Anda di halaman 1dari 35

GAMBARAN RASIONALITAS SWAMEDIKASI PADA

PASIEN APOTEK ALPHA


BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017

oleh :
RIDWAN APRIANDI
133.900.31

LAPORAN TUGAS AKHIR


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
TAHUN 2017
BAB 1 LATAR BELAKANG

• Salah satu upaya kesehatan yaitu penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
yang optimal bagi masyarakat dengan cara pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
• Untuk itu agar upaya kesehatan terwujud perlu sekali diberikan informasi kepada
masyarakat dalam kemampuan menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan,
melalui penyedian obat untuk pengobatan sendiri terutama untuk penyakit ringan
• Menurut Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 secara sederhana swamedikasi
atau pengobatan sendiri adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau
penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Swamedikasi boleh
dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut (Depkes, RI.
2011).

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB 1 LATAR BELAKANG

 Saat ini banyak sekali beredar obat bebas dan obat bebas terbatas di pasaran
dengan berbagai merek yang dapat diperoleh dengan mudah oleh
masyarakat. Banyak iklan ditemui yang tidak sesuai dengan aturan dalam
etika promosi obat bebas dan obat bebas terbatas sesuai dengan keputusan
Menkes No. 386 tahun 1994.
 Bagi masyarakat yang relative awam terhadap obat, tentu akan sulit
menentukan obat apakah yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
mengobati gejala yang dideritanya.
 Disinilah perlu mencari seseorang tenaga teknis kefarmasian untuk
memberikan informasi yang lengkap dan tidak menyesatkan mengenai
penggunaan obat kepada masyarakat yang melakukan swamedikasi,
sehingga obat yang digunakan untuk swamedikasi tepat indikasi, tepat
dosis, tepat cara penggunaan obat dan tepat waktu penggunaan obat
(Rasional).
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB 1 LATAR BELAKANG

 Sesuai data dari indikator kesehatan Kesehatan Rakyat Provinsi Lampung


tahun 2012 menunjukan persentase penduduk yang masih memilih
mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami ternyata lebih besar dari
persentase penduduk yang berobat jalan, sebanyak 70,98% penduduk yang
memiliki keluhan kesehatan memilih untuk mengobati sendiri. Persentase
ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 69,87%. Persentase
penduduk yang lebih memilih mengobati sendiri untuk provinsi lampung
sebesar 70,74% untuk wilayah perkotaan dan 71,07 % untuk pedesaan
(Badanpusa tStatistik/ BPS 2012)
 Apotek merupakan salah satu unit kesehatan untuk melakukan pengobatan
sendiri atau swamedikasi
 Berdasarkan data yang diperoleh dari badan pusat statistik provinsi lampung
2012 Kecamatan Kemiling merupakan kecamatan yang mempunyai luas
wilayah terbesar di Kota Bandar lampung yaitu 27,65 km2 yang terdiri dari
tujuh kelurahan dengan
RIDWANjumlah
APRIAN - penduduk
FARMASI - TJK9,050 jiwa.
BAB 1 LATAR BELAKANG

 Sesuai data dari indikator kesehatan Kesehatan Rakyat Provinsi Lampung tahun
2012 menunjukan persentase penduduk yang masih memilih mengobati sendiri
keluhan kesehatan yang dialami ternyata lebih besar dari persentase penduduk yang
berobat jalan, sebanyak 70,98% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan
memilih untuk mengobati sendiri. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan tahun
2011 yaitu sebesar 69,87%. Persentase penduduk yang lebih memilih mengobati
sendiri untuk provinsi lampung sebesar 70,74% untuk wilayah perkotaan dan 71,07
% untuk pedesaan (Badanpusa tStatistik/ BPS 2012)
 Apotek merupakan salah satu unit kesehatan untuk melakukan pengobatan sendiri
atau swamedikasi
 Berdasarkan data yang diperoleh dari badan pusat statistik provinsi lampung 2012
Kecamatan Kemiling merupakan kecamatan yang mempunyai luas wilayah terbesar
di Kota Bandar lampung yaitu 27,65 km2 yang terdiri dari tujuh kelurahan dengan
jumlah penduduk 9,050 jiwa. Dan terdapat 11 apotik, yang dengan mudah
masyarakat memperoleh obat untuk swamedikasi.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB 1 LATAR BELAKANG

• Dari sebelas apotek yang berada di Kemiling, Apotek Alpha adalah salah
satu apotek yang ramai pengunjung dan ketersediaan obat yang memadai
karena lokasi berada di Jalan Teuku Cik Ditoro No.17 Kemiling Bandar
Lampung yang berdekatan dengan terminal dan pusat pembelanjaan yang
berada di daerah tersebut. Hasil prasurvei yang dilakukan oleh peneliti,
Apotek Alpha melayani pembeli obat dengan resep dan tanpa resep yang
dalam sehari terdapat kurang lebih 100 pembeli dari jam 08.00 s.d 21.00

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB 1 RUMUSAN MASALAH

 Melihat banyaknya masyarakat yang melakukan swamedikasi namun


masyarakat relative awam pengetahuan terhadap obat sedangkan untuk
mencapai efek terapi obat harus memenuhi standarnya. Berdasarkan uraian
latar belakang dan rumusan masalah membuat peneliti ingin melakukan
penelitian tentang :

“Gambaran Rasionalitas Swamedikasi Pada Pasien di Apotek Alpha


Kemiling Bandar Lampung Tahun 2017”.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB 1 TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan umum penelitian ini adalah :
Mengetahui Gambaran Rasionalitas Swamedikasi Pada Pasien Di Apotek Alpha
Kemiling Bandar Lampung Tahun 2017
 Tujuan khusus :
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas swamedikasi
yang dilakukan masyarakat di Apotek Alpha Kemiling Bandar Lampung yang
meliputi :
1. Penggolongan obat
2. Ketepatan indikasi obat
3. Ketepatan cara penggunaan obat
4. Ketepatan waktu penggunaan obat
5. Ketepatan dosis penggunaan obat
6. Ketepatan interval penggunaan obat
7. Mengetahui pengetahuan efek samping obat.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB 1 MANFAAT PENELITIAN

 Bagi Institusi
Menambah informasi dan pustaka bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Farmasiterutama yang
berkaitan dengan swamedikasi (golongan obat bebas, obat bebas terbatas
dan obat wajib Apotik)
 Bagi Apotek
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar dapat
memberikan informasi mengenai obat-obatan golongan bebas, golongan
bebas terbatas dan obat wajib apotek yang digunakan dalam upaya
pengobatan sendiri.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB 1 MANFAAT PENELITIAN

 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentangobat
golongan bebas,bebas terbatas dan obat wajib apotek yang
digunakan dalam pengobatan sendiri dan pengalaman
untukmengaplikasikanteori yang telah didapat pada saat
perkuliahan
 Bagi Masyarakat.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang pemilihan obat sebagai salah satu upaya
swamedikasi.
 RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB 1 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah kerasionalan swamedikasi obat bebas,


obat bebas terbatas dan obat wajib apotik berdasarkan penggolongan obat
berdasarkan tingkat keamanan, ketepatan indikasi obat, waktu penggunaan
obat, tepatdosis, ketepatan interval penggunaan obat,dan pengetahuan efek
samping obat. Populasi penelitian ini adalah seluruh pengunjung yang
membeli obat di Apotek Alpha Kemiling Bandar Lampung dan sampel
penelitian ini adalah pengunjung yang membeli obat tanpa resep obat bebas,
bebas terbatas dan obat wajib Apotek yang memenuhi kriteria sampel.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB II TINJAUN PUSTAKA
 Definisi Obat dan Pengobatan
Obat merupakan produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia (Undang-undang Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009).
 Pengertian Swamedikasi
Menurut Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana
swamedikasi merupakan upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau
penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB II TINJAUN PUSTAKA
 Jenis obat yang digunakan dalam swamedikasi
 Obat tanpa resep dokter :
 Obat bebas : tanda lingkaran hitam, dasar hijau
 Obat bebas terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar biru
 Obat Wajib Apotek (OWA) : Merupakan obat keras yang dapat diserahk tanpa resep dokter oleh apoteker di
apotek, tanda lingkaran hitam, dasar merah
 Kriteria obat yang diserahkan tanpa resep berdasarkan Permenkes No. 919/MENKES/PER/X /1993 pasal 2
adalah sebagai berikut:
 Tidak diindikasikan untuk penggunaan pada:
 Wanita hamil,
 Anak di bawah umur 2 tahun, dan
 Orang berusia di atas 65 tahun
 Obat swamedikasi tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.
 Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
 Penggunaannya diperlukan untuk penyakit ringan dan umum
 Obat memiliki rasio khasiat yang aman dan dapat dipertanggung jawabkan untuk swamedikasi

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB II TINJAUN PUSTAKA
 Penggunaan kerasionalitasan obat
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2011 tentang
kebijakan obat rasional. Secara praktis, penggunaan obat dikatakan rasional
jika memenuhi kriteria:
 Tepat indikasi
 Tepat Cara Penggunaan
 Waktu minum obat yang tepat
 Tepat Dosis
 Tepat Interval Waktu Pemberian
 Tepat Interval Waktu Pemberian\
 Tepat Interval Waktu Pemberian

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB II TINJAUN PUSTAKA
 Apotek
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat (PP no 25 Tahun 1965)
 Tugas dan Fungsi Apotek
 Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker.
 Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
 Sarana penyalur pembekalan farmasi harus menyebarkan obat yang di
perlukan masyarakat secara meluas dan merata.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


Kerangka konsep
Upaya Kesehatan

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

Pengobatan Dengan Resep Dokter Swamedikasi

Kriteria Rasionalitas Swamedikasi:

1penggolongan obat berdasarkan tingkat


keamanan.

2ketepatan indikasi obat

3ketepatan cara penggunaan obat

4ketepatan waktu penggunaan obat

5ketepatan dosis obat

6ketepatan interval obat

7pengetahuan efek samping.


RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK (Kemenkes POR 2011)
Kerangka konsep

Kriteria Rasionalitas Swamedikasi:

1. penggolongan obat berdasarkan


tingkat keamanan.

2. ketepatan indikasi obat

SWAMEDIKASI 3. ketepatan cara penggunaan obat

4. ketepatan waktu penggunaan


obat

5. ketepatan dosis obat

6. ketepatan interval obat

7. pengetahuan efek samping.

(POR MENKES 2011)

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


Definisi operasional
DefinisiOperasio Skala
No Variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur
nal ukur
1. Penggolongan Penggolongan Observasi Ceklis 1. Sesuai Ordinal
obat obat berdasarkan 2. Tidak sesuai
peraturan
menteri
kesehatan RI
tentang obat
swamedikasi
2. Ketepatan Kegunaan suatu Wawancarate Kuisioner 1. Tepat, jika Ordinal
Indikasi Obat obat pada kondisi rpimpin sesuai dengan
penyakit tertentu indikasi
2. Tidak tepat,
jika tidak sesuai
dengan indikasi

(ISO, 2011)
3. Ketepatan Cara Cara penggunaan Wawancarate Kuisioner 1. Tepat, jika Ordinal
penggunaan obat harus sesuai rpimpin sesuai dengan
dengan anjuran cara
pada masing- penggunaan
masing obat yang
dianjurkan
2. Tidak tepat,
jika tidak sesuai
dengan cara
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK penggunaan
4. Ketepatan Waktu penggunaan Wawancara kuisioner 1. Tepat, jika sesuai Ordinal
Waktu penggunaan obat harus sesuai terpimpin dengan waktu
obat dengan anjuran penggunaan yang
pada masing-masing dianjurkan
obat 2. Tidak tepat, jika
tidak sesuai
dengan waktu
penggunaan yang
dianjurkan
(MIMS 2013)
5. Ketepatan Dosis obat yang Wawancaraterp Kuesioner 1. Tepat, jika berada Ordinal
dosis diminum sesuai impin dalam range terapi
dengan range terapi 2. Tidak tepat, jika
dan tidak melebihi diluar dari range
dari dosis maksimal terapi
(FI.III, 1979)
6. Ketepatan interval Interval atau jarak Wawancaraterp Kuesioner 1. Tepat, jika sesuai Ordinal
obat minum obat harus impin dengan interval
sesuai dengan obat atau yang di
anjuran anjurkan
dokter/apoteker dan 2. Tidak tepat, jika
anjuran masing- tidak sesuai
masing obat dengan interval
obat atau yang di
anjurkan
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
7. Pengetahuan efek Pengetahuan efek Wawancarater Kuisioner 1. Benar Ordinal
samping obat samping dari obat pimpin 2. Tidak benar
yang dipilih oleh 3. Tidak tau
pasien

