Anda di halaman 1dari 10

3.

Keterampilan Berfikir Kritis

a. Pengertian Berfikir Kritis Siswa

Berfikir merupakan aktifitas mental seseorang dalam menentukan atau

memutuskan suatu sikap yang akan diambil. Dengan berfikir seseorang dapat memilih

sesuatu hal yang menurutnya benar atau salah, baik atau buruk. Bono (1990: 36)

mengungkapkan bahwa berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan secara

sadar dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan itu mungkin berbentuk pemahaman,

pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan masalah, penilaian, tindakan,

dansebagainya. Sementara itu Trianto (2010: 95) menjelaskan bahwa berpikir adalah

kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada

inferensi atau pertimbangan yang saksama.

Bono (1990: 55) menjelaskan bahwa berpikir merupakan keterampilan

pelaksanaan yang mendorong kecerdasaan bawaan bekerja. Terdapat unsur-unsur

dalam keterampilan berpikir seseorang. Fogarty ( dalam Sari 2012: 25),

mengidentifikasi unsur-unsur keterampilan berpikir yaitu Prediction, Inference,

Hypothesize, Conmpare/contrast, Classify,Generalize, Prioritize, Evaluate.

Menurut Isjoni dan Arif (2008: 164), ada empat keterampilan berpikir, yaitu ( 1 )

menyelesaikan masalah (problemsolving), ( 2 ) membuat keputusan (decision making),(

3 ) berpikir kritis, dan ( 4 ) berpikir kreatif. Semuanya bermuara pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang meliputi aktivitas seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.

Menurut Rosyada ( dalam Sari 2012: 23), kemampuan berpikir kritis (critical

thinking) adalah menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah kesimpulan

evaluatif dari berbagai informasitersebut. Inti dari kemampuan berpikir kritis adalah aktif
mencari berbagaiinformasi dan sumber, kemudian informasi tersebut dianalisis dengan

pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa untuk membuat kesimpulan.Alur

pengembangan berpikir kritis, menurut Kauchak (dalam Sari2012: 24), dapat dilihat

dalam Gambar 1. Prosedur Berpikir Kritis menurut Kauchak dalam Dede Rosyada

(2004: 170)

Basis Keilmuan

Sikap dan kecenderungan


Berfikir

Metakognitif

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir merupakan

eksplorasi pengalaman secara sadar dalam hal memahami,menilai, memecahkan

masalah, pengambilan keputusan, bertindak,meyakini, mempercayai dan sebagainya.

Terdapat keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu menyelesaikan masalah (problem

solving), membuatkeputusan (decision making), berfikir kritis, dan berfikir kreatif.berfikir

tertentu dan bukan hanya memiliki keterampilan, tetapi juga merupakan hal ingin

menggunakan keterampilan itu namun menguasai keterampilan itu mungkin juga tidak

ingin menggunakannya, bahwa berpikir kritis juga merupakan sebuah proses aktif,

proses dimana seseorang memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam, berfokus

untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan dengan mendefinisikan

permasalahan, menilai dan mengolah informasi berhubungan dengan masalah, dan


membuat solusi permasalahan. Basis Keilmuan Sikap dan Kecendrungan Basis Proses

Sikap dan Kecendrungan Berpikir

Hasil pengembangan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkansiswa untuk

mampu mengakses informasi dan definisi masalahberdasarkan fakta dan data akurat.

Selain itu, siswa juga akan mampu menyusun dan merumuskan pertanyaan secara

tepat, berani mengungkapkan ide, gagasan serta menghargai perbedaan

pendapat.Melalui berpikir kritis siswa akan memiliki kesadaran kognitif sosial dan

berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat.

b. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Dipandang dari perspektif filosofi, Watson dan Glaser ( dalam Kowiyah, 2012 :

177 ) menyatakan bahwa berpikir kritis sebagai gabungan sikap,pengetahuan dan

kecakapan. Kompetensi dalam berpikir kritis direpresentasikan dengan kecakapan-

kecakapan berpikir kritis terntentu. Kecakapan-kecakapan berpikir kritis adalah :

a. Inference , yaitu kecakapan untuk membedakan antara tingkat-tingkat kebenaran

dan kepalsuan. Inference merupakan kesimpulan yang dihasilakan oeleh seorang

observasi sesuai fakta tertentu.

b. Pengenalan asumsi-asumsi yaitu kecakapan untuk mengenal asumsi yang

merupakan sesuatu yang dianggap benar

c. Deduksi yaitu kecakapan untuk menetukan kesimpulan-kesimpulan tertentu,perlu

mengikuti informasi di dalam pertanyaan-pertanyaan yang diberikan


d. Evaluasi, yaitu kecakapan membedakan antar argument yang kuat dan relevan dan

argument yang lemah atau tidak relevan

c. Indikator Keterampilan Berfikir Kritis

Seseorang dikatakan berfikir kritis dapat dilihat dari beberapa indikator. Ennis

(dalam Komalasari 2010: 266) membagi indikator keterampilan berfikir kritis menjadi

lima kelompok, yaitu : (1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),

(2 ) membangun keterampilan dasar (basic support), (3) membuat inferensi(inferring),

(4) membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification),(5) mengatur

strategi dan taktik (strategies and tactics).

Menurut Dike (2010: 18-24), kemampuan berpikir kritis terdapat 3 aspek yakni

( 1 ) definisi dan klarifikasi masalah, ( 2 ) menilai dan mengolah informasi berhubungan

dengan masalah, ( 3 ) solusi masalah / membuat kesimpulan dan memecahkan.

Menurut Dike (2010: 22), aspek dan sub indikator kemampuan berpikir kritis

adalah sebagai berikut :

1. Definisi dan klarifikasi masalah . Aspek ini memiliki beberapa sub indikator antara lain

a. Mengidentifikasi isu-isu sentral atau pokok-pokok masalah.

b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan.

c. Membuat dan merumuskan pertanyaan secara tepat (critical question).

2. Menilai Informasi yang Berhubungan dengan Masalah

a. Siswa menemukan sebab-sebab kejadian permasalahan.

b. Siswa mampu menilai dampak atau konsekuensi.

c. Siswa mampu memprediksi konsekuensi lanjut daridampak kejadian.


3. Solusi Masalah/ Membuat Kesimpulan dan memecahkan

a. Siswa mampu menjelaskan permasalahan dan membuat kesimpulan sederhana.

b. Siswa merancang sebuah solusi sederhana.

c. Siswa mampu merefleksikan nilai atau sikap dari peristiwa.

Penelitian menggunakan indikator kemampuan berpikir kritis menurut Dike

peneliti mengambil tiga aspek kemampuan berpikir kritis untuk dijadikan acuan

penelitian. Aspek definisi dan klarifikasi masalah,peneliti menggunakan sub indikator

mengidentifikasi masalah dan menyusun pertanyaan sesuai dengan wacana. Aspek

menilai informasi yang berhubungan dengan masalah, peneliti menggunakan indikator

menemukan sebab-sebab kejadian peristiwa, menilai dampak kejadian, dan

memprediksi dampak lanjut. Aspek solusi masalah/ membuat kesimpulan peneliti

menggunakan indikator merancang solusi berdasarkan masalah

.Berikut indikator keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini:

a. Mengidentifikasi masalah sesuai dengan wacana/informasi yang diberikan

b. Menyusun tulisan dalam bentuk teks sesuai dengan wacana/informasi yang diberikan

c. Menemukan sebab-sebab kejadian peristiwa

d. Menilai dampak kejadian

e. Memprediksi dampak lanjut

f. Merancang solusi berdasarkan masalah

Indikator –indikator kemampuan berpikir kritis menurut R.H Ennis yang dikutip Kartimi (

2012 : 23 ) terdiri dari dua belas komponen yaitu :

a. merumuskan masalah

b. menyusun argument ke dalam tulisan


c. menanyakan dan menjawab pertanyaan

d. menilai kredibilitas sumber informasi

e. melakukan observasi dan menilai laporan observasi

f. membuat deduksi dan menilai deduksi

g. membuat induksi dan menilai induksi

h. mengevaluasi

i. mendefenisikan dan menilai defenisi

j. mengidentifikasi asumsi

k. memutuskan dan melaksanakan

l. berinteraksi dengan oranglain.

Menurut Ennis dalam Hassaobah (2008: 87), mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis,

yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas. Adapun pengelompokkan

keterampilan berpikir kritis disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Indikator Berpikir Kritis

Berpikir Kritis Sub Berpikir Kritis

1.Memberikan penjelasan sederhana 1.Memfokuskan pertanyaan


2.Menganalis pertanyaan dan
bertanya
3.Menjawab pertanyaan tentang
suatu penjelasan dan tantangan
2. Membangun keterampilan dasar 4.Mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak

5.Mengamati serta
mempertimbangkan suatu laporan
hasil observasi.
3. Menyimpulkan 6.Mendeduksi atau
mempertimbangkan hasil deduksi
7.Meninduksi atau
mempertimbangkan hasil induksi
8. Membuat serta menentukan nilai
pertimbangan
4. Memberikan penjelasan lanjut 9. Mengidentifikasi istilah-istilah dan
definisi pertimbangan serta dimensi
10. Mengidentifikasi asumsi
4. Mengatur strategi dan teknik 11. Menentukan tindakan

12. Berinteraksi dengan orang lain


Sumber: Ennis dalam Hassaobah (2008: 87)

Rubrik Penilaian berpikir kritis tersebut ditampilkan pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Rubrik penilaian berpikir kritis berikut penjelasan lengkapnya.

No Aspek yang diamati skor

1. Akurasi dan kelayakan Informasi :


1 2 3 4
a. Relevansi dengan kasus yang disajikan

b. Kelengkapan informasi untuk mendukung


pemecahan masalah dalam sebuah kasus.

c. Informasi yang diperoleh jelas sehingga bisa


dipahami.

d. Informasi yang diperoleh berdasarkan fakta


yang sebenarnya.

2. Alur Penalaran

a. Mampu menunjukkan pemahan yang


mendalam terhadap topik.

b. Mampu merumuskan beberapa masalah dan


mengkaitkannya dengan tujuan pembelajaran.

c. Mampu mengkaitkan beberapa informasi yang


diperoleh dengan permasalahan yang terdapat
pada kasus.
d. Mampu merumuskan beberapa alternatif untuk
memecahkan secara logis.

e. Mampu menyampaikan argumen kepada


orang lain sesuai denan informasi yang
relevan.

Sumber: Ennis dalam Hassaobah (2008: 87)

Berdasarkan penjelasan mengenai indikator kemampuan berpikir kritis menurut

Ennis, maka dapat dibuat rubrik dengan pemberian skor 1 sampai skor 4. Skor 1 adalah

skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi.

Bloom dalam Filsaime (2008: 74) menyatakan :

“ Mendaftar enam tingkatan berpikir kritis dari tingkatan berpikir kritis yang paling
sederhana samapai paling komplek. Daftar tersebut mulai dengan pengetahuan dan
bergerak ke atas menuju penguasaan, aplikasi,analisis, sintesis dan evaluasi “.
Bloom dalam Filsaime (2008: 75) menyatakan :

“Seseorang harus menguasai satu tingkatan berpikir sebelum Dia bisa menuju ke
tingkatan atas berikutnya. Alasannya adalah karena tidak bisa meminta seseorang
untuk mengevaluasi Dia tidak mengetahui, tidak memahaminya, tidak bisa
menginterpretasikannya, tidak bisa menerapkannya, dan tidak bisa menerapkannya.”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa meliputi: kemampuan mengidentifikasi asumsi yang

diberikan, kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan, kemampuan

menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil, kemampuan mendeteksi adanya

bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda, kemampuan mengungkap

data/definisi/teorema dalam menyelesaikan masalah.

d. Langkah-langkah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis


Kneedler (dalam Hendra Surya, 2013: 179-180) menyatakan bahwa langkah

berpikir kritis dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah. Dan untuk melakukan tiga

langkah berpikir kritis tersebut, maka diperlukan suatu keterampilan yang disebut

dengan Twelve Essential Critical Thinking Skills yang berarti 12 keterampilan esensial

dalam berpikir kritis. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

Tiga langkah langkah berpikir kritis . Adapun tiga langkah-langkah berfikir kritis

menurut para ahli/pakar yang dimaksud yakni antara lain :

1. Pengenalan masalah.

2. Menilai informasi.

3. Memecahkan masalah atau menarik kesimpulan.

Lima keterampilan berfikir kritis yakni seperti :

1. Keterampilan berpikir analisis.

2. Keterampilan berpikir sintesis.

3. Keterampilan memecahkan masalah.

4. Keterampilan menyimpulkan.

5. Keterampilan mengevaluasi (menilai).

Langkah-langkah berfikir kritis untuk menjadi pemikir yang kritis, maka

diperlukan kesadaran serta keterampilan dengan memaksimalkan kerja pada otak


dengan cara melalui langkah-langkah berpikir krtitis yang baik, sehingga kerangka

berpikir dan cara berpikir tersusun dengan pola yang baik.

Anda mungkin juga menyukai