Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT.yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "TEOREMA
BINOMIAL” dan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “TEORI PELUANG” yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan tugas untuk
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam perkuliahan Sehari hari pasti kita tidak asing dengan kata Teorema. Secara

umum Teorema ialah pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya.Biasanya teorema menjadi
sarana umtuk menjawab permasalahan. Lebih jelasnya teorema adalah sebuah pernyataan, sering
dinyatakan dalam bahasa alami, yang dapat dibuktikan atas dasar asumsi yang dinyatakan secara
eksplisit ataupun yang sebelumnya disetujui. Dalam logika, sebuah teorema adalah pernyataan
dalam bahasa formal yang saat diturunkan dengan mengaplikasikan aturan inferensi dan aksioma
dari sebuah sistem deduktif.
Pembelajaran di bidang mata kuliah teori bilangan pun tidak luput dengan yang namanya
teorema dalam beberapa pembelajaran di dalamnya. Dimana matematika diskrit atau diskret
adalah cabang matematika yang membahas segala sesuatu yang bersifat diskrit. Diskrit disini
artinya tidak saling berhubungan (lawan dari kontinyu). Objek yang dibahas dalam matematika
diskrit seperti bilangan bulat,graf, atau kalimat logika dan tidak berubah secara kontinyu, namun
memiliki nilai yang tertentu dan terpisah. Salah satu yang akan dipelajari di matematika diskrit
adalah Teorema Binomial dimana ini juga dipelajari di Teori Bilangan ataupun Aljabar
Elementer. Dalam aljabar elementer, Teorema Binomial adalah teorema yang menjelaskan
mengenai pengembangan eksponen dari penjumlahan antara dua variable (binomial).Dimana

dalam Teorema Binomial pun masih terdapat pembahasan pembahasan lainnya seperti identitas

pascal dan lain lainnya.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana dengan Sejarah dari Teorema Binomial ?
b) Apa yang dimaksud dengan Koefesien Binomial ?
c) Apa yang dimaksud dengan Teorema Binomial ?
d) Apa yang dimaksud dengan identitas pascal ?
e) Apa yang dimaksud dengan Teorema Multinomial ?
f) Bagaimana dengan penggunaan Teorema Binomial ?
g) Bagaimana dengan penggunaan Identitas pascal ?
h) Bagaimana dengan penggunaan Teorema Multinomial ?
i) Apa yang dimaksud dengan Teorema Binomial untuk Sembarang Pangkat Real ?

C.   Tujuan Penulisan
a) Mengetahui Sejarah dari Teorema Binomial
b) Mengetahui yang dimaksud dengan Koefesien Binomial
c) Mengetahui yang dimaksud dengan Teorema Binomial
d) Mengetahui yang dimaksud dengan identitas pascal
e) Mengetahui yang dimaksud dengan Teorema Multinomial
f) Mengetahui penggunaan Teorema Binomial
g) Mengetahui penggunaan Identitas pascal
h) Mengetahui penggunaan Teorema Multinomial
i) Mengetahui yang dimaksud dengan Teorema Binomial untuk Sembarang
Pangkat Real
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Teorema Binomial

Rumus dan susunan segitiga dari koefisien binomial ini sering dikaitkan dengan Blaise
Pascal, yang menguraikannya pada abad ke-17.Tetapi, sebenarnya rumus dan susunan tersebut
telah dikenal oleh banyak matematikawan jauh sebelum Pascal.Contohnya, Sir Isaac Newton
dihargai atas jasanya yang menjelaskan mengenai teorema binomial umum, yang berlaku untuk
setiap eksponen.Matematikawan Yunani abad ke-4 SM Euklides menyebutkan kasus khusus
teorema binomial untuk eksponen, seperti yang dilakukan oleh matematikawan India abad ke-3
SM Pingala untuk tingkat yang lebih tinggi. Sebuah teorema binomial yang lebih umum dan
kemudian disebut "segitiga Pascal" telah dikenal di abad ke-10 M oleh matematikawan India
Halayudha dan matematikawan PersiaAl-Karaji, di abad ke-11 oleh penyair dan matematikawan
Persia Umar Khayyām, dan di abad ke-13 oleh matematikawan CinaYang Hui, yang semuanya
memperoleh hasil yang sama. Al-Karaji juga memberikan sebuah pembuktian matematika dari
teorema binomial dan segitiga Pascal, dengan menggunakan induksi matematika.

