Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti
kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesutu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan).
Artinya kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu, seseorang dikatakan
mampu apabila dia bisa melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Adapun menurut Fatnar dan
Anam dalam Ritonga (2018:25) menyatakan, “Kemampuan merupakan kesanggupan bawaan
sejak lahir atau merupakan hasil pelatihan atau praktik”. Sakti dalam Siregar (2018:28)
menyatakan pula bahwa “Kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas untuk suatu pekerjaan.”
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting.
Hal ini dikarenakan siswa akan memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan soal yang tidak rutin (Harahap, 2019). Polya
dalam Harahap mengatakan pemecahan masalah adalah salah satu aspek berpikir tingkat tinggi
sebagai proses menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu,
pemecahan masalah merupakan suatu aktivitas intelektual untuk mencari penyelesaian masalah
yang dihadapi dengan menggunakan bekal pengetahuan yang sudah dimiliki. Sumartini dalam
Ritonga (2018:25) mengatakan pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi
kesulitan yang ditemui dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.1 Branca (dalam Sumarmo,
1994) mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat diartikan dengan menggunakan interpretasi
umum, yaitu pemecahan masalah sebagai tujuan, pemecahan masalah sebagai proses, dan
pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar.2
1
Nurholijah Pohan and Eva Yanti Siregar, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi
Bangun Ruang Di Kelas VIII SMP Negeri 5 Sipirok,” Jurnal MathEdu (Mathematics Education Journal) 4, no. 1
(2021): 60–65.
2
Tina Sri Sumartini, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah,” Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Garut 5, no. 2 (2016): 1–7,
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:jfDgJQUQWmcJ:scholar.google.com/
+Peningkatan+Kemampuan+Pemecahan+Masalah+Matematis+Siswa+melalui+Pembelajaran+Berbasis+Masalah&
hl=id&as_sdt=0,5.
proses menemukan jawaban dari suatu pertanyaan yang terdapat dalam suatu cerita, teks, tugas-
tugas dan situasi-situasi dalam kehidupan sehari-hari.3
Jadi dapat disimpulkan bahwa Penyelesaian masalah matematis adalah suatu proses
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam matematika, kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki oleh siswa untuk
menyelesaikan soal-soal berbasis masalah.
3
Pohan and Siregar, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Bangun Ruang Di
Kelas VIII SMP Negeri 5 Sipirok.”
4
Siti Rokiah, Rahmatika Elindra, and Roslian Lubis, “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Quantum
Teaching Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Di Kelas …,” JURNAL MathEdu
(Mathematic … 3, no. 2 (2020): 96–105, http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu/article/view/1502.
dan hal tersebut perlu diketahui sebelum masalah akan dipecahkan. Berikut beberapa
karakteristik pemecahan masalah dalam matematika yaitu:
(1) strategi yang tepat diperlukan dalam memecahkan masalah;
(2) memiliki pengetahuan penting dalam menghasilkan solusi yang salah;
(3) tingkat keterampilan dalam pemecahan masalah yang benar-benar
mempengaruhi akurasi dan kesesuian hasil yang diperoleh dalam melakukan
pemecahan masalah;
(4) pemecahan masalah tidak didasarkan pada memori yang dimiliki;
(5) setiap masalah memiliki strategi yang unik;
(6) berbagai pendekatan harus dipelajari dan dipahami untuk menghasilkan pemecahan
masalah yang tepat dan sesuai harapan;
(7) pengetahuan keterampilan dalam menerapkan konsep matematika dan prinsip-
prinsip yang telah dipelajari benar-benar membantu untuk memecahkan masalah.
(Astutiani, Isnarto, & Hidayah, 2019)5
Selain itu, karakteristik pemecahan masalah matematika open ended siswa
kemampuan logika tinggi (ST) pada setiap karakteristik masalah yang diberikan
berdasarkan tahapan pemecahan masalah Polya:
Memahami masalah ST. Memiliki pemahaman masalah secara komprehensif
yaitu menuliskan dengan mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan ditanyakan
dengan kalimat sendiri serta melakukan dugaan awal pada setiap masalah open
ended yang diberikan (berpikir secara induktif).
Merencanakan Penyelesaian ST. Melakukan koneksi konsep yaitu dengan
mengaitkan konsep konsep yang ingin digunakan pada masalah open ended yang
diberikan (berpikir secara induktif).
Melakukan Rencana Penyelesaian ST. Menuliskan penyelesaian dengan minimal
dua cara sesuai yang ditanyakan pada soal, melakukan analisis antar konsep
terkait dugaan awal untuk mencari untuk mencari solusi penyelesaian (berpikir
secara induktif)
Menelusuri Kembali ST. Melakukan penelusuran kembali tahap demi tahap
dengan mengecek kembali hasil yang diperoleh mulai dari hal yang diketahui dan
ditanyakan, serta menghitung kembali hasil yang diperoleh (berpikir secara
induktif).6
5
Ruina Nur Fitria et al., “Respon Mahasiswa Pendidikan Matematika Unipma Dalam Memecakan Masalah
Geometri Ditinjau Dari Aspek Filsafat Ilmu Selama Perkuliahan Daring,” Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran
4, no. 1 (2021): 76–84.
6
Alimuddin, Asdar, and Widyawanti Rajiman, “KARAKTERISTIK PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN ENDED
DITINJAU DARI KEMAMPUAN LOGIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 WAJO,” Journal of Financial Services
Research 22 (2018): 189–202.