KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Kemampuan Penalaran
dipertanggungjawabkan.
diantaranya adalah:2
1
Fadjar Shadiq, 2009, Kemahiran Matematika, Yogyakarta: Permendiknas, hlm.16
2
M. Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 18-19
9
10
berada pada kelompok usia 11-15 tahun, mulai bergeser dari sekedar
1) Imitative Reasoning
3
Trianto, 2012, Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, hlm.72
4
Kusnandi, diakses pada 10 Maret 2015, Penalaran Matematika SMP, diakses dari,
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19690330199
3031-KUSNANDI/Penalaran_Matematika_SMP.pdf.
11
jawaban.
komponen penalaran.
berlaku,
c) Membuat generalisasi,
kesimpulan tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal
rasio.
5
John W. Santrock,2011, Educational Psychology, diterjemahkan oleh Diana
Angelica, Jakarta: Salemba Humanika, hlm. 9
13
matematika, yaitu:
semua.
a) Asumsi (assumption)
b) Hipotesis (hypothesis)
2) Keyakinan (believe)
Propertitas Keyakinan :
14
a) Keadabenaran
b) Bukan pendapat
c) Bertingkat
d) Berbias
e) Bermuatan nilai
f) Berkekuatan
g) Veridikal
3) Argumen (argument)
mengubah keyakinan.
konklusi.
bahwa, jika.
charitable interpretation)
Jenis Argumen:
15
a) Deduktif
b) Non deduktif:
I. Induktif
II. Analogi
Matematis
seperti contoh berikut: jika suatu objek merah, maka objek itu
Oleh karena itu objek ini tidak merah. Penelitian lain tentang
permasalahan berikut.
Jika suatu objek tidak biru, maka itu persegi panjang. Objek ini
tidak persegi panjang, oleh karena itu biru. Siswa memutuskan tidak
pelajaran logika.
1) Mengajukan dugaan
generalisasi.
dan diagram
2) Mengajukan dugaan
6
Fadjar Shadiq, op.cit. hlm.5-7
7
Sri Wardhani, Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Matematika di SMP/MTS, (Widyaiswara PPPPTK Matematika Yogyakarta, 2010), hlm.21.
Diakses pada tanggal 14 September 2015 pukul 20.00 WIB dari situs
http://mgmpmatsatapmalang.files.wordpress.com/2011/11/instrumen-penilaian-mat-smp.pdf.
18
generalisasi.
matematika adalah:8
generalisasi
8
Imam Kusmaryono, Analisis Kemampuan Penalaran Matematika pada Model
Pembelajaran Numbered Heads Together dengan Pendekatan Snowball Throwing terhadap Siswa
SMP, diakses pada tanggal 14 September 2015 pukul 21.00 WIB
darisitushttp://research.unissula.ac.id/research/pages/fulltext.php?id=MjA2YXBheWFIbmtyaXBz
aW55YT8
19
atau “suggestopedia”.9
permainan, cara berpikir positif dan emosi yang sehat. Sugesti positif
kunci dari teori dan strategi belajar yang sudah ada, seperti: teori otak
9
Titik Riati Dan Nur Farida. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP PGRI 02
Ngajum (Mathematics education journalVol 1 No 1). hlm. 16
10
Mulyasa.Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Rosdakarya.
2015). hlm. 79
20
kanan dan otak kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas
utama “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita
ada pada diri siswa serta lingkungan siswa supaya memperoleh hasil
adalah: 14
11
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Quantum Learning (Bandung: Kaifa. 2010) .
hlm.14
12
Fery Muhammad Firdaus. 2013. Pengaruh Quantum Learning Terhadap Penalaran
matematis Siswa Sekolah Dasar. (eduHumaniora.Vol 5 No 2). hlm.91
13
Agus N. Cahyo.Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. (Jogjakarta: Diva
Press. 2013). hlm. 277
14
Titik Riati Dan Nur Farida. Op.Cit, hlm.18
21
memecahkan masalah.
sebagai berikut15 :
keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan
15
Suyadi, 2013, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hlm. 97-100
22
memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam
menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan lebih
merasa dihargai.
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya
5) Membiasakan mencatat
dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal ini dapat
23
berupa tulisan.
6) Membiasakan membaca
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba,
dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik, siswa
yang baik.
kesanggupan yang dimiliki oleh peserta didik baik alami maupun yang
memecahkan masalah.16
dialami maupun yang dipelajari apakah siswa sanngup atau tidak dalam
bahwa strategi Quantum Learning ini adalah sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap apapun yang dipelajari oleh
siswa pasti akan memberikan sugesti positif ataupun negatif. Strategi ini
16
Vinny Purwandari Goma, dkk, Analisis Kemampuan Awal Matematika pada Konsep
Turunan Fungsi di Kelas XI IPA SMAN 1 Bongomeme, JurusanPendidikan MTK, Fakultas MIPA
Universitas Negeri Gorontalo, hlm. 4
17
Farida Hanun, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil
Belajar Matematika, hlm. 126
25
untuk bernalar yang baik maka akan mendatangkan sugesti yang baik dalam
diri siswa. Terutama saat mempelajari matematika maka siswa akan mampu
dengan cepat menyelesaikan soal atau masalah yang ada dalam matematika,
C. Konsep Operasional
(Independen)
Kegiatan Pendahuluan:
ada musiknya. Dengan semua itu maka siswa lebih mudah untuk
Kegiatan Inti:
kekuatan AMBAK: Apa Manfaat BAgiKu?, dari kata itu maka siswa
kehidupannya.
menumbuhkan imajinasinya.
Kegiatan penutup:
generalisasi
18
Imam Kusmaryono, Analisis Kemampuan Penalaran Matematika pada Model
Pembelajaran Numbered Heads Together dengan Pendekatan Snowball Throwing
terhadap Siswa SMP, diakses pada 25 Januari 2018 pukul 14.04 WIB dari situs
http://cyber.unisula.ac.id/jurnal/dosen/penelitian/211311006/6213Artikal_Penelitian_Ana
lisis_Penalaran.txt.
19
Ibid.
28
TABEL II.1
KRITERIA PEMBERIAN SKOR PENALARAN MATEMATIS
SISWA
Indikator
Kemampuan Skor Respon Siswa terhadap Soal
yang diukur
Respon ( penyelesaian) berdasarkan pada proses atau
Mengidentifikasi 0
argumen yang salah atau tidak ada respon sama sekali
asumsi yang
Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara
digunakan serta
1 keseluruhan namun mengandung sekurang-kurangnya satu
menyajikannya
argumen yang benar
dalam bentuk
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih
model (lisan, 2
dari satu kesalahan/kekurangan yang signifikan
tertulis, gambar
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan satu
maupun 3
kesalahan/kekurangan yang signifikan
diagram)
4 Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar
Respon (penyelesaian) berdasarkan pada proses atau
0
arguman yang salah atau tidak ada respon sama sekali
Membuat pola Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara
1
sifat atau gejala keseluruhan namun mengandung satu argumen yang benar
matematis untuk Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih
2
membuat dari satu kesalahan/kekurangan yang signifikan
generalisasi Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan satu
3
kesalahan /kekurangan yang signifikan
4 Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar
Respon (penyelesaian) berdasarkan pada proses atau
0
arguman yang salah atau tidak ada respon sama sekali
Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara
1 keseluruhan namun mengandung sekurang-kurangnya satu
Melakukan
argumen yang benar
manipulasi
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih
matematika 2
dari satu kesalahan/kekurangan yang signifikan
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan satu
3
kesalahan/kekurangan yang signifikan
4 Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar
Respon (penyelesaian) berdasarkan pada proses atau
0
argumen yang salah atau tidak ada respon sama sekali
Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara
Memeriksa 1 keseluruhan namun mengandung sekurang-kurangnya satu
kesahihan suatu argumen yang benar
argumen Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih
2
(pernyataan) dari satu kesalahan/kekurangan yang signifikan
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan satu
3
kesalahan/kekurangan yang signifikan
4 Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar
Sumber: Imam Kusmaryono
29
dimiliki oleh peserta didik baik alami maupun yang dipelajari untuk
TabelI.2
20
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, 2105, Penelitian
Pendidikan Matematika, Bandung: Refika Aditama, hlm.233
30
Keterangan:
a. Ranah Kognitif
b. Ranah Afektif
dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta
c. Ranah Psikomotorik
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, 1990, hlm.22
31
sama dalam memahami materi pecahan melalui bahan ajar serta dalam
penelitian yang dilakukan oleh Fery Muhamad Firdaus ini diperoleh hasil
Dari dua penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini dapat dilihat
yang berbeda. Dapat disimpulkan pada sekolah dasar saja siswa sudah bisa
penelitian pada tingkat SMP, jika dipandang dari usia maka usia pada
tingkat ini sudah lebih matang dibandingkan pada usia sekolah dasar dan
sebelumnya.
33
E. Hipotesis
siswa.
siswa.