Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN 2

INTERFEROMETER MICHELSON

A. Tujuan
Dalam Eksperimen Interferometer Michelson, Diharapkan mahasiswa mampu untuk :
1. Memahami cara kerja interferometer Michelson.
2. Menentukan Panjang gelombang dari cahaya yang digunakan

B. Dasar Teori

Inferometer Michelson adalah instrumen pengukuran yang memiliki peran besar


dalam perkembangan fisika modern. Pada tahun 1887, setelah Young mengenalkan
eksperimen dua celahnya tepatnya 78 tahun yang lalu, A.A. Michelson merancang dan
membangun sebuah interferometer dengan menggunakan prinsip serupa. Pada awalnya
Michelson merancang interferometernya sebagai alat untuk menguji keberadaan eter,
media yang dihipotesiskan dimana cahaya disebarkan. Karena sebagian upayanya, eter
tidak lagi dianggap sebagai hipotesis yang layak. Tapi di luar dari hal ini, interferometer
Michelson telah menjadi instrumen yang banyak digunakan untuk mengukur panjang
gelombang cahaya, karena menggunakan panjang gelombang sumber cahaya yang
diketahui untuk mengukur jarak yang sangat kecil, dan untuk menyelidiki media optik.
Percobaan Interferometer Michelson banyak digunakan untuk mengukur
gelombang cahaya. Interferometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang atau perubahan panjang dengan ketelitian yang sangat tinggi
berdasarkan garis-garis interferensi. Interferometer Michelson merupakan alat pendeteksi
interferensi yang dibuat untuk membuktikan keberadaan eter oleh A. Michelson dengan
cara meletakan secara tegak lurus pada posisi pergeseran cermin. Interferometer juga
dapat digunakan untuk menentukan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, seperti panjang
gelombang cahaya, penguatan interferensi dan lain sebagainya (Daud, 2005). Interferensi
cahaya adalah perpaduan dua atau lebih sumber cahaya sehingga menghasilkan keadaan
yang lebih terang (interferensi maksimum) dan keadaan yang gelap (interferensi
minimum). Prinsip interferen adalah kenyataan bahwa beda lintasan optik(d) akan
membentuk suatu frinji (Resnick, 1993). Syarat terjadinya interferensi cahaya adalah
cahaya tersebut harus koheren yaitu keadaan dua sumber cahaya atau lebih yang
mempunyai frekuensi, amplitudo dan beda fase yang tetap (Halliday & Resnick, 2000).
Laser merupakan sebuah sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat
lurus dengan prinsip kerja yang mencakup optik dan elektronika (Suganta, 1991). Laser
mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh sumber cahaya lain. Sifat-sifat khas pada
laser antara lain kesearahan, intensitas, monokromatis, dan koherensi.
Gambar 1 . Diagram Inferometer Michelson

Setengah cahaya dari M1 tercermin dari balok-pemisah ke layar tampilan dan


setengah cahaya dari M2 ditransmisikan melalui pemisah balok ke layar tampilan.
Dengan memindahkan M1, panjang jalur salah satu balok bisa bervariasi. Karena balok
melintasi jalur antara M1 dan balok-pemisah dua kali, menggerakkan M1 1/4 panjang
gelombang di dekat balok-pemisah akan mengurangi jalur optik balok itu sebesar 1/2
panjang gelombang. Pola interferensi akan berubah; jari-jari maxima akan berkurang
sehingga sekarang mereka menempati posisi minima terdahulu. Jika M1 dipindahkan 1/4
panjang gelombang tambahan lebih dekat ke balok-splitter, jari-jari maxima akan
kembali dikurangi sehingga posisi minimum dan minima trading, namun pengaturan baru
ini tidak dapat dibedakan dari pola aslinya.
Pada awal percobaan inferometer Michelson, pusat dari pola garis interferensi
yang terjadi di layar kelihatan terang, jika M2 digeser sedemikian rupa ke M2’ sehingga
cincin terang berubah ke terang berikutnya, maka lintasan cahaya yang menumbuk M 2
telah bergeser sejauh satu panjang gelombang atau sejauh S. Pergeseran M2 ke belakang
atau ke depan sama akibatnya. Karena cahaya dua kali (bolak-balik) melalui lapisan
udara yang sama, berarti cermin M2 telah mundur sejauh setengah panjang gelombang ke
M2’.
Dengan demikian besarnya S adalah
S=n λ … … … ( 1 )
n = jumlah perubahan cincin terang-gelap-terang (gelapterang-gelap) di pusat lingkaran,
d  = panjang gelombang laser
S=2|M '2−M 2| adalah perubahan panjang lintasan cahaya. Maka,

2|M '2−M 2|
λ= … … …(2)
n

C. Alat dan Desain


Alat

1. Half Mirror (M)

2. Stationary Mirror adjusting Crew

3. Stationary Mirror (M1)

4. Movable Mirror (M2)

5. Vernier

6. Laser
D. Prosedur Percobaan
E. Data Pengamatan
F. Analisis Data
G. Pembahasan
H. Tugas
I. Kesimpulan

J. Daftar Pustaka
Daud, M.J. 2005. Pengantar Fisika Modern. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Halliday & Resnick. 2000. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Tim Praktikum Fisika Modern. 2019. Modul Praktikum Fisika Modern. Universitas Negeri
Malang.
Sugito, H. W. S. Budi, K. S. Firdausi & S. Mahmudah. 2005. Pengukuran Panjang
Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak. Berkala
Fisika 8 (2): 37-44.
Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Dasar Jilid 2 Edisi 5 (terjemahan). Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai