KEMAMPUAN MATEMATIKA
A. Pemahaman matematika
1. Definisi Pemahaman Matematis
Sanjaya (2009) mengemukakan “Pemahaman konsep adalah
kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi
pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain
yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu
mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya.
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 1 | 13
Indikator di atas tersebut sejalan dengan Peraturan Dirjen
Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004, indikator siswa memahami
konsep matematika adalah mampu:
a. menyatakan ulang sebuah konsep;
b. mengklasifikasikan objek menurut tertentu sesuai dengan
konsepnya;
c. memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep;
d. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi;
e. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu
konsep;
f. menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi tertentu;
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan
masalah
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 2 | 13
Contoh diatas, adalah pemberian skor secara umum untuk
kemampuan pemahaman. Selain contoh di tabel3.1, pemberian skor
dapat dilakukan berdasarkan indicator soal yang dipilih.
B. Penalaran matematis
1. Definisi Penalaran Matematis
Shurter dan Pierce (1966) mengatakan bahwa istilah penalaran
diterjemahkan dari reasoning yang didefinisikan sebagai proses
pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang
relevan. Secara garis besar penalaran dalam matematika terbagi
menjadi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif
(Afgani,2011, h.4.6).
2. Indikator PenalaranMatematis
Dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen
No.506/C/PP/2004 (Shadiq, 2009, h. 14) tentang indikator-indikator
penalaran yang harus dicapai oleh siswa. Indikator yang
menunjukan penalaran antara lain adalah:
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 3 | 13
Sumarmo (2007) mengemukakan bahwa indikator penalaran
matematik siswa adalah sebagai berikut:
a. Menarik kesimpulan logis
b. Memberi penjelasan model, fakta, sifat, hubungan atau pola
c. Memperkirakan jawaban dan proses solusi
d. Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi atau
membuat analogi dan generalisasi
e. Mengajukan lawan contoh
f. Mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argument,
membuktikan dan menyusunargumen yang valid
g. Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan
pembuktian dengan induksi matematika
C. Komunikasi Matematis
1. Definisi Komunikasi Matematis
Afgani D (2011), “Komunikasi matematika (mathematical
communication) diartikan sebagai kemampuan dalam menulis,
membaca, menyimak, menelaah, menginterpretasikan dan
mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika” (h.
4.15). Dengan kemampuan komunikasi matematik siswa dapat
menginterpretasikan dari apa yang dilihat sehingga siswa tersebut
dapat menelaah dan mengevaluasi berdasarkan dari informasi yang
diperolehnya.
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 4 | 13
Sumarmo (2013), “Komunikasi matematik adalah
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah” Maksudnya
setiap siswa dapat menafsirkan berdasarkan pengetahuan dan
mengerti makna suatu tulisan dalam matematika yang dapat
memperjelas keadaan atau masalah.
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 5 | 13
komunikasi lisan dan tulisan. Untuk melihat kemampuan
komunikasi tertulis, Ross mengemukakan sebagai berikut:
a. Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi
masalah menggunakan gambar, bagan tabel dan secara aljabar.
b. Menyatakan hasil dalam bentuk tertulis.
c. Menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan
konsep matematika dan solusinya.
d. Membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan
keterangan dalam bentuk tertulis.
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 6 | 13
Tabel 3.3. Contoh Skor Komunikasi Matematis
Indikator Kriteria Skor
Mengekspresikan Tidak menjawab sama sekali 0
idematematika Menunjukkan pehaman yang terbatas 1
secara tulisan Melukiskan diagram, table, atau gambar kutang 2
maupun lengkap dan salah
menggambarkan Melukiskan diagram, table, atau gambar namun 3
secara visual kurang lengkap dan benar
Melukiskan diagram, gambar, secra lengkap 4
namun ada sedikit kesalahan
Melukiskan diagram, table atau gambar secara 5
lengkap dan benar, atau menyediakan gambar
yang berbeda
Menyatakan situasi Tidak menjawab sama sekali 0
gambar, diagram, Dapat membaca gambar 1
atau gambar benda Memahami permasalahan yang diberikan 2
nyata kedalam Menggunakan rumus yang sesuai 3
Bahasa symbol, ide Menggunakan rumus yang sesuai dan 4
atau model melakukan perhitungan
matematika Menyatakan gagasan dengan lengkap dan benar 5
dengan menggunakan Bahasa matematis
Mengkomunikasikan Tidak menjawab sama sekali 0
pikiran matematis Menemukan informasi yang tersirat maupun 1
melalui tulisan tersurat dalam permasalahan
secara koheren dan Menggunakan rumusan yang sesuai 2
jelas kepada orang Menggunakan rumus dan melakukan 3
lain. perhitungan tetapi jawaban kurang tepat
Penjelasan secara matematis masuk akal dan 4
benar meskipun kurang
Penjelasan secara matematis masuk akal dan 5
benar disertai kesimpulan jawaban
Tabel 3.3 memberikan contoh pensekoran yang sudah spesifik dengan indicator yang
diteliti.
D. Koneksi Matematis
1. Definisi Koneksi Matematis
Andoko, Turmudi dan Tatang (2014) mengatakan bahwa koneksi matematika adalah
Kemampuan mengaitkan konsep dengan konsep lain erat kaitannya dengan kemampuan
koneksi matematis Ruspiani (2013), koneksi matematika adalah kemampuan mengaitkan
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 7 | 13
antar konsep-konsep matematika baik antar konsep dalam matematika dengan konsep
lainnya
Susilawati, (2009) indikator yang perlu dicapai untuk siswa dapat memiliki kemampuan
koneksi matematis adalah :
1) Mencari hubungan berbagai representasi (gambaran) konsep dan prosedur (prasarat),
2) Memahami hubungan antara topik matematika,
3) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari,
4) Memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama,
5) Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen,
6) Menggunakan koneksi antar topik matematika, dan atara topik matematika dengan
topik lain,
Jihad (2008) koneksi matematika merupakan suatu kegiatan yang meliputi hal-hal berikut:
1) Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur
2) Memahami hubungan antar topik matematika
3) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari
4) Memahami representasi equivalen konsep yang sama
5) Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur laindalam representasi yang equivalen
6) Menggunakan koneksi antar topic matematika dengan topik lain
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 8 | 13
3. Skor Koneksi Matematis
Dalam memberikan skor, sebaiknya digunakan panduan sebagai pedoman dalam
membuat skor.
Contoh skor untuk menilai kemampuan koneksi matematis sebagai berikut:
Terjadi 2 dari 3 hal pada skor 3 di atas. Atau, salah satu atau lebih ciri-ciri
berikut 2
terjadi:
Jawaban tidak benar, namun disebabkan kesalahananalisis (bukan
kesalahan
perhitungan)
Penjelasan tidak jelas atau membingungkan
Ada kesalahan penerapan strategi penyelesaian
Jawaban tidak benar, dan Penjelasan (jika ada) dengan alasan yang tidak benar,
dan Strategi yang diterapkan tidak benar atau membingungkan 1
.
Kertas jawaban dalam keadaan berisi catatan yang tidak relevan untuk
menjawab masalah, ATAU Kosong 0
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 9 | 13
E. Pemecahan Masalah Matematika
1. Definisi Pemmecahan Masalah Matematis
Wena (2011) memandang pemecahan masalah sebagai suatu proses untuk menemukan
kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi
yang baru. Pemecahan masalah matematika adalah suatu kegiatan berpikir tinggi untuk
mencari jalan keluar dari sebuah kondisi di mana seseorang tidak mengetahui
penyelesaiannya secara langsung dengan menggabungkan konsep-konsep dan aturan-
aturan matematika yang telah diperoleh sebelumnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah apa (data) yang
diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup,
kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli
dalam bentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan). Oleh karena itu pada
langkah ini, siswa harus mengetahui masalah secara jelas apa yang diketahui dan
ditanyakan. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa
tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah mencoba mencari atau
mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dengan
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 10 | 13
masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun prosedur
penyelesaian (membuat konjektur).
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 11 | 13
Tabel 3.5 Contoh Skor Pemecahan Masalah Matematis
Skor Indikator
Memahami Merencanakan Menyelesaikan Melalkukan
Masalah Pemecahan masalah pengecekkan
ulang
0 Tidak menjawab Tidak Tidak Tidak ada
ataumenjawab menjawab, menjawab pengecekkan
namun tidak benar atau atau atau ada
menjawab menjawab pengecekan
namun tidak namun tidak salah
ada solusi ada solusi
benar yang benar
1 Jawaban belum Ada penyajian Penyelesaian Ada
lengkap solusi namun hanya pengecekan
hanya sebagaian dan benar
sebagian atau yang benar,
kurang atau tidak
lengkap lengkap
2 Jawaban lengkap Disajikan Penyelesaian
secara lengkap hamper
benar dan lengkap,
sistematis benar, logis,
sistematis
3 Penyelesaian
lengkap,
benar, logis,
sitematis
Skor 2 2 3 1
Maksimal
E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r M a t e m a t i k a 12 | 13
Evaluasi Hasil Belajar
M a t e m a t i k a 13 | 13