MATEMATIKA
DISKRIT
RUKAIYAH
NIM. 220504056
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
SAMUDRA
KATA PENGANTAR
Penulis
MODUL 1
3. Diskrit :
Gambar 1.5
Grafik Histogram
D. PERBEDAAN DISKRIT DAN KONTINYU
No Diskrit No Kontinyu
1 Terhitung 1 Tidak terbatas
Jumlah Penduduk, barang, Tinggi, berat, panjang
jumlah karyawan, jumlah
pasien
2 Nilainya tidak diantara(utuh) (10, 2 Nilai berada
20, 70) diantara
(interval)
(3,00 -------4,00)
3 Digital 3 Analog
10:30 10 : 30: ---sekian detik
4 Bilangan Bulat 4 Bilangan rill
F. CONTOH DISKRIT
Dalam kehidupan sehari-hari yang diselesaikan dengan matematika diskrit
antara lain:
o Berapa banyak kemungkinan jumlah pasword yang dapat dibuat dengan 8
karakter
o Bagaimana nomor ISBN sebuah buku divalidasi
o Bagaimana menentukan lintasan terpendek dan terpanjang dari suatu
daerah
o Diberikan dua buah algoritma yang berbeda kemudian pilih algoritma
mana yang terbaik
o Bagaimana rangkaian berfikir secara logika
o Dapatkah kita melalui semua jalan disebuah kompleks perumahan hanya
sekali dan kembali lagi ketempat semula
DAFTAR PUSTAKA
Suusanna S. Epp, Discrete Mathematics with Application, 4 Tahun Edition,
Brooks/Cle, 2010
Peter Grossman, Discrete Mathematics For Computing, 2 nd Edition,
Palgrave Macmillan, 2002
C.L. Liu, Element of Discrete Mathematics, McGraw-Hill, Inc, 1985
Richard Johsonbaugh, Discrete Mathematics Prentice-Hall,
MODUL 2
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
c) Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan
yang anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A.
Notasi : = {x | x S x ∉ A}
Contoh :S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
B = {1,2,3,4,5}
Maka B' = {6,7,8,9}
d) Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan
anggota himpunan Ada n bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A
dan B adalah komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Atau anggota
yang ada di A tapi tidak ada di B
Notasi : A – B = {x | x A x B}
Contoh :
A = {0,1,2,3,4}
B = {2,3,4,5,6}
Maka A - B = {0,1} dan B - A ={5,6}
e) Beda Setangkup
Beda Setangkup (symetric difference) dari himpunan A dan B adalah
himpunan yang anggotanya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada
keduanya.
Notasi : A B = (A B) – (A B) atau : A B = (A – B) (B – A)
Contoh:
A = { Win3.1, Win3.11, Win95,Win97 }
B = { Win95,Win97,Win98,Win98SE, WinME,Win2000 }
A B = { Win3.1, Win3.11, Win98, Win98SE ,WinME, Win2000 }
G. Sifat-sifat Operasi pada Himpunan
Hukum Identitas
a) A =A
b) A S=A
c) A =A
Hukum Null
a) A =
b) A S=S
c) A A=
Hukum Komplemen
a) A =S
b) A =
Hukum Idempoten
a) A A=A
b) A A=A
Hukum Involusi
( =A
Hukum Penyerapan
a) A (A B) = S
b) A (A B) = A
Hukum Komutatif
a) A B = B A
b) A B=B A
c) A B=B A
Hukum Asosiatif
a) A (B C) = (A B) C
b) A (B C) = (A B) C
c) A (B C) = (A B) C
Hukum Distributif
a) A (B C) = (A B) (A C)
b) A (B C) = (A B) (A C)
Hukum De Morgan
a) ( A B =
b) ( A B =
DAFTAR PUSTAKA
Rizky, Awalia. “Pengertian Himpunan”.27 April 2013.http://himpunan-
matematika.blogspot.com/
Bryansonelf8. “Himpunan Matematika dengan Persampahan”.10 Juni2013.
http://bryanfebriozusriadi.wordpress.com/2013/06/10/makalah-himpunan-
matematika-dengan- persampahan/
Kadek, Anggaradana. “Makalah Himpunan dan Anggotanya”.22 September 2013.
http://anggaradana.blogspot.com/2013/09/makalah-himpunan-dan-anggota-
anggotanya.html
Susi, Deswati. “Makalah Matematika Himpunan”.28 Desember 2012.
http://susi-deswati.blogspot.com/2012/12/makalah-matematika-himpunan.html
Purnawanto, Maksum. “Komplemen Himpunan”.21 April 2012.
http://purnawantomaksum.wordpress.com/bahan-ajar/himpunan/komplemen-
himpunan/
MODUL 3 & 4
LOGIKA & HUKUM LOGIKA
A. Pengertian logika
Pengertian Logika Secara etimologis, istilah Logika berasal dari kata
“logos” (Yunani) yang berarti kata, ucapan, fikiran secara utuh, atau bisa juga
mengandung makna ilmu pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah
metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara
penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.
1. Dalam mempelajari Logika kita akan berkenalan dengan istilah penalaran,
yang diartikan sebagai penarikan kesimpulan dalam sebuah argumen.
Penalaran yang sering pula diartiakan cara berfikir,merupakan penjelasan
dalam upaya memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan
sifat-sifat atau hukum-hukum tertentu yang sudah diakui kebenarannya dengan
langkah-langkah tertentu yang berakhir dengan sebuah kesimpulan.
2. Dalam logika kita mempelajari dan meneliti apakah sebuah penalaran yang
kita lakukan itu tepat atau tidak. Untuk dapat berfikir dengan tepat,logika
menawarkan pada kita sejumlah aturan atau kaidah-kaidah yang harus
diperhatikan agar kesimpulan yang kita peroleh hasilnya tepat.“Dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk menggunakan akal
fikiran dalam melakukan setiap kegiatan kita,harus penuh pemikrian dan
pertimbangan. Oleh karena itu, kita harus mempunyai pola pikir yang
tepat,akurat, rasional dan obyektif disamping dapat berpikir kritis. Pola berpikir
seperti ini adalah pola berpikir atau penalaran yang terdapat dalam Logika.
Oleh karena itu,Logika sangat penting dalam setiap bidang kehidupan manusia.
B. Pernyataan, Kalimat Terbuka, dan Ingkaran
Pengertian kalimat dalam kehidupan sehari-hari adalah kumpulan kata,
frasa, dan lambang yang mempunyai arti. Dalam matematika ada dua jenis
kalimat, yaitu kalimat terbuka dan kalimat tertutup (pernyataan)
1. Pernyataan
Pernyataan adalah sebuah kalimat yang memiliki nilai logika
(kebenaran) benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.Dengan
kata lain, pernyataan adalah sebuah kalimat yang sudah dapat ditentukan
nilai kebenarannya, yaitu benar atau salah. Benar dan salah maksudnya
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Nama lain dari pernyataan adalah
kalimat deklaratif atau proposisi. Berikut ini adalah contoh suatu pernyataan
dan nilai kebenarannya:
o “Bangun datar persegi memiliki empat titik sudut”, pernyataan ini
benar.b. “Nilai x yang memenuhi 2x = 10 adalah 6”, pernyataan ini
salah.c. “3 adalah bilangan prima”,pernyataan ini benar.d. “7 kurang
dari 6”, pernyataan ini salah.Perlu diketahui bahwa setiap pernyataan
adalah kalimat, tetapi tidak setiap kalimat merupakan pernyataan.
Kalimat-kalimat yang bukan pernyataan ini tidak atau belum dapat
ditentukan nilai kebenarannya, seperti kalimat tanya, kalimat perintah,
dan kalimat seru.
2. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum dapat ditentukan
nilai kebenarannya karena masih belum memuat variabel. Variabel atau
perubah adalah lambang yang digunakan untuk mewakili anggota
sembarang dari suatu semesta pembicaraan.
Berikut ini contoh kalimat terbuka:
a. 3x + 3 = 7
b. 2 log x = 1
c. x2– 6x + 9 = 0
d. y – 3 < 4
Suatu kalimat terbuka dapat berubah menjadi pernyataan apabila
variabelnya diganti suatu konstanta, yaitu lambang yang mewakili anggota
dari suatu semesta pembicaraan. Konstanta pengganti variabel yang
menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar
disebut penyelesaian kalimat terbuka atau penyelesaian.Kumpulan semua
penyelesaian disebut himpunan penyelesaian. Kalimat terbuka juga dapat
diubah menjadi pernyataan dengan menggunakan kuantor.
3. Hubung Logika dan Ingkaran
Jika terdapat dua pernyataan atau lebih, kita dapat membentuk
sebuah pernyataan baru dengan menggunakan kata hubung logika.
Pernyataan-pernyataan yang dibentuk dengan menggunakan kata hubung
logika dinamakan pernyataan majemuk atau pernyataan
komposisi,sedangkan pernyataan-pernyataan yang membentuk pernyataan
majemuk masing-masing disebut komponen pernyataan majemuk. Nilai
kebenaran pernyataan majemuk hanya ditentukan oleh nilai kebenaran
komponen-komponen pembentuknya dan tidak diharuskan adanya
hubungan antar komponen pembentuknya.
Pernyataan-pernyataan majemuk diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Konjungsi, kata hubungnya “dan” dilambangkan dengan “˄”.
b. Disjungsi, kata hubungnya “atau” dilambangkan dengan “˄”.
c. Implikasi, kata hubungnya “Jika ... maka ...” dilambangkan
dengan“→”.
d. Biimplikasi, kata hubungnya “... jika dan hanya jika ...” dilambangkan
dengan “↔”.
Selain menggunakan kata hubung logika, suatu pernyataan baru
juga dapat dibentuk dengan menggunakan ingkaran (negasi), yaitu
pernyataan baru yang bernilai benar apabila pernyataan semula bernilai
salah demikian pula sebaliknya.Cara membentuk ingkaran dari suatu
pernyataan yaitu dengan menambahkan kata “tidak/bukan” atau “tidak
benar bahwa”sesuai berdasarkan aturan tata bahasa yang benar.Jika suatu
pernyataan dinotasikan dengan“p” maka negasi dari pernyataan p
dinotasikan dengan “~p” dibaca negasi p.p~Pbssb Keterangan: B = Benar
S = Salah
Berikut ini contoh dari ingkaran:
a. p : 100 habis dibagi 5.~p : Tidak benar bahwa 100 habis dibagi
5.~p : 100 tidak habis dibagi 5.
b. q : Semua ikan bernafas dengan insang.~q : Tidak semua ikan
bernafas dengan insang.~q : Tidak benar bahwa semua ikan
bernafas dengan insang.
c. r : 3 adalah faktor dari 13.~r : Tidak benar bahwa 3 adalah faktor
dari 13.~r : 3bukan faktor dari 13.
a) Konjungsi
b) Implikasi
c) Biimplikasi
Penyelesaian:
a. ~ ( q) dengan ~ ~qp q ~p ~q q ~ ( q) ~
~qBBSSBSBSSSBBSBSBBBBSSSSBSSSB Dari atas, tampak bahwa
nilai kebenaran ~ ( q) sama dengan nilai kebenaran ~ ~q. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ~( q) ≡~ ~q. (q → r) dengan ( q) → ( r)
p q r q p r q→r (q→r) ( q) → ( r)
BBBBSSSSBBSSBBSSBSBSBSBSBBSSSSSSBSBSSSSSBSBBBSBBB
SBBSSSSBSBBBBBB Dari di atas, tampak bahwa nilai kebenaran (q
→ r) tidak sama dengan nilai kebenaran ( q) → ( r).Jadi, dapat
disimpulkan bahwa (q → r) tidak ekuivalen dengan ( q) → ( r).