B.     Koefesien Binomial


Koefesien binomial merupakan bilangan-bilangan yang muncul dari hasil penjabaran
penjumlahan dua peubah yang dipangkatkan, misalnya (x + y)n. Sepintas terlihat bahwa ekspresi
(x + y)n tidak ada hubungannya dengan kombinasi, tetapi kenyataannya kita bisa mendapatkan
rumus untuk penjabaran (x + y)n dengan menggunakan rumus banyaknya kombinasi-k dari n
unsur. Teori untuk menurunkan rumus yang diperoleh dari penjabaran (x + y)n dengan
menggunakan kombinasi dikenal dengan Teorema Binomial. Sebelum membahas teorema ini,
perhatikan ilustrasi berikut ini. Dalam aljabar kita tahu bahwa :
(x + y)2 = x2 + 2xy + y2
Penjabaran dari (x + y)2 merupakan perkalian 2 faktor (x + y), yaitu :
(x + y)2 = (x + y) ( x + y) =x2 + 2xy + y2

C. Teorema Binomial

Kita tentu telah akrab dengan formula (𝑎+𝑏)2=𝑎2+2𝑎𝑏+𝑏2atau (𝑎+𝑏)3=𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.


Ruas kiri dari persamaan-persamaan itu merupakan ekspresi binomial berpangkat (power of
binomial expression), sedang ruas kanan persamaan-persamaan tersebut dinamakan ekspansi dari
ekspresi binomial di ruas kiri. Pada sub bab ini akan dibahas sebuah teorema penting dalam
kombinatorika yang dikenal dengan nama Teorema Binomial. Teorema ini memberikan
koefisien-koefisien dari ekspansi ekspresi binomial berpangkat. Kita akan membuktikan teorema
ini menggunakan argumen kombinatorial. Ilustrasi berikut akan memberikan gambaran
bagaimana penalaran kombinatorial digunakan untuk membukti-kan teorema tersebut.

ILUTRASI: Kita tahu bahwa (𝑎+𝑏)3= (𝑎+𝑏)(𝑎+𝑏)(𝑎+𝑏). Ketika melakukan ekspansi, kita
menjumlahkan semua hasil kali sebuah suku pada faktor pertama, sebuah suku pada faktor ke
dua, dan sebuah suku pada faktor ke tiga. Dihasilkan suku-suku dengan bentuk 𝑎3, 𝑎2b, 𝑎𝑏2, dan
𝑏3. Untuk menemukan suku dengan bentuk 𝑎3, pada tiap-tiap faktor harus dipilih sebuah 𝑎. Ini
dapat dilakukan dengan 1 cara. Dengan demikian, koefisien dari 𝑎3 adalah 1. Untuk menemukan
suku 𝑎2b, dari dua faktor harus dipilih masing-masing sebuah 𝑎, dan memilih 𝑏 dari faktor yang
lain. Ini berarti kita memilih 2 dari 3 buah 𝑎 yang tersedia, yang diketahui dapat kita lakukan

dengan =3 cara. Sama halnya dengan suku 𝑎𝑏2 yang dapat ditemukan dengan =3 cara.

Terakhir, suku 𝑏3 dapat ditemukan dengan 1 cara, yaitu memilih 𝑏 dari setiap faktor.
Konsekuensinya, ditemukan (𝑎+𝑏)3=𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.
 TEOREMA BINOMIAL: Misalkan n merupakan bilangan-bilangan real, dan
sebuah bilangan bulat non negatif, maka
Bilangan pada persamaan ini disebut koefisien binomial.

Bukti: Terdapat 𝑛 faktor yang berbentuk (𝑎 + 𝑏). Faktor-faktor ini akan diekspansi
sehingga ditemukan suku-suku berbentuk 𝑎n−k𝑏k , dengan 𝑘 = 0, 1, 2, ⋯ , 𝑛. Banyak
caramenemukan suku berbentuk 𝑎𝑛−𝑘𝑏k sama dengan banyak cara memilih 𝑛 − 𝑘 buah 𝑎 dari 𝑛

faktor yang ada. Ini dapat dilakukan dengan cara. Dengan demikian, koefisien dari

𝑎𝑛−𝑘𝑏kadalah .

D. Identitas Pascal

IDENTITAS PASCAL: Untuk 𝑛 dan 𝑘bilangan bulat positif, dengan 𝑘≤, berlaku

Bukti: Misal Aadalah himpunan dengan 𝑛+1 elemen. Asumsikan 𝑎 sebuah elemen dalam A dan

misal B = A – {𝑎}. Jelas bahwa, terdapat himpunan bagian dari Adengan 𝑘 elemen. Tentu

saja, terdapat dua cara membentuk himpunan bagian dari A dengan 𝑘 elemen: (1) memuat 𝑎
bersama 𝑘−1 elemen dari B; atau (2) hanya memuat 𝑘 elemen dari B (tidak memuat 𝑎). Jelas

bahwa, karena terdapat himpunan bagian dari B dengan 𝑘−1 elemen, maka terdapat

himpunan bagian dari Adengan 𝑘 elemen yang memuat 𝑎. Juga karena terdapat himpunan

bagian dari B dengan 𝑘 elemen, padahal B = A – {𝑎}, maka terdapat himpunan bagian dari A

dengan 𝑘 elemen yang tidak memuat 𝑎. Konsekuensinya,

Catatan: Selain dengan bukti kombinatorial, seperti yang sudah dipaparkan, Identitas Pascal

dapat juga dibuktikan dengan manipulasi aljabar formula .


Identitas Pascal adalah dasar untuk sebuah susunan geometris koefisien-koefisien binomial
dalam sebuah segitiga, seperti ditunjukkan gambar berikut. Baris ke 𝑛 dalam segitiga memuat

koefisien-koefisien binomial , dengan 𝑘 = 0,1,2, ⋯ , 𝑛. Segitiga ini dikenal dengan nama

Segitiga Pascal.

Identitas pada proposisi berikut dapat diperoleh dari Teorema Binomial, tetapi kita akan
membuktikannya menggunakan argumen kombinatorial. Suatu identitas yang dihasilkan dari
proses counting (kombinatorial) dinamakan identitas kombinatorial.


PROPOSISI: Jika n sebuah bilangan bulat non negatif, maka

Bukti: Sebuah himpunan dengan 𝑛 elemen mempunyai 2n himpunan bagian berbeda. Setiap
himpunan bagian mungkin mempunyai 0 elemen, 1 elemen, 2 elemen, . . . , atau 𝑛 elemen.

Terdapat himpunan bagian dengan 0 elemen (sama dengan banyak cara memilih 0 elemen

dari 𝑛 elemen) , himpunan bagian dengan 1 elemen, himpunan bagian dengan 2 elemen,
himpunan bagian dengan 3 elemen, . . . , dan himpunan bagian dengan 𝑛 elemen.

Konsekuensinya,


PROPOSISI: Jika 𝑛 sebuah bilangan bulat positif, maka

Bukti: Berdasarkan Teorema Binomial, diperoleh

E. Teorema Multinomial

TEOREMA MULTINOMIAL: Jika 𝒙𝒊 (𝒊 = 𝟏, 𝟐, 𝟑,⋯, 𝒓) adalah bilangan-
bilangan real, dan 𝒏sebuah bilangan bulat nonnegatif, maka

Dengan 𝑛1+𝑛2+𝑛3+⋯+𝑛r =𝑛dan 𝑛I =0,1,2,⋯,𝑛, untuk setiap 𝑖.

Bilangan disebut koefisien multinomial.

Bukti: Terlihat bahwa ruas kiri dari persamaan terdiri dari 𝑛 faktor berbentuk 𝑥1 +𝑥2 +𝑥3 +⋯+𝑥r.
Pada saat melakukan ekspansi, tepat satu suku dari setiap faktor diambil untuk dikalikan. Setiap

dilakukan, perkalian ini menghasilkan sebuah suku berbentuk dengan

𝑛1+𝑛2+𝑛3+⋯+𝑛r=𝑛. Koefisien dari hasil kali ini adalah banyak cara hasil ini terjadi saat memilih
tepat satu suku dari setiap faktor (ekspresi di ruas kiri). Hal ini dapat terjadi ketika kita memilih
suku 𝑥1 dari 𝑛1 faktor (dari 𝑛 faktor), memilih 𝑥2 dari 𝑛2 faktor (dari 𝑛−𝑛1 faktor), dan seterusnya,
memilih 𝑥r dari 𝑛r faktor (dari 𝑛−𝑛1 −𝑛2 −⋯−𝑛r – 1=𝑛r faktor). Menurut Proposisi1.2.20 dan

1.2.16, ini dapat dilakukan dengan cara.


F. Penggunaan Teorema Binomial
Penggunaan Teorema Binomial diilustrasikan pada contoh-contoh berikut.

CONTOH: Temukan ekspansi (𝑎+𝑏)5
Solusi: Menurut Teorema Binomial


CONTOH: Carilah koefisien 𝑎4b6 dalam ekspansi (𝑎+𝑏)10
Solusi: Menurut Teorema Binomial, koefisien yang dimaksud adalah


CONTOH: Carilah koefisien 𝑥13 dalam ekspansi (1+𝑥)n
Solusi: Menurut Teorema Binomial,

(Catatan: Formula ini juga sering disebut Teorema Binomial)

Koefisien 𝑥13 diperoleh jika 𝑘=13, yaitu .

G. Penggunaan Identitas Pascal


Berikut diberikan beberapa contoh identitas kombinatorial yang dapat kita buktikan dengan
argumen kombinatorial atau menggunakan identitas-identitas kombinatorial sebelumnya.

CONTOH: Gunakan argumen kombinatorial untuk membuktikan
Bukti: Misal 𝑋 sebuah himpunan dengan 2𝑛 elemen yang dipartisi menjadi dua himpunan saling
lepas, 𝐴 dan 𝐵, masing-masing dengan 𝑛 elemen. Banyak himpunan bagian dengan 2 elemen

dari 𝑋adalah . Sembarang himpunan bagian dari 𝑋 mempunyai 2 elemen jika dan hanya jika

termuat dalam satu dari tiga kelas berikut: (1) kelas semua himpunan bagian dengan 2 elemen
dari 𝐴; (2) kelas semua himpunan bagian dengan 2 elemen dari 𝐵; atau (3) kelas semua
himpunan bagian dengan 2 elemen dari 𝑋 sedemikian hingga setiap himpunan bagian memuat

tepat satu elemen dari 𝐴 dan satu elemen dari 𝐵. Kelas (1) dan (2) masing-masing memuat

himpunan bagian. Sebuah elemen dari 𝐴 dapat dipilih dengan 𝑛cara, dan sebuah elemen dari 𝐵

juga dapat dipilih dengan 𝑛 cara, sehingga kelas (3) memuat 𝑛∙𝑛=𝑛2 himpunan bagian. Dengan

demikian, banyak himpunan bagian dari 𝑋 adalah


CONTOH: Gunakan Identitas Pascal untuk menunjukkan bahwa

Bukti: Menurut Identitas Pascal,

sehingga diperoleh

CONTOH: Buktikan bahwa

Solusi: Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan induksi matematik, tetapi di sini kita akan
menggunakan identitas kombinatorial yang sudah kita buktikan pada Contoh sebelumnya,

H. Penggunaan Teorema Multinomial


Penggunaan Teorema Multinomial diilustrasikan pada contoh berikut.

I. Teorema Binomial untuk Sembarang Pangkat Real.

Kita perlu mendefinisikan agar berlaku untuk sembarang bilangan real 𝑛 dan bilangan bulat

nonnegatif 𝑘.
 DEFINISI: Untuk bilangan real 𝑛 dan bilangan bulat nonnegatif 𝑘, didefinisikan

Berdasarkan definisi ini, kita dapat


 TEOREMA BINOMIAL DIPERLUAS (EXTENDED BINOMIAL THEOREM): Untuk

sembarang bilangan real 𝑛dan 𝑥, dengan <1

Teorema ini dapat dibuktikan dengan menggunakan Teorema Taylor (Deret Taylor) dalam
Kalkulus, tetapi tidak diberikan di sini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
o TEOREMA BINOMIAL: Misal 𝑎 dan 𝑏 merupakan bilangan-bilangan real, dan
𝑛 sebuah bilangan bulat nonnegatif, maka
Bilangan pada persamaan ini disebut koefisien binomial.

o IDENTITAS PASCAL: Untuk 𝑛 dan 𝑘 bilangan bulat positif, dengan 𝑘 ≤ ,


berlaku

o TEOREMA MULTINOMIAL: Jika 𝒙𝒊 (𝒊 = 𝟏, 𝟐, 𝟑,⋯, 𝒓) adalah bilangan-


bilangan real, dan 𝒏 sebuah bilangan bulat nonnegatif, maka

Dengan 𝑛1+𝑛2+𝑛3+⋯+𝑛r = 𝑛dan 𝑛I = 0, 1, 2,⋯, 𝑛, untuk setiap 𝑖.

Bilangan disebut koefisien multinomial.

o TEOREMA BINOMIAL DIPERLUAS (EXTENDED BINOMIAL THEOREM):

Untuk sembarang bilangan real 𝑛 dan 𝑥, dengan <1

B. Saran
Teorema Binomial ini sebenarnya mudah dimengerti. Untuk itu bagi para pembaca pelajari lah
teorema ini karena sangat bermanfaat di bidang teori peluang.

Anda mungkin juga menyukai