Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

BAB IV
EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA,
TANGGUNGJAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DAN
HAK SEBAGAI HAMBA, DAN IMAN DAN TAQWA SERTA
TANTANGAN DALAM KEHIDUPAN MODERN
Pertemuan Keempat

A. Deskripsi singkat
Bagian ini menjelaskan eksistensi dan martabat manusia,
tanggungjawab manusia sebagai khalifah dan hak sebagai hamba, dan
iman dan taqwa serta tantangan dalam kehidupan modern.

B. Capaian pembelajaran pertemuan:


1. Kognitif : mahasiswa mampu menjelaskan materi eksistensi dan
martabat manusia, tanggungjawab manusia sebagai khalifah dan hak
sebagai hamba, dan iman dan taqwa serta tantangan dalam
kehidupan modern dengan cerdas dan santun.
2. Proses: mahasiswa mampu membuat artikel eksistensi dan martabat
manusia, tanggungjawab manusia sebagai khalifah dan hak sebagai
hamba, dan iman dan taqwa serta tantangan dalam kehidupan
modern dengan cerdas dan toleran.
3. Skil: mahasiswa mampu mendiskusikan materi eksistensi dan
martabat manusia, tanggungjawab manusia sebagai khalifah dan hak
sebagai hamba, dan iman dan taqwa serta tantangan dalam
kehidupan modern dengan cerdas, toleran dan demokratis.
4. Afektif: mahasiswa mampu menerima dan mengaktualisasikan
esensi materi eksistensi dan martabat manusia, tanggungjawab
manusia sebagai khalifah dan hak sebagai hamba, dan iman dan
taqwa serta tantangan dalam kehidupan modern dengan toleran dan
santun.

51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

C. Isi Materi perkuliahan

Eksistensi dan Martabat Manusia

1. Tujuan Penciptaan Manusia

Allah menciptakan alam semesta ini bukan dengan main-main, bukan


tanpa tujuan. Manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini pun
diciptakan untuk suatu tujuan. Allah menegaskan tujuan penciptaan manusia
dalam firman-Nya, yang artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku, (Q.S. Adz-Dzariyat : 56)
Hakikat ibadah, menurut Sayyid Quthb tersimpul dalam dua prinsip, yakni:
(1) Tertanamnya makna menundukkan dan merendahkan diri kepada Allah (ai-
'ubudiyah lillah) di dalam jiwa. Dengan kata lain, manusia senantiasa menyadari
bahwa dalam alam ini hanya ada satu Tuhan yang kepada-Nya manusia
beribadah. (2) Berorientasi kepada Allah dalam segala aktivitas kehidupan.
(Sayyid Quthb. 1975. Jilid VI, Juz 27 : 378)
Nabi Muhammad Saw menggariskan prinsip suatu aktivitas yang bernilai
ibadah atau tidak dalam suatu hadits beliau, yang artinya: Sesungguhnya nilai
segala perbuatan diukur dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap perbuatan
seseorang akan dibalas sesuai dengan niatnya. (Bukhari. 1994: 3)
Hadits di atas memberi petunjuk bahwa shalat, puasa, zakat dan haji
hanya merupakan sebagian saja dari sekian banyak lapangan ibadah yang
tersimpul dalam kedudukan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.

2. Fungsi dan Peranan Manusia

Manusia mempunyai peran yang ideal yang harus dijalankan, yakni


memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta mengembangkannya demi
kemaslahatan hidup mereka sendiri, bukan mengadakan pengrusakan di
dalamnya.
Kedudukan yang dipegang dan peranan yang dimainkan manusia dalam
panggung kehidupannya di dunia pasti berakhir dengan kematian. Sesudah itu,
dia akan dibangkitkan atau dihidupkan kembali di alam akhirat. Di alam akhirat ini

52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

segala peranan yang dilaksanakan manusia selama hidup di dunia, sekecil


apapun peranan itu, akan dipertanggungjawabkan, lalu dinilai dan diperhitungkan
oleh Allah Yang Maha Adil. Setiap peranan akan mendapa balasan. Peranan
yang baik akan mendapat balasan yang baik, sementara peranan yang buruk
akan mendapatkar balasan yang buruk pula. Manusia yang mendapatkar
balasan yang buruk akan merasakan kesengsaraan yang teramat sangat, dan
manusia yang memperoleh balasan yang baik akan merasakan kebahagiaan
yang abadi.
Tugas atau fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah menjalankan
peranan itu dengan sempurna dan senantiasa menambah kesempurnaan itu
sampai akhir hayat. Hal itu dilakukan agar manusia benar-benar menjadi
makhluk yang paling mulia dan bertaqwa dengan sebenar benar taqwa. (Q.S. Ali
Imran: 102 dan Q.S. Al-Hujurat: 13)

C. Tanggung Jawab Manusia

1. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah

Hamba Allah adalah orang yang taat dan patuh kepadi perintah Allah.
Hakikat kehambaan kepada Allah adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan.
Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan kepada
Allah. Dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia menempati posisi sebagai
ciptaan dan Tuhan sebagai Pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya
keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada Penciptanya. Hal ini sudah
termaktub dalam Al-Quran tentang tujuan Allah menciptakan manusia, yakni
untuk menyembah kepada-Nya Konsekuensi manusia sebagai hamba Allah, dia
harus senantiasa beribadah hanya kepada-Nya. Hanya Allah-lah yang disembah
dan hanya kepada Allah-lah manusia mohon pertolongan (Q.S. AL-Fatihah : 5)
Beribadah kepada Allah merupakan prinsip hidup yang paling hakiki bagi orang
Islam, sehingga perilakunya sehari-hari senantiasa mencerminkan pengabdian
itu di atas segala-galanya.

53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah

Al-Quran banyak memperkenalkan ayat tentang hakikat dan sifat-sifat


manusia sebagai makhluk yang menempati posisi unggul. Jauh sebelum
manusia diciptakan, Tuhan telah menyampaikan kepada malaikat bahwa Dia
akan menciptakan khalifah (wakil) di muka bumi. 45 Manusia adalah khalifah Allah
di muka bumi. Dia yang bertugas mengurus bumi dengan seluruh isinya, dan
memakmurkannya sebagai amanah dari Allah. Sebagai penguasa di bumi,
manusia berkewajiban membudayakan alam semesta ini guna menyiapkan
kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Tugas dan kewajiban ini merupakan
ujian dari Allah kepada manusia, siapa di antaranya yang paling baik
menunaikan amanah itu.
Konsekuensi kekhalifahan manusia di muka bumi adalah membangun,
mengolah dan memakmurkan bumi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian
kehidupan seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah dan kerja keras yang
tiada henti. Kerja keras bagi seorang muslim adalah salah satu dari bentuk
ibadah kepada Allah.
Manusia yang dianggap sebagai khalifah tidak akan menjunjung tinggi
tanggung jawab kekhalifahannya tanpa dilengkapi dengan potensi-potensi yang
memungkinkannya mampu melaksanakan tugasnya. M. Quraish Shihab
mengemukakan beberapa potensi tersebut yang diberikan Allah kepada manusia
sehubungan dengan kedudukannya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yakni:
a. Kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi, dan kegunaan segala macam
benda.46 Melalui potensi ini manusia dapat menemukan hukum-hukum dasar
alam semesta, menyusun konsep, mencipta, mengembangkan, dan
mengemukakan gagasan untuk melaksanakannya serta memiliki pandangan
menyeluruh terhadapnya.
b. Pengalaman selama berada di sorga, baik yang manis seperti kedamaian
dan kesejahteraan,47 maupun yang pahit seperti keluarnya Adam dan Hawa
dari sorga akibat terbujuk oleh rayuan syaitan. Pengalaman ini amat berharga
dalam menghadapi rayuan syaitan di dunia, sekaligus peringatan bahwa
jangankan yang belum masuk sorga, yang sudah masuk sorga pun, bila
mengikuti rayuan syaitan akan diusir dari sorga.

54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

c. Tuhan telah menaklukkan dan memudahkan alam semesta ini untuk diolah
oleh manusia. Penaklukkan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia
sendiri.48 Perlu digarisbawahi bahwa kemudahan dan penaklukan tersebut
bersumber dari Allah. Dengan demikian, manusia dan seluruh isi alam
semesta itu mempunyai kedudukan yang sama dari segi ketundukkan
(penghambaan diri) kepada Allah.
d. Tuhan memberikan petunjuk kepada manusia selama berada di bumi.49

D. Iman dan Taqwa Menjawab Problem dan Tantangan Kehidupan Modern

Masyarakat modern tunduk atau berusaha ditundukkan oleh keajaiban


ilmu pengetahuan dan teknologi yan bertumpu pada rasionalitas (Komaruddin
Hidayat, dalam Nurcholish Madjid et.al, 2000: 97) Salah satu ciri kehidupa
modern yang paling menonjol adalah sikap masyarakat yang sangat agresif
terhadap kemajuan. Kemajuan tersebut didorong oleh berbagai prestasi yang
dicapai oleh iptek. Kehidupan modern juga ditandai dengan adanya: 1)
Penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupa manusia, dan 2)
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai wujud dari kemajuan
intelektual manusia. ( Achmad Mubarok, 2000: 3)
Kemajuan kehidupan modern tersebut menuntut adanya peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang handal, baik kualitas yang bersifat jasmani,
lebih-lebih kualitas yang bersifat rohani. Manusia lebih sering ditaklukkan oleh
benda-benda hasil kemajuan iptek daripada menguasainya di bawah kendali
manusia. Akibatnya manusia secara tidak sadar menjadi budak dari kemajuan
iptek tersebut. Banyak produk-produk iptek yang semestinya mendatangkan
kemudahan, kebahagiaan dan ketenangan bagi pemiliknya, justru menjadi
penyebab ketidakharmonisan dalam kehidupan.
Kecenderungan gaya hidup pada kehidupan modern semakin
materialistis. Materialistis sudah sedemikian mendominasi dan menguasai
kehidupan manusia. Keberhasilan dan kegagalan ukuran tunggalnya adalah
kegagalan dan keberhasilan dalam materi.

55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

Problematika-problematika kehidupan modern di atas bukan berarti


menimbulkan sikap pesimis dalam mengarungi kehidupan modern. Justru hal itu
menjadi tantangan bagi seluruh umat manusia untuk dapat mengatasi semuanya.
Orang beriman tidak akan merasa khawatir dengan keadaan dunianya
yang fana ini demi mencapai keberuntungan yang abadi di akhirat kelak. Orang
beriman tidak akan merasa rugi beribadah kepada Allah dan memelihara diri dari
perkara yang harus dijauhi. Justru dia akan mendapatkan keberuntungan berupa
petunjuk, istiqamah di atas kebenaran dan kebaikan, serta mampu menguasai
hawa nafsu. Dia pun akan mendapatkan bentuk keberuntungan yang lain, yakni
jiwa yang tenang dan kehidupan yang damai.
Yusuf Qardhawi memberikan uraian tentang peran iman dalam menjawab
problem dan tantangan kehidupan modern, ( Yusuf Qardhawi. 2000: 77) yaitu:

1. Mendatangkan kebahagiaan

Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang. Dari para ilmuwan yang


mencurahkan seluruh waktunya untuk menelaah pengetahuan sampai orang
awam yang selalu memeras keringat. Dari para raja yang bertahta di singgasana
kebesaran sampai orang-orang pinggiran yang tinggal di gubuk tua. Seluruhnya
menginginkan agar kebahagiaan menjadi miliknya. Rasanya tidak seorang pun
yang menginginkan penderitaan, semuanya bisa dipastikan menginginkan
kebahagiaan. Lalu, di manakah letak kebahagiaan itu?
Banyak orang mencari kebahagiaan, tetapi mereka mencarinya bukan
pada alamat yang tepat di mana kebahagiaan itu berada. Ibarat mencari mutiara
di gurun pasir, mereka kembali dengan membawa kesia-siaan, yang mereka
peroleh hanya rasa lelah, kesal dan kecewa.
Ada sebagian manusia yang mencari kebahagiaan di dalam tumpukan
materi, beragam kemewahan dan kesenangan duniawi. Dihambakan dirinya
kepada syahwat dan birahi, dipenuhinya segala harapan dan keinginan. Tetapi
sayang, kebahagiaan dalam arti yang sesungguhnya tidak pernah kunjung
didapatkan. Walaupun seolah dia mendapatkannya, namun itu hanya sesaat.
Atau bahkan setiap kali dia mendapatkannya, masalah baru yang tak pernah
terduga sebelumnya muncul.

