Disusun oleh :
Kelompok 1
Putri 101230002
2023
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kalkulus Diferensial 3
B. Bilangan Real 4
C. Bilangan Desimal 8
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalkulus Diferensial
3
dengan laju perubahan turunannya: Laju perubahan momentum suatu
benda sama dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dalam
arah yang sama (La Torre et al 2007).
4
Bilangan bilangan ini berbentuk a + b√-1, dimana a dan b adalah bilangan-
bilangan rill. Bilangan-bilangan kompleks akan jarang dipakai.
Kenyataannya, jika kita mengatakan bilangan tanpa penjelasan khusus,
dapat dianggap bahwa yang dimaksudkan adalah bilangan rill. Bilangan-
bilangan rill merupakan ciri utama dalam kalkulus.
3 16 7
Contoh: , ,-
5 2 13
5
1.1.2. Hukum asosiatif:
2.2Sifat-sifat Urutan
2.2.1. Trikotomi
6
Contoh:
2.2.2. Transitif
a = b dan b = c maka a = c
2.2.3.Penambahan
a<b↔a+c<b+c
a>b↔a+c>b+c
a=b↔a+c=b+c
2 < 5 ↔ −8 < −5
2.2.4. Perkalian
a < b ↔ ab < bc
a > b ↔ ac > bc
a = b ↔ ac = bc
5 > 2 ↔ 15 > 6
7
Jika c bilangan negatif
a< b ↔ ac > bc
a > b ↔ ac < bc
a = b ↔ ac = bc
a+ b =c dengan a, b, c = ∈
Contoh:
1. 4 + 6 = 10
2. 4 + (-6 ) = -2
3. -4 + 6 = 2
4. -4 + (-6 ) = -10
contoh:
1. 6 – 4 = 2
2. 6 – ( -4 ) = 6 + 4 = 10
3. -6 – 4 = -6 + ( -4 ) = -10
8
a.b = c dengan a, b, c ∈
contoh:
1. 6.4 = 24
2. 6. (-4 ) = -24
3. (-6).(-4) = 24
a 1
= a. = c dengan a, b , c ∈
b b
Contoh:
8 1
1. =8x = 2
4 4
4 1 5
2. = 4 : = 4. = 20
1 5 1
5
1
11 2 1 3 3 1
3. : = = . = =1
23 1 2 1 2 2
3
1
1 2 1 1 1
4. :3 = = x =
2 3 2 3 6
C. Bilangan Desimal
9
Dengan menggunakan lambang – lambang tersebut sebagai digit
pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas.
Kesepuluh lambang tersebut yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}. Sistem
bilangan decimal juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks
10 karena mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah
karena pada kenyataannya manusia mempunyai 10 jari. Kata digit
itu sendiri diturunkan dari kata bahasa latin finger. Misalkan 0,22;
1,41; 0,0000001. Bilangan desimal adalah jenis bilangan berbasis
10 yang umunya dituliskan dengan tanda koma (,). Secara umum,
bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan pecahan karena ada
sebuah materi dimana kita harus mampu mengubah bilangan ini ke
dalam bentuk pecahan. Untuk melakukan pembagian bilangan
desimal, kita harus dapat merubah bilangan yang akan dihitung ke
dalam bentuk pecahan, yang sebaliknya dapat dirubahnya ke dalam
bentuk desimal.
10
1. Merubah pecahan biasa ke bentuk pecahan berpenyebut
10, 100, 1000, atau kelipatannya.
Contoh:
14 14×5 70
= = =0,70
20 20×5 100
35 35×8 280
= = = 0,280
25 125×5 1000
Contoh:
7
Ubah bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan
8
pembagian panjang
11
1000, atau kelipatannya.
Contoh:
12 12÷4 3
0,12 = = =
100 100÷4 25
8 8÷2 4
0,8 = = =
100 10÷2 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
13
kalkukus%20diferensial%202021-lalu%20sucipto.pdf
Sesi 1
14
Pertanyaan : penjelasan ulang contoh soal mengubah bilangan rasional
7
menjadi desimal dengan melakukan pembagian panjang.
8
Jawaban :
Sesi 2
35 35×8 280
Jawaban : = = = 0,280
125 125×8 1000
15
Pertanyaan : Apakah semua Bilangan Rasional adalah Bilangan Real
16
17