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB III metode penelitian
Rancangan Jenis penelitian ini yaitu bersifat deskriptif
penelitian dengan rancangan penelitiannya adalah cross
sectional dimana penelitian yang dilakukan
pada satu waktu dan satu kali tidak ada follow
up untuk mencari hubungan antara variabel
Subjeik penelitian independen (faktor resiko) dengan variabel
dependen (efek), teknik pengambilan sampel
accidental kuota sampling dengan kriteria
inklusi yang telah di tentukan dengan
Prosedur kerja menggunakan skala ukur ordinal yang
diperoleh dari kuisioner oleh peneliti di Apotek
yang tujuan utamanya adalah mengetahui
“Gambaran Rasionalitas Swamedikasi Pada
Lokasi dan
Pasien di Apotek Alpha Kemiling Bandar
waktu penelitian
Lampung” yang kemudian sampel akan
dikelompokan, dibuat table frekuensi dan
kemudian disimpulkan.
Teknik
pengumpulan data

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
Populasi : Populasi yang digunakan dalam penelitian
penelitian
ini adalah seluruh pembeli obat yang dimaksudkan
untuk pengobatan sendiri (swamedikasi).
Sampel : Teknik pengambilan sampel dengan
Subjeik penelitian
menggunakan cara accidental kuota sampling,
acidental yaitu dimana pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden
Prosedur kerja yang kebetulan ada disuatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian dan dipilih data yang masuk
dalam kriteria sampel, sehingga didapatkan sampel
Lokasi dan yaitu pengunjung yang melakukan pembelian obat
waktu penelitian tanpa resep di Apotek Alpha Kemiling Bandar
Lampung pada bulan April-Mei Tahun 2017
sebanyak sampel yang diperlukan.
Teknik
pengumpulan data

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Dengan perhitungan rumus sebagai berikut :
Rancangan Keterangan:
penelitian n = besar sampel
p = proporsi suatu kasust erhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya ditetapkan 50% (0,50)
z = derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
Subjeik penelitian
d = derajat penyimpangan 0,1 (10%)

Kriteria Inklusi
•Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
Prosedur kerja setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
•Kriteria inklusi penelitian ini yaitu
•Pengujung yang membeli obat tanpa resep di Apotek Alpha Kemiling
Lokasi dan Bandar Lampung padabulanMaret – April tahun 2017.
waktu penelitian •Pengujung yang membeli obat yang berumur 18 tahun ke atas.
•Bersedia menjadi responden penelitian

Teknik Kriteria Eksklusi adalah ciri–cirri anggota populasi yang tidak dapat
pengumpulan data dianggap sebagai sampel, Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu
•Pengunjung yang membeli obat dibawah 18 tahun.
•Tidak bersedia menjadi responden penelitian.

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
penelitian

Subjeik penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Apotek Alpha
Kemiling Bandar Lampung pada bulan
April-Mei Tahun 2017. Penelitian dilakukan
setiap hari mulai sore hari pada pukul 15.30
Prosedur kerja - 20.00 WIB karena menurut pengelola
Apotek pengunjung cenderung ramai mulai
dari sore hari.
Lokasi dan
waktu penelitian

Teknik
pengumpulan data

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Apotek
Rancangan Alpha Kemiling Bandar Lampung pada
penelitian bulan April-Mei Tahun 2017. Penelitian
dilakukan setiap hari mulai sore hari
pada pukul 15.30 - 20.00 WIB karena
menurut pengelola Apotek pengunjung
Subjeik penelitian cenderung ramai mulai dari sore hari.

Prosedur kerja

Lokasi dan
waktu penelitian

Teknik
pengumpulan data

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
penelitian

Subjeik penelitian

kuisioner
Prosedur kerja

Lokasi dan
waktu penelitian

Teknik
pengumpulan data

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB III metode penelitian
Rancangan
penelitian
Cara pengolahan :
•Editing
Subjeik penelitian •Coding
•Data entri atau procesing
•Cleaning
•Tabulasi
Prosedur kerja
Analisis data
analisa univariat, dimana setelah semua data diolah kemudian
data disajikan dalam bentuk presentase dalam table distribusi
Lokasi dan
frekuensi untuk menyimpulkan data (Notoatmodjo,2010).
waktu penelitian
Data yang diperoleh selanjutnya disimpulkan.

Teknik
pengumpulan data

Pengolahan data
dan analisi data
RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah(responden) Persentase (%)


Perempuan 54 54
Laki-Laki 46 46

Jumlah 100 100

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


UsiaResponden
Usia responden Jumlah Persentase (%)

18-26 tahun 13 13

26-35tahun 26 26

36-66 tahun 59 59

67-80 tahun 2 2

Jumlah 100 100

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Akhir Responden

No. PendidikanTerakhir Jumlah Persentase (%)

1. S1 10 10

2 D3 5 5

3 SMA 76 76

4. SMP 4 4

5 SD 5 5

Jumlah 100 100

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan Responden
No. Pekerjaan Jumlah Persentase(%)
1. Wiraswasta 56 56
2. PNS 5 5
4. Mahasiswa 4 4
5. Iburumahtangga 31 31
6. Pensiunan 1 1
7 Tani 2 2
8 Satpol pp 1 1
Jumlah 100 100

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Tempat Tinggal Responden

No. Tempattinggal Jumlah Persentase (%)

1. Kemiling 90 90

2. Pramuka 2 2

3. Gedung tataan 3 3

5. Kurungan nyawa 4 4

6. Natar 1 1

Jumlah 100 100

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Untuk Siapa Membeli Obat


No. UntukSiapamembeliobat Jumlah Persentase (%)

1. Dirisendiri 58 58

2. Suami/Istri 2 2

3. Anak 27 27

4. Orang Tua 6 6

6 Saudara 7 7

Jumlah 100 100

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Golongan Obat Yang Dibeli

N Golongan obat Jumlah Persentase (%)


o.

1. Obat Bebas 59 59

2. Obat Beba sterbatas 41 41

Jumlah 100 100

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ketepatan Swamedikasi Berdasarkan Indikator Tepat


Indikasi,Tepat Cara Penggunaan, Tepat Waktu Penggunaan, Tepat dosis tepat interval
penggunaa obat
Variabel

No Penyakit Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat


indikasi Carapenggunaan Waktu penggunaan Dosis interval

Jumla
% jumlah % jumlah % jumlah % Jumlah %
h

1. Tepat 98 98 100 100 96 96 65 65 60 60

Tidak
2. 2 2 0 0 4 4 35 35 40 40
Tepat

Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


Tabel 4.9 Data Pengetahuan Efek Samping Obat

No. Efek Samping Obat Jumlah(orang) Persentase (%)

1. Tahu 20 20

2. TidakTahu 80 80

Jumlah 100 100

•Persentase Rasionalitas Swamedikasi.


Berdasarkan perhitungan Rasionalitas Swamedikasi pada 100 respoden yang melakukan
swamedikasi adalah sebagai berikut :

Rasional Swamedikasi

48% Rasional
52%
Tidak Rasional

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

•Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

• Golongan obat yang dibeli oleh responden yang melakukan swamedikasi di Apotek Alpha Kemiling Bandar
Lampung Pada Bulan April – Mei Tahun 2017 antara lain obat bebas sebesar 59%, obat bebas terbatas sebesar 41%.

•Ketepatan kerasionalitasan obat (Tepat Indikasi, Tepat Cara Penggunaan, Tepat Waktu Penggunaan, Tepat Dosis)
yang melakukan swamedikasi di Apotek alpha kemiling bandar lampung Pada Bulan April – Mei Tahun 2017, 98% tepat
indikasi, 100% tepat cara penggunaan, 96% tepat waktu penggunaan, 65% tepat dosis dan 60% tepat interval
penggunaan obat.

•Persentase Kerasionalan swamedikasi pada pasien di Apotek Kemiling Bandar Lampung Tahun 2017 yaitu 52%
rasional, tidak rasional.

•Persentase pengetahuan efek samping obat yang dibeli oleh responden yang melakukan swamedikasi di Apotek
alpha kemiling bandar lampung Pada Bulan April – Mei Tahun 2017 sebanyak 80% tidak mengetahui efek samping obat
yang dibeli dan 15% yang mengetahui efek samping obat.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


• Saran
•Bagi apotek
Diharapkan untuk menambah Tenaga Teknis Kefarmasian di bagian penyampaian informasi obat dalam melakukan
pelayanan kefarmasian kepada pasien yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun
2017 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
•Diharapkan dapat melaksanakan penjualan obat kepada pasien berdasarkan tingkat keamanan obat yang telah diatur
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Untuk
Obat Bebas Dan Obat Bebas Terbatas serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 919/MENKES/PER/X/1993 tentang
obat yang dapat diserahkan tanpa resep.
•Diharapkan dapat melaksanakan Pemberian Informasi Obat (PIO) secara berkesinambungan kepada setiap pasien
yang membeli obat di Apotek

•Bagi peneliti selanjutnya


Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pola pemilihan obat sebagai upaya
swamedikasi.

RIDWAN APRIAN - FARMASI - TJK


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai