Anda di halaman 1dari 17

MATEMATIKA I

Penulis:
Ganjar Susilo

Universitas Balikpapan

Kalkulus 1. i
DAFTAR ISI

MATEMATIKA I.................................................................................................... i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A.1 Pengertian Kalkulus/Menghitung............................................................1

A.2 Pengenalan Matematika Dasar..............................................................4

a. Himpunan............................................................................................4

b. Bilangan Riil ( R )..................................................................................5

c. Aljabar...............................................................................................10

d. Geometri...........................................................................................11

A.3 Latihan................................................................................................. 13

Kalkulus 1. ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A.1 Pengertian Kalkulus/Menghitung


Pada zaman Romawi yang sistemnya masih mengikuti kekaisaran, kata
“Calculus” atau kalkulus merupakan batu kerikil atau batu kecil yang digunakan untuk
menghitung dan berjudi. Setelah berabad-abad kemudian “calculare” diartikan sebagai
istilah mengkalkulasikan, mencacah, atau menghitung. Oleh karena itu tujuan
pembelajaran ini adalah mengenalkan istilah kalkulus untuk menghitung sesuatu
berdasarkan kaidah-kaidah matematika yang telah digunakan atau disepakati sejak
dahulu oleh para matematikawan. Kalkulus pada dasarnya merupakan matematika
dasar yang menyangkut keilmuan tentang aljabar, geometri, dan trigonometri yang
ditingkatkan dengan proses pembatasan atau definisi dari materi yang dilakukan
selama proses belajar mengajar di kelas. Kalkulus mengambil ide dari matematika
dasar dan mengembangkan ke situasi dan kondisi yang lebih umum.
Beberapa contoh ide matematika akan ditampilkan pada pembahasan kali ini.
Pada Tabel 1 akan ditampilkan kolom pertama yaitu ide matematika dasar, sedangkan
pada kolom dua adalah ide atau gagayang pada kalkulus. Hal yang sangat cocok
untuk mengatakan sejarah berkaitan dengan kalkulus. Asal-usulnya dapat ditelusuri
kembali pada zaman Yunani kuno. Zaman dahulu para orang Yunani kuno
mengajukan banyak pertanyaan atau biasa disebutnya dengan istilah paradoks yang
berkaitan dengan garis singgung, gerak, luas atau menanyakan istilah sangat kecil,
sangat besar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut segera akan diperjelas dan dijawab
didalam kalkulus yang sedang dipelajari. Beberapa pertanyaan banyak dijawab oleh
orang Yunani pada zaman dahulu, tetapi perbandingan jawaban yang dikeluarkan
oleh ahli matematikawan Yunani lebih banyak lagi mereka memberikan pertanyaan.
Pada Tabel 1 berikut akan ditampilkan Matematika Dasar dan ide dalam Kalkulus.

Tabel 1. Ide Matematika Dasar dan Kalkulus


Matematika Dasar Kalkulus

Kemiringan suatu garis dari persamaan kemiringan kurva

Kalkulus 1. 1
y = mx + b y = f(x)

Garis singgung lingkaran Garis singgung ke kurva yang lebih umum

Luas daerah yang dibatasi oleh garis Luas daerah yang dibatasi suatu kurva

panjang suatu garis panjang suatu kurva

Volume benda padat balok Volume benda lengkung

Gerakan sepanjang garis lurus dengan Gerakan sepanjang jalur melengkung


kecepatan konstan dengan kecepatan yang bervariasi

Pekerjaan dilakukan dengan gaya Kerja dilakukan dengan gaya bervariasi


konstan

Kalkulus 1. 2
Pusat Lingkaran Pusat gravitasi benda padat yang lebih
umum

Selama berabad-abad, beberapa mempunyai solusi pintar untuk masalah tipe


kalkulus telah dirancang, tetapi tidak ada teknik umum yang dikemukakan. Kemajuan
ini terhalang oleh kurangnya notasi yang nyaman. Aljabar, yang didirikan pada abad
kesembilan oleh para sarjana Arab, tidak sepenuhnya tersistematisasikan sampai abad
ke-16. Kemudian, pada abad ke-17, Decartes menetapkan geometri analitik sebagai
proses dalam perhitungan di kalkulus.
Penemuan sebenarnya dari kalkulus ditujukan kepada Newton (1642-1727), dia
adalah orang Inggris, dan Leibniz (1646-1716) seorang Jerman. Penemuan Newton
adalah salah satu dari sedikit belokan baik yang ditimbulkan oleh wabah terhadap
manusia. Wabah memaksa penutupan Universitas Cambridge pada tahun 1665, dan
Newton muda dari Universitas Triniti, kembali ke rumahnya di Lincolnshire selama 18
bulan untuk bermeditasi, ia mengembangkan metode fluks, teori gravitasi, dan teori
cahaya. Metode fluks adalah yang menjadi perhatian disini. Sebuah risalah dengan
judul ini ditulis oleh Newton pada tahun 1672, tetapi tetap tidak diterbitkan hingga
1736, Sembilan tahun setelah kematiannya. Metode baru yaitu kalkulus pertama kali
diumumkan pada tahun 1687, tetapi dalam istilah umum yang tidak jelas tanpa
simbolisme, rumus, atau aplikasi. Newton sendiri tampaknya tidak suka
mempublikasikan sesuatu yang nyata tentang metode barunya, dan tidak
memperdulikan perkembangannya di benua Eropa, meskipun terlambat dimulai,
Newton berhasil menyusul dan melampaui dirinya.
Leibniz memulai karyanya pada 1673, delapan tahun setelah Newton. Pada 1675
ia memulai notasi modern dasar yaitu dx (diferensial). Terbitan pertamanya diterbitkan
pada tahun 1684 dan 1686. Terbitan ini tidak terlalu menimbulkan suatu yang baru di
Jerman, tetapi dua bersaudara Bernoulli dari Basel (Swiss) menerima gagasan itu dan
menambahkannya dengan banyak. Sejak 1690 dan seterusnya, kalkulus berkembang
pesat dan kira-kira mencapai keadaannya sekarang dalam waktu sekitar seratus
tahun. Kehalusan teoretis tertentu tidak sepenuhnya terselesaikan sampai abad kedua
puluh.

Kalkulus 1. 3
A.2 Pengenalan Matematika Dasar
Subbab materi ini akan ditinjau mengenai terminologi (definisi), notasi dan rumus
matematika dasar.

a. Himpunan
Suatu himpunan merupakan kumpulan objek berbeda. Objek dalam sebuah
himpunan disebut elemen atau anggota himpunan. Disini akan ditunjukkan suatu
himpunan ditulis dengan huruf kapital A,B,C, … dan untuk anggota dalam himpunan
menggunakan huruf kecil a, b, c, … untuk penulisan. Agar kumpulan objek menjadi
satu himpunan yang jelas maka perlu diberikan definisi yang jelas serta anggota
himpunan tersebut. Salah satu contoh himpunan adalah himpunan bilangan genap,
himpunan semua garis sejajar dengan garis k, dan himpunan penyelesaian dari
persamaan x2 = 9. Salah satu yang bukan himpunan adalah kumpulan orang dewasa
yang cerdas, karena kumpulan ini tidak jelas siapa yang diikutkan.

Pengertian dan Notasi


Tabel 2. Pengertian dan Penulisan Notasi Himpunan

Keterangan Notasi atau Simbol


 Objek x ada di himpunan A x∈ A
 Objek x tidak ada di himpunan A x∉ A
 Himpunan semua x yang memenuhi sifat P dari {x : P}, {x : x2 = 9}, {-3,3}
persamaan x2 = 9
 A adalah himpunan bagian B, himpunan A ada A⊆B
di himpunan B
 Himpunan B ada di himpunan A A⊇B
 Gabungan himpunan A dan B, A∪B
( A ∪ B= { x : x ∈ A atau x ∈ B } )
 Irisan himpunan A dan B, A∩B
( A ∩ B= { x : x ∈ A dan x ∈ B })
 Himpunan kosong ∅

Pada tabel 2, dapat diketahui bahwa ini satu-satunya gagasan atau pengertian tentang
himpunan yang diperlukan pada pembelajaran ini.

