”Public Expenditure Review”
(PER). Menurut Charu C. Garg(2007) NHA adalah suatu kerangka akuntansi yang menggambarkan
seluruh pengeluaran untuk kesehatan (termasuk dari pemerintah /publik, swasta dan donor) di suatu
negara selama satu tahun. Perhitungan NHA menggunakan konsep yang standar dalam
mendefinisikan batasan pengeluaran kesehatan dan mengikuti klasifikasi perhitungan kesehatan
secara internasional (ICHA : International classifications for health accounts) untuk klasifikasi
transaksi dengan karakteristik yang sama (Bappenas, 2009). Dalam ICHA ada empat dimensi NHA
yang penting yaitu :
1. Financing sources, sumber pembiayaan termasuk pemerintah dan non pemerintah;
2. Financing agent, institusi yang mengelola danakesehatan termasuk berbagai lembaga
pemerintah, swasta, asuransi, LSM, rumah tangga;
3. Providers: lembaga yang menerima dana untuk menyediakan dan menyelenggarakan
program dan pelayanan kesehatan, termasuk milik pemerintah, swasta, LSM serta rumah
tangga
4. Functions, yaitu jenis program atau intervensi atau kegiatan yang merupakan peruntukan
penggunaan biaya kesehatan
Alur Health Account
Alur aliran dana dapat ditelusuri menurut sumber (dana berasal dari mana), mengalir ke institusi mana
(agen pendanaan), siapa yang menggunakan dana tersebut (provider/pelaksana kegiatan), untuk
fungsi-fungsi dan komponen apa saja, dan akhirnya siapa penerima manfaat.
Pemahaman tentang alur dana sangatlah penting agar kita dapat mengetahui secara akurat besaran
dana kesehatan secara keseluruhan, tidak duplikasi atau double counting atau mungkin overestimate
ataupun underestimate. Demikian juga kita dapat mengetahui ke mana dana mengalir, apakah
menyentuh beneficiary yang ditargetkan atau hanya dinikmati aparat birokrat saja atau fungsi
manajemen menyerap dana berlebihan, serta apakah program yang dianggap prioritas mendapatkan
porsi dana yang cukup.
Sinyalemen lain adalah pola “pyramida terbalik” dalam anggaran kesehatan, yaitu belanja yang
berlebihan untuk kegiatan penunjang (pendidikan, pelatihan, pertemuan, lokakarya) yang
diselenggarakan oleh jenjang administrasi lebih tinggi, sedangkan belanja pada jenjang yang lebih
bawah berkekurangan dibandingkan dengan kebutuhan. Padahal perubahan-perubahan riil dalam
indikator kinerja dan status kesehatan adalah hasil dari kegiatan langsung yang dilaksanakan oleh
jajaran administrasi dan pelayanan ditingkat yang lebih bawah (Dinas Kesehatan, RSU, Puskesmas,
dll).Berikutnya adalah masalah “substitusi”, yaitu kecenderungan daerahmengurangi alokasi APBD
untuk kesehatan apabila ada dana bantuan PHLN atau hibah atau alokasi APBN. Akibatnya, tambahan
dana dari sumber bantuan dan pusat tersebut tidak meningkatkan anggaran kesehatan secara
total.Gambaran masalah-masalah pembiayaan kesehatan seperti diuraikan diatas diketahui dari
analisis biaya kesehatan semacam health account yang dilakukan secara partial dan insidental di
beberapa daerah. Di beberapa daerah gambaran pembiayaan kesehatan tersebut telah disampaikan
dalam kegiatan advokasi, dengan sasaran pemerintah daerah dan lembaga legislatif setempat.
Beberapa pemerintah daerah ternyata menunjukkan repsons positif, yaitu peningkatan alokasi untuk
kesehatan. Bahkan peningkatan alokasi tersebut difokuskan pada masalah kesehatan tertentu yang
menjadi prioritas, atau difokuskan pada peningkatan biaya operasional untuk kegiatan di lapangan.
Uraian diatas adalah beberapa contoh tentang manfaat health account untuk meningkatkan sistem
pembiayaan kesehatan.
REFERENSI
1. BPJS Kesehatan. Laporan Pengelolaan Program Dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial Kesehatan
Tahun 2019. Jakarta Indonesia; 2020.
2. Jowett M, Cylus J, Brunal MP, Flores G. Spending targets for health: no magic number. Heal
Financ Work Pap No 1. 2016;(1):1-34.
3. Soewondo P, Maulana N, Adani N, Limasalle P, Pattnaik A. Pengaruh JKN Dalam Menurunkan
Pengeluaran Out-of-Pocket ( OOP ) Rumah Tangga. Jakarta Indonesia; 2020.
4. Badan Pusat Statistik (BPS). Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015. Jakarta Indonesia;
2015.
5. Badan Pusat Statistik (BPS). Peta Jalan SDGs Indonesia Menuju 2030. Jakarta Indonesia; 2019.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional tahun 2020-2024.
7. BKKBN, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kesehatan. Survei Demografi Dan Kesehatan
Indonesia 2012. Jakarta Indonesia; 2013.
8. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME). Global Burden Disease: Indonesia.
http://www.healthdata.org/indonesia. Accessed May 22, 2021.
9. WHO. Toolkit on Monitoring Health System Strengthening: Health System Financing. Geneva;
2008.
10. WHO.MHealth Financing. https://www.who.int/health-topics/health financing#tab=tab_1.
Accessed May 22, 2021.
11. Peraturan Presiden. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta Indonesia: Peratura Presiden; 2021.
12. Poullier JP, Hernandez P, Kawabata K. National Health Accounts : Concepts, Data Sources and
Methodology. WHO Bull. 2002:1-25.
https://www.who.int/healthaccounts/documentation/en/NHA_concepts_datasources_methodology.pdf
%0Ahttps://www.who.int/he
alth-accounts/documentation/en/NHA_concepts_datasources_methodology.pdf?ua=1.
13. Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (PPJK) Kementerian Kesehatan RI. National Health
Accounts Indonesia Tahun 2018. Jakarta Indonesia; 2020. http://ppjk.kemkes.go.id/sys_syweb_page?
q=blog&ctg=unduhan-lainnya&id=97.
14. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Vol 3.; 2020:54-67.
15. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta Indonesia:
Kementerian Kesehatan RI; 2020.
16. WHO. Global Health Expenditure Database.
https://apps.who.int/nha/database/ViewData/Indicators/en. Accessed July 15, 2021.
17. OECD E and WHO. A System of Health Accounts 2011. Paris: OECD Publishing; 2017.
doi:10.1787/9789264270985-en
18. OECD. Capital expenditure in the health sector. In: Health at a Glance 2017: OECD Indicator.
Paris, France: OECD Publishing; 2017:144-145.
19. World Bank. GDP deflator (base year varies by country) - Indonesia.
https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.DEFL.ZS?locations=ID. Accessed April 29, 2021.
20. WHO. Tuberculosis. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis. Accessed
May 22, 2021. 48
21. WHO. The World Health Report: Health Systems Financing— The Path to Universal Coverage.
Geneva; 2010.
22. McIntyre D, Meheus F. Fiscal space for domestic funding of health and other social services.
Working Papers.
23. Stenberg K, Hanssen O, Edejer TT-TT, et al. Financing transformative health systems towards
achievement of the health Sustainable Development Goals: a model for projected resource needs in 67
low-income and middle-income countries. Lancet Glob Heal. 2017;5(9):e875-e887.
doi:10.1016/S2214-109X(17)30263-2
24. World Bank. Official exchange rate (LCU per US$, period average) - Indonesia.
https://data.worldbank.org/indicator/PA.NUS.FCRF?locations=ID. Accessed April 29, 2021.
25. Bappenas; BPS; UNFPA. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta Indonesia: Badan
Pusat Statistik; 2013.
26. Kementerian Keuangan RI. Informasi APBN 2019. Jakarta Indonesia; 2019.
27. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2015 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan, Serta Saran Dan Prasarana
Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran 2016. Indonesia; 2015.
28. Badan Pusat Statistik (BPS). Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018.; 2019.
29. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019.; 2020.
30. CHEPS UI. Public Expenditure Tracking for National Health Priority Programs. Depok,
Indonesia; 2018.
31. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2019.
Indonesia; 2019.
32. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan. Indonesia; 2019.
33. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2017 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2018. Jakarta Indonesia: Kementerian Kesehatan RI; 2017.
34. Kementerian Keuangan RI. Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau. Jakarta Indonesia; 2017.
35. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. Indonesia
36. WHO. Saving Lives, Spending Less: A Strategic Response to Noncommunicable Disease.
Geneva; 2018.
37. Bappenas. Tujuan 3 - Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals.
http://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-3/. Accessed May 21, 2021.
38. Lamontagne E, Over M, Stover J. The economic returns of ending the AIDS epidemic as a public
health threat. Health Policy (New York). 2019;123(1):104-108. doi:10.1016/j.healthpol.2018.11.007
39. Stack ML, Ozawa S, Bishai DM, et al. Estimated economic benefits during the “decade of
vaccines” include treatment savings, gains in labor productivity. Health Aff. 2011;30(6):1021-1028.
doi:10.1377/hlthaff.2011.0382
40. Squires E, Duber H, Campbell M, et al. Health care spending on diabetes in the U.S., 1996–2013.
Diabetes Care. 2018;41(7):1423-1431. doi:10.2337/dc17-1376
41. Kementerian Kesehatan RI. Diskusi Pembiayaan Kesehatan. Jakarta Indonesia; 2019.
42. Kementerian Dalam Negeri. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90
Tahun 2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan
Keuangan Daerah. Indonesia; 2019. 49
43. Bappenas. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019: Buku I Agenda
Pembangunan Nasional. Jakarta Indonesia: Bappenas; 2014.
44. Bappenas. Matriks Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024:
Lampiran III. Jakarta Indonesia; 2020.
45. WHO, USAID. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-RHR-18.02-eng.pdf?sequence=1.
Published 2018. Accessed May 25, 2021.
46. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrsapesi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Indonesia; 2014.
https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/PMK No. 97 ttg Pelayanan Kesehatan Kehamilan.pdf.
47. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta Indonesia: Kementerian
Kesehatan RI; 2019.
48. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta Indonesia; 2014.
49. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta Indonesia;
2014.
50. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta Indonesia; 2019.
51. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Studi Status Gizi Balita Terintegrasi Susenas
2019. Jakarta Indonesia; 2020. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/event8-02.pdf.
52. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat. Arah Kebijakan dan Rencana Aksi Program Kesehatan
Masyarakat Tahun 2020-2024. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/pleno2-01.pdf.
Published 2020. Accessed May 21, 2021.
53. Kementerian Kesehatan RI. HKN ke-54, Masyarakat Diminta Waspadai Segala Jenis Penyakit.
https://www.kemkes.go.id/article/view/18111200003/hkn-ke-54-masyarakat-diminta-waspadai-
segalajenis-penyakit.html. Accessed June 18, 2020.
54. BPJS Kesehatan. Buku Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).
55. BPJS Kesehatan. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019. Indonesia; 2019.
https://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/arsip/detail/1357.
56. BPJS Kesehatan. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019. Indonesia; 2019.
https://bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/13f2bb974ccabdd8b2bb65da2cc027e9.pdf
57. Bappenas. Transisi Demografi Dan Epidemiologi: Permintaan Pelayanan Kesehatan Di
Indonesia. Jakarta Indonesia; 2019.
58. Bappenas. The Consolidated Report on Indonesia Health Sector Review 2018: National Health
System Strengthening. Jakarta Indonesia; 2018.
59. Kementerian Kesehatan RI. Eraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan. Indonesia; 2019.
60. Bappenas. Kajian Sektor Kesehatan: Pembiayaan Kesehatan Dan JKN. Jakarta Indonesia; 2019.