Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 11

EVALUASI
PENDIDIKAN
ISLAM
Nazrotin Ilayya 002
Auliya Azka Wigati 021
Fathimah Syafaqul Ahmariyah 018
Konsep Evaluasi Pendidikan Islam
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris to evaluation yang bermakna “menilai”
(Kurniawan, 2016: 174). Sedangkan dalam bahasa Arab disebut imtihan yaitu
“ujian” dan khataman yaitu “cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan”
(Nata, 1997: 131).
Evaluasi adalah ekstensi yang dilakukan guna mengetahui seberapa jauh
pengetahuan itu tersampaikan pada siswa. Adapun menurut Abdul Mujib,
Evaluasi Pendidikan Islam adalah usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan
islam. Menurut Daulay apek terpenting dari evaluasi adalah kemampuan dalam
mengevaluasi dirinya sendiri. Yaitu dengan menyadari kedalaman potensi kita
mengenai agama, iman, pengamalan serta akhlak mulianya. Kesadaran akan
kekurangan-kekurangan yang kita miliki tentu akan memicu kita menjadi pribadi
yang lebih baik.
Peran Evaluasi Pendidikan Islam

01. 02.
Evaluasi Pendidikan Islam berperan Peranan akreditasi, evaluasi pendidikan
untuk pengembangan suatu program islam yaitu untuk menetapkan kedudukan
pendidikan, yang meliputi program suatu program pembelajaran berdasarkan
studi, kurikulum, program ukuran/kriteria tertentu, sehingga suatu
pembelajaran, desain belajar program dapat dipercaya, diyakini dan
mengajar, yang pada hakikatnya dapat dilaksanakan terus, untuk mengetahui
adalah pengembangan dalam bidang kemajuan dan perkembangan serta
perencanaan. keberhasilan siswa setelah melakukan
proses pembelajaran selama jangka waktu
tertentu.
Dari segi ahli pikir pendidikan islam, evaluasi berfungsi untuk
membantu para pemikir pendidikan islam dalam mengetahui
kelemahan teori-teori pendidikan islam dan membantu mereka
dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang
relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah

‘Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam’


Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
1. Fungsi evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oleh
Allah SWT dalam Al-Qur’an dan dijabarkan dalam Sunnah, yang dilakukan Rasulullah Saw.
dalam proses pembinaan risalah Islamiyah. Secara umum fungsi evaluasi pendidikan Islam
sebagai berikut:
2. Untuk menguji daya kemampuan manusi beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan
yang dihadapi digambarkan dalam QS. Al-Baqarah 155.
3. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yg telah
diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya dalam QS. An-Naml 40.
4. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat, hal ini digambarkan dalam ayat Al-Qur’an tentang
klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah
SWT digambarkan dalam Q.S Al-Shaffat:103-107
5. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya,
seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam as. tentang asma` yang diajarkan Allah Swt
digambarkan dalam QS Al Baqarah:13
6. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira)/reward bagi yang beraktivitas baik, dan
memberikan semacam ‘iqab (siksa)/punishment bagi mereka yang beraktivitas buruk
digambarkan dalam QS Al-Zalzalah.
Prinsip Dasar
Evaluasi Pendidikan
Islam
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas
hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil
pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai
pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat
ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan
sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa
proses/kemampuan minimal yang dipersyaratkan, atau batas
keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja
kelompok dan berbagai patokan yang lain.
Prinsip-Prinsip Dasar
Evaluasi Pendidikan Islam

1 2 3
Kontinuitas Evaluasi Komprehensif terhadap Adil dan obyektif.
tidak boleh dilakukan suatu obyek, guru harus guru harus berlaku adil dan
secara insedental karena mengambil seluruh obyek tanpa pilih kasih kepada
evaluasi harus dilakukan itu sebagai bahan semua peserta didik dan
secara continue evaluasi. bertindak secara obyektif,
apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
Prinsip-Prinsip Dasar
Evaluasi Pendidikan
Islam
4 5

Kooperatif. Guru harus Praktis. Yaitu mudah


bekerjasama dengan semua digunakan baik oleh guru itu
pihak, seperti orang tua sendiri yang menyusun alat
peserta didik, sesama guru, evaluasi maupun orang lain
kepala sekolah, termasuk yang akan menggunakan alat
dengan peserta didk itu tersebut
sendiri
Istilah Ujian Nasional sebagai Kebijakan
Pemerintah

Berdasarkan permendikbud no. 66 tahun 2013 bahwasanya Ujian Nasional yang disingkat UN
adalah kegiatan untuk mencapai kompetensi siswa dalam mata pelajaran tertentu guna penilaian
pencapaian Standar Nasional Pendidikan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Kebijakan
terkait UN termuat dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu pelaksanaan evaluasi pendidikan secara nasional adalah bentuk penyelenggaraan
pendidikan atas pihak-pihak yang berkepentingan (UU RI No 20 Tahun 2003, 2003). Adapun mata
pelajaran yang diujikan ialah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA.
Asesmen Nasional sebagai Kebijakan
Pemerintah

Pada tahun 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan secara resmi
bahwasanya penghapusan Ujian Nasional (UN) ditahun 2021 akan diganti oleh Asesmen
Nasional (AN) dalam rangka Program Merdeka Belajar. Asesmen nasional ini mengacu
pada model asesmen yang telah dilakukan oleh PISA dan TIMSS. Penyelengaraan
asesmen nasional ini berguna untuk mengubah paradigma evaluasi pendidikan di
Indonesia dalam mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan seperti input, proses,
dan hasil tidak hanya mengevaluasi capaian siswa seperti dalam Ujian Nasional.
Pemberlakukan asesmen nasional ini berlaku bagi jenjang pertengahan sekolah yaitu
kelas 5 untuk tingkat SD/MI, kelas 8 untuk tingkat SMP/MTs, dan kelas 11 untuk tingkat
SMA/MA/SMK
Asesmen Kompetensi Minimal sebagai
Kebijakan Pemerintah

Menurut Pusmenjar Dalam buku panduan asesmen kompetensi minimum bahwasanya “Asesmen
baru ini terancang khusus untuk memetakan mutu pendidikan secara nasional” (Pusmenjar
Kemdikbud, 2021; Yuliandari & Hadi, 2020). Terdapat dua kompetensi yang menjadi arahnya,
yaitu kompetensi bernalar tentang teks atau literasi dan angka atau numerasi. literasi yang
dimaksud dalam asesmen tidak hanya kemampuan membaca, melainkan kemampuan
menganalisis bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi
numerasi adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka (Kemendikbud, 2019).
Asesmen kompetensi ini bertujuan untuk mengukur kompetensi bernalar siswa yang berguna
untuk penyelesaian masalah dalam berbagai konteks, baik personal maupun profesional
(pekerjaan)”. Asesmen kompetensi ini diberlakukan pada siswa tingkat pertengahan jenjang
sekolah yaitu kelas 5 untuk SD, kelas 8 untuk SMP, dan kelas 11 untuk SMA.
Survey Karakter Sebagai Kebijakan
Pemerintah
Survey karakter sebagai kebijakan pemerintah pengganti ujian nasional ini
bertujuan guna mengetahui karakter anak dan bagaimana keadaan lingkungan
di sekolah. Survei karakter juga digunakan sebagai indikator atau tolak ukur
agar sekolah memberikan feed back bagi kegiatan pembelajaran, terutama
dalam pengimplementasian nilai-nilai karakter ke dalam diri siswa. Agar kelak
nilai karakter tersebut mampu diinternalisasikan ke dalam diri siswa yang
secara otomatis akan berimpack pada prestasi dan kualitas siswa. Selain itu,
survey karakter ini diberlakukan pada siswa tingkat pertengahan jenjang
sekolah yaitu kelas 5 untuk SD, kelas 8 untuk SMP, dan kelas 11 untuk SMA
EFEKTIVITAS PENERAPAN EVALUASI DAN
ASESMEN DALAM PENDIDIKAN
Asesmen adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar siswa
sebagai hasil dari suatu program instruksional. Jadi, asesmen bukan hanya menilai siswa melainkan
sangat fungsional untuk menilai sistem pengajaran itu sendiri.
Penilaian merupakan padanan dari kata evaluasi. Yang dimana, penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Jadi, maksud penilaian adalah memberi
nilai tentang kualitas sesuatu. Berkaitan dengan hal tersebut. Menurut Marzano menyatakan bahwa
dalam mengungkap penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah
dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh.
Dengan kata lain asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga
kemajuan belajar siswa.Popham mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai sebuah
usaha secara formal untuk menentukan status siswa, berkenaan dengan berbagai kepentingan
pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan asesmen sebagai proses yang menyediakan informasi
tentang individu siswa tentang kurikulum atau program, atau segala sesuatu yang berkaitan tentang
sistem institusi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran.
Thanks!
Do you have any
questions?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai