Report
Similarity Found: 12%
Saat dialiri dua jenis arus yang berbeda tersebut, pastinya akan
menghasilkan respon yang berbeda pada suatu kumparan. Berdasarkan
hukum Faraday dalam buku Tipler ( 2008 : 234 ) disebutkan bahwa jika
sebuah magnet digerakkan disekitar kumparan maka pada kumparan
tersebut akan timbul GGL induksi magnetik. Kumparan tersebut
menghasilkan arus induksi karena merupakan rangkaian tertutup (Saputra
et al., 2016).
Arus induksi yang dimaksud adalah arus listrik yang dihasilkan induksi
elektromagnetik. Sedangkan gaya gerak listrik induksi (GGL induksi)
merupakan tegangan yang dihasilkan oleh arus induksi (Halliday et al.,
2005). Jika suatu penghantar berbentuk kumparan dialiri arus listrik DC,
maka kumparan tersebut berperilaku seperti magnet batang.
Maka, besarnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh tegangan dan arus
listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang luas penampang serta jenis
bahannya (Hayt Jr & Buck, 2006). Hukum Ohm berbunyi “Kuat arus yang
melalui suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar asalkan suhu penghantarnya tetap”. Persamaan dari
Hukum Ohm yaitu : ?? = ?? × ?? Faraday merumuskan bahwa perubahan
fluks magnetik akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl).
??=- ???? ???? Fluks magnetik ?? adalah banyaknya garis gaya yang tegak
lurus tiap satuan luas A. Tanda negatif terkait dengan arah ggl dan induksi
magnetik. Jika fluks magnetik yang masuk pada kumparan dari medan
magnet bertambah, yang artinya magnet didekatkan pada kumparan maka
arah arus dari ggl induksi berlawanan dengan medan magnet. Total GGL
induksi pada kumparan adalah jumlah dari masing-masing GGL induksi
individu ini.
Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta, Erlangga Halliday, D., Resnick, R., &
Walker, J. (2005). Electric fields. Fundamentals of Physics, 580–604. Hayt Jr,
W. H., & Buck, J. A. (2006). Elektromagnetika. Jewett, J. W., & Serway, R. A.
(2008). Physics for Scientists and Engineers With Modern Physics. Cengage
Learning EMEA. Saputra, W. N., Despa, D., Soedjarwanto, N., & Samosir, A.
S. (2016). Prototype Generator Dc Dengan Penggerak Tenaga Angin.
Dan untuk arah medan magnet di dalam kumparan kutup utara kuparan
berada pada sebelah kanan, sedangkan kutub selatan magnet berada di
sebelah kiri. Dan dapat ditentukan dengan cara diuji dengan mendekatkan
magnet batang pada kumparan yang telah diketahui kutub-kutubnya
dengan menggunakan prinsip untuk kutub yang sejenis akan tolak-
menolak, dan untuk kutub yang tidak sejenis akan saling tarik-menarik.
INTERNET SOURCES:
----------------------------------------------------------------------------------
---------
0% - Empty
0% - http://kemahasiswaan.um.ac.id/wp-content
0% - https://www.scribd.com/document/35906453
0% - https://he-wroteyou.xyz/2015/02/teori-ru
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
0% - http://www.bing.com/images/search?q=arus
1% - https://www.gurupendidikan.co.id/induksi
0% - https://www.researchgate.net/publication
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
0% - https://www.scribd.com/document/24868488
1% - https://tp3l.files.wordpress.com/2011/03
0% - https://www.academia.edu/16837240/Hukum_
0% - https://www.seputarpengetahuan.co.id/202
0% - https://www.academia.edu/35066692/Kelas1
0% - https://www.gurupendidikan.co.id/hukum-o
0% - https://seputarilmu.com/2020/01/induksi-
0% - https://www.academia.edu/4978439/MAGNETI
1% - https://www.gurupendidikan.co.id/induksi
0% - https://downloadmaterifisika.blogspot.co
0% - https://biologisahabat.blogspot.com/2014
0% - http://pgsd.fip.um.ac.id/wp-content/uplo
0% - https://ketutalitfisika.blogspot.com/200
0% - https://www.academia.edu/40467852/PRAKTI
0% - https://www.teachoo.com/4031/669/Ex-1.1-
0% - https://www.myrightspot.com/2017/03/rang
0% - https://promods.net/viewtopic.php?t=1018
0% - https://id.scribd.com/doc/133937920/Dikt
0% - https://fisika19e.wordpress.com/2020/05/
0% - https://promods.net/viewtopic.php?t=1018
0% - https://www.coursehero.com/file/56343960
0% - https://www.scribd.com/document/42172749
0% - https://jagad.id/resistor/
0% - https://www.coursehero.com/file/p2rqitb/
0% - https://karyatulisilmiah.com/diktat-rang
0% - https://www.coursehero.com/file/p2rqitb/
0% - http://comp-eng.binus.ac.id/files/2014/0
0% - https://www.academia.edu/28599225/Lapora
0% - https://ocw.mit.edu/resources/res-6-008-
0% - https://issuu.com/galaksijoel/docs/kelas
0% - https://www.academia.edu/28599225/Lapora
0% - https://web.njit.edu/~gary/111/assets/HW
0% - https://doku.pub/documents/fisika-sma-xi
0% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/1988101
0% - https://www.academia.edu/29302532/PENGUK
0% - https://www.bing.com/aclick?ld=e8YOBUQpc
0% - https://www.coursehero.com/file/83388599
0% - https://www.bing.com/aclick?ld=e8YOBUQpc
0% - https://www.academia.edu/29568862/HUKUM_
0% - https://baudouin.co.id/index.php/cara-me
0% - http://kuliah.itera.ac.id/pluginfile.php
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
0% - https://123dok.com/document/yee9djey-mod
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
1% - https://wennyphysics.blogspot.com/2012/0
0% - https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semna
0% - https://www.coursehero.com/file/83159367
0% - http://journal.eng.unila.ac.id/index.php
0% - https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/s
0% - https://imamsyaifudin96.blogspot.com/201
0% - https://www.dosenpendidikan.co.id/magnet
0% - https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.
0% - https://doku.pub/documents/praktikum-1-k
1% - https://www.gurupendidikan.co.id/medan-m
0% - https://he-wroteyou.xyz/2012/10/laporanp
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
1% - https://www.gurupendidikan.co.id/medan-m
1% - https://www.gurupendidikan.co.id/induksi
1% - https://www.gurupendidikan.co.id/medan-m
0% - https://www.bing.com/aclick?ld=e8TPunGdg
0% - https://www.pinterpandai.com/medan-magne
0% - https://www.pinterpandai.com/medan-magne
0% - https://www.bing.com/aclick?ld=e89gqkm2q
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
0% - https://www.gurupendidikan.co.id/dioda/
0% - https://www.bing.com/aclick?ld=e8y1aHc31
0% - https://www.gurupendidikan.co.id/arus-li
0% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/ha
1% - https://wennyphysics.blogspot.com/2012/0
0% - https://www.gurupendidikan.co.id/pengert
1% - https://wennyphysics.blogspot.com/2012/0
0% - https://www.myrightspot.com/2017/03/indu
1% - https://tp3l.files.wordpress.com/2011/03
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
0% - https://kakajaz.blogspot.com/2017/03/pem
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
5% - https://viviaprilia.files.wordpress.com/
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROMAGNETIKA
“KUMPARAN INDUKSI”
Praktikum Elektromagnetika
Disusun oleh:
Kelompok 3
FEBRUARI 2021
KUMPARAN INDUKSI
A. Tujuan
Dengan adanya praktikum ini, mahasiswa diharapkan
1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri listrik searah (DC) dan listrik
bolak-balik (AC)
2. Menentukan resistansi kumparan dengan Wheatstone bridge
3. Menentukan induktansi diri suatu kumparan
4. Menentukan reaktansi induktif dari sebuah kumparan
B. Dasar Teori
Gaya gerak listrik tidak akan terjadi tanpa adanya arus yang
mengalir pada kumparan, baik itu berupa arus DC maupun arus AC. Saat
dialiri dua jenis arus yang berbeda tersebut, pastinya akan menghasilkan
respon yang berbeda pada suatu kumparan. Berdasarkan hukum Faraday
dalam buku Tipler ( 2008 : 234 ) disebutkan bahwa jika sebuah magnet
digerakkan disekitar kumparan maka pada kumparan tersebut akan timbul
GGL induksi magnetik. Kumparan tersebut menghasilkan arus induksi
karena merupakan rangkaian tertutup (Saputra et al., 2016). Arus induksi
yang dimaksud adalah arus listrik yang dihasilkan induksi
elektromagnetik. Sedangkan gaya gerak listrik induksi (GGL induksi)
merupakan tegangan yang dihasilkan oleh arus induksi (Halliday et al.,
2005).
V =I × R
dϕ
dapat dituliskan rumusnya ε =−N (Jewett & Serway, 2008).
dt
2. Wheatstone bridge
3. Amperemeter AC
4. Kumparan
5. Power Supply AC / DC
6. Kabel
b. Desain
Rangkaian (a)
Rangkaian (b)
D. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan yang perlu dilakukan saat melakukan praktikum ini
meliputi:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percoabaan
praktikum
2. Menyusun peralatan seperti gambar a dan b.
No V I
1. 0,5 0,4
2. 1,0 0,8
3. 1,5 1,2
4. 2,0 1,6
5. 2,5 1,96
6. 3 2,24
Rangkaian b
No V I
1. 0,5 0,4
2. 1,0 0,8
3. 1,5 1,2
4. 2,0 1,6
5. 2,5 2,0
6. 3 2,28
No V (Volt) I (Ampere)
1 0,5 0,4
2 1,0 0,8
3 1,5 1,2
4 2.0 1,6
5 2,5 2,0
6. 3,0 2,2
7. 3,5 2,8
Rangkaian b
No V (Volt) I (Ampere)
1 0,5 0,4
2 1,0 0,8
3 1,5 1,2
4 2.0 1,6
5 2,5 2,0
6. 3,0 2,2
7. 3,5 2,8
No V (Volt) I (Ampere)
1 0,5 0,6
2 1,5 1,2
3 2 2,4
4 3 3,8
5 4,5 4,4
6. 5 4,8
7. 5,5 6
Rangkaian B
No V (Volt) I (Ampere)
1 0,5 0,6
2 1,5 1,2
3 2 1,8
4 3 2,4
5 4,5 3,2
6 5 3,8
7 5,5 4
No V I
1. 0,5 0,4
2. 1,0 0,8
3. 1,5 1,2
4. 2,0 1,6
5. 2,5 2,0
6. 3,0 2,4
7. 3,75 2,8
8. 4,25 3,2
9. 5,0 3,6
10. 5,5 4,0
Rangkaian b
No V I
1. 0,5 0,4
2. 1,0 0,8
3. 1,5 1,2
4. 2,0 1,6
5. 2,5 2,0
6. 3,0 2,4
7. 3,75 2,8
8. 4,25 3,2
9. 4,75 3,6
10. 5,5 4,0
- Skala voltmeter = 25 V
- Skala amperemeter = 10 A
- Nst voltmeter = 0,5
- Nst amperemeter = 0,2
F. Analisis Data
√
b. SZ = Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
SZ
c. Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
Mencari nilai reaktansi induktif
a. X L =√ Z 2−R2
2 2
b. S X =
∂ XL 2
L
√|
∙ ∙ SZ +
∂Z 3
∂ XL 2
∙ ∙∆ R
∂R 3 ||
2
|
2
SX = L
√|
∂(Z 2−R2 )1/ 2 2
∂Z
∙ ∙ SZ +
3
∂( Z 2−R2 )1/ 2 2
∂R ||
∙ ∙∆ R
3
2 2
|
SX = L
√| Z
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
(Z −R ) 3
SX
||
2 1/ 2
2
∙ ∙∆ R
|
c. Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
XL
Mencari nilai induktansi diri
a. XL = ω L
XL = 2π L
XL
L=
2 πf
2
b. S L=
√| ∂L 2
∙ ∙S
∂ XL 3 X |
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
S=
( 2 πf ) 2
∂
∙ ∙S
L
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
3 πf X L
SL
c. Ralat relatif: R L= × 100 %
L
1. Delilah Nur Maisyaroh
Rangkaian a
Variabel bebas :I
Variabel terikat :V
- MENCARI NILAI IMPEDANSI
ΣZ 7,62
ź= = =1,27
n 6
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,0066
SZ =
√ 30
SZ =0,015
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0,015
R Z= ×100 %
1,27
R Z =1,18 % (3 AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,27
2 2
SX =L
√|
Z
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
||
(Z −R ) 3
2 1/ 2
2
∙ ∙ ∆ R → R=0
|
2
SX =
L
Z
√|
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0,015=0,01
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,01
RX = ×100 %
L
1,27
R X =0,7874 %
L
2
S L=
∂L 2
√|
∙ ∙S
∂ XL 3 X |
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
X
S=
( 2 πf ) 2
∂
∙ ∙S
L
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,013
3 ∙ 3,14
S L=0,001
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
0,001
= ×100 %
0,202
=0,495 % ( 4 AP )
Jadi nilai L=(0,202 ±0,001) H dengan ralat relatif sebesar 0,495% (4AP).
Linear ()
I ( Ampere)
Rangkaian b
Variabel bebas :I
Variabel terikat :V
- MENCARI NILAI IMPEDANSI
2
No. I V Z ( Z−Ź ) ( Z−Ź )
1. 0,4 0,5 1,25 -0,02 0,0004
2. 0,8 1,0 1,25 -0,02 0,0004
3. 1,2 1,5 1,25 -0,02 0,0004
4. 1,6 2,0 1,25 -0,02 0,0004
5. 2,0 2,5 1,25 -0,02 0,0004
6. 2,28 3 1,36 0,09 0,0081
𝝨 8,28 10,5 7,61 - 0,0101
ÓZ 7,61
ź= = =1,27
n 6
SZ =
√
Ó ( Z −Ź )
n (n−1)
0,0101
SZ =
√ 30
SZ =0,018
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0,018
R Z= ×100 %
1,27
R Z =1,42 % (3 AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,27
2 2
SX =L
√| Z
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
||
∙ ∙ SZ + 2
−R
(Z −R ) 3
2 1/ 2
2
|
∙ ∙ ∆ R → R=0
2
SX =
L
Z
√|
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0,018=0,012
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,012
RX = × 100 %
L
1,27
R X =0,945 %
L
2
S L=
∂L 2
√|
∙ ∙S
∂ XL 3 X |
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
X
S=
( 2 πf ) 2
∂
∙ ∙S
L
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,012
3 ∙ 3,14
S L=0,001
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
0,001
= ×100 %
0,202
=0,005 %
Jadi nilai L=(0,202 ±0,001) H dengan ralat relatif sebesar 0,005% (4
AP).
Linear ()
I (Ampere)
ΣZ 8,86
ź= = =1,2662
n 7
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,0110685
SZ =
√ 7(7−1)
0,0110685
SZ =
√ 7 (6)
0,0110685
SZ =
√ 42
SZ =√ 0,000263535
SZ =0 , 0162337611168
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0 ,0162337611168
R Z= × 100 %
1,2662
R Z =1,28 % (3 AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,26
2 2
SX =
L
√| 2
Z
2 1/ 2
(Z −R )
2
∙ ∙ SZ + 2
3
−R
||
(Z −R ) 3
2 1/ 2
2
|
∙ ∙ ∆ R → R=0
2
SX =
L
Z
√|
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0 , 0162337611168=0,0108225074112
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,0108225074112
RX = ×100 %
L
1,26
R X =0,8589 %
L
XL
S L=
∂ ( )
2 πf 2
∙ ∙S
∂ XL 3 X L
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,0108225074112
3 ∙ 3,14
S L=0,0011599686400
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
0,0011599686400
= ×100 %
0,2006369426751
=0,5781 %
Jadi nilai L=(0,2006 ± 0,0011)H dengan ralat relatif sebesar 0,5781%
(4 AP).
Maka V =Ib
Grafik hubungan antara V dan I pada rangkaian a
4
3.5
f(x) = 1.29 x − 0.02
3
2.5
2
Tegangan (V)
1.5
1
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Arus Listrik (I)
Rangkaian b
Variabel bebas : Tegangan (V )
Variabel terikat : Arus listrik ( I )
2
No. V I Z ( Z−Ź ) ( Z−Ź )
1. 0,5 0,4 1,25 −0,0 16 0,00 02635
2. 1,0 0,8 1,25 −0,0 16 0,00 02635
3. 1,5 1,2 1,25 −0,0 16 0,00 02635
4. 2.0 1,6 1,25 −0,0 16 0,00 02635
5. 2,5 2,0 1,25 −0,0 16 0,00 02635
6. 3,0 2,2 1,36 0,097 0,0094872
7. 3,5 2,8 1,25 −0,0 16 0,00 02635
𝝨 14 11 8,86 −¿ 0,0110685
ΣZ 8,86
ź= = =1,2662
n 7
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,0110685
SZ =
√ 7(7−1)
0,0110685
SZ =
√ 7 (6)
0,0110685
SZ =
√ 42
SZ =√ 0,000263535
SZ =0 , 0162337611168
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0 ,0162337611168
R Z= × 100 %
1,2662
R Z =1,28 % (3 AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,26
2 2
SX =
L
Z
√|
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
(Z −R ) 3 ||
2 1/ 2
2
∙ ∙ ∆ R → R=0
|
2
SX =
L
√| Z
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
|
∙ ∙ SZ
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0 , 0162337611168=0,0108225074112
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,0108225074112
RX = ×100 %
L
1,26
R X =0,8589 %
L
S=
( 2 πf ) 2
∂
L
∙ ∙S
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,0108225074112
3 ∙ 3,14
S L=0,0011599686400
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
0,0011599686400
= ×100 %
0,2006369426751
=0,5781 %
Jadi nilai L=(0,2006 ± 0,0011)H dengan ralat relatif sebesar 0,5781%
(4 AP).
Grafik hubungan V dan I
4
3.5
f(x) = 1.29 x − 0.02
3
2.5
2
Tegangan (V)
1.5
1
0.5
0
0 0.5 1 Arus Listrik
1.5 (I) 2 2.5 3
2
No. I V Z ( Z−Ź ) ( Z−Ź )
1. 0,6 0,5 0,83 -0,12 0,0144
2. 1,2 1,5 1,25 0,3 0,09
3. 2,4 2 0,83 -0,12 0,0144
4. 3,8 3 0,79 -0,16 0,0256
5. 4,4 4,5 1,02 0,07 0,0049
6. 4,8 5 1,04 0,09 0,081
7. 5,8 5,5 0,95 0,0 0,0
𝝨 23 22 6,71 - 0,2303
ΣZ 6,71
ź= = =0,95
n 7
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,2303
SZ =
√ 42
SZ =0,074
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0,074
R Z= × 100 %
0,95
R Z =7,8 % (3AP)
2 2
X L =√ Z −R → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =0,95
2 2
SX =L
√|
Z
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
(Z −R ) 3 ||
2 1/ 2
2
∙ ∙ ∆ R → R=0
|
2
SX =
L
Z
√|
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0,074=0,049
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,049
RX = ×100 %
L
0,95
R X =5,2%
L
2
S L=
∂L 2
√|
∙ ∙S
∂ XL 3 X |
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
X
S=
( 2 πf ) 2
∂
∙ ∙S
L
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
2 πf X L
1
S L= ∙ 0,049
2 ∙3,14
S L=7,7 × 10−2
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
7,7 ×10−2
= × 100 %
1,49
=5,17 %
Jadi nilai L=(1,49 ±0,00513) H dengan ralat relatif sebesar 5,17% (3 AP).
f(x) = 0
R² = 0 Grafik Hubungan V dan I
Rangkaian A
12
10
6
V
0
0 2 4 6 8 10 12
I
Rangkaian b
Variabel bebas :I
Variabel terikat :V
- MENCARI NILAI IMPEDANSI
2
No. I V Z ( Z−Ź ) ( Z−Ź )
1. 0,6 0,5 0,83 -0,39 0,1521
2. 1,2 1,5 1,25 0,03 0,0009
3. 1,8 2 1,11 -0,11 0,0121
4. 2,4 3 1,25 0,03 0,0009
5. 3,2 4,5 1,40 0,18 0,0324
6. 3,8 5 1,31 0,09 0,0081
7. 4 5,5 1,37 0,15 0,0225
𝝨 17 22 8,52 - 0,229
ΣZ 8,52
ź= = =1,22
n 7
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,229
SZ =
√ 42
SZ =0,0738
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0,0738
R Z= ×100 %
1,22
R Z =1,75 % (3AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,22
2 2
SX =
L
Z
√|
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
(Z −R ) 3
2 1/ 2
2
||
∙ ∙ ∆ R → R=0
|
2
SX =
L
√| Z
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0,0738=0,0492
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,0492
RX = × 100 %
L
1,22
R X =4,03 %
L
2
S L=
√| ∂L 2
∙ ∙S
∂ XL 3 X |
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
S=
( 2 πf ) 2
∂
∙ ∙S
L
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,0492
2 ∙3,14
S L=7,7 × 10−2
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
7,7 ×10−2
= × 100 %
1,9154
=4,02 %
Jadi nilai L=(1,9154 ± 0,077) H dengan ralat relatif sebesar 4,02% (3 AP).
10
6
V
0
0 2 4 6 8 10 12
I
ΣZ 12,94
ź= = =1,29
n 10
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,0318
SZ =
√ 90
SZ =0,0188
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0,0188
R Z= ×100 %
1,29
R Z =1,46 % (3AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,29
2 2
SX =
L
Z
√|
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
(Z −R ) 3
2 1/ 2
2
|| |
∙ ∙ ∆ R → R=0
2
SX =
L
√| Z
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0,0188=0,0125
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,0125
RX = ×100 %
L
1,29
R X =0,9689 %
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
XL
S L=
∂ ( )
2 πf 2
∙ ∙S
∂ XL 3 X L
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,0125
3 ∙ 3,14
S L=1,33 × 10−3
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
1,33× 10−3
= × 100 %
0,2054
=0,6460 %
Jadi nilai L=(0,2054 ± 0,0013)H dengan ralat relatif sebesar 0,6460%
(4AP).
5 f(x)==0.99
R² 1.33 x + 0.03
4
V
3 Linear (V)
V
Linear (V)
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
I
2
No. I V Z ( Z−Ź ) ( Z−Ź )
1. 0,4 0,5 1,25 -0,04 0,0016
2. 0,8 1,0 1,25 -0,04 0,0016
3. 1,2 1,5 1,25 -0,04 0,0016
4. 1,6 2,0 1,25 -0,04 0,0016
5. 2,0 2,5 1,25 -0,04 0,0016
6. 2,4 3,0 1,25 -0,04 0,0016
7. 2,8 3,75 1,34 0,05 0,0025
8. 3,2 4,25 1,33 0,04 0,0016
9. 3,6 4,75 1,32 0,03 0,0009
10. 4,0 5,5 1,38 0,09 0,0081
𝝨 22 28,75 12,87 - 0,0227
ΣZ 12,87
ź= = =1,29
n 10
SZ =
√
Σ ( Z− Ź )
n(n−1)
0,0227
SZ =
√ 90
SZ =0,0159
SZ
Ralat relatif: R Z = ×100 %
Z
0,0159
R Z= ×100 %
1,29
R Z =1,23 % (3AP)
X L =√ Z 2−R2 → R=0
X L =Z
X́ L =Ź =1,29
2 2
SX =
L
√| Z
(Z −R ) 3
2 2 1/ 2
2
∙ ∙ SZ + 2
−R
||
(Z −R ) 3
2 1/ 2
2
∙ ∙ ∆ R → R=0
|
2
SX =
L
√| Z
(Z −0 ) 3
2 2 1 /2
2
∙ ∙ SZ
|
Z 2
SX = ∙ ∙S
L
Z 3 Z
2
SX = ∙ SZ
L
3
2
S X = ∙0,0159=0,0106
L
3
SX
Ralat relatif: R X = × 100 %
L
L
X́ L
0,0106
RX = ×100 %
L
1,29
R X =0,8217 %
L
Jadi, didapat nilai reaktansi induktifnya adalah
X́ L =(1,29 ± 1,06× 10−2 ) Ω dengan ralat 0,8217 % ( 4 AP)
2
S L=
√| ∂L 2
∙ ∙S
∂ XL 3 X |
L
∂L 2
S L= ∙ ∙S
∂ XL 3 X L
S=
( 2 πf ) 2
∂ L
∙ ∙S
L XL
∂ XL 3
1
S L= ∙S
3 πf X L
1
S L= ∙ 0,0106
3 ∙ 3,14
S L=1,13 × 10−3
S
Ralat Relatif = L ×100 %
L
1,13× 10−3
= × 100 %
0,2054
=0,5478 %
Jadi nilai L=(0,2054 ± 0,0011) H dengan ralat relatif sebesar 0,5478%
(4AP).
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
I
G. Pembahasan
Percobaan induksi kumparan terdapat dua rangkaian. Dari hasil
percobaan, data yang diperoleh akan dianalisis dengan membuat
perhitungan induktansi kumparan dan mencari ralat dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil, ralat rambat dan grafik.
Ź=( 1,27 ±1,83 x 10−2 ) Ω dengan ralat relatif 1 , 42 %(3 AP), Dewi Fajar
memperoleh Ź=(1,26 ± 1,62× 10−2 )Ω dengan ralat 1,28% (3 AP), M.
Syaifullah memperoleh Ź=(1,22 ±7,38 × 10−2) Ω dengan ralat 1,75 % (3
AP), dan Savilla memperoleh Ź=(1,29 ± 1,59× 10−2 ) Ω dengan ralat 1,23
% (3 AP). Reaktansi induktif dapat diperoleh dari X L =Z sehingga Delilah
memperoleh X́ L =(1,27 ± 0,012)Ωdengan ralat relatif 0,945 % (4 AP),
H. Kesimpulan
1. Sebuah penghantar berbentuk kumparan yang dialiri listrik DC akan
berperilaku seperti magnet batang yang sifatnya sementara. Kumparan
bersifat magnet bila hanya ada arus DC yang mengalir dalam rangkaian
tertutup, dimana nilai resistansi induktor hanyalah resistansi ohm-ik bila
dialiri listrik DC. Sebuah penghantar berbentuk kumparan yang dialiri
listrik AC akan tidak berperilaku seperti magnet batang karena adanya
listrik AC memiliki fase positif dan negatif untuk masing-masing
setengah siklus. sehingga arah garis gaya yang dibentuk
induktor berubah-ubah yang menyebabkan adanya reaktansi
induktif yang nilainya bergantung besar induktansi diri. Jadi
kumparan dialiri listrik AC mempunyai hambatan ohmik dan
reaktansi induktif.
2. Besarnya nilai resistansi suatu kumparan dapat ditentukan dengan
menggunakan prinsip wheatstone bridge, tapi pada percobaan ini tidak
menggunakan jembatan wheatstone sehingga nilai resistansi adalah 0.
X́ L
3. Induktansi diri suatu kumparan dapat dihitung denganL= , pada
2 πf
percobaan rangkaian a dan b yang sama yaitu pada Delilah diperoleh
L=0,2022 H , pada Dewi Fajar diperoleh L=0,2006 H , pada M.
Sayifullah diperoleh L = 0,2660 H , dan pada Savilla diperoleh
L=0,2054 H
4. Reaktansi induktif dapat dihitung dengan X́ L =Ź dengan Ź merupakan
rata-rata impedansi kumparan, pada percobaan rangkaian a dan b
diperoleh nilai reaktansi induktif yang sama yaitu pada Delilah
diperoleh X́ L =1,270 Ω , pada Dewi Fajar diperoleh X́ L =1,260 Ω, pada
Tippler, Paul A. (2013). Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta, Erlangga
J. Tugas
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kuat medan magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan yang dialiri listrik DC.
Jawaban :
Besarnya kuat medan magnet dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Medan magnet di tengah kumparan : B=μ0 ∋¿
¿
Medan magnet di ujung kumparan: B=μ0 ∋ 2 ¿
V max
V eff = =0 ,707 V max
osiloskop berlaku: √2
12. Apakah yang dimaksud dengan I efektif ?
Jawaban :
Nilai arus pada listrik AC yang disetarakan dengan nilai arus pada
listrik DC yang menghasilkan jumlah kalor yang sama pada penghantar
dalam waktu yang sama. Apabila kita mengukur dengan osiloskop
berlaku:
I max
I eff = =0 ,707 I max
√2
K. Lampiran