Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGANTAR KALKULUS DIFERENSIAL

SISTEM BILANGAN REAL DAN BILANGAN DESIMAL

Disusun oleh :

Kelompok 1

Putri 101230002

Jingga Prakasi 101230022

Wahyuni Safitry 101230026

Fatimah Kurniasih 101230040

Novitri Puspita Utami 101230046

Dosen pengampu :Dr.Dona Ningrum Mawardi,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dipanjatkan kehadirat Allah SWT dengan limpahan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dengan judul
“Pengantar Kalkulus Diferensial” dapat diselesaikan. Makalah ini dapat
diselesaikan juga karena adanya bantuan dan kerja sama yang baik dari
berbagai pihak. Penyusun dengan segala ketulusan menyampaikan terima
kasih.

Penyusun berdo’a semoga semua bantuan dan amal baik semua


pihak yang diberikan kepada penulis mendapat balasan kebaikan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.

Penyusun menyadari bahwa bahan ajar ini masih banyak terdapat


kekurangan dan perlu penyempurnaan, namun semoga dapat bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika.

Lubuklinggau, September 2023

Penyusun,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan masalah 2

C. Tujuan penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Kalkulus Diferensial 3

B. Bilangan Real 4

1. sifat-sifat pada bilangan real 4

2. Operasi pada bilangan real 6

C. Bilangan Desimal 8

1. Pengertian bilangan desimal 8

2. Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya 9

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan


dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang
abstrak dan hubungan-hubunganya. Dengan demikian konsep dasar
matematika harus di pahamkan ke dalam setiap pribadi.

Kalkulus diferensial adalah salah satu cabang kalkulus


dalam matematika yang mempelajari bagaimana nilai suatu fungsi
berubah menurut peubahan input nilainya. Turunan dari suatu
fungsi pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat fungsi yang
mendekati nilai input. Kalkulus diferensial ini mencakup beberapa
subab, adapun yang akan kami sajikan dalam makalah ini adalah
mengenai Bilangan real dan Bilangan decimal.

Semesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan


real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu
tentang bilangan real. Bagaimanakah struktur himpunan bilangan
real dan sifat-sifat apa saja yangdimiliki oleh bilangan real. Kajian
sistem bilangan real memberikan kemampuan membedakan
himpunan bilangan rasional, dan himpunan bilangan irasional.

Bilangan decimal adalah salah satu konsep pembelajaran


yang penting dalam matematika. Pada sekolah dasar, bilangan
desimal mulai dipelajari di kelas IV dengan kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh siswa yaitu menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.

1
B. Rumusan masalah

1. Apa itu kalkulus diferensial ?

2. Apa pengertian bilangan real ?

3. Apa perbedaan antara himpunan bilangan rasional dan


himpunan bilangan irasional ?

4. Bagaimanakah operasi dan sifat-sifat yang dimiliki oleh


bilangan real ?

5. Apa pengertian bilangan desimal ?

6. Bagaimana cara mengubah bilangan pecahan kebentuk


bilangan decimal dan sebaliknya ?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui penjelasan kalkulus diferensial

2. Untuk mengetahui pengertian bilangan real

3. Untuk mengetahui sifat urutan bilangan real

4. Untuk mengetahui perbedaan himpunan pada bilangan


rasional dan bilangan irasional

5. Untuk mengetahui pengertian bilangan decimal

6. Untuk mengetahui cara mengubah pecahan ke dalam


bentuk bilangan desimal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalkulus Diferensial

Pada umumnya kalkulus dibagi menjadi dua yaitu kalkulus I dan


kalkulus II. Pada makalah ini kita akan membahas Kalkulus I. kalkulus I
disebut kalkulus diferensial yang meliputi Bilangan real, limit, turunan,
dan penggunaan turunan. Kalkulus diferensial adalah studi tentang laju
perubahan fungsi dan variabel ketika mereka berubah.

Kalkulus diferensial menjelaskan metode laju perubahan fungsi


yang disebut turunan. Turunan dalam kalkulus adalah ukuran
perubahan fungsi dengan perubahan nilai input.secara umum turunan
menggambarkan perubahan fungsi karena perubahan variabel:
misalnya, turunan posisi sebuah benda dalam gerakan relatif terhadap
waktu adalah kecepatan sesaat benda tersebut. Fungsi akan
menggambarkan system yang terus berubah,seperti perubahan suhu
harian atau kecepatan planet disekitar bintang. Turunan dari fungsi ini
akann memberikan gambaran gambaran tingkat perubahan suhu dan
percepatan planet. proses mencari turunan tersebut disebut
diferensiasi.

Kalkulus diferensial dikembangkan sebagai upaya untuk


menyelsaikan masalah yang berkaitan dengan penentuan garis
singgung pada suatu kurva dan penentuan nilai maksimum dan
minimum pada fungsi.

Salahsatu sejarah sejarah penggunaan kalkulus diferensial adalah


penggunaan kalkulus dalam hukum gerak newton yang dinyatakan

3
dengan laju perubahan turunannya: Laju perubahan momentum suatu
benda sama dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dalam
arah yang sama (La Torre et al 2007).

Bahkan rumus umum hukum kedua newton yang menyatakan


bahwa gaya merupakan masa kali percepatan menggunakan rumus
diferrensial, karena percepatan dapat dinyatakan sebagai turunan
kecepatan.

B. Sistem Bilangan Real

Sistem Bilangan Real adalah himpunan suatu bilangan real yang


disertai dengana adanya operasi hitung penjumlahan maupun perkalian,
sehingga memenuhi aksioma tertentu. Himpunan bilangan real sendiri
yaitu merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan
himpunan bilangan irasional.

4
Bilangan bilangan ini berbentuk a + b√-1, dimana a dan b adalah bilangan-
bilangan rill. Bilangan-bilangan kompleks akan jarang dipakai.
Kenyataannya, jika kita mengatakan bilangan tanpa penjelasan khusus,
dapat dianggap bahwa yang dimaksudkan adalah bilangan rill. Bilangan-
bilangan rill merupakan ciri utama dalam kalkulus.

Berdasarkan definisi, himpunan real terdiri dari dua himpunan besar


yaitu:

1. bilangan rasional. Sesuai dengan definisi bilangan rasional


tersebut, bilangan bulat dan bilangan pecah bersama-sama
membentuk himpuna bilangan rasional. Himpunan bilangan
rasional diberi simbol dengan huruf Q. Himpunan bilangan
rasional tidak mungkin lagi dituliskan dalam bentuk tabulasi.

3 16 7
Contoh: , ,-
5 2 13

2. Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat


dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b namun dapat ditulis
dalam bentuk decimal ( bilangan irasional bilangan akar).

Contoh: √2, log 3 , л

1. sifat-sifat pada bilangan real

1.1 Sifat-sifat Medan

Misalkan x, y dan z merupakan anggota himpunan bilangan


riil R, dan operasi x+y merupakan penjumlahan, serta xy
merupakan perkalian. Maka:

1.1.1 Hukum komutatif:

x+y = y+x, dan xy = yx

5
1.1.2. Hukum asosiatif:

x+(y+z) = (x+y)+z dan x(yz) = (xy)z

1.1.3. Hukum distributif:

1.1.4. Eksistensi unsur identitas.

Terdapat dua bilangan riil berbeda, yang


dilambangkan

sebagai 0 dan 1, sehingga untuk setiap bilangan riil x kita

mendapatkan 0+x=x dan 1.x=x.

1.1.5. Eksistensi negatif, atau invers terhadap penjumlahan.

Untuk setiap bilangan riil x, terdapat bilangan riil y


sehingga x+y=0. Kita dapat juga melambangkan y sebagai-x.

1.1.6. Eksistensi resiprokal, atau invers terhadap perkalian.

Untuk setiap bilangan riil tidak sama dengan 0,


terdapat

bilangan riil y sehingga xy=1. Kita dapat melambangkan y


sebagai 1/x.

2.2Sifat-sifat Urutan

Bilangan real bukan nol dibedakan menjadi bilangan real


positif dan bilangan real negatif. Selanjutnya akan dibicarakan
sifat-sifat urutan sebagai berikut:

2.2.1. Trikotomi

Jika a dan b adalah bilangan real, maka pasti berlaku


salah satu a < b atau a = b atau a > b

6
Contoh:

2 dan 5, yang berlaku hanyalah 2 < 5,tidak mungkin bahwa 2


= 5 atau 2 > 5

2.2.2. Transitif

a < b dan b < c maka a < c

a > b dan b > c maka a > c

a = b dan b = c maka a = c

Contoh: 2 < 3 dan 3 < 5 maka 2 < 5

2.2.3.Penambahan

a<b↔a+c<b+c

a>b↔a+c>b+c

a=b↔a+c=b+c

Contoh: jika a = 2 dan b = 5 dan c = −10 maka

2 < 5 ↔ 2 + (−10) < 5 + (−10)

2 < 5 ↔ −8 < −5

2.2.4. Perkalian

Jika c bilangan positif:

a < b ↔ ab < bc

a > b ↔ ac > bc

a = b ↔ ac = bc

Contoh: Jika a = 5, b = 2, 𝑧 = 3 maka 5 > 2 ↔ 5.3 > 2.3

5 > 2 ↔ 15 > 6

7
Jika c bilangan negatif

a< b ↔ ac > bc

a > b ↔ ac < bc

a = b ↔ ac = bc

Contoh: Jika a = 3, b = 4, dan c = −12 maka 3 < 4 ↔ 3 (−12) >


4 (−12) 3 < 4 ↔ −32> −2

2. Operasi pada bilangan real

Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan


pembagian

2.1. Operasi penjumlahan

a+ b =c dengan a, b, c = ∈

Contoh:

1. 4 + 6 = 10

2. 4 + (-6 ) = -2

3. -4 + 6 = 2

4. -4 + (-6 ) = -10

2.2 Operasi pengurangan

a-b = c ↔ a = (-b ) = c dengan a, b, c ∈

contoh:

1. 6 – 4 = 2

2. 6 – ( -4 ) = 6 + 4 = 10

3. -6 – 4 = -6 + ( -4 ) = -10

2.3. Opersai Perkalian

8
a.b = c dengan a, b, c ∈

contoh:

1. 6.4 = 24

2. 6. (-4 ) = -24

3. (-6).(-4) = 24

2.4. Operasi pembagian

a 1
= a. = c dengan a, b , c ∈
b b

Contoh:

8 1
1. =8x = 2
4 4

4 1 5
2. = 4 : = 4. = 20
1 5 1
5

1
11 2 1 3 3 1
3. : = = . = =1
23 1 2 1 2 2
3

1
1 2 1 1 1
4. :3 = = x =
2 3 2 3 6

C. Bilangan Desimal

1. Pengertian bilangan desimal

Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan


penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh.
Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.

Sistem bilangan desimal yang disusun dari 10 angka.

9
Dengan menggunakan lambang – lambang tersebut sebagai digit
pada sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas.
Kesepuluh lambang tersebut yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}. Sistem
bilangan decimal juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks
10 karena mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah
karena pada kenyataannya manusia mempunyai 10 jari. Kata digit
itu sendiri diturunkan dari kata bahasa latin finger. Misalkan 0,22;
1,41; 0,0000001. Bilangan desimal adalah jenis bilangan berbasis
10 yang umunya dituliskan dengan tanda koma (,). Secara umum,
bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan pecahan karena ada
sebuah materi dimana kita harus mampu mengubah bilangan ini ke
dalam bentuk pecahan. Untuk melakukan pembagian bilangan
desimal, kita harus dapat merubah bilangan yang akan dihitung ke
dalam bentuk pecahan, yang sebaliknya dapat dirubahnya ke dalam
bentuk desimal.

Dalam bilangan real, bilangan tak rasional merupakan suatu


bilangan real yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
a/b. Berbeda dari bilangan rasional, bilangan irasional merupakan
bilangan dengan bentuk desimal yang tidak berhingga. Beberapa
contoh bilangan irasional yaitu bilangan √2, π, dan e. Jika dihitung
dengan bantuan alat hitung, nilai dari √2 yaitu
1,414213562373095048801688724… yang mana bilangan desimal
tersebut tidak berulang dan tak hingga banyaknya angka di
belakang desimal (koma). Namun, tidak semua bilangan dalam
bentuk akar merupakan bilangan irasional. Misalnya √4 dan √9.
Nilai dari √4 dan √9 yaitu 2 dan 3 yang merupakan bilangan bulat.

2. Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya

Pecahan dapat dirubah dalam bentuk desimal. Berikut


adalah langkahlangkah mengubah pecahan biasa ke bentuk
desimal:

10
1. Merubah pecahan biasa ke bentuk pecahan berpenyebut
10, 100, 1000, atau kelipatannya.

2. Pecahan yang diperoleh kemudian dijadikan ke bentuk


decimal

Contoh:

14 14×5 70
= = =0,70
20 20×5 100

35 35×8 280
= = = 0,280
25 125×5 1000

Selain langkah di atas terdapat cara lain yaitu dengan


membagi pembilang dengan penyebutnya

Contoh:

7
Ubah bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan
8
pembagian panjang

Berikut ini langkah-langkah mengubah bilangan desimal ke


pecahan:

1. Mengubah desimal menjadi pecahan berpenyebut 10, 100,

11
1000, atau kelipatannya.

2. Selanjutnya pecahan yang diperolehnya disederhanakan.

Contoh:

12 12÷4 3
0,12 = = =
100 100÷4 25

8 8÷2 4
0,8 = = =
100 10÷2 5

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem Bilangan Real adalah himpunan suatu bilangan real yang


disertai dengana adanya operasi hitung penjumlahan maupun perkalian,
sehingga memenuhi aksioma tertentu. Himpunan bilangan real sendiri
yaitu merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan
bilangan irasional

Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan basis 10


angka mulai 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Setelah angka 9, maka angka
berikutnya adalah 10, 11, 12, 13, 14 dan seterusnya. Bilangan desimal
disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal :
14(10). Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang menjadi
subscript pada penulisan bilangan desimal.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang

12
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ani ismayani, S. (2012). BIlangan real. Retrieved 09 20, 2023, from


WordPress.com:
https://matematikadedi.files.wordpress.com/2012/05/bilangan-real.pdf

Indonesia, u. k. (n.d.). SISTEM BILANGAN REAL. Retrieved 09 20, 2023, from


Unikom:
https://repository.unikom.ac.id/36389/1/SISTEM%20BILANGAN%20REAL.
pdf

Kewaha, F. A. (2020). Bilangan Desimal. Dipetik 09 21, 2023, dari OSF:


https://osf.io/tsurc/download

Listra. (2022). Himpunan Bilangan Real. Dipetik 09 21, 2023 , dari


repository.uki.ac.id:
http://repository.uinmataram.ac.id/888/1/Bahan%20ajar%20lengkap%20
kalkukus%20diferensial%202021-lalu%20sucipto.pdf

Sucipto, L. (2021). KALKULUS DIFERENSIAL. Dipetik 09 21, 2023, dari UIN


MATARAM:
http://repository.uinmataram.ac.id/888/1/Bahan%20ajar%20lengkap%20

13
kalkukus%20diferensial%202021-lalu%20sucipto.pdf

Varberg, E. (2021). Kalkulus Dan Geometri Analitis. Jakarta: Erlangga.

Nama-nama Saat Sesi Tanya Jawab:

Sesi 1

Penanya : Rema Repolpa 101230029 (kelompok 3)

Penjawab : Jingga prakasi 101230022 ( kelompok 1)

Pertanyaan : Apakah perbedaan kalkulus I dan kalkulus II

Jawaban : Kalkulus I merupakan kalkulus awal yang memperkenalkan


konsep dasar dalam kalkulus. Sedangkan Kalkulus II merupakan
kelanjutan dari kalkulus I untuk memahami topic yang lebih rumit.

Penanya : Lia Setiani 101230016 ( kelompok 3)

Penjawab : Novitri Puspita Utami 101230046 (kelompok 1)

14
Pertanyaan : penjelasan ulang contoh soal mengubah bilangan rasional
7
menjadi desimal dengan melakukan pembagian panjang.
8

Jawaban :

Penanya : Nurhadi 10123004 (kelompok 2)

Penjawab : Wahyuni Safitry 101230026 (kelompok 1)

Pertanyaan : Maksud memeuhi aksioma tertentu

Jawaban : Yaitu pernyataan yang diterima sebagai sesuatu


kebenaran dan sifatnya umum, serta tidak perlu adanya pembuktian.

Sesi 2

Penanya : Mardafika 101230032 ( kelompok 2 )

Penjawab : Novitri Puspita Utami 101230046 ( kelompok 1)

Pertanyaan : Contoh soal no.2 Bilangan decimal

35 35×8 280
Jawaban : = = = 0,280
125 125×8 1000

Penanya : Rapsi Anjuni Anggira 101230028 (Kelompok 2)

Penjawab : Putri 10123002 (kelompok 1)

15
Pertanyaan : Apakah semua Bilangan Rasional adalah Bilangan Real

Jawaban : Ya, semua bilangan rasional adalah bilangan real. Secara


matematis, bilangan rasional adalah setiap bilangan yang dapat
dinyatakan sebagai pecahan dua bilangan bulat, dengan penyebut tidak
sama dengan nol.

Penanya : Sakila Tunggal Dewi 101230024 (kelompok 4)

Penjawab : Fatimah Kurniasih 101230040 (kelompok 1)

Pertanyaan : Bagaimana bentuk Tabulasi itu dan kenapa bilangan


rasional tidak bisa dituliskan dalam bentuk tabulasi.

Jawaban : BentukTabulasi adalah tabel-tabel yang berisi data yang


telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Karena
bilangan rasional adalah gabungan bilangan bulat dan bilangan pecahan
sehingga tidak bisa dibuat dalam bentuk table.

16
17

Anda mungkin juga menyukai