KAJIAN TEORI
bermakna dan mudah dipahami (Wijaya, 2012). Soal cerita dapat disajikan
dalam bentuk lisan maupun tulisan, soal cerita yang berbentuk tulisan berupa
(Ashlock, 2003). Menurut Suyitno (2005) soal cerita adalah soal yang dikaitkan
matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk soal cerita yang
6
7
Suatu soal matematika akan menjadi masalah bagi peserta didik, jika
2006).
pertanyaan untuk mengetahui bahwa soal cerita sudah dimengerti oleh peserta
menyelesaikan masalah dalam bentuk: (a) “Apa yang diketahui dari soal itu?”
(b) “Apa saja yang dapat diperoleh dari soal itu?” (c) “Apa yang akan dicari?”
dengan meminta peserta didik untuk memilih operasi dan menjelaskan mengapa
Soal cerita penting untuk diberikan kepada siswa guna melatih siswa
dapat digunakan, tergantung pada masalah yang akan dipecahkan. Salah satu
masalah yang disusun oleh Polya (Syaputri, 2019). George Polya outlines the
masalah yang akan dipecahkan; 3) carrying out the plan (pelaksanaan rencana)
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini yaitu menjalankan prosedur yang
looking back (peninjauan kembali) Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini
hasil yang diperoleh benar, apakah ada prosedur lain yang lebih efektif, apakah
masalah.
Nalar merupakan bentuk dasar dari kata penalaran yang mempunyai arti
keberhasilan. Semakin tinggi tingkat penalaran yang dimiliki oleh siswa, maka
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Matematika dapat dipahami
melalui proses penalaran dan proses penalaran dapat dilatih melalui belajar
matematika.
suatu proses berpikir yang dilakukan dengan cara untuk menarik kesimpulan.
kehidupan sehari-hari.
11
2004 tentang rapor diuraikan bahwa indikator siswa yang memiliki kemampuan
kesahihan suatu argument; f) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis
respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda
atau simbol, baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal, tanpa harus memastikan
terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem
simbol yang sama (Mulyana, 2005). Sedangkan Sullivan & Mousley (Ansari,
menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa
klarifikasi, bekerja sama (sharing), menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang
telah dipelajari. Mengingat bahwa matematika yang kaya akan simbol, istilah,
13
matematis yang baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Hal ini
nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika; b) membuat model situasi
atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar;
gambar, (b) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tulisan, dan
secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar; c)
lain, guru dan lainnya; b) menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam
dalam matematika untuk peserta didik setingkat SMP adalah sebagai berikut: a)
Membuat model dari suatu situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkret,
penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IX SMP
Uji persamaan regresi linear ganda dilakukan dengan uji F dan diperoleh F hitung >
Ftabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga persamaan regresi linear ganda berarti.
ganda diperoleh R=0,8931 dan uji signifikansi dilakukan dengan uji F, ternyata
Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga koefisien korelasi ganda berarti.
Nilai R yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara
bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
ruang sisi lengkung siswa kelas IX SMP Negeri 29 Semarang melalui model
(R2=79,76%).
menunjukkan bahwa sebagian besar dari [1] kemampuan penalaran siswa dalam
hal ini masih tergolong rendah dengan kemampuan berpikir logis dalam
menyelesakan soal, siswa kurang memahami bentuk soal yang diberikan, tidak
17
memahami bentuk soal yang diberikan, siswa masih belum bisa menentukan
VII I MTs Negeri Surakarta II. Kedua peningkatan penalaran matematika yaitu 1)
pada siklus I (50,00%), dan pada siklus II (77,50%), 2) siswa mampu menyusun
dugaan atau bukti alasan terhadap kebenaran solusi dari kondisi awal (32,50%),
pada siklus I (45,00%), dan pada siklus II (70,00%), 3) siswa mampu menarik
kesimpulan dari kondisi awal (27,50%), pada siklus I (40,00%), dan pada siklus II
matematika.