56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

Apakah hidup bahagia itu dapat dicapai dengan kesenangan dan


melimpahnya harta? Memang sebagian manusia berpendapat demikian. Mereka
menyangka bahwa kebahagiaan itu terletak dalam harta dan kekayaan. Namun
kita bisa melihat negara-negara yang tingkat ekonominya sudah maju, segala
kebutuhan materi bisa didapatkan dengan mudah, keluh kesah karena kesulitan
ekonomi tidak pernah kedengaran. Namun mereka tetap saja masih merasakan
kesempitan dan penderitaan.
Walaupun demikian, kita juga tidak bisa mengelak bahwa kita
memerlukan harta benda dalam kehidupan ini. Bahkan harta benda ini menjadi
bagian mendasar dalam memenuhi berbagai keperluan hidup. Namun manusia
tidak bisa menempatkan harta benda sebagai kunci kebahagiaan. Harta benda
bukan kunci pertama dan satu-satunya dalam menggapai kebahagiaan.
Jika kebahagiaan bukan terletak pada harta, apakah kebahagiaan itu
terletak pada anak? Anak memang perhiasan dunia, tempat bermuaranya
sejumlah harapan orang tua. Namun dalam realita hidup, semua orang tidak bisa
menutup mata, bahwa ada anak yang justru menjadi bencana bagi kedua orang
tuanya. Kasih sayang dan perjuangan mereka dibalas dengan kedurhakaan.
Lebih tragis lagi, ada orang tua yang nyawanya melayang di tangan anaknya
sendiri.
Tidak sedikit orang tua yang merasakan penderitaan lahir batin akibat
perbuatan anak-anaknya. Demikian kenyataannya, sehingga Allah
memerintahkan kepada para orang tua agar senantiasa memohon kepada-Nya
agar diberikan karunia anak-anak dan keluarga yang baik. ( Q.S. Al-Furqan :
74)
Kebahagiaan sebenarnya terletak dalam diri manusia itu sendiri.
Perasaan bahagia tidak terletak dalam harta yang banyak, dalam kekuasaan dan
kemuliaan, dalam berbagai macam kesenangan dan kefoya-foyaan. Bukan pula
dalam ilmu pengetahuan tentang kebendaan. Kebahagiaan adalah sesuatu yang
abstrak, yang tidak dapat dilihat oleh mata, tidak dapat dihitung dengan angka-
angka, dan tidak bisa dibeli dengan uang. Kebahagiaan adalah sesuatu yang
dirasakan di dalam batin manusia, yaitu di dalam jiwa yang bersih, hati yang

57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

damai, perasaan yang lapang dan tenang. Jadi kebahagiaan adalah sesuatu
yang tumbuh berkembang di dalam diri manusia yang tidak didatangkan dari luar.
Walaupun demikian, bukan berarti harta benda atau yang berbentuk
materi lainnya tidak memiliki peranan dalam mencapai kebahagiaan. Nabi Saw
bersabda: Termasuk kebahagiaan adalah wanita shalihah, rumah yang baik,
serta kendaraan yang baik. ( Imam Ahmad bin Hanbal, tt.: 168)
Kebahagiaan dapat digambarkan sebagai sebuah pohon yang rindang,
Tempat tumbuhnya adalah jiwa dan hati nurani. Keimanan kepada Allah sebagai
pengairan dan makanannya, udara dan cahaya sebagai kebutuhan vital bagi
pertumbuhannya.
Kebahagiaan barulah menjadi kenyataan yang dapat dirasakan apabila
telah ada kedamaian, harapan dan perasaan puas, serta perasaan cinta dan
kasih sayang. Oleh karena itu, imanlah sebagai sumbernya. Iman merupakan
sumber keamanan lahir maupun batin. Tanpa ada keimanan, semua kesenangan
dunia hanya sebatas fatamorgana. Kebahagiaan hidup, yang oleh Allah
diistilahkan dengan hayatan thayyibah hanya bisa dicapai dengan keimanan dan
amal shaleh. ( Q.S.An-Nahl : 97)

2. Memberikan kedamaian jiwa

Kedamaian jiwa adalah kunci utama untuk menggapai kebahagiaan


hidup. Persoalannya sekarang: bagaimana mendapatkan kedamaian itu?
Sementara dia bukan produk dari kecerdasan dan pengetahuan, kesehatan dan
kekuatan, harta dan kekayaan, kharisma dan ketenaran, ataupun beragam
kesenangan yang bersifat material. Pertanyaan ini dengan tegas bisa dijawab
bahwa kedamaian semata-mata merupakan produk dari suatu hal, dan tidak bisa
digantikan dengan yang lain, yakni iman kepada Allah secara benar dan mantap,
tidak bercampur dengan keraguan dan kepalsuan.
Kedamaian jiwa dihembuskan ke dalam jiwa manusia yang beriman,
sehingga hati mereka tetap teguh ketika kebanyakan orang mengalami
kegoncangan batin. Mereka tetap yakin ketika kebanyakan orang dilanda
keraguan. Jiwa mereka tetap lapang disaat kebanyakan orang ditimpa
kesempitan.

58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

Orang yang beriman memperoleh ketenangan dan kedamaian karena dia


telah menempuh jalan hidup yang sesuai dengan fitrah yang ditetapkan Allah
dalam jiwa manusia. Manusia menurut kejadian asalnya adalah makhluk yang
memiliki fitrah yang suci dan baik, karena itulah manusia memiliki pembawaan
kesucian dan kebaikan. Kesucian dan kebaikan inilah yang akan membawa
ketentraman dan rasa aman dalam diri manusia. (Lihat Nurcholish Madjid, 2000:
305)
Singkatnya, tidak mungkin manusia hidup tanpa disertai keimanan.
Keimanan kepada Allah, yang diagungkan, dimuliakan dan dijadikan tumpuan
harapan. Jika manusia tidak mempercayai Allah, maka secara sadar atau pun
tidak pasti dia akan menjadikan objek lain sebagai sesembahan.
Dengan petunjuk keimanan, seseorang dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dan rahasia-rahasia kehidupan ini. Dia mengetahui asal dan
kelanjutan serta tujuan hidupnya. Dengan mengetahui rahasia kehidupan ini,
maka perasaan ragu dalam jiwanya akan sirna. Dia mengetahui dan mengakui
Allah, Zat yang menciptakan segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan dan
membentuk manusia dengan sebaik-baik bentuk, memuliakan dan memberi
keistimewaan. Dia-lah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi dan
menjamin rezekinya serta menciptakan kenikmatan lahir dan batin. Orang yang
beriman merasa damai di sisi Tuhannya serta berpegang teguh pada bimbingan-
Nya. Keimanannya merupakan benteng pertahanan yang kokoh dan tali yang
kuat sebagai tempat dia bergantung. Menjadi pegangan dalam hidup yang penuh
dengan cobaan dan mempunyai pedoman dalam menilai gaya hidup yang sering
berubah tiada menentu.
Orang yang beriman mengetahui bahwa di tengah kehidupan dunia
modern yang singkat ini senantiasa berbaur antara kebaikan dan kejahatan,
keadilan dan kezhaliman, hak dan batil, suka dan duka. Karakteristik kehidupan
semacam ini tentu saja bukan merupakan tujuan. Ia merupakan ladang untuk
beramal, untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan pada kehidupan lain
yang lebih hakiki. Suatu kehidupan di mana setiap orang akan nnenerima
balasan seadil-adilnya dari apa yang telah dia perbuat.

59
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

3. Melahirkan sikap berkecukupan

Keimanan akan mendatangkan perasaan senang dan puas (qana'ah)


serta bersyukur kepada Allah atas rezeki yang telah dilimpahkan kepadanya.
Sikap ini menjadikan orang yang beriman merasa cukup terhadap karunia yang
diterimanya dari Allah. Dengan demikian manusia terhindar dari kecenderungan
materialistis yang berlebihan. Perasaan qana'ah atas apa yang yang telah
dianugerahkan Allah akan menumbuhkan perasaan tenteram dan damai dalam
jiwa manusia.

4. Melahirkan rasa aman

Keimanan akan menumbuhkan perasaan aman dalam jiwa orang


seseorang. Seseorang yang memiliki keimanan tidak dihantui perasaan cemas.
Bagi orang yang beriman, tidak ada kata sukar dalam meniti kehidupan modem
ini. Segala yang sukar dirasakan ringan, yang jauh dirasakar dekat, yang terjal
dirasakan mulus, segalanya dijalan dengan perasaan bahagia. Dia tidak
dihinggapi perasaar takut dan cemas, kecewa dan keluh kesah, tidak diserta
dengan nyali yang ciut dan perasaan kuatir. Semua yang dilakukan semata-mata
hanya untuk menggapai keridhaan Allah.

5. Keimanan menumbuhkan sikap optimis

Perasaan optimis merupakan kekuatan yang mampu membangkitkan


kemauan untuk berbuat. Ia mampu menumbuhkan semangat untuk selalu
melaksanakan kewajiban, menyingkirkan perasaan malas, serta menumbuhkan
keseriusan. Karena optimis akan mendapatkan keridhaan Allah dan kenikmatan
sorga, orang yang beriman bersedia melawan hawa nafsu, mentaati perintah dan
menjauhi larangan-Nya. Optimisme yang akan memberi kontribusi besar kepada
manusia hanyalah optimisme yang tumbuh dari keimanan, percaya akan adanya
pertolongan dan kasih sayang dari Allah.

6. Membuat jiwa tegar dalam menghadapi cobaan

Keimanan menjadikan manusia menjadi lebih tahan dan sabar dalam


menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan modern, teguh pendirian dalam

60
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 123 17 Februari 2017

menghadapi kesulitan hidup. Orang yang beriman menyadari bahwa cobaan


yang diterimanya bukanlah suatu pukulan yang tiba-tiba atau datang menyerang
tanpa kompromi, melainkan sesuai dengan ketentuan, kebijaksanaan, dan
keputusan dari Allah yang Maha Menentukan. Dengan demikian, mereka
percaya bahwa apa yang akan menimpa tidak akan dapat dihindari, dan apa
yang tidak akan menimpanya tidaklah akan sampai kepadanya. Tantangan dan
cobaan akan menjadi pelajaran yang berharga dan bermanfaat bagi orang yang
beriman. Penderitaan dan perasaan duka akan mematangkan jiwa dan
mempertebal iman.
Keimanan memang tidak memberikan solusi yang sifatnya jasmani terhadap
problematika dan tantangan kehidupan modern, tetapi solusi yang diberikan oleh
keimanan merupakan penyeimbang dari solusi-solusi lain. Keimanan memenuhi
kebutuhan rohani manusia, sehingga dia menjadi lebih sempurna dan dewasa
dalam menjalani kehidupan modern ini.

D. Rangkuman
Materi pertemuan keempat ini mempelajari eksistensi dan
martabat manusia, tanggungjawab manusia sebagai khalifah dan hak
sebagai hamba, dan iman dan taqwa serta tantangan dalam kehidupan
modern.

E. Pertanyaan/Diskusi
1. Jelaskan eksistensi dan martabat manusia diciptakan Allah SWT!
2. Jelaskan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di muka
bumi!
3. Jelaskan tujuan diciptakannya manusia!
4. Kenapa iman dan taqwa bisa menjadi solusi terhadap permasalahan
manusia terutama di era modern saat ini?

61

Anda mungkin juga menyukai