Anda di halaman 1dari 15

MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS

Pythagoras dan Theano

Pythagoras (570 – 500 SM) lahir di Samos, pesisir pulau Yunani yang sekarang
kita kenal dengan Turki. Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus,
Pythagoras belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah bertemu
dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat Plimpton 322, kita
mengenal bahwa sebenarnya bangsa Babilonia telah mengerjakan teori “segitiga
Pythagoras” dan Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras mungkin
yang pertama kali menemukan bukti teorema Pythagoras, tetapi tentu saja bukan
ia sendiri yang menemukan teorema tersebut.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus, Pythagoras juga belajar dari
“Magi” atau aliran Zoroastria. Tentu saja, tidak mungkin Pythagoras berbicara
langsung dengan Zoroaster sendiri. Juga tidak mungkin bahwa Pythagoras belajar
di India. Dia percaya reinkarnasi yang tentu saja dimiliki oleh bangsa asli India.
Barangkali Pythagoras telah bertemu Budha, yang hidup pada jaman yang sama.
Kira-kira tahun 525 S.M. Pythagoras pindah ke Corton, kota di sebelah selatan
Italia, dan mendirikan persaudaraan aliran Pythagoras. Dia menikah dengan
wanita aliran Pythagoras yang bernama Theano. Theano mungkin menjadi
matematikawati pertama.

Mistisme Bilangan

Sementara Thales menyatakan bahwa “semua adalah air” Pythagoras mengajarkan


bahwa “semua adalah bilangan”. Bagi Pythagoras, hal ini berakibat bahwa segala
sesuatu dapat dipahami dalam istilah bilangan cacah dan rasionya. Secara khusus,
setiap ruas garis adalah suatu bilangan cacah atau rasio bilangan cacah. Meskipun
penemuan irasionalitas panjang diagonal persegi dengan panjang sisi 1 dibuat oleh
pengikut Pythagoras, Pythagoras sendiri tidak menyadari hal tersebut.
Pythagoras memberi tempat yang istimewa pada bilangan 10. Dia menyebut
bilangan ini “bilangan yang diagungkan”. Dia tertarik dengan bilangan tersebut
dengan alasan-alasan berikut. Angka tersebut digunakan oleh orang Yunani kuno
sebagai basis perhitungan. Sebagai  jumlahan empat bilangan bulat positif
pertama, hal ini merepresentasikan dimensi tiga dengan 1 untuk titik, 2 untuk
garis, 3 untuk bidang, dan 4 untuk ruang. Yang terakhir, ada sepuluh titik dalam
bintang Pythagoras titik-lima.

Matematika Aliran Pythagoras

Aliran Pythagoras berasal dari semua penemuan matematika mereka untuk


Pythagoras, tetapi tidak, pada kenyataannya, kita hanya mengetahui suatu teorema
tunggal yang dominan. Prestasi Pythagoras termasuk hal-hal berikut:
1. Pembuktian teorema Pythagoras
Aliran Pythagoras bertanggung jawab pada pembuktian teorema ini yang
ditemukan oleh Euclid. Mereka juga menemukan bukti kebalikan dari teorema
ini.
2. Rata-rata
a+b
Aliran Pythagoras memeriksa rata-rata aritmatika , rata-rata geometrik √ ab,
2
rata-rata harmonik 2 ab/(a+b), dan hubungan antara mereka.
3. Bilangan Sempurna dan Bilangan Amicable
Suatu bilangan sempurna adalah suatu bilangan bulat positif, sebagai contoh 6,
yang mana sama dengan jumlahan faktor sejatinya (faktor selain bilangan itu
sendiri), yaitu bahwa: 6 = 1+2+3. Aliran Pythagoras menemukan suatu rumus
yang memberikan bilangan sempurna genap. Suatu pasangan amicable adalah dua
bilangan bulat positif, yang mana masing-masing merupakan jumlahan faktor
sejati dari yang lain. Iamblichus (300 M), menghargai Pythagoras dengan suatu
pengetahuan dari pasangan bilangan amicable 220 dan 284.
4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid)
Aliran Pythagoras menemukan bidang 12 - beraturan, dan membuktikan bahwa
ada 5 polihedra beraturan. Prestasi ini tidak dapat dikalahkan sampai J Kepler
(1571 - 1630) menemukan ada bidang beraturan yang lebih kurang dan lebih besar
bintang bidang 12.
5. Irasionalitas √ 2
Aliran Pythagoras menemukan bahwa √ 2  itu bukan rasio dari bilangan cacah.
Mereka menggunakan penyelesaian bulat persamaan x 2−2 y 2=1 untuk mencari
pendekatan yang baik.

Sepuluh sebagai suatu segitiga


6. Bilangan figurative
Jika m adalah suatu bilangan bulat positif dan t adalah suatu bilangan bulat
nonnegatif, maka suatu bilangan ( m+2 )−gonal adalah suatu bilangan asli yang
berbentuk
( t 2−t )
( m
2
+t )
Beberapa bilangan 3-gonal yang pertama, atau bilangan segitiga, adalah :
0 , 1 ,3 , 6 , 10 , …
Beberapa bilangan 4-gonal yang pertama, atau bilangan persegi, adalah :
0 , 1 , 4 , 9 , 16 , …
Beberapa bilangan 5-gonal yang pertama atau bilangan segilima, adalah :
0 , 1 ,5. 12 ,22 , …
Bilangan tersebut disebut “figurative”, karena bilangan tersebut dapat ditunjukkan
oleh gambar (figure) yang dibuat dari batu kerikil. Sebagai contoh, bilangan
segitiga 10 dapat diperlihatkan dalam bentuk segitiga seperti yang ada pada
gambar di atas.
Lihat barisan dari persegi, ditunjukkan oleh diagram batu kerikil. Aliran
Pythagoras memperlihatkan bahwa
n2 + ( 2 n+1 )= ( n+1 )2 dan

1+3+5+ …+ ( 2 n−1 )=n2

Penyusunan dua bilangan segitiga yang sama bersama-sama untuk membentuk


segi empat, aliran Pythagoras memperlihatkan bahwa kedua bilangan segitiga
positif ke-n adalah alas x tinggi ¿ n( n+1). Karena bilangan segitiga positif ke-
n 1+2+…+ n, maka berakibat bahwa
1
1+2+…+ n= ( n ( n+1 ) )
2
C.F. Gauss
Studi tentang bilangan “figurative” mengingatkan bagian utama dari teori
bilangan. Salah satu hal pokok karir C.F Gauss (tahun 1777 – 1855 ) adalah
buktinya bahwa setiap bilangan positif adalah jumlah dari 3 bilangan segitiga.
Sebagai contoh lain, pada tahun 1989 paper yang berjudul Journal of Number
theory oleh N Tzahakis dan B de Weger memperlihatkan bahwa terdapat tepat 6
bilangan segitiga yang merupakan hasil kali tiga bilangan bulat berturutan.
(Bilangan yang terbesar dari bilangan segitiga ini adalah 258.474.216).

Aliran Pythagoras dan Ketidakrasionalan

Hipassus dan Suatu Kebocoran

Panjang a dan b disebut sepadan jika ada bilangan bulat positif p dan g sehingga

a p
= . Ketika aliran Pythagoras menyatakan bahwa semuanya adalah bilangan,
b g
aliran pythagoras bermaksud untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa
semua pasangan panjang adalah sepadan. Dalam aliran Pythagoras, “bilangan“
yang dimaksud adalah “bilangan rasional”.

Sayangnya, mereka segera menemukan bahwa diagonal dari suatu kuadrat tidak
sepadan dengan sisinya. Bukti dari semua ini ditemukan pada Aristotle’s Prior
Analytic 41 a 23 – 30. Misalkan ABCD adalah  persegi yang sisi – sisinya
mempunyai panjang 1. Dengan teorema Pythagoras, diagonal AC panjangnya √ 2 .
Sehingga
AC p
√ 2= =
AB q

di mana p dan q adalah bilangan bulat positif. Kita dapat menganggap  bahwa  p
dan q adalah prima secara relatif (tidak mempunyai faktor  persekutuan). Secara
khusus, kita dapat menganggap bahwa p dan q bukan  bilangan genap.
Sekarang   p2=2 q 2, Sehingga   p2adalah bilangan genap. Dalam aliran Pythagoras
telah diketahui dengan benar, bahwa kuadrat bilangan ganjil adalah ganjil,
Dimana kuadrat dari bilangan genap adalah genap. Jadi, dari pernyataan bahwa
p2 adalah genap, itu berarti bahwa p adalah genap. Sehingga  p = 2r. Maka
( 2 r )2=2 g 2 dan sebab itu g2=2 r 2, tetapi ini berarti bahwa g bilangan genap adalah
benar. Bertentangan. Asumsi bahwa AC dan AB disebut sepadan menunjukkan
kemustahilan.
Pada awalnya, aliran Pythagoras mencoba untuk menjaga kerahasiaan penemuan
ini, itu mengurangi filosofinya. Beberapa orang mengatakan bahwa Hippasus (470
S.M) yang membocorkan rahasia ini dan dia ditenggelamkan sebagai hukuman
untuk apa yang telah dilakukannya.
Orang – orang Yunani tidak tahu bagaimana menghandle 2 dengan cara aritmatika
atau aljabar. Namun demikian, mereka tahu bahwa 2 adalah panjang (dari
diagonal), dan orang-orang Yunani berpindah pada geometri untuk menjelaskan
hal itu. Masalah dari ketidak sepadanan adalah satu alasan mengapa orang-orang
Yunani kuno berpikir dengan hukum distributif a (b+c )=ab+ ac sebagai aturan
penambahan untuk  persegi panjang dengan lebar yang sama yaitu a.

Persamaan Diophantus dan Pendekatan Irrasional

Aliran Pythagoras menemukan sebuah cara pendekatan 2, dengan  bilangan


rasional secara teliti seperti yang diinginkan. Metode mereka meliputi penggunaan
Algoritma Euclides, caranya ditemukan pada Proposition 2 of Book VII of the
elements, dan mungkin juga dalam dalam Pythagoras Archytas. Secara garis
besar, dikerjakan sebagai berikut. Mengingat jika x adalah bilangan real, maka x
adalah bilangan  bulat terbesar  x. Ambil beberapa bilangan real x, kita bentuk
juga  persamaan dibawah ini. Pertama kita punyai

1
x 2=
x1− [ x 1 ]
1
x 3=
x2 −[ x2 ]

Jika x 2 adalah bilangan rasional maka semua xsyang lain juga merupakan
bilangan rasional, dan persamaan ini akan mempunyai  penyelesaian ketika kita
menemukan 0 sebagai penyebut. Jika x bilangan irrasional maka semua x s yang
lain merupakan bilangan irrasional, dan  persamaan ini tidak akan pernah
mempunyai penyelesaian.
Kedua kita buat persamaan:
f 1= [ x 1 ]
f 2=[ x 2 ] f 1+ 1
f 3=[ x 3 ] f 2 +f 1
f 4= [ x 4 ] f 3 +f 2
Dan seterusnya.
Ketiga, kita buat persamaan:

g1=1
g2= [ x 1 ]
g3= [ x 3 ] g 2+ g 1
g4 =[ x 4 ] g 3+ g 2
Dan seterusnya.
a
Jika x 1= , sebuah bilangan rasional, maka, untuk suatu n, kita mempunyai:
b
x n−[ x n ]=0 , dan a gn−2−b fn−2=± FPB ( a ,b )sebab itu kita dapat menggunakan
Algoritma Euclides untuk menyelesaikan:
a x −b y =± FPB ( a , b )
Selain itu jika x 1=√ Radalah bilangan irrasional maka:
fn 1
| |
gn
√R < 2
gn
fn
Sehingga kita mendapatkan pendekatan terhadap √ R. Akhirnya p dan g adalah
gn
bilangan bulat maka p2−R q 2=± 1hanya  berlaku dalam hal ini, untuk suatu n

sehingga [ x n ]=2 ⌊ √ R ⌋ .
Sebagai contoh, misalkan aliran Pythagoras ingin menemukan  penyelesaian
bilangan bulat untuk
17 x−19 y=320
Dia beralasan dengan cara mendiskripsikan seperti dibawah ini:
17
x 1=
19

1 17
x 2= =
17 17 19

19 19[ ]
1 17
x 2= =
19 19 2

17 17[ ]
1
x 2= =2
17 17
2
− [ ]
2
1
x 2= =Tidak terbukti
2−[ 2 ]
Juga,
f 1=0
f 2=1
f 3=8
Dan akhirnya,
g1=1
g2=1
g3=9
Sebab itu,
17 x 9−19 x 8=± 1
1 17 x (9 x 320)−19 x(8 x 320)=± 320
Memberikan kita sebuah penyelesaian bilangan bulat untuk persamaan
sebenarnya.

Seharusnya dicatat bahwa aliran Pythagoras tidak mempunyai konsep dari


bilangan negatif (karena mereka berfikir bahwa bilangan adalah kumpulan dari
batu-batu kerikil atau panjang). Brahmaghupta (628 M) adalah orang yang
pertama kali menunjukkan bagaimana amendapatkan penyelesaian-penyelesaian
semua bilangan bulat, bilangan negatif seperti halnya bilangan positif, untuk
persamaan 17 x−19 y=320.

