Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KELOMPOK 10

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Evaluasi Dalam Pendidikan Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I., M.S.I
: Ria Mutiani, M.Pd

Di Susun Oleh:
Aisyah Puspita Dewi (12201217)
Aisyah Hayatun Suaibah (12201237)
Muhammad Kamil (12201223)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN 2023
ABSTRACT

as a way of teaching that must always be evaluated. The only objective is to ensure that the
procedure is carried out and that educational objectives are met. As a comprehensive system
for governing human life, Islam demands that each of its adherents manage life's issues in
accordance with Islamic values and philosophy. This includes educational issues, one of
which is educational evaluation.

Keywords: Evaluation, Education, Islamic Philosophy

ABSTRAK

sebagai cara mengajar yang harus selalu dievaluasi. Satu-satunya tujuan adalah untuk
memastikan bahwa prosedur dilaksanakan dan tujuan pendidikan terpenuhi. Sebagai sistem
yang komprehensif untuk mengatur kehidupan manusia, Islam menuntut agar setiap
pemeluknya mengatur persoalan hidup sesuai dengan nilai dan falsafah Islam. Hal ini
termasuk masalah pendidikan, salah satunya adalah evaluasi pendidikan.

Kata Kunci: Evluasi, Pendidikan, Filosofis Islam

2
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bagian terakhir dari proses pendidikan Islam adalah evaluasi atau evaluasi. Apakah
pendidikan Islam mencapai tujuannya dapat dinilai dengan mengevaluasi outcome yang
dihasilkan oleh pendidikan Islam. Pendidikan dikatakan berhasil jika hasilnya sesuai dengan
tujuan pendidikan Islam. Tapi malah dianggap gagal. Dari sudut pandang ini, urgensi
evaluasi dalam proses pendidikan Islam dapat dipahami. Berdasarkan uraian di atas, evaluasi
pendidikan agama Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan yang menentukan
kemajuan pekerjaan dalam proses pendidikan agama Islam.(Sardiyanah, 2016)
Evaluasi ini dilakukan secara terbatas untuk mengetahui keberhasilan pelatih dalam
memberikan materi ajar Islam untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Secara
umum, pendidikan Islam memiliki empat tingkatan. Pertama, dari sudut pandang pelatih,
evaluasi masuk akal karena memungkinkan pelatih mengetahui seberapa besar hasil yang
telah dicapai dalam melaksanakan tugasnya. Kedua, dari sudut pandang siswa, kami
mendukung siswa untuk secara sadar mengubah perilakunya dan mengembangkannya ke arah
yang lebih baik. Ketiga, menilai perspektif pemikir pendidikan Islam dapat membantu
mereka menemukan kelemahan dalam teori pendidikan Islam dan membantu mereka
membangun kembali teori pendidikan Islam untuk menjawab dinamika perubahan zaman.
Bermanfaat. Keempat, dari perspektif politik, masuk akal bagi pembuat kebijakan pendidikan
Islam untuk membantu meningkatkan sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan
yang berlaku dalam sistem pendidikan nasional.

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian evaluasi
Evaluasi berasal dari Bahasa inggris to evaluate yang berarti menilai. Evaluation
yang artinya Tindakan atau proses untuk menemukan nilai suatu, atau dapat di maknai juga
sebagai Tindakan atau proses untuk menemukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan yang di nilai. (Arzi Shafaunnida, 2023)
Bahasa Arab secara harfiah memiliki banyak kosakata dan dapat dibandingkan
dengan istilah evaluatif seperti kimat, takdir, muhasabah, hukum dan qada. Nilai ini disebut
“al-qimah” atau “al-taqdir” dalam bahasa Arab. (Sardiyanah, 2016)
Istilah Evaluasi Pendidikan adalah bahasa Arab Al-Khimah Al-Talbawiyi dan dapat diartikan
sebagai evaluasi dalam bidang pendidikan atau evaluasi terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pendidikan. Atau Qimat al-Ta'lim, atau penilaian pembelajaran, jika
penilaian itu khusus untuk masing-masing guru mata pelajaran. Ada juga istilah 'imtihan',
yang merupakan kata Arab yang sering digunakan untuk mendefinisikan kata penilaian, yaitu
ujian. Istilah lain yang biasa digunakan dalam ajaran Islam adalah Hathaman. yaitu hasil atau
selesainya suatu pelajaran tertentu atau evaluasi akhir dari hasil belajar Al Quran misalnya.
Misalnya Kataman digunakan untuk menilai pembelajaran di pondok pesantren Salakh untuk
melengkapi kajian kitab yang sudah jadi. Selain itu, terdapat istilah-istilah tertentu yang
mengarah pada pengertian evaluasi.
B. Jenis Evaluasi
Adapun jenis evaluasi adalah sebagai berikut: (Rasyid, 2016)
a. evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang berupaya mengidentifikasi kelemahan siswa
dan penyebabnya.
b. Penilaian selektif adalah penilaian yang dirancang untuk memilih siswa yang paling
cocok menurut kriteria kegiatan program tertentu.
c. Penilaian Penempatan adalah penilaian yang digunakan untuk mengelompokkan
peserta didik ke dalam program pendidikan tertentu berdasarkan karakteristiknya.
d. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk menyempurnakan dan
memperbaiki proses belajar mengajar.
e. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil dan
kemajuan usaha seorang siswa.
Jenis evaluasi sasaran adalah sebagai berikut: (Arzi Shafaunnida, 2023)
4
a. Penilaian konteks dimaksudkan untuk mengukur konteks program baik dari segi
alasan tujuan, konteks program, dan kebutuhan yang dihadapi selama perencanaan;
b. Evaluasi masukan, evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui masukan baik sumber
daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. evaluasi proses; Evaluasi yang bertujuan untuk melihat proses pelaksanaan dari segi
kelancaran proses, kepatuhan terhadap rencana, serta faktor pendukung dan
penghambat yang muncul selama proses pelaksanaan.
d. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat hasil yang dicapai program sebagai dasar
keputusan akhir untuk mengevaluasi, memperbaiki, mengubah, memperluas, atau
menghentikan hasil atau produk.
e. evaluasi prestasi atau lulusan, evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
lebih lanjut dari peserta didik, khususnya evaluasi lulusan setelah mereka terjun ke
masyarakat;
C. Prinsip Evaluasi
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi pendidikan.
Prinsip Kontinuitas, Prinsip Kelengkapan, Prinsip Objektivitas, Prinsip Orientasi
Tujuan.(Ramadhan, 2017)
1. Perinsip kesinambungan (kontinuitas)
Jika kegiatan pendidikan Islam dipahami sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan
tertentu, maka evaluasi pendidikan harus dilakukan secara terus menerus. Prinsip ini sejalan
dengan Istiqamah dalam Islam. Dengan kata lain, seluruh umat Islam hendaknya berpegang
teguh pada keimanannya kepada Allah SWT, dan hal itu dicapai dengan selalu mempelajari
dan mengamalkan Islam serta berpegang teguh pada pembelaan Islam sekalipun dalam
menghadapi berbagai kesulitan. akan selalu dia hadapi
Ajaran Islam sangat menekankan prinsip kesinambungan. Dengan mengikuti prinsip ini,
maka keputusan yang diambil seseorang akan sah dan stabil, sebagaimana ditunjukkan dalam
Al-Qur'an surat al-Aqaf (46) ayat 13-14.
arti:
"Pasti mereka yang mengatakan
Jika mereka berkata, "Tuhan kami adalah Allah," mereka tetap Istikamah, maka tidak ada
kekhawatiran bagi mereka dan tidak ada kesedihan. Mereka adalah penghuni surga dan akan
berada di sana selamanya. sebagai imbalan atas apa yang telah mereka lakukan. ”
2. Prinsip menyeluruh (komprehensif)

