MODUL
PENGANTAR ANALISIS REAL
disebut hipotesis dan pernyataan q disebut kesimpulan. Bila dibuat strukturnya, maka
Dimulai: hipotesis ( p )
……
Pernyataan logis
……
Diakhiri: kesimpulan ( q )
Teladan 1.1.1: Jika m dan n adalah bilangan genap maka m n bilangan genap.
(Ingat bahwa bilangan bulat n merupakan bilangan genap jika dan hanya jika terdapat
bilangan bulat k sedemikian sehingga berlaku n 2k ; bilangan bulat n merupakan bilangan
ganjil jika dan hanya jika terdapat bilangan bulat k sedemikian sehingga berlaku n 2k 1 ).
Bukti: Misal m dan n merupakan bilangan genap. Sehingga terdapat bilangan bulat j dan k
Proses Berpikir: Kita mulai dengan mengasumsikan hipotesis bahwa m dan n merupakan
bilangan genap. Selanjutnya kita mulai mengembangkan konsekuensi logis sedemikian rupa
bilangan bulat. Kemudian, pernyataan tersebut ingin melihat penjumlahan antara m dan n .
Karena nilai m 2 j dan n 2k sehingga penjumlahan kedua bilangan tersebut dapat ditulis
tersebut merupakan bilangan yang bernilai genap (ingat bahwa bilangan genap dapat ditulis
sebagai 2k dengan k merupakan anggota bilangan bulat), dengan menggunakan sifat
distributif 2 j 2k 2 j k . Kita ingat kembali pada aljabar berlaku sifat ketertutupan pada
operasi (+), sehingga apabila dua buah bilangan bulat dijumlahkan j k maka hasil yang
maka a | c .
( a | b menyatakan bahwa suatu bilangan b habis di bagi a atau bila bilangan b dibagi a
maka tidak memiliki sisa pembagian. secara matematis a | b dapat ditulis pula sebagai b ax
Beberapa pembuktian memiliki cara yang agak berbeda untuk menyelesaikannya, ada
saatnya dimana langkah-langkah pembuktian lebih mudah apabila kita melakukan dengan cara
mengerjakan dari belakang (working backward). Tapi harus diingat dalam menuliskan
pembuktian secara formal, bukti disusun sedemikian rupa sehingga kita memulai langkah
pembuktian dari hipotesis sampai akhirnya didapatkan kesimpulan. Di bawah ini merupakan
contoh dari pembuktian langsung yang lebih mudah apabila dikerjakan dari belakang.
Teladan 1.1.4: Jika x dan y adalah hipunan bilangan real tidak negatif maka berlaku
x y
xy .
2
Sebelum membuktikan teladan 1.1.4, terlebih dahulu akan diperlihatkan salah satu cara
penyelesaian masalah (problem solving). Cara tersebut adalah pengerjaan jawaban dari belakang
atau biasa disebut working backward. Pada pengerjaan menggunakan cara tersebut, siswa
terlebih dahulu mengkonstruksi jawaban dari kesimpulan yang didapatkan.
Pengerjaan dari belakang (working backward) sebaiknya dilakukan di kertas coretan. Kemudian
pada tahap pembuktian siswa dapat menyalin jawaban yang didapat dari proses tersebut
secara terbalik (dari akhir ke awal). Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan alur
pembuktian langsung, yang dimulai dari hipotesis dan diakhiri oleh kesimpulan.
menyebabkan nilai kuadrat dari x dan y lebih besar atau sama dengan 0.
Teladan 1.1.5: Jika dua bilangan bulat memiliki paritas berlawanan maka jumlah keduanya
ganjil.
(paritas adalah sifat pada bilangan bulat yang terdiri dari bilangan ganjil dan bilangan genap)
Bukti: Dua bilangan bulat dengan paritas berlawanan (misal p bilangan genap dan q bilangan
ganjil)
ganjil dan kasus lain pada saat p bilangan ganjil dan q bilangan genap)
Bila p merupakan bilangan genap maka p dapat dituliskan sebagai 2x , dengan x anggota
bilangan bulat. Bila q merupakan bilangan ganjil maka q dapat dituliskan sebagai 2 y 1 ,
dengan y anggota bilangan bulat. Jumlah kedua bilangan dapat dituliskan sebagai;
ganjil.
Dengan cara yang mirip didapatkan bahwa p q juga merupakan bilangan ganjil.
Dari kedua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa penjumlahan dua bilangan dengan paritas
yang berlawanan akan menghasilkan bilangan ganjil.
Soal Latihan
Gunakan metode pembuktian langsung untuk membuktikan pernyataan berikut:
1. Jika x bilangan genap maka x 2 bilangan genap
2. Jika x bilangan ganjil maka x3 bilangan ganjil
3. Diketahui x , y anggota himpunan bilangan bulat,
8. 2 3
Diketahui a dan b anggota himpunan bilangan bulat. Jika a | b dan b | c maka a | c .
6
10. Jika a , b dan c anggota himpunan bilangan bulat maka c FPB a, b FPB ca, cb .
q p karena kedua pernyataan tersebut tautologi (silakan periksa nilai kebenaran dari
sedemikian sehingga dengan langkah-langkah yang tepat kita sampai pada kesimpulan dalam
bentuk negasi hipotesis ( p ). Bila dibuat strukturnya, maka pembuktian kontrapositif
……
Pernyataan logis
……
Diakhiri: negasi hipotesis ( p )
Teladan 1.2.1: Jika n 2 merupakan bilangan genap maka n merupakan bilangan genap.
bilangan genap). Bila n 2 x 1 maka n 2 n n 2 x 1 2 x 1 4 x 2 4 x 1 2 2 x 2 2 x 1
Teladan 1.2.2: Jika a b merupakan bilangan genap maka a atau b merupakan bilangan
genap.
Bukti: andaikan a dan b bilangan ganjil (negasi dari kesimpulan “ a atau b merupakan
bilangan genap”)
Bila a dan b merupakan bilangan genap maka dapat dituliskan secara berurutan a 2 x 1
dan b 2 y 1 , dengan x dan y anggota bilangan bulat. Akan dibuktikan bahwa a b
merupakan bilangan ganjil (negasi dari hipotesis “ a b merupakan bilangan genap”). Nilai
Bukti: Andaikan 5 | x atau 5 | y . Dari pengandaian tersebut maka kita harus memeriksa dua
Kasus I : Bila 5 | x maka berlaku x 5a , untuk setiap nilai a anggota bilangan bulat.
Teladan 1.2.5: Misal a dan b merupakan anggota bilangan Bulat, jika a b 15 maka a 8
atau b 8
Bukti: andai a 8 dan b 8 . Berdasarkan pengandaian berlaku pula a 7 dan b 7 maka
nilai a b 14 . Disisi lain 14 < 15. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut dapat dituliskan
a b 14 15 . Sehingga dapat disimpulkan a b 15 .
Soal Latihan
ganjil.
3. Misal n Z , jika x 3 1 bilangan genap maka x merupakan bilangan ganjil.
4.
Misal a, b Z , jika a 2 b 2 2b merupakan bilangan ganjil maka a dan b merupakan
bilangan ganjil.
5. Misal a, b, c Z , jika a tidak habis dibagi bc maka a tidak habis dibagi b .
Struktur logika pada metode pembuktian ini adalah p q c yang ternyata ekuivalen
dengan pernyataan p q (cek nilai kebenaran kedua pernyataan tersebut menggunakan tabel
kebenaran). Salah satu keuntungan dari pembuktian ini adalah kita mendapatkan tambahan
hipotesis sebagai modal dalam melakukan pembuktian.
Kita memulai pembuktian dengan menggunakan 2 hipotesis yakni: hipotesis awal ( p )
dan negasi dari kesimpulan ( q ) sedemikian rupa sehingga dengan langkah-langkah yang
tepat kita sampai pada kesimpulan yang akan didapatkan merupakan kontradiksi (baik
……
Pernyataan logis
……
Diakhiri: kontradiksi ( c )
Teladan 1.3.1: Misal a merupakan anggota bilangan bulat, jika a 2 merupakan bilangan genap
maka a merupakan bilangan genap.
Bukti: Berdasarkan hipotesis maka a 2 merupakan bilangan genap, hipotesis berikutnya (negasi
kesimpulan) andaikan a merupakan bilangan ganjil. Berdasarkan pengandaian maka terdapat
k anggota bilangan bulat sehingga berlaku a 2k 1 . Sehingga nilai
Teladan 1.3.2: Misal m dan n merupakan anggota bilangan bulat, jika m dan n merupakan
bilangan genap maka m n merupakan bilangan genap.
Bukti: Berdasarkan hipotesis maka m bilangan genap dan n bilangan genap, hipotesis
berikutnya (negasi kesimpulan) andaikan m n merupakan bilangan ganjil.
Bila m dan n bilangan genap maka terdapat k dan l anggota bilangan bulat sehingga berlaku
m 2k dan n 2l . Sedangkan bila m n merupakan bilangan ganjil maka terdapat a anggota
bilangan bulat sehingga berlaku m n 2a 1.
Kesimpulan yang didapat adalah nilai n 2b 1 yang berarti n merupakan bilangan ganjil, hal
tersebut bertentangan (kontradiksi) dengan pengandaian bahwa n merupakan bilangan genap.
Sehingga pernyataan “Misal m dan n merupakan anggota bilangan bulat, jika m dan n
merupakan bilangan genap maka m n merupakan bilangan genap” terbukti benar.
Teladan 1.3.3 : Misal x dan y merupakan anggota bilangan riil, jika 5 x 25 y 1732 maka x
Berdasarkan uraian tersebut dan pengandaian bahwa x dan y merupakan bilangan bulat,
maka haruslah 1723 habis dibagi 5. Tetapi faktanya 1723 tidak habis dibagi 5 hal tersebut
bertentangan (kontradiksi) dengan pengandaian bahwa x dan y merupakan bilangan bulat.
Teladan 1.3.4: Misal a dan b merupakan anggota bilangan riil, jika a rasional dan ab
irrasional maka b irrasional.
a
(Definisi: Sebuah bilangan x yang merupakan anggota bilangan riil disebut rasional jika x
b
dimana a dan b merupakan anggota bilangan bulat)
Bukti: Berdasarkan hipotesis maka a rasional, ab irrasional dan berdasarkan negasi
kesimpulan andaikan b rasional. Bila a dan b merupakan bilangan rasional maka berlaku
a a2
Karena 2 atau 2 2 sehingga 2b 2 a 2 .
b b
Karena a 2 2b 2 maka kita dapat mengatakan bahwa a 2 merupakan bilangan genap sehingga
a merupakan bilangan genap (Why??). Berdasarkan proses tersebut maka dapat pula ditulis
a 2k dengan k merupakan anggota bilangan bulat.
Soal Latihan
Gunakan metode pembuktian dengan kontradiksi untuk membuktikan pernyataan berikut:
1. Misal n , jika n 2 merupakan bilangan ganjil maka n juga merupakan bilangan ganjil .
2. Jika a, b maka a 2 4b 2 0 .
3. Jika a, b maka a 2 4b 3 0 .
4. Buktikan 3 irrasional.
5. Buktikan 6 irrasional.
6. Misal a, b, c Z . Jika a 2 b 2 c 2 maka a atau b merupakan bilangan genap.
Pada sebuah pulau, terdapat manusia yang selalu berkata jujur atau manusia yang selalu
berkata bohong. Carlos dan Peny tinggal di pulau tersebut.
Identifikasi siapa yang berkata jujur dan siapa yang berkata bohong.
1
Teladan 1.4.1: Buktikan 1 2 3 ... n n n 1
2
1
Bukti: Bila nilai n 1 maka 1 11 1 . Pernyataan tersebut benar.
2
1
Selanjutnya, asumsi bila n k pernyataan 1 2 3 ... k k k 1 benar. Kemudian akan
2
k 1 k 1 1 k 1 k 2
1 1
dibuktikan bahwa 1 2 3 ... k k 1
2 2
1
Berdasarkan asumsi berlaku 1 2 3 ... k k k 1
2
Sehingga,
1
1 2 3 ... k k 1
k k 1 k 1
2
1
k 1 k 1
2
1
k 1 k 2
Pengantar Analisis Real 2 14
1
k 1 k 2
2
Berdasarkan langkah-langkah tersebut pernyataan awal (hipotesis) benar bila n 1 dan
pernyataan tersebut berlaku untuk n k karena berlaku untuk nilai n k 1 .
Proses Berpikir: …
Teladan 1.4.2: n3 n habis dibagi 3 untuk setiap n merupakan anggota bilangan asli.
k 1 k 1 k 3 3k 2 3k 1 k 1
3
k 3 3k 2 3k 1 k 1
k 3 3k 2 3k k
k{
3
k 3 k 2 k
(i ) 14 2 43
( ii )
Catatan:
(i) k 3 k habis dibagi 3 berdasarkan asumsi.
Teladan 1.4.3: Buktikan bahwa 23n 1 habis dibagi 11, untuk setiap nilai n anggota bilangan
bulat positif.
Bukti: Bila nilai n 1 maka 231 1 22 habis dibagi 11. Pernyataan tersebut benar.
Selanjutnya, asumsi bila n k pernyataan 23k 1 habis dibagi 11 benar. Akan dibuktikan
Catatan:
(i) 23k 1 habis dibagi 11 berdasarkan asumsi.
(ii) 11 2.23k habis dibagi 11 karena 11 2.23k merupakan kelipatan 11.
1 x 1 nx
n
1 k 1 x
1 x 1 x
k 1
1 kx 1 x
1 kx x kx 2
1 k 1 x kx 2
1 k 1 x
k 1! k 1 k !
k 1 2k
2.2k
2 k 1
Soal Latihan
Gunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan pernyataan
berikut:
1. Jumlah sebanyak n bilangan genap pertama adalah n 2 .
x n1 1
4. Untuk setiap n 1, berlaku 1 x x2 ... x n dengan n 1 .
x 1
5. Jika n merupakan bilangan asli maka berlaku 21 22 23 ... 2n 2n1 2
n
6. Jika n merupakan bilangan asli maka berlaku 8i 5 4n
i 1
2
n
7.
Untuk setiap bilangan bulat n 0 berlaku 3 | 52 n 1 .
8. Untuk setiap n 3 berlaku n 2 2n 1 .
Pengetahuan dan pemahaman tentang sistem bilangan riil beserta sifat-sifatnya, akan
menentukan pemahaman konsep analisis, hal tersebut dikarenakan sistem bilangan real
merupakan salah satu konsep yang mendasari pembahasan tentang analisis. Dalam buku ini
sistem bilangan real akan dikenali secara aksiomatik, yaitu dengan menganggap sistem
bilangan real memenuhi sifat-sifat tertentu yang dirumuskan dalam tiga gugusan aksioma,
yakni: Aksioma Lapangan, Aksioma Urutan dan Aksioma Kelengkapan Bilangan Real. Topik-
topik terkait lainnya dalam sistem bilangan real yang dibahas adalah : Nilai Mutlak, Selang,
Titik Kumpul atau Titik Limit, Himpunan Terbuka dan Himpunan Tertutup pada bilangan
Real.
penjumlahan).
(T3) Terdapat unsur 0 (nol) anggota R, sedemikian sehingga 0 a a dan a 0 a untuk
setiap a R (eksistensi unsur identitas pada operasi penjumlahan).
(T4) Untuk setiap a R , terdapat a R sedemikian sehingga a a 0 dan
distributif).
Sifat-sifat di atas tentunya tidak asing bagi Anda. Selanjutnya, akan ditampilkan
beberapa akibat yang timbul dari sifat aljabar bilangan real. Berikutnya, akan dibuktikan bahwa
unsur identitas (baik pada operasi penjumlahan dan perkalian) merupakan unsur tunggal.
Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa hanya unsur 0 pada bilangan riil merupakan solusi bagi
(T3) dan unsur 1 pada bilangan riil merupakan solusi bagi (K3).
Misalkan terdapat dua unsur nol, yaitu z1 dan z2 , maka z1 a a dan z2 a a untuk
Dengan cara yang sama akan kita dapatkan bahwa unsur satuan itu tunggal.
z a a z 0 0 , jadi nilai z 0 .
(ii) Bila b R dan b 0 , maka berdasarkan sifat K4 ada unsur 1 b R sedemikian sehingga
u b 1 b u b 1 b u 1 1 , jadi nilai u 1 .
Teorema 1.2
(i) Misal a, b R jika b a 0 , maka b a .
sifat T3 pada ruas kanan, maka berlaku b a a 0 a dan sederhanakan kedua
(ii) Bila a R dan a 0 , maka berdasarkan sifat K4 ada unsur 1 a R sedemikian sehingga
K3 pada ruas kanan, maka berlaku b a 1 a 11 a dan sederhanakan kedua ruas
sehingga diperoleh b 1 a .
Berikut ini akan diberikan teorema yang berkaitan dengan penyelesaian suatu persaman
dan ketunggalan dari sebuah solusi.
Teorema 1.3
Misalkan a, b R , maka
Bukti:
(i) Pertama akan ditunjukkan bahwa a x b mempunyai penyelesaian.
dan dengan menggunakan aksioma lapangan R (T2, T3 dan T4) persamaan tersebut dapat
disederhanakan sehingga diperoleh x a b .
pula dituliskan a a 0 a .
Pengantar Analisis Real 22
Ingat, berdasarkan teorema 1.1 (jika a, z R sedemikian sehingga z a a , maka z 0 ),
(iv) Pembuktian untuk (iv) dapat dilakukan dengan mensubstitusikan nilai a 1 sehingga
diperoleh 1 1 1 . Kemudian berdasarkan bagian (iii) dengan mengambil
a 1.
Teorema 2.2
Bukti:
salah haruslah 1 a 0 .
sisi lain pada bilangan riil berlaku aksioma lapangan (K4) yakni a 1 a 1 untuk setiap
(c) Berdasarkan teorema 2.1.(ii), kita punyai a 1 a (teorema tersebut dapat diperluas
1 a b Teorema 2.1.(iv)
Bilangan Rasional
Elemen dari bilangan riil yang berbentuk m n atau m n dengan m dan n anggota
bilangan asli ( N ) dan n 0 dikatakan sebagai Bilangan Rasional. Semua himpunan bilangan
rasional dalam bilangan riil dinotasikan dengan Q (“Quotient” berasal dari bahasa jerman yang
Teorema 2.3
Andai r Q , maka dapat dimisalkan nilai r m n , dengan m dan n anggota bilangan bulat
maka m 2 4k 2 4k 1 2 2k 2 2k 1 adalah ganjil). Selanjutnya, misal m bilangan genap
maka berlaku nilai m 2 p untuk sembarang bilangan bulat p dan berlaku 4 p 2n . Hal ini
2 2
(dengan pembuktian kontrapositif yang sama) n haruslah bilangan genap. Berdasarkan proses
tersebut didapat m dan n merupakan bilangan genap. Hal ini kontradiksi dengan pemisalan
bahwa m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1 (karena p dan q bilangan genap
maka keduanya memiliki faktor persekutuan lain yakni 2).
Soal Latihan
1. Jika a R dan memenuhi a a a . Buktikan bahwa nilai a 0 atau a 1 .
1 1 1
2. Jika a 0 dan b 0 , tunjukkan bahwa .
ab a b
3. Misalkan a, b, c R , buktikan
Pada pembahasan sebelumnya, kita belum menentukan bilangan real yang lebih besar
atau yang lebih kecil. Hal ini dilandaskan karena belum adanya aksioma atau teorema yang
mengatakan tentang urutan suatu bilangan riil. Pada bagian ini, kita akan membahas tentang
sifat urutan yang ada pada bilangan riil. Sifat urutan pada bilangan riil didasarkan pada sifat
bilangan positif dan sifat ketaksamaan pada bilangan riil.