2.Negasi dari Pernyataan
Majemuk Negasi dari suatu pernyataan majemuk dapat dibentuk dari negasi
pernyataan-pernyataan tunggal dengan menggunakan ukuivalensi, yaitu apabila
permyataan-pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama
dengan pernyataan majemuk negasi dari komponen-komponennya.dalam hal ini,
terdapat ekuivalensi sebagai berikut:
a. ~( q) ~ ~qb. ~( q) ~ ~qc. ~(p → q) ~qd. ~(p q) (
~q (q ~p
Contoh:
Kuantor Universal
Contoh:
Kuantor Eksistensial
Contoh:
Contoh:
a.Kontraposisi
b.Kontradiksi
Contoh:
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengertian Relasi
Antara elemen-elemen dari dua buah himpunan seringkali terdapat suatu relasi
atau hubungan tertentu. Relasi menurut bahasa berarti hubungan. Dalam
matematika, relasi atau hubungan menyatakan hubungan antara anggota
suatu himpunan dengan anggota himpunan yang lain. Relasi dari himpunan A ke
himpunan B, artinya memetakan setiap anggota pada himpunan A (x A) dengan
anggota pada himpunan B (y B). Relasi antara himpunanAdan himpunan B juga
merupakan himpunan,yaitu himpunan yang berisi pasangan berurutan yang
mengikuti aturan tertentu, contoh (x,y) . Relasi biner R antara himpunan A dan B
merupakan himpunan bagian dari cartesian product A × B atau R ⊆ (A × B).
Contoh:
a. Terdapat empat siswa menyatakan mata pelajaran kesukaannya sebagai
berikut:
Ardi menyukai Bahasa Indonesia, Rini dan Indri menyukai Matematika,
dan Mirza menyukai IPA.
Dari pernyataan di atas terdapat dua himpunan yaitu:
A = himpunan siswa
= {Ardi, Indri, Mirza, Rini}
B = himpunan mata pelajaran
={Bahasa Indonesia, Matematika, IPA}
Relasi antara anggota himpunan A ke himpunan B yang mungkin adalah
menyukai, menggemari, menyenangi,dsb.
b. Diberikan dua himpunan:
E = {1, 2, 3, 4, 5}
F = {0, 2, 4, 6}
Dari dua himpunan tersebut didapat :
1 dikawankan dengan 2, 4, dan 6
2 dikawankan dengan 4 dan 6
3 dikawankan dengan 6
4 dikawankan dengan 6
5 dikawankan dengan 6
Relasi antara anggota himpunan E ke anggota himpunan F yang
mungkin adalah kurang dari. Dan sebaliknya, relasi antara anggota
himpunan F ke anggota himpunan E yang mungkin adalah lebih dari. Dari
dua contoh di atas, himpunan A dan E disebut daerah asal (domain),dan
himpunan B dan F disebut daerah kawan (kodomain). Sementara itu
menyukai dan kurang dari disebut relasi. Himpunan semua anggota
kodomain disebut range atau daerah hasil.
B. Notasi dalam Relasi
Relasi antara dua buah objek dinyatakan dengan himpunan
pasangan berurutan (x,y) R.
Contoh: relasi F adalah relasi ayah dengan anaknya, maka:F = {(x,y)|x adalah
ayah dari y}xRy dapat dibaca: x memiliki hubungan R dengan y
C. Cara Menyatakan Relasi
Relasi antara himpunan A dan B dapat dinyatakan dengan beberapa
cara penyajian sebagai berikut:
Contoh :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {0, 2, 4, 6}
1 dikawankan dengan 2, 4, dan 6
2 dikawankan dengan 4 dan 6
3 dikawankan dengan 4 dan 6
4 dikawankan dengan 6
5 dikawankan dengan 6
1) Diagram Panah
Himpunan A sebagai domain (daerah asal) diletakkan di sebelah kiri,dan
himpunan B sebagai kodomain (kodomain) diletakkan di sebelah kanannya.
Relasi antara himpunan A dan B ditunjukkan dengan arah panah. Seperti
gambar di bawah ini!
2) Himpunan Pasangan Berurutan
Jika x elemen A dan y elemen B, maka relasi dari A ke B dapat dinyatakan
dengan pasangan berurutan (x, y). Dari diagram panah diatas dapat dituliskan
himpunan pasangan berurutannya sebagai berikut:
{(1, 2), (1, 4), (1, 6), (2, 4), (2, 6), (3, 4), (3, 6), (4, 6), (5, 6)}.
3) Diagram Kartesius
Pada koordinat cartesius daerah asal (domain) diletakkan pada sumbu X
(sumbu mendatar) dan daerah kawan (kodomain) diletakkan pada sumbu Y
(sumbu tegak). Sedangkan daerah hasilnya merupakan titik(noktah) koordinat
pada diagram cartesius. Dari relasi di atas, dapat ditunjukkan diagram
cartesiusnya seperti di bawah ini!
.
4) Tabel
Dari contoh diatas, dapat dibuat tabel seperti dibawah ini :
5) Matriks
Baris = domain
Kolom = kodomain
Bentuk matrik :
6) Graph Berarah
-Hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan antara dua
himpuanan).
-Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul
atau vertex) tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc).
-Jika (a,b) R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b.
-Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
-Simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
-Pasangan terurut (a,a) dinyatakan dengan busur dari simpul a kesimpul a
sendiri. Busur semacam itu disebut loop
Contoh : Misalkan R = {(a,b), (b,c), (b,d ), (c,c) (c, a), (c,d ), (d ,b)} adalah
relasi pada himpunan {a,b,c,d }.
D. Sifat-sifat Relasi
a. Refleksif
Sebuah relasi dikatakan refleksif jika sedikitnya: x A, x R x Minimal
b. Transitif
Sebuah relasi dikatakan bersifat transitif jika: xRy , yRz => xR ; (x,y, z)
A
Contoh: R = {(a,d),(d,e),(a,e)}
c. Simetrik
Sebuah relasi dikatakan bersifat simetris jika: xRy, berlaku pula
yRx untuk (x dan y) A
Contoh:
A={a,b,c,d}
R={(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c)}
d. Asimetrik
Relasi asimetrik adalah kebalikan dari relasi simetrik Artinya (a,b) R,
(b,a) ∉ R
Contohnya: R = {(a,b), (a,c), (c,d)}
e. Anti Simetrik Relasi R dikatakan antisimetrik jika, untuk setiap x dan y di
dalam A; jika xRy dan yRx maka x=y
f. Equivalen
Sebuah relasi R dikatakan equivalen jika memenuhi syarat:
1) Refelksif
2) Simeteris
3) Transitif,
g. Partially Order Set (POSET)
h. Sebuah relasi R dikatakan terurut sebagian (POSET) jika memenuhi
syarat:
1) Refleksif
2) Antisimetri
3) Transitif
E. Operasi dalam Relasi
Operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan penjumlahan (beda
setangkup) juga berlaku pada relasi.
Jika dan masing-masing merupakan relasi dari himpunan A ke
himpunan B, maka ∩ , , – , dan ⊕ juga adalah
relasi dari A ke B.
Contoh operasi relasi
Misalkan A = {a,b,c} dan B= {a,b,c,d }.
Relasi = {(a,a), (b,b), (c,c)}
Relasi = {(a,a), (a,b), (a,c), (a,d )}
Maka :
∩ = {(a,a)}
= {(a,a), (b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d )}
− = {(b,b), (c,c)}
− = {(a,b), (a,c), (a,d )}
⊕ = {(b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d )}
1. Operasi komposisi
Operai komposisi merupakan gabungan dari dua buah relasi yang harus
memenuhi syarat tertentu, yaitu jika R1 relasi dari A ke A dan R2 relasi
dari A ke A, maka relasi komposisi R1 dan R2, dinyatakan oleh
R2°R1 berarti relasi R1 diteruskan oleh relasi R2. Syarat tersebut adalah
jika (a, b) R1 dan (b, c) R2, maka (a, c) R2°R1.
Contoh operasi komposisi :
Misalkan,A= {a,b,c}, B= {2, 4, 6, 8} dan C= { s,t ,u} Relasi dari A ke B
didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2,u), (4, s), (4,t ), (6,t ), (8,u)}
Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R= {(a,u), (a,t ), (b, s), (b,t ), (c, s), (c,t ), (c,u)}
F. FUNGSI
1. Fungsi dari Himpunan
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah relasi dikatakan
fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat satu pasangan,
y,anggota himpunan B. Kita dapat menuliskan f (a) = b, jika b Merupakan
unsur di B yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti bahwa
jika f (a) = b dan f (a) =c makab = c. Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke
himpunan B, kita dapat menuliskan dalam bentuk : f : A→ B artinya f
memetakan himpunan A ke himpunan B Nama lain untuk fungsi
adalah pemetaan atau transformasi.
2. Domain, Kodomain, dan Jelajah
f : A→ B A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah
hasil (codomain) dari f .Misalkan f (a) =b, maka b dinamakan bayangan
(image) dari a,dan a dinamakan pra-bayangan ( pre-image) dari b. Himpunan
yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan jelajah (range) dari f
3. Penulisan Fungsi
a. Himpunan pasangan terurut.
Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10} maka
fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}
b. Formula pengisian nilai (assignment)
f (x) = + 10,
f (x) = 5x
4. Jenis-jenis Fungsi
1. Fungsi Injektif
Fungsi satu-satu Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya
jika untuk sembarang dan dengan tidak sama dengan
berlaku f ( ) tidak sama dengan f ( ). Dengan kata lain, bila =
maka f ( ) sama dengan f ( ).
2. Fungsi Surjektif
Fungsi kepada Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam
domain A sehingga berlaku f (a) = b. Suatu kodomain fungsi surjektif
sama dengan range-nya (semua kodomain adalah peta dari domain).
3. Fungsi Bijektif
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sembarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a Dalam domain A
sehingga f (a) =b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus fungsi
surjektif.