Kalkulus 1. 4
b. Bilangan Riil ( R )

Klasifikasi
Dasara dari kalkulus adalah sistem bilangan riil ( R ) dan sifat-sifatnya. Berikut
komponen-komponen dalam bilangan riil.
Tabel 3. Kategori Bilangan Riil
Keterangan Penjelasan
 Bilangan bulat positif atau bilangan Asli 1,2,3,4, …
 Bilangan Bulat …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …
 Bilangan rasional bilangan yang dapat dibentuk
p
dengan , dengan p, q adalah
q
bilangan bulat, dan q ≠ 0. Contoh:
5 19 15
,− , =5 , dan lain−lain
2 7 3
 Bilangan Irasional bilangan riil yang bukan bilangan
rasional, contoh:

√ 2 , π , √3 23 , dan banyak bilangan


lainnya

Jadi dari tabel 3 bisa dibuatkan alur suatu bilangan riil adalah sebagai berikut:

Bilangan riil ( R )
Bilangan rasional (Q )

bilangan bulat ( Z )
bilangan asli ( N )

Gambar 1. Kumpulan Bilangan Riil

Sistem bilangan riil dapat lagi diperluas menjadi sistem bilangan-bilangan kompleks.
Bilangan kompleks berbentuk a+ b √−1, dimana a dan b adalah bilangan riil dan

√−1=i , atau i biasa disebut sebagai imajiner. Bilangan kompleks tidak akan dibahas
dalam pembelajaran kalkulus. Bahkan, jika mengatakan bilangan tanpa penjelasan
himpunannya secara khusus maka dianggap bahwa yang dimaksud dalam himpunan

Kalkulus 1. 5
ini adalah himpunan bilangan riil. Dapat dikatakan secara umum bilangan riil adalah ciri
utama dalam kalkulus.
Representasi Desimal
Setiap bilangan riil dapat di dibuat bentuk decimal. Untuk menunjukkan bentuk
p
desimal dari bilangan rasional , caranya dengan membagi pembilang p dengan q
q
sebagai penyebutnya. Hasil dari pembagian ini akan bisa berhenti nilainya atau
berulang nilai hasil pembagiannya. berikut contohnya.
 Nilai desimal yang berhenti dan tidak ada pengulangan
3 27 43
=0 , 6 =1, 35 =5,375
5 20 8
 Nilai desimal yang dihentikan karena berulang hasil
2
=0,6666666 …=0 , 6 dihentikandengan mengambil 1 angka dibelakang koma
3
15
=1,363636 …=1 , 36 dihentikan dengan mengambil 2 angka dibelakang koma
11
Perluasan desimal dari bilangan irasional tidak dapat diakhiri atau diulangi. Perluasan
ini sebagai berikut
√ 2=1,4142135 … dan π=3,141592653 …
perlu diperhatikan bahwa nilai desimal dari perluasan bilangan irasional tidak dapat
diakhiri atau diulangi. Perluasan ini tidak berhenti dan tidak mengembangkan pola
berulang apapun. Jika akan menghentikan nilai desimal dari bilangan rasional ditempat
tertentu, maka hasilnya adalah bilangan rasional yang mendekati bilangan yang
1414
diberikan. Misalnya 1,414=
1000
merupakan pendekatan bilangan rasional untuk √2
314
sedangkan untuk desimal 3 , 14= merupakan pendekatan bilangan rasional untuk
100
π . Perkiraan yang lebih akurat dapat diperoleh dengan menggunakan lebih banyak
tempat desimal dari perluasan tersebut.

Garis Bilangan (Koordinat Garis, Garis Riil)


Pada garis horizontal dipilih titik O. Titik O adalah titik asal yang menetapkan
koordinat nol (0). Pilih titik U sebelah kana O dan berikat koordinat titik U yaitu 1.
Perhatikan gambar 2 berikut.

Kalkulus 1. 6
0 1

O U

Gambar 2. Koordinat Titik O dan U pada Garis Bilangan Riil

Jarak antara titik O dan U menentukan skala (panjang satuannya). Pada gambar 2
dapat diketahui sebelah kanan dari titik O berkoordinat titik positif sedangkan disebelah
kiri titik O berkoordinat titik negatif.

Gambar 3. Garis Bilangan Riil

Sifat-sifat Pertidaksamaan
1. Sifat Trikotomi, Jika a dan b adalah bilangan maka berlaku: a < b, b > a, atau a
= b.
2. Jika a < b dan b < c, maka a < c (sifat transitif)
3. Jika a < b, maka a + c < b + c untuk semua bilangan riil c (sifat penambahan)
4. Jika a < b dan c > 0, maka ac < bc
5. Jika a < b dan c < 0, maka ac > bc

Kerapatan
Di antara dua bilangan riil apa pun, ada banyak bilangan rasional yang tak
terhingga dan banyak bilangan irasional tak terhingga. Secara khusu, tidak ada
bilangan riil postif terkecil.

Nilai Mutlak

{ {−a , jika a<0


|a|= a , jika a ≥ 0
Penafsiran sifat geometrilainnya |a|=maks { a ,−a } :|a|=√ a2
|a|= jarak antara a dan 0
|a−c|= jarak antara a dan c

Sifat-sifat (1) |a| = 0 jika a = 0


(2) |-a| = |a|
nilai mutlak:
(3) |ab| = |a| |b|
(4) |a + b| ≤ |a| + |b| (pertidaksamaan segitiga)
(5) | |a| - |b| | ≤ |a – b|

Kalkulus 1. 7
(6) |a|2 = |a2| = a2

Interval
Misalnya a < b. Interval terbuka (a,b) adalah himpunan semua bilangan antara a dan b:
( a , b )={x :a< x <b }
a b

Interval tertutup [a,b] adalah interval terbuka (a,b) bersama dengan titik akhir a dan b:
[ a , b ]= { x :a ≤ x ≤ b }
a b

Ada tujuh tipe interval diantaranya adalah


¿={ x :a < x ≤ b }
a b
[ a , b ) ={ x :a ≤ x <b }
a b
(a ,∞ )= { x :a< x } a
¿={ x :a ≤ x } a
(−∞ , b)= { x : x< b } b
¿={ x : x ≤b } b
(−∞ , ∞ )=semua bilanganriil

Notasi interval mudah untuk diingat, jika menggunakan tanda kurung siku untuk
memasukkan titik akhir dan tanda kurung untuk mengecualikannya. Pada garis
bilangan, penyertaan ditunjukkan dengan titik padat, pengecualian dengan titik terbuka.
simbol ∞ dan −∞ , dibaca “tak hingga” dan “negatif tak hingga”,bilangan ini tidak
mewakili bilangan riil. Dalam interval yang disebutkan di atas, simbol ∞ digunakan
untuk menunjukkan yang disebutkan di atas, simbol ∞ digunakan untuk menunjukkan
bahwa interval memanjang tanpa batas ke arah positif. Untuk simbol −∞ digunakan
untuk menunjukkan bahwa interval meluas tanpa batas ke arah negatif.

Interval Terbuka dan Tertutup


Setiap interval yang tidak mengandung titik akhir disebut terbuka, contohya
adalah (a,b), (a,∞ ), (−∞ ,b), dan (−∞ , ∞ ). Setiap interval yang berisi masing-masing
titik akhirnya disebut tertutup contohnya adalah [a,b], [a,∞ ¿, dan [−∞ ,b]. Interval (a,b]
dan [a,b) disebut setengah terbuka (setengah tertutup): (a,b] terbuka dikiri dan ditutup
di kanan; [a,b) ditutup di kiri dan terbuka dikanan. Titik-titik interval tersebut bukan titik
akhir melainkan disebut sebagai titik interior interval.

Kalkulus 1. 8
Keterbatasan
S adalah bilangan riil yang menyatakan:
i. Batas atas jika ada bilangan riil M sedemikian rupa
x ≤ M untuk setiap x ∈ S
Bilangan M disebut batas atas untuk S
ii. Batas bawah jika ada bilangan riil m sedemikian rupa
m ≤ x untuk setiap x ∈ S
Bilangan m disebut batas bawah untuk S
iii. Terbatas atau dibatasi jika ada batas bawah dan batas atas

Perlu diperhatikan bahwa jika M adalah batas atas untuk S, maka bilangan apa pun
yang lebih besar dari M juga merupakan batas atas untuk S, dan jika m adalah batas
bawah untuk S, maka bilangan yang kurang dari m juga merupakan batas bawah untuk
S.
Contoh 1:
Interval ¿ dan (−∞, 2) keduanya mempunyai batas atas 2 (dan dengan setiap angka
yang lebih besar dari 2), tetapi himpunan ini tidak dibatasi di bawah. Himpunan
bilangan bulat positif {1,2,3,…} memiliki batas bawah 1 (dan dengan setiap angka
kurang dari 1), tetapi himpunan tidak dibatasi di atas. Perlu diperhatikan juga bahwa
tidak ada bilangan M yang lebih besar dari atau sama dengan semua bilangan bulat
positif, himpunan tidak memiliki batas atas. Semua Kumpulan angka terbatas dibatasi
oleh batas bawah yang dibatasi oleh elemen terkecil dan di atas dibatasi oleh yang
terbesar). Terakhir, kumpulan semua bilangan bulat, {…, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3,…} ,
tidak terikat di kedua arah; tidak terikat di atas dan tidak terikat di bawah.

Faktorial
Misal n adalah bilangan bulat positif, dengan n faktorial di simbolkan atau
dinotasikan sebagai n!. n! (n faktorial) adalah hasil dari bilangan bulat dari n sampai 1:
n! = n(n - 1)(n – 2)…3 × 2 × 1
Khususnya
1! = 1
2! = 2 . 1 = 2
3! = 3 . 2 . 1 = 6
4! = 4 . 3 . 2 . 1 = 24, dan selanjutnya.

Kalkulus 1. 9
Dalam hal tertentu dan kesepakatan bersama bahwa 0! = 1

Kalkulus 1. 10
c. Aljabar
Pangkat dan Akar
Perhatikan ketentuan berikut:
Tabel 4. Definisi Pangkat dan Akar
Keterangan Ketentuan
a bilangan riil, p merupakan bilangan a 1=a ,
bulat posiif faktor p

a p=¿ ⏞
a × a ×… × a
0
Untuk a ≠ 0 berlaku a =1 ,
−1 1
a = p
a
Aturan eksponen ( i ) a p+ q=a p aq
( ii ) a p −q=a p a−q
p
( iii ) ( aq ) =a p × q
a bilangan riil, q ganjil 1
a q ,disebut akar q pada a , adalah
bilangan b seperti b q=a
a tidak negatif, q genap 1
a q adalah bilangan bukan negatif
b seperti bq = a
Simbol atau notasi
( )
1 1
q
a q dapat dituliskan √ a a 2 ditulis √ 2

a =( a )
Eksponen rasional 1 1 p
q q

Contoh 2:
(a) 20 = 1, 21 = 1, 22 = 2 . 2 = 4, 23 = 2 . 2 . 2 = 8, dan seterusnya
(b) 25 + 3 = 25 . 23 = 32 . 8 = 256, 23 – 5 = 2-2 = 1/22 = 1/4
(c) (22)3 = 23 x 2 = 26 = 64, dan (23)2 = 22 x 3 = 26 = 64
(d) 81/3 =√ 8 = 2, (-8)1/3 = √ −8=¿ -2, 161/2 = √ 16=4 , 161/4 = √ 16=2
3 3 4