5
Prinsip yang melihat segala aspek, antara lain kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman
hati, keahlian, sikap kerjasama, tanggung jawab dan sebagainya, sebagaimana disyaratkan
dalam Al-Qur'an Surat Al-Zalzalah (99) Ayat 7-8.
arti:
"Siapa pun yang berbuat baik dan menimbang Zara pasti akan membalasnya, dan siapa pun
yang melakukan kejahatan sebanyak Tzara pasti akan membalasnya."
3. Prinsif objekfitas
Obyektif dalam arti evaluasi didasarkan pada fakta dan data yang ada sebanyak mungkin
tanpa dipengaruhi subjektivitas evaluator. Allah SWT. Seseorang memerintahkan untuk
menilai secara adil. Jangan lakukan, karena kebencian membuat penilaian menjadi adil (QS.
Al-Maidah, 5:
8), Nabi saw. pernah bersabda:
arti:
"Jika Fatima binti Muhammad mengatakan dia mencuri, saya akan memotong tangannya
tanpa ragu-ragu."
Prinsip ini hanya dapat ditegakkan jika penyelenggara pendidikan menunjukkan sifat siddiq,
jujur, ikhlas, ramah atau lainnya.
4. Prinsip mengacu pada tujuan
Memang, semua aktivitas manusia memiliki tujuan. Aktivitas tanpa tujuan berarti sia-sia atau
tidak berfungsi.
D. Sasaran Evaluasi
Langkah yang harus dilakukan oleh pendidik dalam evaluasi adalah menentukan
apa sasaran dari evaluasi tersebut. Mengetahui sasaran evaluasi sangat penting bagi pendidik
untuk menyiapkan alat evaluasi.
Secara umum, evaluasi memiliki tiga tujuan utama:
1. Dari segi tingkah laku, aspek-aspek yang berkaitan dengan sikap, minat, perhatian, dan
keterampilan siswa adalah hasil dari proses belajar mengajar.
2. Dari segi pengetahuan berarti menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses
belajar mengajar. Dan
3. Aspek proses belajar mengajar adalah bahwa proses belajar mengajar harus dievaluasi
secara objektif oleh guru. karena itu baik buruknya proses belajar mengajar menentukan hasil
belajar yang dicapai siswa. (Marzuki et al., 2019)

6
PENUTUP

Etimologi evaluasi adalah “evaluation” yang berarti “menilai”. Istilah umum dalam
pendidikan Islam, kata-kata yang berhubungan langsung dan/atau tidak langsung dengan
penilaian kata adalah Al-Hisab, Al-Bara dan Al-Imtihan.
Berdasarkan pendapat para ahli yang menjelaskan evaluasi pendidikan, evaluasi pendidikan
pada dasarnya terdiri dari tiga unsur, yaitu “kegiatan evaluasi” dan “informasi dan data
tentang pokok evaluasi”.
Tujuan dan fungsi asesmen meliputi tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik)
dan menitikberatkan pada aspek kognitif. Ia memiliki beberapa prinsip yang berkaitan dengan
tujuan: prinsip keseimbangan, kelengkapan dan objektivitas. Dalam kegiatan evaluasi ini,
sistem yang digunakan terkait dengan Al-Qur'an dan rinciannya diberikan dalam sunnah.
Pelaksanaan evaluasi memerlukan beberapa prinsip yang terkait dengan tujuan evaluasi yang
berkelanjutan, objektif, dan komprehensif. Atau inklusif.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arzi Shafaunnida. (2023). Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.
Jurnal Mahasiswa Pendidikan, 5(1), 1–13. https://doi.org/10.37286/jmp.v5i1.255
Marzuki, I., Hakim, L., Fakultas, D., Islam, A., Tangerang, U. M., Fakultas, D., Islam, A., &
Tangerang, U. M. (2019). EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM. 1(1), 77–84.
Ramadhan, S. (2017). Evaluasi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Ibnul
Qayyim Putri Yogyakarta. 2(1).
Rasyid, M. (2016). Perspektif Islam Tentang Evaluasi Pendidikan. Ittihad, 14(25), 1–19.
https://doi.org/10.18592/ittihad.v14i25.857
Sardiyanah. (2016). Konsep Evaluasi Pendidikan. Al-Qalam, 8(1), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai