Disusun oleh:
2021
Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Sloving)
A. Pendahuluan
C. Indikator
Tahapan Pemecahan
No Indikator
Masalah Polya
D. Instrumen
Kompetensi Dasar:
3.2 Menentukan nilai variabel persamaan linear dua variabel dalam konteks
nyata.
4.1 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang
berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.
Soal:
Dua tahun yang lalu seorang laki-laki umurnya enam kali umur anaknya.
Delapan belas tahun yang akan datang umurnya akan menjadi dua kali umur
anaknya. Berapakah umur mereka sekarang?
Penyelesaian:
Diketahui: Dua tahun yang lalu umur seorang ayah enam kali umur anaknya.
Delapan belas tahun lagi umurnya dua kali umur anaknya.
Dimisalkan saat ini umur ayah x tahun dan umur anaknya y tahun.
Dicari hubungan antara umur ayah dan anak dua tahun yang lalu dan delapan
belas tahun yang akan datang untuk dapat menemukan nilai x dan y.
Misal: saat ini umur ayah x tahun dan umur anaknya y tahun.
Maka:
Dua tahun yang lalu umur ayah (x - 2) tahun dan umur anak (y - 2) tahun
sehingga terdapat hubungan (x - 2) = 6 (y - 2)
x – 2 = 6 (y – 2)
x – 2 = 6y – 12
x = 6y – 10 ................... 1)
Delapan belas tahun lagi umur ayah (x + 18) tahun dan umur anak (y +
18)tahun, sehingga ada hubungan (x + 18) = 2 (y + 18)
x + 18 = 2y + 36 .................... 2)
(6y – 10) + 18 = 2y + 36
6y + 8 = 2y + 36
4y = 28
y = 7 ………………….. 3)
x = 6(7) – 10 = 42 – 10 = 32
Saat ini umur ayah 32 tahun dan umur anak 7 tahun, maka:
Dua tahun yang lalu umur ayah (32 - 2) = 30 tahun, umur anaknya 7 – 2 = 5
tahun, sehingga umur ayah dua tahun yang lalu enam kali umur anaknya.
Delapan belas tahun lagi umur ayah (32 - 18) = 50 tahun, umur anaknya 7 +
18 = 25 tahun, sehingga umur ayah delapan belas tahun lagi dua kali umur
anaknya.
Jadi saat sekarang umur orang laki-laki itu 32 tahun dan umur anaknya 7 tahun.
Analisis soal:
A. Pendahuluan
Pemecahan masalah mempunyai hubungan timbal balik dengan berpikir
kritis (Sabandar, 2009). Belajar dengan pemecahan masalah akan melatih siswa
terampil dalam berpikir. Berpikir kritis diperlukan dalam pemecahan masalah,
karena dalam memecahkan masalah, berpikir kritis memberikan arahan yang
tepat dalam berpikir dan bekerja serta membantu menemukan keterkaitan
faktor yang satu dengan yang lainya secara akurat. Dalam pembelajaran
matematika siswa yang berpikir kritis akan terbantu dalam memecahkan
masalah. Sebaliknya seorang siswa yang terbiasa memecahkan masalah
matematika akan cenderung berpikir kritis. Lebih lanjut hubungan antara
pemecahan masalah dan berpikir kritis didukung oleh Snyder & Snyder (2008);
Saurino (2008) yang dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan berpikir kritis
terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
Berpikir kritis adalah penilaian yang reflektif dan memiliki tujuan yang
menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi serta penjelasan
tentang bukti, konseptual, metodologis, kriteologis, atau pertimbangan
konseptual yang menjadi dasar penilaian tersebut (Facione, 1992: 27). P21
dalam NEA (tanpa tahun) menjelaskan beberapa definisi berpikir kritis, meliputi:
(1) menggunakan berbagai macam penalaran (induktif, deduktif dll) yang
sesuai dengan situasi; (2) menganalisis bagian-bagian yang berinteraksi satu
sama lain dari suatu keutuhan untuk menghasilkan keluaran dalam suatu sistem
yang kompleks; (3) menganalisis dan mengevaluasi bukti-bukti, klaim,
pernyatan, dan kepercayaan secara efektif; (4) menganalisis dan mengevaluasi
laternatif utama suatu sudut pandang, (5) menginterpretasikan informasi dan
menarik kesimpulan berdasarkan analisis, dan (6) menyelesaikan jenis-jenis
masalah yang tidak biasa dan berbeda dengan cara yang inovatif maupun
konvensional.
C. Indikator
D. Instrumen
Kelas : IX
Kompetensi Dasar :
Soal:
1. Dirga akan membuka lahan untuk penanaman semangka. Untuk itu dia
memerlukan jenis bibit semangka yang berbeda. Mula-mula Dirga membuat
lahan yang berbentuk segitiga siku-siku. Kemudian dari titik siku-siku itu
ditarik garis tinggi ke sisi miringnya. Kemudian dari titik siku-siku pada sisi
miring ditarik lagi garis tinggi ke sisi depannya.
a. Buatlah sketsa dari masalah di atas.
b. Ada berapa segitiga siku-siku pada gambar tersebut?
c. Sebutkan sepasang segitiga yang sebangun! Jelaskan pendapatmu?
d. Adakah pasangan segitiga lain yang sebangun? Jelaskan pendapatmu?
Penyelesaian:
No Pembahasan Skor
1. Penyelesaian:
a.
Analisis soal:
Soal ini masuk indikator merumuskan pokok-pokok permasalahan. dalam hal ini
informasi yang didapat dari soal dapat dijadikan acuan untuk membuat sketsa
dari permasalahan diatas dan bisa untuk menjawab soal bagian B. Selain itu
soal ini masuk ke dalam indikator mampu menentukan akibat dari suatu
pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan. dalam hal ini dari
pernyataan-pernyataan yang diperoleh dapat dikembangkan menjadi suatu
alasan untuk menunjukkan pada jawaban C bahwa segitiga ABC dan segitiga
DEF sebangun. Pada soal bagian d ini juga bisa menggunakan indikator tentang
mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat untuk menentukan apakah
ada segitiga lain yang sebangun.
Daftar Pustaka
Polya, G. (1985). How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Methods. New
Jersey: Pearson Education, Inc.