oleh :
RIDWAN APRIANDI
133.900.31
• Salah satu upaya kesehatan yaitu penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
yang optimal bagi masyarakat dengan cara pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
• Untuk itu agar upaya kesehatan terwujud perlu sekali diberikan informasi kepada
masyarakat dalam kemampuan menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan,
melalui penyedian obat untuk pengobatan sendiri terutama untuk penyakit ringan
• Menurut Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 secara sederhana swamedikasi
atau pengobatan sendiri adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau
penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Swamedikasi boleh
dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut (Depkes, RI.
2011).
Saat ini banyak sekali beredar obat bebas dan obat bebas terbatas di pasaran
dengan berbagai merek yang dapat diperoleh dengan mudah oleh
masyarakat. Banyak iklan ditemui yang tidak sesuai dengan aturan dalam
etika promosi obat bebas dan obat bebas terbatas sesuai dengan keputusan
Menkes No. 386 tahun 1994.
Bagi masyarakat yang relative awam terhadap obat, tentu akan sulit
menentukan obat apakah yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
mengobati gejala yang dideritanya.
Disinilah perlu mencari seseorang tenaga teknis kefarmasian untuk
memberikan informasi yang lengkap dan tidak menyesatkan mengenai
penggunaan obat kepada masyarakat yang melakukan swamedikasi,
sehingga obat yang digunakan untuk swamedikasi tepat indikasi, tepat
dosis, tepat cara penggunaan obat dan tepat waktu penggunaan obat
(Rasional).
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB 1 LATAR BELAKANG
Sesuai data dari indikator kesehatan Kesehatan Rakyat Provinsi Lampung tahun
2012 menunjukan persentase penduduk yang masih memilih mengobati sendiri
keluhan kesehatan yang dialami ternyata lebih besar dari persentase penduduk yang
berobat jalan, sebanyak 70,98% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan
memilih untuk mengobati sendiri. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan tahun
2011 yaitu sebesar 69,87%. Persentase penduduk yang lebih memilih mengobati
sendiri untuk provinsi lampung sebesar 70,74% untuk wilayah perkotaan dan 71,07
% untuk pedesaan (Badanpusa tStatistik/ BPS 2012)
Apotek merupakan salah satu unit kesehatan untuk melakukan pengobatan sendiri
atau swamedikasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari badan pusat statistik provinsi lampung 2012
Kecamatan Kemiling merupakan kecamatan yang mempunyai luas wilayah terbesar
di Kota Bandar lampung yaitu 27,65 km2 yang terdiri dari tujuh kelurahan dengan
jumlah penduduk 9,050 jiwa. Dan terdapat 11 apotik, yang dengan mudah
masyarakat memperoleh obat untuk swamedikasi.
• Dari sebelas apotek yang berada di Kemiling, Apotek Alpha adalah salah
satu apotek yang ramai pengunjung dan ketersediaan obat yang memadai
karena lokasi berada di Jalan Teuku Cik Ditoro No.17 Kemiling Bandar
Lampung yang berdekatan dengan terminal dan pusat pembelanjaan yang
berada di daerah tersebut. Hasil prasurvei yang dilakukan oleh peneliti,
Apotek Alpha melayani pembeli obat dengan resep dan tanpa resep yang
dalam sehari terdapat kurang lebih 100 pembeli dari jam 08.00 s.d 21.00
Bagi Institusi
Menambah informasi dan pustaka bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Farmasiterutama yang
berkaitan dengan swamedikasi (golongan obat bebas, obat bebas terbatas
dan obat wajib Apotik)
Bagi Apotek
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar dapat
memberikan informasi mengenai obat-obatan golongan bebas, golongan
bebas terbatas dan obat wajib apotek yang digunakan dalam upaya
pengobatan sendiri.
Bagi Penulis
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentangobat
golongan bebas,bebas terbatas dan obat wajib apotek yang
digunakan dalam pengobatan sendiri dan pengalaman
untukmengaplikasikanteori yang telah didapat pada saat
perkuliahan
Bagi Masyarakat.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang pemilihan obat sebagai salah satu upaya
swamedikasi.
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB 1 RUANG LINGKUP PENELITIAN
(ISO, 2011)
3. Ketepatan Cara Cara penggunaan Wawancarate Kuisioner 1. Tepat, jika Ordinal
penggunaan obat harus sesuai rpimpin sesuai dengan
dengan anjuran cara
pada masing- penggunaan
masing obat yang
dianjurkan
2. Tidak tepat,
jika tidak sesuai
dengan cara
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK penggunaan
4. Ketepatan Waktu penggunaan Wawancara kuisioner 1. Tepat, jika sesuai Ordinal
Waktu penggunaan obat harus sesuai terpimpin dengan waktu
obat dengan anjuran penggunaan yang
pada masing-masing dianjurkan
obat 2. Tidak tepat, jika
tidak sesuai
dengan waktu
penggunaan yang
dianjurkan
(MIMS 2013)
5. Ketepatan Dosis obat yang Wawancaraterp Kuesioner 1. Tepat, jika berada Ordinal
dosis diminum sesuai impin dalam range terapi
dengan range terapi 2. Tidak tepat, jika
dan tidak melebihi diluar dari range
dari dosis maksimal terapi
(FI.III, 1979)
6. Ketepatan interval Interval atau jarak Wawancaraterp Kuesioner 1. Tepat, jika sesuai Ordinal
obat minum obat harus impin dengan interval
sesuai dengan obat atau yang di
anjuran anjurkan
dokter/apoteker dan 2. Tidak tepat, jika
anjuran masing- tidak sesuai
masing obat dengan interval
obat atau yang di
anjurkan
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
7. Pengetahuan efek Pengetahuan efek Wawancarater Kuisioner 1. Benar Ordinal
samping obat samping dari obat pimpin 2. Tidak benar
yang dipilih oleh 3. Tidak tau
pasien
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
Populasi : Populasi yang digunakan dalam penelitian
penelitian
ini adalah seluruh pembeli obat yang dimaksudkan
untuk pengobatan sendiri (swamedikasi).
Sampel : Teknik pengambilan sampel dengan
Subjeik penelitian
menggunakan cara accidental kuota sampling,
acidental yaitu dimana pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden
Prosedur kerja yang kebetulan ada disuatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian dan dipilih data yang masuk
dalam kriteria sampel, sehingga didapatkan sampel
Lokasi dan yaitu pengunjung yang melakukan pembelian obat
waktu penelitian tanpa resep di Apotek Alpha Kemiling Bandar
Lampung pada bulan April-Mei Tahun 2017
sebanyak sampel yang diperlukan.
Teknik
pengumpulan data
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Dengan perhitungan rumus sebagai berikut :
Rancangan Keterangan:
penelitian n = besar sampel
p = proporsi suatu kasust erhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya ditetapkan 50% (0,50)
z = derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
Subjeik penelitian
d = derajat penyimpangan 0,1 (10%)
Kriteria Inklusi
•Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
Prosedur kerja setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
•Kriteria inklusi penelitian ini yaitu
•Pengujung yang membeli obat tanpa resep di Apotek Alpha Kemiling
Lokasi dan Bandar Lampung padabulanMaret – April tahun 2017.
waktu penelitian •Pengujung yang membeli obat yang berumur 18 tahun ke atas.
•Bersedia menjadi responden penelitian
Teknik Kriteria Eksklusi adalah ciri–cirri anggota populasi yang tidak dapat
pengumpulan data dianggap sebagai sampel, Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu
•Pengunjung yang membeli obat dibawah 18 tahun.
•Tidak bersedia menjadi responden penelitian.
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
penelitian
Subjeik penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Apotek Alpha
Kemiling Bandar Lampung pada bulan
April-Mei Tahun 2017. Penelitian dilakukan
setiap hari mulai sore hari pada pukul 15.30
Prosedur kerja - 20.00 WIB karena menurut pengelola
Apotek pengunjung cenderung ramai mulai
dari sore hari.
Lokasi dan
waktu penelitian
Teknik
pengumpulan data
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Apotek
Rancangan Alpha Kemiling Bandar Lampung pada
penelitian bulan April-Mei Tahun 2017. Penelitian
dilakukan setiap hari mulai sore hari
pada pukul 15.30 - 20.00 WIB karena
menurut pengelola Apotek pengunjung
Subjeik penelitian cenderung ramai mulai dari sore hari.
Prosedur kerja
Lokasi dan
waktu penelitian
Teknik
pengumpulan data
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
penelitian
Subjeik penelitian
kuisioner
Prosedur kerja
Lokasi dan
waktu penelitian
Teknik
pengumpulan data
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
penelitian
Cara pengolahan :
•Editing
Subjeik penelitian •Coding
•Data entri atau procesing
•Cleaning
•Tabulasi
Prosedur kerja
Analisis data
analisa univariat, dimana setelah semua data diolah kemudian
data disajikan dalam bentuk presentase dalam table distribusi
Lokasi dan
frekuensi untuk menyimpulkan data (Notoatmodjo,2010).
waktu penelitian
Data yang diperoleh selanjutnya disimpulkan.
Teknik
pengumpulan data
Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
18-26 tahun 13 13
26-35tahun 26 26
36-66 tahun 59 59
67-80 tahun 2 2
1. S1 10 10
2 D3 5 5
3 SMA 76 76
4. SMP 4 4
5 SD 5 5
1. Kemiling 90 90
2. Pramuka 2 2
3. Gedung tataan 3 3
5. Kurungan nyawa 4 4
6. Natar 1 1
1. Dirisendiri 58 58
2. Suami/Istri 2 2
3. Anak 27 27
4. Orang Tua 6 6
6 Saudara 7 7
1. Obat Bebas 59 59
Jumla
% jumlah % jumlah % jumlah % Jumlah %
h
Tidak
2. 2 2 0 0 4 4 35 35 40 40
Tepat
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1. Tahu 20 20
2. TidakTahu 80 80
Rasional Swamedikasi
48% Rasional
52%
Tidak Rasional
•Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
• Golongan obat yang dibeli oleh responden yang melakukan swamedikasi di Apotek Alpha Kemiling Bandar
Lampung Pada Bulan April – Mei Tahun 2017 antara lain obat bebas sebesar 59%, obat bebas terbatas sebesar 41%.
•Ketepatan kerasionalitasan obat (Tepat Indikasi, Tepat Cara Penggunaan, Tepat Waktu Penggunaan, Tepat Dosis)
yang melakukan swamedikasi di Apotek alpha kemiling bandar lampung Pada Bulan April – Mei Tahun 2017, 98% tepat
indikasi, 100% tepat cara penggunaan, 96% tepat waktu penggunaan, 65% tepat dosis dan 60% tepat interval
penggunaan obat.
•Persentase Kerasionalan swamedikasi pada pasien di Apotek Kemiling Bandar Lampung Tahun 2017 yaitu 52%
rasional, tidak rasional.
•Persentase pengetahuan efek samping obat yang dibeli oleh responden yang melakukan swamedikasi di Apotek
alpha kemiling bandar lampung Pada Bulan April – Mei Tahun 2017 sebanyak 80% tidak mengetahui efek samping obat
yang dibeli dan 15% yang mengetahui efek samping obat.