4. Fungsi Invers
Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu sendiri
f:A B di mana f(a) = b
:B A di mana (b) = a
Catatan: f dan harus bijective
5. Operasi Fungsi
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f . g)(x) = f(x) . g(x)
Komposisi:(f o g)(x) = f(g(x))
DAFTAR PUSTAKA
A. Definisi:
Induksi matematika merupakan suatu metode pembuktian deduktif dalam
matematika untuk menyatakan suatu pernyataan adalah benar untuk semua
bilangan asli. Meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga
induksi lengkap sering dipergunakan untuk pernyataan-pernyataan yang
menyangkut bilangan-bilangan asli.
Pembuktian cara induksi matematika ingin membuktikan bahwa teori atau sifat
itu benar untuk semua bilangan asli atau semua bilangan dalam himpunan
bagiannya. Caranya ialah dengan menunjukkan bahwa sifat itu benar untuk n = 1
(atau S(1) adalah benar), kemudian ditunjukkan bahwa bila sifat itu benar untuk n
= k (bila S(k) benar) menyebabkan sifat itu benar untuk n = k + 1 (atau S(k + 1)
benar).
Untuk membuktikan apakah pernyataan ini bernilai benar atau tidak untuk
semua bilangan asli, ada dua langkah yang dilakukan, yaitu:
1. Jika benar, dan
2. Jika benar yang mengakibatkan juga benar,
Maka bernilai benar untuk setiap bilangan asli n.
Misalkan akan dibuktikan suatu pernyataan bahwa jumlah n bilangan asli
pertama, yaitu 1+2+:::+n, adalah sama dengan .Untuk membuktikan bahwa
pernyataan itu berlaku untuk setiap bilangan asli, langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
b. Teori Binomial
1. Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori
Binomial Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara
menguraikan soal-soal teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil
perkalian berulang. Misalnyauntuk n = 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5, dengan
mengkalikan setiap factor diperoleh hasi l2 orekspansi
Ciri-ciri ekspansi yang benar untuk bilangan bulat positif
Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada
pangkatnya atau eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi
suku.
Suku pertama dari adalah dan suku terakhir adalah
Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan,
eksponen dari a berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.
2. Koefisien Binomial
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai
yang terdapat di depan suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk
mengetahui koefisiennya, harus diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk
mengekspansikannya tinggal mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau
mengikuti aturan dalam segitiga pascal.Namun, bukan berarti untuk
mengetahui koefisiennya hanyam engikuti nilai-nilai yang terdapat dalam
segitiga pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka untuk
mengetahui koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut :
Xn-r . yr = . an-r . br
3. Hubungan Kombinasi dengan Binomial
Perhatikan ilustrasi dibawah ini :
=
Penjabaran dari merupakan perkalian 3 faktor
=
Kemudian dipilih bagian yang ingin dikalikan dari ketiga factor
tersebut.Misalnya, untuk bagian pertama diambil a, bagian kedua diambil a,
dan bagian ketiga jug a diambil a, maka diperoleh hasil aaa. Jika diambil a
pada factor kesatu dan kedua, factor ketiga diambil b, maka akan diperoleh
aab, begitu seterusnya. Sehingga kemungkinan pemilihan baik a maupun b
terpilih secara sama. Dari hasil pengkalian 3 faktor tersebut akan diperoleh :
aaa,aab,aab,aab,abb,abb,abb,bbb = a3,a2b, a2b, a2b,ab2, ab2 ,ab2,b3
Jika semua suku di atas dijumlahkan maka akan dihasilkan :
a3+3a2b+3ab2+b3
Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari a2b muncul dari pemilihan dari
2 faktordan b dari 1 faktorsisa-nya. Hal ini biasa dilakukan dalam atau . Cara
yang sama biasa dilakukan untuk memperoleh koefisien yang dalam hal ini
merupakan pemilihan a dari 0 faktor dan b dari 3 faktor lainnya yang dapat
dilakukan dalam atau , dan seterusnya. Melalui hubungan kombinasi dengan
teorema binomial, maka kita dapat merumuskan ulang rumus teorema
binomial sebagai berikut.
atau
Sifat-sifat perluasan ( a+b )n
Suku pertama adalah an dan suku terahir adalah bn
Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat
dari a turun satu-satu dan pangkat dari b naik satu-satu
Jumlah pangkat dari a dan b pada setiap suku sama dengan n
Terdapat n+1 suku
Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan
seterusnya dengan = dan 0 ≤ r ≤ n
D. Menetukan Suku Pada Binom
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai teori binomial yang
merupakan perpangkatan yang terdiri dari dua suku yang dipisahkan oleh
tanda “+”, “-“. Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat mengubah dari
binom yang bentuknya pangkat menjadi tidak berpangkat dengan cara
menjabarkannya.Sehingga yang awalnya terdiri dari dua suku menjadi lebih
dari dua suku.Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan
penjabaran yaitu dengan menggunakan rumus berikut :
Suku ke-(r+1) = xn-ryr, adapun formula untuk menentutakan suku ke r dari
(a+x)n=
E. Soal dan pembahasan induksi matematika :
1. + 2n adalah bilangan kelipatan 3, untuk n bil. Bulat positif.
Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap n bilangan bulat positif
Jawab :
Untuk n = 1 akan diperoleh :
(ii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3
Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan k3 + 2k = 3x
(iii) adib. Untuk n = k + 1 berlaku:
buktikan benar untuk Pn=k+1
(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
(k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)
(k3 + 2k) + 3 (k2 + k + 1)
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3. Untuk setiap bilangan bulat positif n.
2. n3 + (n+1)3 + (n+2)3 habis dibagi 9 n bil. Asli
pembuktian:
n³ + (n+1)³ + (n+2)³ habis dibagi 9 untuk n bulat positif.
Berarti n paling kecil = 1
untuk n = 1, maka
1³ + 2³ + 3³ = 1 + 8 + 27 = 36 <== habis dibagi 9
misalkan benar untuk n = k maka benar bahwa k³ + (k+1)³ + (k+2)³ habis dibagi 9
hendak dibuktikan bahwa benar untuk n= k+1 yaitu hendak dibuktikan bahwa
(k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³ habis dibagi 9 (k+3)³ = k³ + 3k².3 + 3k.3² + 3³=k³ + 9k² +
27k + 27
jadi
(k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³
= (k+1)³ + (k+2)³ + k³ + 9k² + 27k + 27
atur ulang urutannya
= k³ + (k+1)³ + (k+2)³ + 9k² + 27k + 27
tetapi k³ + (k+1)³ + (k+2)³ habis dibagi 9
dan masing-masing suku dari 9k² + 27k + 27
juga habis dibagi 9
Jadi terbukti bahwa (k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³
habis dibagi 9.
Bukti selesai.
3. 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n (n + 1). n bil. Asli
Pembuktian:
untuk n = 1
2 = 1(1+1) ,
2=2
untuk n = 2
2+4 = 2(2+1)
6=6
untuk n = k
2 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)
untuk n = k + 1
(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
nilai yang dalam kurung sama dg persamaan (1)
k (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)
terbukti.
4. Buktikan 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + ...... + (3n - 1) untuk n bilangan asli
Jawab:
a. untuk n = 1
(3.1 - 1) = 2
b. untuk n = k
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1)
c. untuk n = k + 1
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1) + (3 (k + 1) - 1)
= 3 (k + 1) - 1
= 3k + 3 - 1
= 3k + 2 terbukti.
5. 1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + n (n + 1) = (n (n + 1) (n + 2)) /3
Pembuktian :
untuk n=1
1*2 = 1(1+1)(1+2)/3
2=2
untuk n = 2
1*2 + 2*3 = 2(2+1)(2+2)/3
8=8
untuk n = k
1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k (k + 1) = (k (k + 1) (k + 2)) /3 .........(1)
untuk n = k + 1
{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3
nilai dalam { } sama dg persamaan (1)
(k(k+1) (k+2)) /3 + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3)) /3
(k(k+1) (k+2)) /3 + 3 (k+1) (k+1 +1) /3 = (k+1) (k+2) (k+3) /3
kalikan dengan 3
(k(k+1) (k+2)) + 3 (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3)
(k+3) (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3) terbukti
6. Buktikan bahwa jumlah n bilangan ganjil pertama adalah n2.
Pembuktian :
Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :
1 = 12
1=1
Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan 1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) = k2
adib. Untuk n = k + 1 berlaku :
1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ ((2k + 1) – 2) + (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k - 1) + (2k + 1 ) = (k + 1)2
k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1
Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
Untuk setiap bilangan bulat positif n
7. Soal Latihan Teori Binomial
1.Ekspansikan
Jawab:
Jika memakai cara rumit, bias saja kita menghitung dengan cara mengalikan
sebanyak 6 kali. Tapi, karena rumit, kita gunakan teorema binomial.
=.+.+.+.+.+.+.
Ingat bahwa:
=.+.+.+.+.+.+.
= + 6 + 15. + 20. + 15. + 6. +
2. Tentukan suku ke-3 dari ekspansi 5
Jawab :
Suku ke-3 (S3) =
=2
= 10
= 1080
3.Tentukan Koefisien x2y3 dari kombinasi ( x + 3y )5
Jawab :
Xn-r . yr = . an-r . br
= .12.33
= . 1 . 27
= . 27
= . 27
= 10 . 27
= 270
4. Sukuke 9 dari( + )¹².
Sukuke 9 = )⁴
5. Tentukan jumlah koefisien dari ( -2x + 5y )6
Jawab :
( -2x + 5y )6 = -2x6 + 5 2
=+55
= -2-60-150-800-150-60+5
=1217
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Mathematical induction
http//WWW.Wikipediateoribinomial.com/
Iskandar,Kasir,Matematika Dasar,Erlangga,Jakarta:1987.
Kanginan,Marthen,Matematika SMA Kelas XI, Grafindo Media Pratama,
Bandung :2007.
Turmudi,Erman,Berkenalan Dengan Teori Bilangan, Wijayakusumah, Bandung :
1993.
Wikipedia, Mathematical induction,
MODUL 7
GRAF
A. Definisi Graf
Secara matematis, graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V ,E ),
ditulis dengan notasiG= (V ,E ), yang dalam hal ini V adalah himpunan kosong
dari simpul-simpul (verteces atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges atau
arcs) yang menghubungkan sepasang simpul. Graf dimungkinkan tidak
mempunyai sisi satu buah pun, tetapi simpulnya harus ada, minimal satu. Graf
yang hanya mempunyai satu buah simpul tanpa sebuah sisipun dinamakan Graf
Trivial.
Simpul pada graf dapat dinomori dengan huruf, seperti a, b, c, …, v, w, …,
dengan bilangan asli 1,2, 3, …, atau gabungan keduanya. Sedangkan, sisi yang
menguhubungkan simpul u dan simpul vdinyatakan dengan pasangan (u,v) atau
dinyatakan dengan lambang , , …, . Dengan kata lain jika e adalah sisi
yang menghubungkan simpul u dengan simpul v , maka e dapat ditulis sebagai
Secara geomatri graf digambarkan sebagai sekumpulan noktah atau simpul atau
vertex didalam bidang dwimatra yang dihubungkan dengan sekumpulan garis atau
sisi.
Jumlah simpul pada graf kita sebut sebagai kardinalitas graf, dan
dinyatakan dengan n= |V|,dan jumlah sisi kita nyatakan dengan m = |E|.
Pada contoh di atas mempunyai n = 4 dan m = 4 sedangkan
mempunyai n = 3 dan m =4. Sisi pada graf dapat mempunyai
orientasi arah. Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum
graf dibedakan atas 2 jenis:
Graf tak-berarah (undirected graph)
Graf tak-berarah yaitu graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi
arah.
c. Graf berarah (directed graph atau digraph)
Graf berarah yaitu graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah.
C. Terminologi Graf
Dalam teori graf, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan yang
berkaitan dengan graf.Di bawah ini merupakan beberapa terminologi dalam
graf yang sering dipakai.
a. Bertetangga (Adjacent ) Dua buah simpul dalam graf tidak berarah
dikatakan bertetangga apabila keduanya dihubungkan oleh suatu sisi
secara langsung.
Perhatikan graf
: simpul 1 bertetangga dengan simpul 2 dan 3,
Simpul 1 tidak bertetangga dengan simpul 4.
Bersisian (Incident )
Suatu sisi dikatakan bersisian dengan suatu simpul apabila sisi
tersebut berhubungan dengan simpul tersebut secara langsung.
Perhatikan pada gambar graf di bawah ini:
Sisi (2, 3) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 3,
Sisi (2, 4) bersisian dengan simpul 2 dan simpul 4,
Tetapi sisi (1, 2) tidak bersisian dengan simpul 4
Lintasan (Path)
Lintasan merupakan rangkaian simpul dan sisi yang dilalui dari suatu
simpul awal kesimpul tujuan . Penulisannya ditulis berselang-seling
antara simpul dan sisi dengan bentuk:
sedemikian sehingga ), ), …, )
adalah sisi-sisi dari graf G.
Contoh:
Cut-Set
Cut-Set adalah himpunan sisi dari graf terhubung G yang apabila dibuang
dari G akan menyebabkan graf G menjadi graf tidak terhubung. Jadi, cut-set
selalu menghasilkan dua buah komponen.
Pada graf di bawah, {(1,2), (1,5), (3,5), (3,4)} adalah cut-set.
Terdapat banyak cut-set pada sebuah graf terhubung.
Himpunan {(1,2), (2,5)} juga adalah cut-set, {(1,3), (1,5), (1,2)} adalah
cut-set, {(2,6)} juga cut-set, tetapi {(1,2), (2,5), (4,5)} bukan cut-set sebab
himpunan bagiannya, {(1,2), (2,5)}adalah cut-set.
Pewarnaan Wilayah
Pewarnaan bidang dilakukan dengan memberikan warna yang berbeda pada
bidang yang bersebelahan sehingga tidak ada dua wilayah yang bertetangga
dengan warna yang sama.
Contoh:
Diberikan Graf dengan himpunan wilayah
Khusus pada pewarnaan wilayah, peta atau wilayah yang diwarnai atau
diselesaikan masalahnya harus dibentuk menjadi graf planar terlebih dahulu.
Graf planar adalah graf yang dapat digambarkan pada bidang datar
sedemikian sehingga tidak ada sisi-sisinya yang saling berpotongan. Setelah
dibentuk ke graf planar, selanjutnya dibentuk menjadi graf dual dimana setiap
ruang dalam wilayah di graf planar dijadikan sebagai sebuah simpul, dan
simpul-simpul yang bertetangga dihubungkan oleh sebuah sisi. Dengan
demikian, pewarnaannya menggunakan konsep pewarnaan simpul.
Contoh:
E. Graf Bagian
Suatu graf H disebut subgraph dari graf G jika: V (H) ⊆ V(H) dan E (H) ⊆
E(G). Jadi, suatu subgraph dari G adalah suatu graf yang semua titik dan
garisnya berada di dalam G. Contoh:
Subgraph dapat diperoleh dengan menghapus titik atau menghapus garis.
Jika e adalah garis di graf G, maka G-e adalah graf yang diperoleh dari graf G
dengan menghapus garis e. Jadi, G-e adalah subgraph maksimal dari G yang
tidak memuat e.
Jika F adalah himpunan garis dalam G, maka G-F menyatakan graf yang
diperoleh dengan menghapus garis-garis dalam F.
Jika u adalah titik di graf G, maka G-u adalah graf yang diperoleh dari graf
G dengan menghapus titik e beserta garis-garis yang incident dengan u. Jadi,
G-u adalah subgarf maksimal dari G yang tidak memuat u.
Jika S adalah himpunan titik dalam G, maka G-S menyatakan graf yang
diperoleh dengan menghapus titik-titik dalam S dan semua garis yang incident
dengan titik tersebut.
Jika titik u dan v tidak adjencent di G, maka penambahan gari se-uv
menghasilkan Supergraf terkecil dari G yang memuat garis e dan
dilambangkan dengan G + e
F. Graf Komplemen
Komplemen dari sebuah graf G, dinotasikan G’, adalah sebuah graf dengan
himpunan titik yang sama seperti dalam G dan dengan sifat bahwa dua titik di
G bertetangga jika dan hanya jikadua titik yang sama dalam G’ tidak
bertetangga. Komplemen dari simple graf G = (V,E) adalah simple graf G’ =
(V, E’), dimana edge yang ada di E’ tidak ada sama sekali di E.
Contoh:
G. Graf Terhubung
Keterhubungan dua buah simpul adalah penting di dalam graf. Dua buah
simpul u dan simpul v dikatakan terhubung jika terdapat lintasan dari u ke v.
jika dua buah simpul terhubung maka pasti simpul pertama dapat dicapai dari
simpul yang kedua. Dua simpul terminal pada jaringan komputer hanya dapat
berkomunikasi bila keduanya terhubung.
Secara formal definisi dari graf terhubung adalah sebagai berikut:
Graf tak-berarah G disebut graf terhubung (connected graph) jika untuk
setiap pasang simpul udan v di dalam himpunan V terdapat lintasan dari u ke
v (yang juga harus berarti ada lintasan dari u ke u). Jika tidak, maka G
disebut graft tak-terhubung (disconnected graph).
Gambar di bawah ini adalah graf terhubung
Graf yang terdiri atas satu simpul saja (tidak ada sisi) tetap dikatakan
terhubung, karena simpul tunggalnya terhubung dengan dirinya sendiri juga
dikatakan graf terhubung.
Pada graf berarah, definisi graf terhubung dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Graf berarah G dikatakan terhubung jika graf tak-berarahnya terhubung
(graf tak-berarah dari G diperoleh dengan menghilangkan arahnya).
Keterhubungan dua buah simpul pada graf berarah dibedakan menjadi
terhubung kuat dan terhubung lemah.
Dua simpul, u dan v, pada graf berarah G disebut terhubung kuat (strongly
connected) jika terdapat lintasan berarah dari u ke v dan juga lintasan berarah
dari v ke u. Jika u dan v tidak terhubung kuat tetapi terhubung pada graf tidak
berarahnya, maka u dan v dikatakan terhubung lemah (weakly connected).
Graf berarah G disebut graf terhubung kuat (strongly connected graph)
apabila untuk setiap pasang simpul sembarang u dan v di G, terhubung kuat.
Kalau tidak,G disebut graf terhubung lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Rinaldi. (2010).Matematika Diskrit . Bandung: Informatika Bandung.
Afriantini, Helmi, Fran, F. (2019). Pewarnaan simpul, sisi, wilayah pada graf dan
penerapannya. Bimaster: Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan
Terapannya,08 (4), 773-782.
Munir, Rinaldi and Santosa, R., N., I. (2017). Penerapan Pewarnaan Graf dalam
PengaturanPenyimpanan Bahan Kimia. [Online]. Diakses
darihttp://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2017-
2018/Makalah-2017/Makalah-Matdis-2017-032.pdf
Nurjana. (2012). Pengetahuan Dasar Teori Graf. [Online]. Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1965
11161990012- NURJANAH/Matematika_Diskrit.pdf
Riski, N., I., D. (2017). Teori Graf. [Online]. Diakses dari
https://slideplayer.info/slide/12023598/
Sutarno, Heri. (2012).Pengetahuan Dasar Teori Graf. [Online]. Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/HERI
_SUTARNO/Teori_Graf/Pengantar_Graf.pdf
MODUL 8
POHON (TREE)
A. Definisi Pohon (Tree)
Pohon adalah graf yang khusus, definisi pohon adalah sebagai berikut:
Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Sirkuit
sendiri adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama.
Menurut definisi di atas terdapat dua sifat penting yang dimiliki oleh
sebuah pohon yaitu:
a. Terhubung
b. Tidak mengandung sirkuit
Perhatikan Gambar 2.1 dan Gambar 2.2
Pada Gambar 2.1 dan merupakan contoh dari pohon karena seluruh
simpulnya terhubungsatu dengan yang lainnya dan kedua graf tersebut tidak
memilki sirkuit. Sedangkan pada Gambar2.2 dan bukan berupa pohon. Pada
bukan pohon karena di dalamnya terdapat sebuah sirkuit yaitu (a, d, f, a).
bukan merupakan pohon karena terdapat simpul yang tidak terhubung.Jika kita
tidak menyilang garis pada akan nampak seperti Gambar 2.3 di bawah ini.
Karena definisi pohon diambil dari teori graf, maka sebuah pohon bisa
memilki hanya satu buah simpul saja tanpa mempunyai sisi satupun. Dapat kita
katakan jika G =(V,E) adalah pohon,maka V tidak boleh berupa himpunan kosong,
namun E boleh kosong.
Beberapa pohon dapat membentuk hutan.Hutan (forest) adalah kumpulan
pohon yang saling lepas. Gambar 2.4 merupakan contoh dari hutan yang terdiri
dari tiga buah pohon.
Gambar 2.6 (a) Pohon berakar, (b) sebagai konvensi, arah panah pada sisi
dapat dibuang
Terminologi pada Pohon Berakara.
a. Anak (child atau children) dan Orangtua (parent )
Misalkan Xy adalah sebuah simpul di dalam pohon berkakar. Simpul y
dikatakan anak simpul x jika ada sisi dri simpul x ke y. Dalam hal ini x
disebut parent y.
Pada Gambar 2.7 b, c dan d adalah anak-anak simpul a dan a adalah
parent dari b, c, d. e dan f adalah anak simpul b dan b adalah parent dari e,
f. g anak dari simpul d dan d adalah parent dari simpul g. simpul h, I, j, l
dan m tidak mempunyai anak
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Rinaldi. (2010). Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung
Kusniati, Harni. Matematika Diskrit .dalam www.pohon m-ary. Diunduh 30
Desember 2022
Munir, Rinaldi.2005. Buku Teks Ilmu Komputer Matematika Diskrit edisi
ketiga.Bandung: Informatika.
Priatna, Nanang.Pohon.dalam file.upi.edu/.../JUR...MATEMATIKA/.../Po
hon.pdf.diunduh 30 Desember 2022