Penulis:
Ganjar Susilo
Universitas Balikpapan
Kalkulus 1. i
DAFTAR ISI
MATEMATIKA I.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
a. Himpunan............................................................................................4
c. Aljabar...............................................................................................10
d. Geometri...........................................................................................11
A.3 Latihan................................................................................................. 13
Kalkulus 1. ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kalkulus 1. 1
y = mx + b y = f(x)
Luas daerah yang dibatasi oleh garis Luas daerah yang dibatasi suatu kurva
Kalkulus 1. 2
Pusat Lingkaran Pusat gravitasi benda padat yang lebih
umum
Kalkulus 1. 3
A.2 Pengenalan Matematika Dasar
Subbab materi ini akan ditinjau mengenai terminologi (definisi), notasi dan rumus
matematika dasar.
a. Himpunan
Suatu himpunan merupakan kumpulan objek berbeda. Objek dalam sebuah
himpunan disebut elemen atau anggota himpunan. Disini akan ditunjukkan suatu
himpunan ditulis dengan huruf kapital A,B,C, … dan untuk anggota dalam himpunan
menggunakan huruf kecil a, b, c, … untuk penulisan. Agar kumpulan objek menjadi
satu himpunan yang jelas maka perlu diberikan definisi yang jelas serta anggota
himpunan tersebut. Salah satu contoh himpunan adalah himpunan bilangan genap,
himpunan semua garis sejajar dengan garis k, dan himpunan penyelesaian dari
persamaan x2 = 9. Salah satu yang bukan himpunan adalah kumpulan orang dewasa
yang cerdas, karena kumpulan ini tidak jelas siapa yang diikutkan.
Pada tabel 2, dapat diketahui bahwa ini satu-satunya gagasan atau pengertian tentang
himpunan yang diperlukan pada pembelajaran ini.
Kalkulus 1. 4
b. Bilangan Riil ( R )
Klasifikasi
Dasara dari kalkulus adalah sistem bilangan riil ( R ) dan sifat-sifatnya. Berikut
komponen-komponen dalam bilangan riil.
Tabel 3. Kategori Bilangan Riil
Keterangan Penjelasan
Bilangan bulat positif atau bilangan Asli 1,2,3,4, …
Bilangan Bulat …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …
Bilangan rasional bilangan yang dapat dibentuk
p
dengan , dengan p, q adalah
q
bilangan bulat, dan q ≠ 0. Contoh:
5 19 15
,− , =5 , dan lain−lain
2 7 3
Bilangan Irasional bilangan riil yang bukan bilangan
rasional, contoh:
Jadi dari tabel 3 bisa dibuatkan alur suatu bilangan riil adalah sebagai berikut:
Bilangan riil ( R )
Bilangan rasional (Q )
bilangan bulat ( Z )
bilangan asli ( N )
Sistem bilangan riil dapat lagi diperluas menjadi sistem bilangan-bilangan kompleks.
Bilangan kompleks berbentuk a+ b √−1, dimana a dan b adalah bilangan riil dan
√−1=i , atau i biasa disebut sebagai imajiner. Bilangan kompleks tidak akan dibahas
dalam pembelajaran kalkulus. Bahkan, jika mengatakan bilangan tanpa penjelasan
himpunannya secara khusus maka dianggap bahwa yang dimaksud dalam himpunan
Kalkulus 1. 5
ini adalah himpunan bilangan riil. Dapat dikatakan secara umum bilangan riil adalah ciri
utama dalam kalkulus.
Representasi Desimal
Setiap bilangan riil dapat di dibuat bentuk decimal. Untuk menunjukkan bentuk
p
desimal dari bilangan rasional , caranya dengan membagi pembilang p dengan q
q
sebagai penyebutnya. Hasil dari pembagian ini akan bisa berhenti nilainya atau
berulang nilai hasil pembagiannya. berikut contohnya.
Nilai desimal yang berhenti dan tidak ada pengulangan
3 27 43
=0 , 6 =1, 35 =5,375
5 20 8
Nilai desimal yang dihentikan karena berulang hasil
2
=0,6666666 …=0 , 6 dihentikandengan mengambil 1 angka dibelakang koma
3
15
=1,363636 …=1 , 36 dihentikan dengan mengambil 2 angka dibelakang koma
11
Perluasan desimal dari bilangan irasional tidak dapat diakhiri atau diulangi. Perluasan
ini sebagai berikut
√ 2=1,4142135 … dan π=3,141592653 …
perlu diperhatikan bahwa nilai desimal dari perluasan bilangan irasional tidak dapat
diakhiri atau diulangi. Perluasan ini tidak berhenti dan tidak mengembangkan pola
berulang apapun. Jika akan menghentikan nilai desimal dari bilangan rasional ditempat
tertentu, maka hasilnya adalah bilangan rasional yang mendekati bilangan yang
1414
diberikan. Misalnya 1,414=
1000
merupakan pendekatan bilangan rasional untuk √2
314
sedangkan untuk desimal 3 , 14= merupakan pendekatan bilangan rasional untuk
100
π . Perkiraan yang lebih akurat dapat diperoleh dengan menggunakan lebih banyak
tempat desimal dari perluasan tersebut.
Kalkulus 1. 6
0 1
O U
Jarak antara titik O dan U menentukan skala (panjang satuannya). Pada gambar 2
dapat diketahui sebelah kanan dari titik O berkoordinat titik positif sedangkan disebelah
kiri titik O berkoordinat titik negatif.
Sifat-sifat Pertidaksamaan
1. Sifat Trikotomi, Jika a dan b adalah bilangan maka berlaku: a < b, b > a, atau a
= b.
2. Jika a < b dan b < c, maka a < c (sifat transitif)
3. Jika a < b, maka a + c < b + c untuk semua bilangan riil c (sifat penambahan)
4. Jika a < b dan c > 0, maka ac < bc
5. Jika a < b dan c < 0, maka ac > bc
Kerapatan
Di antara dua bilangan riil apa pun, ada banyak bilangan rasional yang tak
terhingga dan banyak bilangan irasional tak terhingga. Secara khusu, tidak ada
bilangan riil postif terkecil.
Nilai Mutlak
Kalkulus 1. 7
(6) |a|2 = |a2| = a2
Interval
Misalnya a < b. Interval terbuka (a,b) adalah himpunan semua bilangan antara a dan b:
( a , b )={x :a< x <b }
a b
Interval tertutup [a,b] adalah interval terbuka (a,b) bersama dengan titik akhir a dan b:
[ a , b ]= { x :a ≤ x ≤ b }
a b
Notasi interval mudah untuk diingat, jika menggunakan tanda kurung siku untuk
memasukkan titik akhir dan tanda kurung untuk mengecualikannya. Pada garis
bilangan, penyertaan ditunjukkan dengan titik padat, pengecualian dengan titik terbuka.
simbol ∞ dan −∞ , dibaca “tak hingga” dan “negatif tak hingga”,bilangan ini tidak
mewakili bilangan riil. Dalam interval yang disebutkan di atas, simbol ∞ digunakan
untuk menunjukkan yang disebutkan di atas, simbol ∞ digunakan untuk menunjukkan
bahwa interval memanjang tanpa batas ke arah positif. Untuk simbol −∞ digunakan
untuk menunjukkan bahwa interval meluas tanpa batas ke arah negatif.
Kalkulus 1. 8
Keterbatasan
S adalah bilangan riil yang menyatakan:
i. Batas atas jika ada bilangan riil M sedemikian rupa
x ≤ M untuk setiap x ∈ S
Bilangan M disebut batas atas untuk S
ii. Batas bawah jika ada bilangan riil m sedemikian rupa
m ≤ x untuk setiap x ∈ S
Bilangan m disebut batas bawah untuk S
iii. Terbatas atau dibatasi jika ada batas bawah dan batas atas
Perlu diperhatikan bahwa jika M adalah batas atas untuk S, maka bilangan apa pun
yang lebih besar dari M juga merupakan batas atas untuk S, dan jika m adalah batas
bawah untuk S, maka bilangan yang kurang dari m juga merupakan batas bawah untuk
S.
Contoh 1:
Interval ¿ dan (−∞, 2) keduanya mempunyai batas atas 2 (dan dengan setiap angka
yang lebih besar dari 2), tetapi himpunan ini tidak dibatasi di bawah. Himpunan
bilangan bulat positif {1,2,3,…} memiliki batas bawah 1 (dan dengan setiap angka
kurang dari 1), tetapi himpunan tidak dibatasi di atas. Perlu diperhatikan juga bahwa
tidak ada bilangan M yang lebih besar dari atau sama dengan semua bilangan bulat
positif, himpunan tidak memiliki batas atas. Semua Kumpulan angka terbatas dibatasi
oleh batas bawah yang dibatasi oleh elemen terkecil dan di atas dibatasi oleh yang
terbesar). Terakhir, kumpulan semua bilangan bulat, {…, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3,…} ,
tidak terikat di kedua arah; tidak terikat di atas dan tidak terikat di bawah.
Faktorial
Misal n adalah bilangan bulat positif, dengan n faktorial di simbolkan atau
dinotasikan sebagai n!. n! (n faktorial) adalah hasil dari bilangan bulat dari n sampai 1:
n! = n(n - 1)(n – 2)…3 × 2 × 1
Khususnya
1! = 1
2! = 2 . 1 = 2
3! = 3 . 2 . 1 = 6
4! = 4 . 3 . 2 . 1 = 24, dan selanjutnya.
Kalkulus 1. 9
Dalam hal tertentu dan kesepakatan bersama bahwa 0! = 1
Kalkulus 1. 10
c. Aljabar
Pangkat dan Akar
Perhatikan ketentuan berikut:
Tabel 4. Definisi Pangkat dan Akar
Keterangan Ketentuan
a bilangan riil, p merupakan bilangan a 1=a ,
bulat posiif faktor p
a p=¿ ⏞
a × a ×… × a
0
Untuk a ≠ 0 berlaku a =1 ,
−1 1
a = p
a
Aturan eksponen ( i ) a p+ q=a p aq
( ii ) a p −q=a p a−q
p
( iii ) ( aq ) =a p × q
a bilangan riil, q ganjil 1
a q ,disebut akar q pada a , adalah
bilangan b seperti b q=a
a tidak negatif, q genap 1
a q adalah bilangan bukan negatif
b seperti bq = a
Simbol atau notasi
( )
1 1
q
a q dapat dituliskan √ a a 2 ditulis √ 2
a =( a )
Eksponen rasional 1 1 p
q q
Contoh 2:
(a) 20 = 1, 21 = 1, 22 = 2 . 2 = 4, 23 = 2 . 2 . 2 = 8, dan seterusnya
(b) 25 + 3 = 25 . 23 = 32 . 8 = 256, 23 – 5 = 2-2 = 1/22 = 1/4
(c) (22)3 = 23 x 2 = 26 = 64, dan (23)2 = 22 x 3 = 26 = 64
(d) 81/3 =√ 8 = 2, (-8)1/3 = √ −8=¿ -2, 161/2 = √ 16=4 , 161/4 = √ 16=2
3 3 4
1/3 −5 −5 1 1
=( 8 ) =( √ 8 ) =2 =
−5/ 3 3 −5
(e) 85/3 = (81/3)5 = ( √
35
8 ) =25=32 , dan 8 =
2 32
5
Rumus Dasar
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2
Kalkulus 1. 11
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2
(a + b)3 = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
a2 – b2 = (a – b)(a + b)
a3 – b3 = (a – b)( a2 + 2ab + b2)
a4 – b4 = (a – b)( a3 + a2b + ab2 + b3)
Persamaan kuadrat
Akar dai persamaan kuadrat adalah:
ax2 + bx + c = 0 dengan a ≠ 0
diberikan rumus umum mencari akar dari persamaan kuadrat adalah
−b ± √ b2−4 ac
x 1.2=
2a
Jika b2 – 4ac > 0, persamaan kuadrat memiliki 2 akar riil (nyata) yang berbeda
Jika b2 – 4ac = 0, persamaan kuadrat mempunyai 1 akar rill (nyata)
Jika b2 – 4ac < 0, persamaan kuadrat tidak memiliki akar riil, tetapi mempunyai
dua akar bilangan imajiner atau bilangan kompleks
b2 – 4ac biasa disebut sebagai nilai diskriminan (D).
d. Geometri
Bentuk dasar Gambar Geometri
Perhatikan tabel berikut
Tabel 5. Geometri Bidang Datar
t s s
1 s
Luas= at
2
Kalkulus 1. 12
1
Luas= √3 s2
4
Persegi Panjang Balok
t
p l
Luas = p × l p
Keliling = 2p + 2l Volume = p × l × t
Diagonal= √ p +l
2 2
Luas permukaan balok = 2pl + 2pt + 2lt
Persegi Kubus
s r
Luas = s2 r
Keliling = 4s Volume = r3
Luas = πr2 4 3
Volume= π r
3
Keliling = 2πr
2
Luas permukaan=4 π r
Juring lingkaran: dengan jari-jari r, sudut tengah θ diukur dalam satuan radian
Kalkulus 1. 13
1 2
Luas Juring ( daerah yang diarsir )= r θ
Panjang busur = rθ 2
Silinder atau Tabung Kerucut
Volume=π r h
2
1 3
Volume= π r h
3
Luas Selimut tabung =2 πrh
2 Sisi miring ( s )=√ r 2 +h2
Luas permukaan tabung=2 π r +2 πrh
Luas selimut=πr √ r 2+ h2
Luas permukaan kerucut=π r 2 + πr √ r 2 +h 2
A.3 Latihan
Apakah bilangan berikut bilangan rasional atau bilangan irasional
17 6. π−2
1.
7 7. √
3
8
2. -6
8. 0,125
3. 2,13131313… = 2,13
9. −√ 9
4. √ 2−3
10.( √ 2− √ 3 ) ( √ 2+ √ 3 )
5. 0
Gantilah simbol * dengan “<”, “>” atau “=” untuk membuat pernyataan berikut benar
3
11. ∗0 , 75 14. 4∗√ 16
4
2
15.− ∗−0,285714
12.√ 2∗1,414 7
33∗1 π∗22
13. 0 , 16.
3 7
Hitunglah dengan aturan nilai mutlak
Kalkulus 1. 14
17. |6| 21. |-5| + |-8|
18. |-4| 22. |2−π|
19. |-3 – 7| 23. |5−√ 5|
20. |-5| - |8|
Kalkulus 1. 15