Pada umumnya evaluasi merupakan suatu kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya
menilai, sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan
yang telah dirumuskan itu direncanakan untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang
berkesinambungan akan dapat dipanatau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahap
manakah yang berjalan dengan mulus, dan manapula tahapan yang mengalami kendala dalam
pelaksanaannya. Sehingga, dengan evaluasi terbuka kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur
seberapa jauh atau seberapa besar kemajuan atau perkembagan progam yang dilaksanakan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Sedangkan evaluasi pendidikan pada prinsipnya bertujuan mengumpulkan informasi sebagai dasar
mengadakan pengecekan sistematis untuk hasil pendidikan telah dicapai kemudian dibandingkan
dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Evaluasi pendidikan Islam merupakan teknik penilaian
tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan bersifat komprehensif seluruh aspek
kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian evaluasi pendidikan dalam Islam?
2. Bagaimana dasar-dasar teori evaluasi pendidikan dalam Islam?
3. Apa saja prinsip evaluasi pendidikan dalam Islam?
4. Bagaimana fungsi evaluasi pendidikan dalam Islam?
5. Apa saja teknik evaluasi pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Secara etimologi, evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab al –
taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Sedangkan menurut istilah, dikemukakan oleh
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown dalam Essensial of Educational Evaluation mengatakan
bahwa evaluasi evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Bila
pernyataan ini dihubungkan dengan evaluasi pendidikan, maka dapat diartikan dengan suatu
tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan. Atau, keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan secara umu; baik
mengenai perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan atau yang menyangkut
perorangan, kelompok, maupun kelembagaan.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauh
mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari
pendidikan Islam itu sendiri
.
4. Fungsi Evaluasi
a. Mengetahui sejauhmana efektivitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan
benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenan dengan sikap pendidik/guru
maupun anak didik/murid.
b. Mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan
pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
c. Mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.
d. Sebagai bahan laporan bagi orangtua murid tentang hasil belajar siswa.
e. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan
pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.
Menurut Anas Sudijono ada 2 pendapat diantaranya secara umum dan khusus.
1. Secara umum:
a. Mengukur kemajuan
b. Menunjang penyusunan rencana dan
c. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaankembali
2. Secara khusus:
a. Segi psikologis
b. Segi didaktik
c. Segi administrasi.
Sementara itu, Ramayulis menyatakan fungsi evaluasi pendidikan sebagai berikut:
a. Mengetahui murid yang mana terpandai dan terbodoh dikelasnya.
b. Mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki oleh murid
atau belum.
c. Mendorong kompetisi secara sehat antar siswa.
d. Mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar.
e. Mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode dan berbagai
penyesuaian kelas.
5. Teknik Evaluasi Pendidikan Islam
a. Teknik Pendidikan Islam pada masa pertumbuhan islam (Masa Rasulullah dan
Para Sahabat)
Sistem evaluasi yang disebut dalam al quran adalah bersifat makro dan
universal, yaitu dengan menggunakan teknik testing mental atau psikotes.
Sedangkan Dalam Sunnah Nabi Muhammad sistem evaluasi yang disebut
makro adalah untuk mengetahui kemajuan belajar manusia termasuk Nabi
Muhammad sendiri. Sebagaimana kisahnya kedatangan malaikat jibril menguji
Nabi Muhammad dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan
beliau tentang rukun islam.
Tujuan dari pengevaluasian ini adalah untuk mengetahui mana diantara
para sahabat beliau yang cerdas, yang patuh, dan yang saleh atau mana yang
kreatif kepada pemecahan problem-problem yang dihadapi bersama Nabi
Muhammad pada suatu keaadaan mendesak. Dan adapun bentuk evaluasi berupa
pengujian penghafalan serta sistem tanya jawab berupa lisan.
b. Teknik Evaluasi Pendidikan Islam di tinjau dari segi fungsi oleh tes sebagai alat
pengukur perkembangan belajar peserta didik tes, dapat dibedakan menjadi
sistem enam golongan, yaitu :
c. Bentuk-bentuk Tes
` Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada
hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Tes tertulis (written tes): suatu tes yang menuntut siswa memberikan
jawaban secara tertulis. Tes tertulis mempunyai 2 macam:
a. Tes obyektif: tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban
yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas.
Tes ini dibuat sedemikian rupa, sehingga hasil tes tersebut dapat
dinilai secara obyektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan
nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek
(short answer test).
Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
(1) Bentu benar salah (true false)
Contoh: Lingkarilah B bila pertanyaan ini benar, atau S bila
pertanyaan tersebut salah.B-S Hukum memberi hadiah adalah
sunah muakkad.
(2) Bentuk pilihan ganda ( multiple choice)
Contoh: berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban yang
benar!
Wajib megerjakan ibadah haji bagi orang
yang…………
a. Tua c. kaya
b. Mampu d. suka
(3) Bentuk menjodohkan (matching)
Contoh : Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian A
– Beragama islam
– Berdiri bagi yang kuasa
– Menahan keluarnya hadast
Bagian B
– makruh dalam sholat
– Rukun dalam sholat
– syarat dalam sholat
– sunnah dalam sholat
(4) Bentuk melengkapi (completion)/jawaban singkat
Contoh: 1. Umrah sering disebut dengan…………….
2. Presiden RI saat ini ialah………………..
b. Tes Subjektif/Essai : tes tertulis yang meminta siswa memberikan
jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang.
Panjang pendeknya tes essai adalah relatif, sesuai kemampuan si
penjawab tes.
Bentuk-bentuk tes subjektif ini adalah :
(1) Essai bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab
dengan
uraian secara bebas. Sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Contoh: Apa yang terjadi apabila pemerintahan suatu negara
dipimpin oleh seorang diktator?
Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar menentukan
standar jawaban yang benar sebab jawaban siswa sifatnya
beraneka ragam.
(2) Essai terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban dalam
bentuk uraian yang telah terarah. Tes uaraian ini lebih mudah
memeriksanya, karena dapat lebih mudah ditetapkan standar
jawaban yang benar.
Contoh: Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang bersifat
diktator?
2. Tes Lisan (oral test): Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek
yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat
digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan :
a. Janganlah guru membentak siswa karena siswa itu memberikan
jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang
salah.
b. Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid
yang sedang dites dengan memberikan kunci-kunci jawaban
tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid itu.
Contoh bentuk tes lisan:
Guru dikelas bertanya pada siswanya: “sebutkan Rukun-rukun dalam
sholat!”
3. Tes Perbuatan : Digunakan untuk mengukur hsil belajar yang menyangkut
domain ketrampilan (skill) atau perilaku (behavior). Tes perbuatan bisa
berupa tulis dan lisan. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh :
siswa diminta memperagakan tata cara pelaksanaan sholat jenazah beserta
bacaannya.
Tes Subyektif
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi pendidikan merupakan pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan
pendidikan Islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan selaras dengan nilai-nilai
Islam sebagai tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
Evaluasi pendidikan memiliki prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip kesinambungan /berkelanjutan
2. Prinsip keseluruhan/Universal/Komprehensif
3. Prinsip objektivitas
4. Prinsip keikhlasan
Fungsi evaluasi sebagai berikut:
a. Mengetahui sejauhmana efektivitas cara belajar dan mengajar yang telah
dilakukan benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenan dengan sikap
pendidik/guru maupun anak didik/murid.
b. Mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan
pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
c. Mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.
d. Sebagai bahan laporan bagi orangtua murid tentang hasil belajar siswa.
e. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan
pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.
Teknik Evaluasi Pendidikan Islam
a. Teknik Pendidikan Islam pada masa pertumbuhan islam (Masa Rasulullah dan
Para Sahabat)
b. Teknik Evaluasi Pendidikan Islam di tinjau dari segi fungsi oleh tes sebagai alat
pengukur perkembangan belajar peserta didik tes, dapat dibedakan menjadi sistem
enam golongan, yaitu :
1. Penilaian Formatif
2. Penilaian Sumatif
3. Penilaian Seleksi
4. Penilaian Diagnostik
5. Penilaian Awal/tes awal
6. Penilaian Akhir/Tes akhir
c. Bentuk-bentuk Tes
` Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya
dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Tes tertulis (written tes): Tes tertulis mempunyai 2 macam:
a. Tes obyektif
Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
(1) Bentu benar salah (true false)
(2) Bentuk pilihan ganda ( multiple choice)
(3) Bentuk menjodohkan (matching)
(4) Bentuk melengkapi (completion)/jawaban singkat
b. Tes Subjektif/Essai
Bentuk-bentuk tes subjektif ini adalah :
(1) Essai bebas
(2) Essai terbatas
2. Tes Lisan (oral test)
3. Tes Perbuatan
DAFTAR PUSTAKA