(iii) Jika a R , maka salah satu dari ketiga sifat berikut dipenuhi a P , a 0 atau
a P (sifat trikothomi).
Dua sifat pertama memastikan berlakunya sifat ketertutupan himpunan bilangan riil positif
pada operasi penjumlahan dan perkalian. Sifat ketiga biasa juga disebut sifat trikothomi karena
sifat tersebut membagi bilangan riil menjadi tiga bagian (positif, nol dan negatif).
dapat dituliskan a 0 dan a disebut bilangan riil non-negatif. Jika a P dapat dituliskan
a 0 serta a disebut bilangan riil positif negatif. Jika a P 0 dapat dituliskan a 0 dan
Definisi 3.2
Misal a, b R
Teorema 3.3
Misal a, b, c R
a b b c a b b c
a0c .
a cP
Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan definisi 3.1, diperoleh a c .
(c) Andaikan a b, maka berdasarkan bagian (b) kita peroleh bahwa a – b P atau b – a P, di
mana a > b atau b > a, hal ini kontradiksi dengan yang diketahui. Jadi haruslah a = b.
Teorema 3.5
Teorema 3.6
Misalkan a, b, c R .
simpulkan bahwa a c b c .
(b) Karena a b dan c d , maka a b P dan c d P . Berdasarkan aksioma urutan dapat
(c) Karena a b dan c 0 dan berdasarkan definisi 3.1 dan 3.2 diperoleh a b c P .
berdasarkan sifat distributif, maka dituliskan a b c a c b c P . Jadi ac bc .
1 1
berakibat 1 a 0 , kontradiksi. Jadi, haruslah 0.
a a
(f) Analogi dengan (e).
Teorema 3.7
1
Jika a b , maka a a b b
2
Bukti
Karena a b , maka berdasarkan teorema 3.6 kita dapatkan bahwa a a 2a a b .
1
Demikian juga a b 2b . Karena 2 > 0, maka berdasarkan teorema 3.6 (e) 0 . Selanjutnya,
2
1 1
ambil nilai c pada teorema 3.6 (c) sedemikian sehingga berlaku a a b dan
2 2
1 1
a b b . Jadi, berdasarkan teorema 3.4 a a b b .
2 2
Teorema 3.8
Jika ab 0 , maka a 0 dan b 0 atau a 0 dan b 0 .
Bukti
1
Jika ab 0 , maka a 0 dan b 0 . Jika a 0 , maka 0 . Dengan demikian berlaku
a
1 1 1
b 1 b a b ab 0 . Sedangkan, bila a 0 , maka 0 , hal ini
a a a
1 1
menunjukkan bahwa b 1 b a b ab 0 .
a a
Akibat 3. 9
Jika ab 0 , maka a 0 dan b 0 atau a 0 dan b 0 .
1 1
4. Jika n N , tunjukkan bahwa n 2 n dan .
n2 n
Sebuah konsep yang sangat penting dalam bilangan real adalah tentang nilai mutlak.
Konsep nilai mutlak bermanfaat untuk menentukan besaran jarak, panjang vektor, akar sebuah
bilangan dan lain sebagainya. Hal yang mendasar dari konsep nilai mutlak adalah tentang
definisi atau pengertian serta sebuah ketaksamaan, yaitu ketaksamaan segitiga. Dalam
matematika sekolah, materi nilai mutlak biasanya digunakan dalam bahasan tentang
pertidaksamaan dan panjang vektor.
Definisi 4.1
Jika a R maka nilai mutlak dari a dinotasikan sebagai | a | dan didefinsikan dengan
a jika a 0
a
a jika a 0
Jadi domain dari nilai mutlak adalah semua bilangan real dengan range P {0}, dan peta dari a
dan –a adalah sebuah elemen yang sama.
x jika x 0
f x x
x jika x 0
Berdasarkan definisi
x jika x 0 y jika y 0
x dan y
x jika x 0 y jika y 0
Maka fungsi x y 1 terbagi menjadi 4 kasus berdasarkan daerah / nilai x:
Bukti
sehingga a 0 .
a a a .
1. Misalkan >0, aR. Tunjukkan bahwa a - < x < a+ jika dan hanya jika |x –a|< .
2. Jika a,b R dan b 0. Tunjukkan bahwa | a/b | = |a|/|b|.
3. Sketsalah titik (x, y) pada daerah R x R (cartesius) yang memenuhi |x| + |y| = 2
4. Jika x, y, z R, maka x y z jika dan hanya jika |x-y| + |y-z| = |x-z|
5. Jika 0 < a < 1, maka 0 < a2 < a < 1, tetapi jika 1 < a, maka 1 < a < a2.
Soal Latihan
Sifat Archimedian
Salah satu konsekuensi dari sifat suprimum adalah subhimpunan bilangan asli N dari R
tidak terbatas di atas. Khususnya adalah jika diberikan sembarang bilangan real x, maka ada
bilangan asli n sedemikian sehingga n lebih besar dari x.
Akibat 6.2
Misalkan x dan y bilangan real positif
(b) Ada bilangan asli n sedemikian sehingga ny > x
(c) Ada bilangan asli n sedemikian sehingga 0 < 1/n < y
(d) Ada bilangan asli n sedemikian sehingga n –1 y < n
Bukti
(a) karena x dan y positif, maka z = x/y juga positif. Misalkan n bilangan asli sedemikian
sehingga x/y = z < n, maka x < ny atau ny > x.
(b) Pilih x = 1 sehingga bagian (a) menunjukkan 0 < 1 < ny. Hal ini menunjukkan bahwa 0 <
1/n < y.
(c) Berdasarkan aksioma archimides, terdapat bilangan asli m sedemikian sehingga y < m.
Misalkan n bilangan asli terkecil sedemikian sehingga n – 1 y < n.
Teorema 6.4
Jika x, y R, 0 < x < y, maka ada r Q sedemikian sehingga x < r < y
Bukti
Karena x, y di R dan 0 < x < y, maka y – x > 0 dan y – x R. Sedangkan diketahui bahwa 1 > 0,
maka berdasarkan aksioma arcimides ada n N sedemikian sehingga 1 < n(y – x) atau nx + 1 <
ny. Karena x > 0 dan nx > 0, ada m N sedemikian sehingga m –1 nx < m. hal ini
mengakibatkan m nx + 1 < ny atau m < ny. Berdasarkan teorema tentang urutan maka nx < m
< ny atau x < m/n < y. pilih r = m/n, m,n N yang berarti r Q.
Soal Latihan
1. Jika x > 0 tunjukkan bahwa ada bilangan asli n sedemikian sehingga 1/2 n < x.
2. Tunjukkan ada x R, x > 0 sedemikian sehingga x2 = 3
Daerah yang dibatasi oleh dua buah bilangan real yang berbeda seringkali dinyatakan
sebagai himpunan. Bahasa lain dari himpunan, untuk bilangan real, dapat pula dinyatakan
__________________I2____________________
Contoh 1
Misalkan In = [ 0, 1/n ] dengan n bilangan asli, maka
I1= [0,1], I2= [0, ½ ], I3= [0, 1/3], . . . , In=[0, 1/n], In+1= [0, 1/( n+1)].
Hal ini menunjukkan bahwa I 1 I2 I3 In In+1 dengan kata lain InIn+1 untuk setiap
nN. Jadi In adalah interval bersarang.
Contoh 2
Teorema 8.2
Jika In=[an, bn] dengan n bilangan asli adalah interval bersarang yang merupakan interval
tertutup terbatas, maka ada bilangan R sedemikian sehingga In untuk setiap n N. Bila
jarak bn-an dari In memenuhi Inf {bn-an : n N }=0, maka In = tunggal.
Bukti
Karena In interval bersarang, maka InIn+1 untuk semua n bilangan asli. Sehingga diperoleh [a n,
bn] [a1, b1] untuk semua n. Jadi anb1 untuk semua n. Oleh karena itu, himpunan A = {a n : n
bilangan asli} , maka himpunan A terbatas di atas
Karena A terbatas di atas maka berdasarkan sifat suprimum A mempunyai Supremum,
misalkan = Sup A dan karena an A, maka an untuk semua nN……….(1).
Klaim bn untuk semua nN, hal ini dijamin bila bn batas atas dari Bk ={ ak : k N}.
Andaikan n k maka Ik In atau [ak , bk] [an , bn] sehingga ak bk bn ……(2)
Andaikan n > k maka In Ik atau [an , bn] [ak , bk] sehingga ak an bn ……(3)
Dari (2) dan (3) diperoleh bahwa ak bn untuk setiap k N. Jadi, bn batas atas dari Bk. oleh
karena itu bn untuk semua nN……………….(4)
Dari (1) dan (4) diperoleh ak bn untuk semua nN, hal ini berarti In untuk setiap n N.
Karena In suatu interval bersarang maka In I1 untuk semua n N atau [an, bn] [a1, b1]
sehingga a1 bn untuk setiap n N. Hal ini berdasarkan definisi menunjukkan bahwa C = {bn : n
N}himpunan terbatas dibawah. Karena himpunan C terbatas di bawah, maka C mempunyai
Infrimum, misalkan = Inf C dan karena bn di C untuk semua n, maka bn untuk semua n
bilangan asli…….(5)
Klaim bahwa an untuk setiap n N, hal ini dapat dijamin apabila an batas bawah dari D ={
bk : k N}.
Andaikan n k, maka Ik In atau [ak, bk] [an, bn] sehingga an ak bk……….(6)
Andaikan n > k, maka In Ik atau [an, bn] [ak, bk] sehingga an bn bk……….(7)
Dari (6) dan (7) diperoleh an bk untuk semua k N. Jadi, an merupakan batas bawah dari C.
Karena itu an untuk semua n N……….(8)
Titik Kumpul
Definisi 8.3
Misalkan xR, S R, x dikatakan titik kumpul (sering disebut sebagai titik limit) dari S, jika
setiap lingkungan buka ; V= ( x - , x + ) dari x memuat paling sedikit satu unsure dari S
yang lain dari x.
Atau
X dikatakan titik limit dari S, jika untuk setiap S V {x} – {x} .
S1 = { xR : x titik kumpul dari S }
Lemma 8.4
Jika S =(a, b), maka S1=[a, b]
Bukti
Ambil sembarang , dan x (a, b) tetap dan sembarang, maka S V {x} – {x} = (a, b) (x-,
x+) – {x}
x- x+
-----------(--------------(------------------)-------------)---------------
a x b
Ini menunjukkan bahwa x S1 dan karena x sembarang, maka (a, b) S1…………………(1)
Untuk x = a,
S V {a} – {a} = (a, b) (a, a+) – {a}= (a, a+)
(-----)----------------------------------------------)
a a+ b
(---------------------------------------------(------)
a b- b
Ini menunjukkan bahwa bS1………………………………………………………………(3)
Dari (1), (2) dan (3) maka diperoleh [a, b] S1……………………………………………..(4)
Ambil x < a, maka ada o> 0 sehingga S Vo{x} =
a b
--(--------)----(--------------------------------------)
x- x x+
berarti x S1…………………………………………………………….(5)
Ambil x > b, maka ada o> 0 sehingga S Vo{x} =
a b
----(--------------------------------------)--(--------)
x- x x+
berarti x S1…………………………………………………………….(6)
Berdasarkan (4), (5) dan (6), maka dapat disimpulkan bahwa S1=[a, b]
Contoh 3
Jika S himpunan berhingga, maka S1=
Bukti
Misalkan S ={s1, s2, s3, …, sn} bersingga dan andaikan S1 , sebut x S1. Pilih = ½ min {|x-si| :
i =1,2,…,n}, maka S V {x} – {x} = yang kontradiksi dengan x S1. hal ini berarti
pengandaian kita salah, jadi haruslah S1= .
Contoh 4
1
Misalkan S = n , n buktikan
a) 0 S1
Pengantar Analisis Real 45
b) Bila xS, maka x S1
Bukti Misalkan > 0 diberikan sembarang, maka
1 1 1
S V (0) {0} 1, , ,..., ( , ) {0}
2 3 n
pilih = ½ (1/n – 1/n+1) > 0, maka S V(xn) – {xn} = untuk semua xn S. jadi x S1.
ditunjukkan xS1. Misalkan > 0 diberikan sebarang dan V(x) = (x-, x+) adalah lingkungan
dan x, maka dengan memilih n N dan n cukup besar, bn- an < .
Karena x [an, bn] dan [an, bn] < , maka [an, bn] V(x). Karena [an, bn] S himpunan tak
berhingga atau [an, bn] memuat tak berhingga unsure S dan [an, bn] V(x), maka V(x) S
himpunan tak berhingga. Karena itu x S1.
Soal Latihan
Contoh 1
Misalkan G ={xR : 0<x<1}, selidiki apakah G himpunan terbuka atau himpunan tertutup.
