Anda di halaman 1dari 5

Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Admin Biologi

Metode Ilmiah

Mempelajari biologi sama seperti ilmu lainnya berawal dari fakta fakta yang ada di alam kemudian
ditarik kesimpulan berdasar alur pikir yang jelas yakni melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi
:
1. Menemukan dan merumuskan masalah
Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah menemukan masalah lalu,masalah yang ditemukan
dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya,ringkas,jelas,dan bermakna.
Metode perumusan masalah dilakukan dengan menemukan masalah terlebih dahulu kemudian
merumuskannya. Misalnya:

Masalah: Pertumbuhan biji kecambah kacang hijau berbeda pada daerah yang terkena cahaya dengan
daerah gelap.
Rumusan masalah: Adakah perbedaan pertumbuhan biji kecambah kacang hijau pada daerah terkena
cahaya dengan daerah gelap?
Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan beberapa variabel. Variabel adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah. Dalam metode ilmiah dikenal empat variabel yaitu:

 Variabel bebas yaitu suatu variabel yang dipilih serta diukur oleh peneliti untuk menentukan
adanya suatu hubungan pada keadaan atau kejadian yang diteliti oleh peneliti. Variabel ini dapat
mempengaruhi variabel lain.
 Variabel terikat yaitu hasil dari pengaruh variabel bebas.
 Variabel control (terkendali) yaitu perlakuan yang sama pada semua percobaan.
 Variabel penggangu yaitu varibel yang tidak dikehendaki namun dapat mengganggu hasil
penelitian.

2. Mengumpulkan informasi atau data-data

Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan, membaca buku refrensi,
mewawancarai para ahli dan mencari data informasi dari hasil obsevasi.

3. Menyusun hipotesis atau dugaan sementara

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis terbagi dua macam yaitu
hipotesis nol dan hipotesis kerja.

Hipotesis nol (hipotesis statistic) yaitu dgaan sementara yg menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hipotesis kerja (hipotesis alternative). Dugaan sementara yang menyatakan bahwa ada pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

4. Melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis.

Tahap persiapan percobaan dengan menentukan alat dan bahan, menyusun cara kerja, penjabaran
variabel, menentukan waktu percobaan dan uji coba model percobaan.

Tahap perlakuan percobaan. Dalam percobaan terdapat dua kelompok yaitu kelompok yang tidak
diberi perlakuan ( kelompok control) dan kelompok yang diberikan perlakuan (eksperiman).

5. Mengolah hasil percobaan (analisis data)

Analisis data kuantitatif memerlukan perhitungan statistic. Hasil analisis kualitatif dan data kuantitatif
kemudian digunakan untuk menjawab hipotesis yang pernah diajukan dan sebagai dasaruntuk
mengambil kesimpulan.

6. Membuat kesimpulan

Kesimpulan merupakan sjawaban yang sebenarnya dari hipotesis yang pernah diajukan . hipotesis
diterima apabila sesuai dengan hasil percobaan namun bila hipotesis tidak sesuai dengan hasil
percobaan maka hipotesis ditolak.

7. Mengomunikasikan hasil penelitian

Mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan membuat laporan atau karya tulis ilmiah lainnya. Dalam
pembuatan laporan harus sistematis, secara garis besar sistemaika laporan memuat hal-hal sebagai
berikut:

a. Pendahuluan

b. Tinjauan Pustaka

c. Hipotesis (jika perlu)

d. Metode Penelitian

e. Hasil dan Pembahasan

f. Kesimpulan dan Saran

g. Daftar Pustaka

h. Lampiran-lapmpiran
Keselamatan Kerja di Laboratorium

Laboratorium merupakan ruangan yang didalamnya terdapat bahan dan peralatan yang digunakan
untuk melakukan percobaan ilmiah, melakukan penelitian, praktik pembelajaran, pengujian, atau
kalibrasi alat tertentu. Bekerja di laboratorium dengan nyaman akan membantu kelancaran aktifitas
kerja dan terhinda dari kecelakaan. Kecelakaan di laboratorium dapat disebabkan oleh kelalaian
manusia, bahan kimia, peralatan yang mudah pecah, serta sarana prasarana penunjang. Upaya
pencegahan kecelakaan tersebut dapat dilakukan dengan membangun budaya keselamatan kerja
melalui memahami pedoman pelaksanaan kerja di laboratorium. Bahan kimia harus disertakan label
berdasarkan sifatnya, dan mencantumkan nama, konsentasi, dan tanggal pembuatan. Peralatan
laboratorium umumnya terbuat dari gelas karena tahan panas dan bahan kimia, namun mudah pecah.
Maka peralatan gelas harus disimpan dengan tertata dan digunakan sesuai fungsi dan cara
pemakaiannya. Sarana dan prasarana harus diperhatikan dengan baik agar terhindar dari kecelakaan
kerja, misalnya saluran air bersih, saluran pembuangan, dan saluran listrik harus diperiksa secara
rutin.

Sifat Bahan Contoh

Kalium klorat (KClO3), ammonium


nitrat (NH4NO3), dan TNT
(C6H2(NO2)3CH3)

Explosive (E)

Bahan bahaya mudah meledak dengan adanya panas,


percikan bunga api, guncangan, dan gesekan.

Karbon tetraklorida (CCl4), hidogen


sulfida (H2S), dan benzena (C6H6).

Toxic (T)

Bahan kimia yang bersifat racun, menyebabkan


kematian atau sakit serius jika masuk kedalam tubuh
melalui pernapasan atau penyerapan melalui kulit.

Asam sulfat (H2SO4), asam nitrat


(HNO3), dan asam klorida (HCl).

Corrosive (C)

Bahan kimia bersifat korosif, dapat merusakan jaringan


hidup, iritasi kulit, gatal-gatal dan melepuh.

Eter (C5H5OC2H5), karbon disulfida


(CS2), dan asetilina (C2H2).

Flammable (F)

Bahan mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan


logam panas, dan loncatan api.

Soda api (NaOH), fenol (C6H5OH),


dan klorin (Cl2).

Harmful (Xn)

Bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi, luka


bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem
pernapasan apabila kontak dengan kulit, dihirup, atau
ditelan

Kalium permanganate (KMnO4),


peroskida (H2O2), dan kalium dikromat
(K2C2O7).

Oxidising (O)

Bahan kimia mengoksidasi, dapat menyebabkan


kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak
dengan bahan organik, dan bahan pereduksi

Perak nitrat (AgNO3), merkuri klorida


(Hg2Cl2), dan merkuri diklorida
(HgCl2).

Dangerous for the environtment (N)

Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan


kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai