Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mohammad Syaifullah Yusuf

NIM : 190321624089

Offering C

Resume Pertemuan 5 Asesmen Pembelajaran Fisika

”Berpikir Kritis”

Menurut Angelo (1995), berpikir kritis merupakan suatu kegiatan berpikir


tinggi, yang berupa aktivitas menganalisis, mensintesis, menyimpulkan,
mengevaluasi, mengenal suatu permasalahan serta pemecahan masalah tersebut
(Prameswari et al., 2018).

Chance (1986) mengemukakan pendapatnya, dimana berpikir kritis


merupakan suatu kemampuan atau keahlian dalam menata gagasan,
mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan,
mengevaluasi argument dan memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa definisi dari berpikir kritis, maka dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis adalah suatu keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
menganalisis, membuat perbandingan, menyimpulkan, serta mengevaluasi suatu
argumen dan informasi yang telah didapatkan.

Kerangka Berpikir Kritis

Kerangka berpikir ini membangkitkan proses berpikir ketika melakukan


penggalian informasi dan penerapan kriteria terbaik untuk memutuskan cara
bertindak dari sudut pandang yang berbeda (Damayanti et al., 2013). Menurut
Ennis terdapat lima kerangka berpikir kritis dalam menganalisis konsep, yaitu :

1
1. memberi penjelasan sederhana

2. membangun keterampilan dasar

3. menyimpulkan

4. membuat penjelasan lebih lanjut

5. menerapkan strategi dan taktik

Aspek-aspek Berpikir Kritis

a. Interpretation (Interprestasi)
Interpretasi merupakan sebuah kemampuan untuk memahami dan
mengetahui makna atau maksud dari pengalaman yang bervariasi.
b. Analysis (analisis)
Analisis merupakan sebuah kemampuan dalam proses identifikasi
hubungan suatu pernyataan, pertanyaan, konsep, dan deskripsi.
c. Evalution (evaluasi)
Evaluasi merupakan sebuah proses penilaian kredibilitas dari suatu
pernyataan atau penyajian dengan memberikan gambaran mengenai persepsi
seseorang.
d. Interference (kesimpulan)
Kesimpulan merupakan sebuah proses identifikasi dna memilih unsur
yang diperlukan untuk membuat kesimpulan yang beralasan, untuk membuat
hipotesis yang beralasan, untuk memperhatikan informasi relevan serta
mengurangi konsekuensi yang ditimbulkan dari data.
e. Explanation (penjelasan)
Penjelasan merupakan sebuah kemampuan untuk menyatakan hasil dari
suatu proses seseorang.
f. Self-regulation (penguatan diri)

Penguatan diri merupakan kesadaran seseorang untuk mengontrol


aktivitasnya sendiri, elemen yang digunakan serta hasil yang dikembangkan

2
dengan memanfaatkan kemampuan dalam melakukan analisis dan evaluasi
terhadap kemampuan diri sendiri.

Indikator kemampuan berpikir kritis

Menurut Ennis (Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator


kemampuan berpikir kritis, yang meliputi:

1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi


menjadi tiga indikator yaitu (1) mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan,
(2) menganalisis argumen, dan (3) bertanya dan menjawab pertanyaan
klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang.
2. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision).
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mempertimbangkan
kredibilitas suatu sumber dan (2) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi.

3. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator


(1) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) membuat
induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan.

4. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi


menjadi dua indikator yaitu (1) mengidentifikasikan istilah dan
mempertimbangkan definisi dan (2) mengacu pada asumsi yang tidak
dinyatakan.

5. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi


menjadi dua indikator (1) mempertimbangkan dan memikirkan secara logis
premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka

3
atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan
atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) menggabungkan
kemampuan kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan
mempertahankan sebuah keputusan (Maftukhin, 2013).

4
Langkah-langkah Berpikir Kritis

1. Mengenali masalah (defining and clarifying problem)

a. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.

b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.

c. Memilih informasi yang relevan.

d. Merumuskan/memformulasi masalah.

2. Menilai informasi yang relevan

a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.

b. Mengecek konsistensi.

c. Mengidentifikasi asumsi.

d. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.

e. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat


(semantic slanting).

f. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.

3. Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan

a. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.

b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan


masalah/kesimpulan yang diambil.

5
Daftar Rujukan

Damayanti, D. S., Ngazizah, N., & Kurniawan, E. S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun
Pelajaran 2012/2013. RADIASI: Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 3(1), 58–62

Anda mungkin juga menyukai