Penyelesaian
Bila x 1 x ,
2
------(----------------------(---------)------)--------
0 x- x x+ 1
Teorema 9.2
(i) Gabungan sembarang himpunan-himpunan terbuka adalah himpunan himpunan terbuka
(ii) Irisan dari berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah himpunan terbuka
Teorema 9.2 dapat dinyatakan dengan :
(i) Jika A himpunan terbuka untuk semua I, maka A himpunan terbuka
I
i 1
Akibat 9.3
(i) Irisan sembarang himpunan-himpunan tertutup adalah himpunan tertutup
(ii) Gabungan berhingga himpunan-himpunan tertutup adalah himpunan tertutup
Soal Latihan
1. Tentukan jenis himpunan berikut , apabila
a. A = {x|2 < x < 3, xR} b. B = {x|2 < x 3, xR}
c. C = {x|2 x < 3, xR} d. D = {x|2 x 3, xR}
2. Tunjukkan bahwa himpunan berikut adalah himpunan terbuka
a. A = (1, 3) b. B = {x|-1 < x < 2, xR}
c. C = (a, b) d. D = { xR: |x| < 3, }
3. Tunjukkan bahwa himpunan berikut adalah himpunan tertutup
a. A = [1, 3] b. B = {x|-1 x 2, xR}
c. C = [a, b] d. D = { xR: |x| 3, }
4. Selidikilah himpunan-himpunan berikut
a. A = (1, 3] b. B = {x|-1 < x 2, xR}
c. C = (a, b) d. D = { xR: |x| 3, }
R A x
v(x)
Contoh 1
Tunjukkan bahwa jika A = (0, 1), maka A0 = (0, 1) dan jika B = [0, 1] maka B0 = (0, 1)
Jawab
Ambil x A sembarang ( ini berarti x diantara 0 dan 1 )
Akan ditunjukkan bahwa x A0
Pilih = min { | x/2 | , |(1-x)/2| }, lihat gambar berikut
(---------------x--------------------------) atau (---------------------------x-------------)
0 1 0 1
x 1-x x 1-x
sehingga bisa kita buat v(x)
(--------(-------x---------)---------------) atau (--------------------(-------x-------)----)
0 1 0 1
v(x) v(x)
maka v(x) A.
kadi x titik dalam dari A atau x A0
Karena x diambil sembarang. Maka x adalah interior A untuk setiap x(0, 1).
Selanjutnya bila x 0 atau x 1, maka untuk setiap > 0, v(x) A, lihat gambar berikut,
Contoh 2
Misalkan A = (a, b) R. Tentukan semua titik batas dari A
Penyelesaian
Ambil x R, x < a sembarang, akan diselidiki apakah x titik batas dari A.
ax
Karena x < a, pilih , maka
2
--------------(-----x-----)-----(---------------------)--------
x- x+ a b
a x 2x a x 3x a 3a a
X-=x- = a
2 2 2 2
a x 2x a x x a a a
x x a
2 2 2 2
sehingga V(x) A = (x - , x + ) (a, b) = .
Jadi, untuk semua x < a, x bukan titik batas dari A.
Ambil x R, x > b sembarang, akan diselidiki apakah x titik batas dari A.
xb
Karena x > b, pilih , maka
2
-------------------(---------------------)-----(-----x-----)-----
a b x- x+
x b 2x x b x b b b
X-=x- = b
2 2 2 2
x b 2x x b 3x b 3b b
x x b
2 2 2 2
sehingga V(x) A = (x - , x + ) (a, b) = .
x a b x
Pilih = min , .
2 2
xa
Andaikan , maka
2
-------------------(-----(-----x-----)---------------)---
a x- x+ b
x a 2x x a x a a a
x-=x- = a
2 2 2 2
xa b x 2x b x x b b b
x x x b
2 2 2 2 2
Sehingga V(x) = (x - , x + ) (a, b) atau V(x) Ac = .
bx
Andaikan , maka
2
-------------------(---------------(-----x-----)-----)---
a x- x+ b
bx x a 2x x a x a a a
x-=x- >x a
2 2 2 2 2
b x 2x b x x b b b
x x b
2 2 2 2
Sehingga V(x) = (x - , x + ) (a, b) atau V(x) Ac = .
Jadi, untuk semua a < x < b, x bukan titik batas dari A.
Untuk setiap > 0 sembarang, maka
(i) untuk x = a, V(a) A = (a - , a + ) (a, b) = (a, a + ) .
V(a) Ac = (a - , a + ) {(-, a] [b, ) = (a - , a) .
--------------(-------(-------)------------------------)---
x- a x+ b
V(a) A V(a) Ac
(ii) Untuk x = b, V(b) A = (b - , b + ) (a, b) = (b - , b) .
V(b) Ac = (b - , b + ) {(-, a] [b, ) = (b, a + ) .
Soal Latihan
1. Selidikilah apakah himpunan berikut terbuka atau tertutup
a. A = (0, 4) b. B = [-1,1] c. C = (-1, 2]
2. Perlihatkan bahwa himpunan E ={xR: x > 3} dan F = {xR: x < 0} adalah himpuanan-
himpunan terbuka?
3. Tentukan titik-titik dalam dari soal nomor 1?
4. Perlihatkan AR adalah himp. terbuka jika dan hanya jika xoA untuk semua x?
5. Perlihatkan A R adalah himpunan terbuka jika dan hanya jika A tidak memuat semua
titik batasnya!
6. Perlihatkan A R adalah himpunan tertutup jika dan hanya jika A memuat semua titik
batasnya!
7. Buktikan pernyataan-pernyataan berikut ini
a. (A B)o = Ao Bo b. (A B)’ = A’ B’ c. A B A B
BARISAN
Definisi 11.1
Jika S sebuah himpunan, Sebuah barisan di S adalah sebuah fungsi dengan domain N bilangan
asli dan range xn, xnS, di mana X : N S atau X(n) = xn.
Untuk mempermudah pemahaman kita, sebuah barisan cukup dinyatakan dengan {xn: n
N}. Perhatikan barisan bilangan genap berikut,
2, 4, 6, 8, …
Barisan bilangan genap di atas dapat dinyatakan dengan x n = 2n dengan n bilangan asli.
Dengan demikian barisan dapat dinyatakan secara sederhana melalui sebuah rumus.
Selain itu, barisan juga dapat ditentukan apabila diketahui nilai dari x1 dan rumus dari
xn+1, n 1 diketahui. Sebagai contoh perhatikan formula berikut,
x1 = 2, xn+1 = xn + 2, n 1
atau secara lebih kompleks, dinyatakan dengan
x1 = 2, xn+1 = xn + x1, n 1
Rumusan di atas dinamakan definisi induktif dari sebuah barisan. Cobalah Anda tentukan
barisan yang dimaksud!