Untuk mendapatkan pendekatan terhadap √ 2 aliran Pythagoras akan mengerjakan


seperti berikut:

x 1= √ 2

1
x 2= = √2+1
√2−[ √ 2 ]
1
x 3= = √2+1
√2+1−[ √ 2+1 ]
Sehingga x 2=x 3=…=2. Sebab itu,

f 1=1
f 2=3
f 3=7
f 4=17
Dan seterusnya juga,
g1=1
g2=2
g3=5
g4 =12
Dan juga. Persamaan
1 3 7 17
, , , ,…
1 2 5 12
Memberikan perkiraan yang telah mendekat √ 2 persamaan ini juga memberikan
semua penyelesaian bilangan bulat positif dari x 2−2 y 2=± 1 dapat ditulis,
( 1,1 ) , ( 3,2 ) , ( 7,5 ) , …
cara bagaimana algoritma Euclides menghubungkan persamaan seperti
x 2−R y 2=1 tidak dimengerti sepenuhnya sampai tahun 1768, di mana J.L.
Lagrange mempublikasikan naskah pasti pada pokok permasalahan.
Aliran Pythagoras membutuhkan waktu lebih dari 2000 tahun untuk memahami
pengetahuan itu. Sebagai contoh terakhir, mari kita gunakan algoritma euclides
untuk menemukan suatu penyelesaian yang tidak mudah dari x 2−2 9 y 2=± 1.
x 1=√ 29
[ x 1 ]=5
1 √ 29+5 = √ 29+5
x 2=
√29−5 √ 29+5 4
x 2=2
29+ 3
x 3= √
5
[ x 3 ]=1
29+ 2
x 3= √
5
[ x 4 ]=1
29+ 3
x 5= √
4
[ x 5 ]=2
29+5
x 6= √
1
[ x 6 ]=10
Karena [ x 6 ] adalah dua kali [ x 1 ] kita berhenti disini dan menghitung f 6−1 dan g6−1
f 1=5
f 2=[ x 2 ] f 1+ 1=11
f 3=[ x 3 ] f 2 +f 1 =16
f 4= [ x 4 ] f 3 +f 2=27
f 5=[ x 5 ] f 4 + f 3=70
g1=1
g2= [ x 2 ]=2
g3= [ x 3 ] g 2+ g 1=3
g4 =[ x 4 ] g 3+ g 2=4
g5= [ x 5 ] g 4 + g3 =5

Sebab itu satu penyelesaian untuk x 2−2 9 y 2=± 1 adalah x = 70 dan y = 13.

Teorema Pythagoras

Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri


Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan
menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke- 6 SM, Pythagoras.
Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini meskipun sebenarnya
fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam
Sulbasutra Baudhayana dan Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia  jauh
sebelum Pythagoras lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama
membuktikan kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian
matematis. 
Ada dua bukti kontemporer yang bisa dianggap sebagai catatan tertua mengenai
teorema Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou  Pei Suan Ching  (sekitar
500-200 SM), satunya lagi dalam buku Elemen  Euklides.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:
“Jumlah luas  bujur sangkar  pada kaki sebuah segitiga siku-siku  sama dengan
luas bujur sangkar di hipotenus”.
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-
siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan
hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut.
Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah
hipotenus.
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai  pernyataan
tentang luas bujur sangkar:
“Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur   sangkar
ungu”.
Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:
Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi  panjang akan
menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya. Menggunakan
aljabar, kita dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan
modern dengan mengambil catatan  bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah
pangkat dua dari panjang sisinya: Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki
dengan panjang a dan b dan hipotenus dengan panjang c, maka a + b' = c.

Sejarah Singkat Teorema Pythagoras

Pythagoras (569-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani, dan melakukan


banyak perjalanan melalui Mesir, belajar, antara lain, matematika. Tidak banyak
yang diketahui dari Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi
terkenal setelah mendirikan sebuah kelompok, “the Brotherhood of
Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang dikhususkan untuk
mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol, ritual
dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa “Banyak aturan alam semesta” dan
ilmu Pythagoras memberikan nilai numerik untuk banyak obyek dan gagasan.
Nilai-nilai numerik, pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik dan
spiritual.
Legenda mengatakan bahwa setelah menyelesaiakan teorema yang terkenal itu,
Pythagoras mengorbankan 100 lembu. Meskipun ia sangat diagungkan dengan
penemuan teorema yang terkenal itu, namun tidaklah jelas diketahui apakah
Pythagoras adalah penulis yang sebenarnya. Para pengkaji dalam kelompok the
Brotherhood of Pythagoreans telah menulis banyak bukti geometris, tetapi sulit
untuk dipastikan siapa penemu Teorema Phytagoras itu sendiri, sungguh sebuah
kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan mereka. Sayangnya, sumpah
kerahasiaan tersebut bertentangan dengan ide matematika yang penting yang
harus diketahui publik. Kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah
menemukan bilangan irasional! Jika kita mengambil segitiga siku-siku sama kaki
dengan kaki ukuran 1, maka panjang sisi miring adalah √ 2. Namun jumlah ini
tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat diukur dengan penggaris
dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini sangat mengganggu Kelompok
Pythagoras, yang terlanjur percaya bahwa “Semua adalah angka”. Mereka
menyebutnya angka - angka “alogon” yang berarti “unutterable”. Akhirnya,
mereka sangat terkejut dengan angka-angka ini, sehingga mereka dihukum mati
seorang anggota yang berani menyebutkan keberadaan mereka kepada publik.
Barulah 200 tahun kemudian, yaitu oleh Eudoxus, seorang matematikawan
Yunani yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk  berurusan dengan angka-
angka unutterable tersebut.
Jumlah dari kuadrat sisi segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi miring.
Hubungan ini telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno, meskipun
mungkin belum dinyatakan secara eksplisit seperti di atas. Sekitar  pertengahan
tahun 4000 dalam kalender Babilonia (sekitar tahun1900 SM), yang sekarang
dikenal sebagai Plimpton 322, (dalam koleksi dari Columbia University, New
York), terdapat daftar kolom nomor yang menunjukkan apa yang sekarang kita
sebut Triples Pythagoras yaitu kumpulan angka yang memenuhi persamaan:
a 2+b 2=c 2
Perjalanan Selanjutnya
Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun menolak untuk mengakui
keberadaan, yaitu bilangan irasional. Dimulailah pencarian tentang  bilangan
tersebut. Dalah satunya adalah dengan cara berikut. Dimulai dengan segitiga siku-
siku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita dapat membangun segitiga siku-siku
di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah √ 2 , √ 3 , √ 4 , √ 5 ,dan
seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.

Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi sebagai berikut:


1. Pengetahuan dari Triple Pythagoras,
2. Hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut yang
berdekatan,
3. Bukti dari teorema.
Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah menyadari
fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus merupakan
segitiga siku-siku. Mereka menggunakan konsep ini untuk membangun sudut
siku-siku dan merancang segitiga siku-siku dengan membagi  panjang tali ke
dalam 12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga adalah 3, sisi kedua
adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara terdapat
susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel Leendert van der
Waerden meng-hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras diidentifikasi secara
aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great (1790 - 1750 SM), tablet
Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang terkait dengan Tripel
Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum masehi), terdapat
Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel Pythagoras yaitu
pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk segitiga siku - siku
sama kaki.
Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk membangun Tripel
Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada  penentuan sebab dari
teorema ini selama hampir lima abad setelah Pythagoras menuliskan teorema ini.
Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero mengatributkan teorema ke
Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima dan dikenal secara luas. Pada 400
SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencari Tripel Pythagoras yang baik
dipadukan dengan aljabar and geometri. Sekitar 300 SM, elemen Euclid (bukti
aksiomatis yang tertua) menyajikan teorema tersebut. Teks Cina Chou Pei Suan
Ching yang ditulis antara 500 SM sampai 200 sesudah masehi memiliki bukti
visual dari Teorema Pythagoras atau disebut dengan "Gougu
Theorem" (sebagaimana diketahui di Cina) untuk segitiga berukuran 3, 4, dan 5.
Selama D i n a s t i H a n   (202 SM - 220 M), Tripel Pythagoras muncul di
Sembilan Bab pada Seni Mathematika seiring dengan sebutan segitiga siku-siku.
Rekaman pertama menggunakan teorema berada di Cina sebagai 'theorem Gougu',
dan di India dinamakan "Bhaskara theorem".
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang  pertama
yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena tidak ada
teks yang ditulis olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama Pythagoras
telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.

Anda mungkin juga menyukai