1/3 −5 −5 1 1
=( 8 ) =( √ 8 ) =2 =
−5/ 3 3 −5
(e) 85/3 = (81/3)5 = ( √
35
8 ) =25=32 , dan 8 =
2 32
5

Rumus Dasar
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2

Kalkulus 1. 11
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2
(a + b)3 = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
a2 – b2 = (a – b)(a + b)
a3 – b3 = (a – b)( a2 + 2ab + b2)
a4 – b4 = (a – b)( a3 + a2b + ab2 + b3)

Lebih umum dapat diketahui bahwa:


n n
a −b =( a−b) ¿

Persamaan kuadrat
Akar dai persamaan kuadrat adalah:
ax2 + bx + c = 0 dengan a ≠ 0
diberikan rumus umum mencari akar dari persamaan kuadrat adalah

−b ± √ b2−4 ac
x 1.2=
2a
 Jika b2 – 4ac > 0, persamaan kuadrat memiliki 2 akar riil (nyata) yang berbeda
 Jika b2 – 4ac = 0, persamaan kuadrat mempunyai 1 akar rill (nyata)
 Jika b2 – 4ac < 0, persamaan kuadrat tidak memiliki akar riil, tetapi mempunyai
dua akar bilangan imajiner atau bilangan kompleks
 b2 – 4ac biasa disebut sebagai nilai diskriminan (D).

d. Geometri
Bentuk dasar Gambar Geometri
Perhatikan tabel berikut
Tabel 5. Geometri Bidang Datar

Segitiga Sebarang Segitiga Sama Sisi

t s s

1 s
Luas= at
2

Kalkulus 1. 12
1
Luas= √3 s2
4
Persegi Panjang Balok

t
p l
Luas = p × l p
Keliling = 2p + 2l Volume = p × l × t
Diagonal= √ p +l
2 2
Luas permukaan balok = 2pl + 2pt + 2lt
Persegi Kubus

s r
Luas = s2 r
Keliling = 4s Volume = r3

Diagonal=s √ 2 Luas permukaan kubus = 6r2


Lingkaran Bola

Luas = πr2 4 3
Volume= π r
3
Keliling = 2πr
2
Luas permukaan=4 π r
Juring lingkaran: dengan jari-jari r, sudut tengah θ diukur dalam satuan radian

Kalkulus 1. 13
1 2
Luas Juring ( daerah yang diarsir )= r θ
Panjang busur = rθ 2
Silinder atau Tabung Kerucut

Volume=π r h
2
1 3
Volume= π r h
3
Luas Selimut tabung =2 πrh
2 Sisi miring ( s )=√ r 2 +h2
Luas permukaan tabung=2 π r +2 πrh
Luas selimut=πr √ r 2+ h2
Luas permukaan kerucut=π r 2 + πr √ r 2 +h 2

A.3 Latihan
Apakah bilangan berikut bilangan rasional atau bilangan irasional
17 6. π−2
1.
7 7. √
3
8
2. -6
8. 0,125
3. 2,13131313… = 2,13
9. −√ 9
4. √ 2−3
10.( √ 2− √ 3 ) ( √ 2+ √ 3 )
5. 0
Gantilah simbol * dengan “<”, “>” atau “=” untuk membuat pernyataan berikut benar
3
11. ∗0 , 75 14. 4∗√ 16
4
2
15.− ∗−0,285714
12.√ 2∗1,414 7
33∗1 π∗22
13. 0 , 16.
3 7
Hitunglah dengan aturan nilai mutlak

Kalkulus 1. 14
17. |6| 21. |-5| + |-8|
18. |-4| 22. |2−π|
19. |-3 – 7| 23. |5−√ 5|
20. |-5| - |8|

Kalkulus 1. 15

Anda mungkin juga menyukai