Definisi 11.2(Sifat Barisan)
Jika X = xn dan Y = yn adalah barisan di R dan c di R, maka
a. X + Y = (xn + yn) adalah barisan di R
b. X - Y = (xn - yn) adalah barisan di R
c. X . Y = (xn . yn) adalah barisan di R
d. c Y = (cxn) adalah barisan di R
e. X/Y = (xn / yn) adalah barisan di R, asalkan yn 0
Untuk lebih memahami sifat di atas, misalkan diberikan barisan
1 1 1
X = (2, 4, 6, 8,…,2n,…) dan Y =(1, , ,..., ,...)
2 3 n
Maka
7 17 2n 2 1
X – Y = 2, , ,..., ,...
2 3 n
XY = ( 2,2,2,….,2,….)
3X = ( 6, 12, 18, 24,….,6n,…)
X
= ( 2, 8, 18, … ,2n2, …)
Y
Akan tetapi, apabila barisan Z di R didefinisikan dengan
1 (1) n
Z = 1,0,1,0,..., ,...
2
Maka X/Z tidak terdefinisi, karena beberapa nilai dari barisan Z = 0.
Limit Barisan
Salah satu konsep yang penting dalam barisan adalah limit barisan. Limit barisan berarti
nilai yang dituju oleh sebuah barisan apabila n semakin membesar. Untuk lebih memahami
marilah kita lihat definisi limit barisan berikut,
Definisi 11.3
Misalkan xn adalah sebuah barisan di R. Sebuah elemen x di R dikatakan limit barisan apabila
untuk setiap lingkungan V dari x, ada bilangan asli Kv sedemikian sehingga untuk setiap n Kv
maka xn di V. Jika x adalah nilai limit dari xn maka dikatakan xn konvergen ke-x. Jika barisan
mempunyai limit maka dikatakan barisan konvergen. Jika barisan tidak mempunyai limit maka
barisan divergen.
Sebagai langkah dalam membuktikan atau menunjukkan kekonvergenan barisan, kita
memerlukan sebuah teorema. Teorema yang dimaksud adalah
Teorema 11.4
Misalkan xn sebuah barisan di R. Sebuah elemen x di R adalah sebuah limit dari x n jika dan
hanya jika untuk setiap > 0 terdapat bilangan asli K() sedemikian sehingga untuk setiap n
K(), maka |xn – x| < .
Teorema di atas dapat dituliskan dalam notasi simbol berikut,
.x
|xn – x|
xn
Lemma 11.5
Barisan yang konvergen adalah terbatas
Bukti
Misalkan x = lim xn dan ambil = 1 berdasarkan teorem 7.2, maka terdapat bilangan asli K(1)
sedemikian sehingga jika n K(1), maka |xn – x| < 1. Dengan menggunakan sifat ketaksamaan
segitiga, khusunya untuk n K(1), maka xn < x + 1. Selanjutnya kita buat sebuah himpunan
dengan M = sup{|x1|, |x2|, |x3|, …,|xK-1|,|x| + 1}, maka |xn| M untuk semua nN.
Beberapa contoh barisan berikut akan mempermudah Anda dalam memahami barisan
konvergen.
Contoh 1
Misalkan xn = 1/n adalah barisan di R. Tunjukkan bahwa lim x n = 0.
Bukti
Ambil sembarang > 0. Berdasarkan sifat Archimedian maka ada bilangan asli K() sedemikian
sehingga 1/ K() < . Selanjutnya jika n K() kita peroleh
1 1
0 xn
n K()
Hal ini menunjukkan bahwa |x n – 0| < untuk n K(). Karena dipilih sembarang maka
membuktikan bahwa lim(1/n) = 0.
Soal Latihan
( 1) n
d) dn =
n
e) yn = (-1)n
Pada bagian ini, kita akan melihat pengertian tentang subbarisan dan juga kombinasi
atau operasi dari beberapa barisan konvergen. Seperti dalam himpunan, kita mengenal
subhimpunan, begitupula dalam barisan dikenal subbarisan.
Cobalah Anda perhatikan barisan
Pengantar Analisis Real 59
X: 1, -2, 3, -4, 5, -6, 7, -8,………….
Barisan di atas dapat kita bagi dua bagian yaitu,
X1 : 1, ,3, ,5, ,7,………..(barisan suku ke-1, suku ke-3, suku ke-5,…….)
X2 : -2, ,-4, ,-6, ,-8,…….. (barisan suku ke-2, suku ke-4, suku ke-6,…….)
Barisan X1 dan X2 merupakan barisan bagian dari X, dengan X 1 merupakan barisan suku ganjil
dari barisan X dan X2 merupakan barisan suku genap dari X.
Secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut,
Definisi 12.1
Jika X = xn dan jika r1<r2<r3<…<rn<…… adalah barisan bilangan asli yang meningkat, maka
barisan X’ yang didefinisikan dengan
(xr1, xr2, xr3,……,xrn,…….)
dinamakan dengan Subbarisan dari X.
Lemma 12.2
Jika barisan X konvergen ke-x, maka sembarang subbarisan dari X yang konvergen ke-x.
Bukti
Misalkan V adalah lingkungan dari nilai limit x, berdasarkan definisi, ada bilangan asli K v
sedemikian sehingga untuk semua n Kv, maka xn termasuk dalam V. Sekarang misalkan X’
adalah subbarisan dari X, di mana
(xr1, xr2, xr3,……,xrn,…….)
Karena rnn, maka rn Kv, dan xn termasuk dalam V, ini menunjukkan bahwa X’ juga konvergen
ke-x.
Berikutnya marilah kita lihat kombinasi dari dua barisan yang konvergen. Kombinasi
yang dimaksud dalam hal ini adalah berkaitan dengan sifat barisan yang telah diuraikan di
atas.
Kombinasi dari barisan yang konvergen dapat dilihat pada teorema berikut ini,
Teorema 12.3
a. Jika X dan Y adalah barisan yang konvergen ke-x dan ke-y, maka barisan
a.1 X + Y konvergen ke- (x+y)
a.2 X – Y konvergen ke-(x-y)
a.3 X.Y konvergen ke-x.y
1 1
x n x M3 bn b M x n x
bn b
Selanjutnya, jika >0 diberikan, maka ada bilangan asli K1, K2 sedemikian sehingga jika nK1,
maka |bn - b| < /2M3 dan ika nK2 maka |xn-x|< /2M. Selanjutnya pilih K0=sup{K1,K2} dan n
K0, maka kita dapat simpulkan bahwa,
1 1
x n x M3 3
M
bn b 2M 2M
Ini membuktikan bahwa (xn/bn) konvergen ke-(x/b)
Untuk lebih memahami kombinasi barisan konvergen di atas, ada baiknya Anda
perhatikan contoh-contoh berikut ini,
Contoh 1
Misalkan X = xn adalah sebuah barisan yang didefinisikan dengan
2n 1
xn , dengan n bilangan asli
n5
Jawab
Kita dapat menuliskan kembali xn sehingga menjadi
2 1/ n
xn ,
1 5/ n
Contoh 2
Misalkan barisan Y = yn didefinisikan dengan
2n 1
yn
n2 1
Jawab
Dengan cara yang sama, kita bisa tentukan bahwa
2 1/ n
yn
n 1/ n
sehingga
lim(2 1 / n) 2
lim y n 0
lim(n 1 / n) lim n
jadi, barisan Y konvergen ke-0.
Soal Latihan
1. Buatlah sebuah barisan divergen, akan tetapi memiliki subbarisan yang konvergen?
2. Tentukan subbarisan yang konvergen dari barisan berikut,
a. 1, ½, ¼, 1/8, 1/16,……………………
Kriteria Kekonvergenan
Akibat 13.2
Misalkan X =(xn) adalah barisan di real yang monoton turun, yaitu
x1 x2 x3 x4 x5….. xn xn+1 ……….
Maka barisan X konvergen jika dan hanya jika barisannya terbatas, dalam hal ini
Lim(xn) = inf{xn}
Bukti
Misalkan barisan yn = -xn, untuk nN. maka barisan yn adalah barisan monoton naik. Lihat
kembali bukti teorema di atas.
Kriteria barisan monoton berdasarkan teorema di atas agaknya membantu kita untuk
melihat apakah sebuah barisan konvergen atau tidak. Cobalah perhatikan dua contoh berikut
ini,
Contoh 2
Selidikilah kekonvergenan dari Y = n/(n+1)
Jawab
Dengan menguraikan barisannya kita akan peroleh
½, 2/3, ¾, 4/5, 5/6,……
Hal ini menunjukkan bahwa ½ < 2/3 < ¾ < 4/5 < 5/6 <…….< 1 atau
y1 y2 y3 y4 ….. yn yn+1 ……….< 1
adalah sebuah barisan monoton naik dan terbatas pada 1. Sehingga berdasarkan teorema 8.1,
dapat disimpulkan bahwa barisan Y adalah konvergen. Kita juga bisa melihat dengan mudah
bahwa sup{n/n+1} = 1. sehingga lim Y = sup{n/n+1} = 1. Jadi, barisan Y = n/n+1 konvergen ke-
1.
Teorema kemonotonan barisan sangat berguna dan bermanfaat dalam menentukan
kekonvergenan barisan, akan tetapi hanya tepat digunakan untuk barisan yang monoton.
Kriteria lain yang dapat digunakan untuk menentukan kekonvergenan barisan adalah kriteria
Chaucy. Kriteria ini akan kita kaji berikut, akan tetapi sebelumnya kita lihat sebuah teorema
yang dikenal dengan nama Teorema Bolzano-Weierstrass.
Definisi 13.4
Sebuah barisan X = xn di R dinamakan Barisan Chaucy apabila untuk setiap > 0, ada bilangan
asli M() sedemikian sehingga untuk semua m, n M(), maka |xm – xn|< .
Lemma 13.5
Jika X = xn adalah barisan konvergen, maka X adalah barisan Chaucy
Bukti
Jika x = lim X, maka setiap > 0, ada bilangan asli K(/2) sedemikian sehingga untuk semua n
K(/2), maka |xn – x|< /2. Jadi, jika M()=K(/2) dan j m, n M(), maka |xm – xn||xm –
x|+|x – xn|< /2 + /2 = . Hal ini menunjukkan bahwa barisan konvergen X adalah barisan
Chaucy.
Bila kita kaitkan dengan teorema Bolzano_Weierstrass kita akan memperoleh lemma berikut,
Lemma 13.6
Barisan Chaucy adalah barisan terbatas
Bukti
Karena X = xn adalah barisan Chaucy dan misalkan = 1. Jika m =M(1) dan n M(1), maka |xm
– xn|< 1. Berdasarkan sifat ketaksamaan segitiga kita peroleh |x n|<|xm|+1 untuk n M(1).
Selanjutnya, jika B = sup{|x1|,|x2|,|x3|,…|xn|,…,|xm|+1}, maka kita punya |xn| B untuk
semua nN. Jadi, barisan Chaucy adalah terbatas.
Sekarang kita akan melihat sebuah kriteria kekonvergenan yang sangat penting untuk
sebuah barisan. Kriteria tersebut dinamakan dengan Kriteria Chaucy. Kriteria ini dimuat dalam
sebuah teorema berikut,
Teorema 13.8(Kriteria Kekonvergenan Chaucy)
Sebuah barisan konvergen jika dan hanya jika barisan tersebut adalah barisan Chaucy
Bukti
(kiri kekanan)
Berdasarkan lemma 13.5 diperoleh bahwa jika barisan konvergen, maka barisan tersebut adalah
barisan Chaucy.
Sebaliknya, dari kanan kekiri
Misalkan X adalah barisan Chaucy, maka berdasarkan lemma 13.6 didapat barisan X terbatas.
Menurut Teorema Bolzano-Weierstass, barisan terbatas memiliki subbarisan X’ yang
konvergen. Berdasarkan lemma 13.7 elemen dari barisan X konvergen ke nilai lim dari X’.
Untuk lebih memahami penggunaan kriteria Cauchy marilah kita lihat contoh barisan X
= 1/n. Untuk menentukan kekonvergenan barisan X, kita hanya perlu menentukan apakah X
adalah barisan cauchy atau bukan. Sedangkan barisan Chaucy dapat ditentukan berdasarkan
definisi 13.1.
Sekarang, ambil > 0 sembarang,
untuk n = m, maka berapapun bilangan asli M() akan memenuhi
|xm-xn| =|1/m - 1/n| = 0 < .
Untuk n > m, pilihlah bilangan asli k sehingga n = m + k, dengan demikian
|xm-xn| =|1/m - 1/n| = |1/m - 1/m+k|=|k/m(m+k)|< k/m2
Soal Latihan
1. Buatlah sebuah barisan yang monoton naik dan konvergen, kemudian tentukan rumusnya ?
2. Buatlah sebuah barisan yang monoton turun dan divergen, kemudian tentukan rumusnya?
3. Buatlah sebuah barisan yang tidak monoton naik atau tidak monoton turun?
4. Selidikilah apakah barisan X = rn konvergen? Tunjukkan!
5. Gunakan Kriteria Kemonotonan untuk menentukan kekonvergenan barisan berikut,
2 2 2n 1
a. X = b. Y =
n n 1 3n
1 1
c. X = 1 d. Y = 1
n n
6. Gunakan Kriteria Chaucy untuk menentukan kekonvergenan barisan berikut,
2 2 2n 1
a. X = b. Y =
n n 1 3n
1 1
c. X = 1 d. Y = 1
n n