PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar siswa/i, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil
belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian
kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar yang ditentukan oleh kurikulum.
Pada standar pendidikan, kita temukan indikator-indikator pembelajaran. Dalam
indikator pembelajaran inilah nantinya seorang guru dapat menentukan cara penilaian
yang sesuai. Ada tujuh teknik penilain yang dapat digunakan salah satunya yaitu
penilaian unjuk kerja/kinerja/performance.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja (Performance assessment) adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilai (guru) terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.
Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Penilaian
Kinerja (Performance assessment) digunakan untuk menilai kemampuan siswa
melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon
(lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan
pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).
Sedangkan menurut Majid (2006:88) Penilaian Kinerja (Performance
assessment) merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Jadi boleh dikatakan bahwa Penilaian Kinerja (Performance assessment) adalah suatu
penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang
diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Penilaian
Kinerja (Performance assessment) adalah suatu bentuk penilaian untuk
mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh
siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan,
atau unjuk kerja.
Penilaian Kinerja (Performance assessment) merupakan salah satu alternatif
penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu:
3
B. Penyusunan Perangkat Penilaian Kinerja
Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui uji coba dalam
pembelajaran. Guru biologi dapat menguji dan mengembangkan task (tugas) dan
rubric penilaian kinerja agar cocok dengan kondisi di kelasnya serta sesuai dengan
kemampuan siswa. Ujicoba dapat dilakukan ketika guru mengajar di kelas. Hasil
ujicoba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja
agar menjadi lebih feasible (dapat dikerjakan), lengkap dan aman dilakukan.
4
Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian
kinerja yaitu:
1) Menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa;
2) Memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya);
3) Memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat
keterkaitannya dengan kehidupan nyata);
4) Memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran;
5) Mengujicoba task dan rubrik pada pembelajaran; serta
6) Memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada
pembelajaran berikutnya.
Menurut Dr. Ari Widodo, Dra. Sri Wuryastuti, M.pd, Dra. Margaretha, M.pd
cara melaksanakan Penilaian Kinerja (Performance assessment), dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Asesment kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara
keseluruhan dalam satu kelas.
b) Asesment kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok.
c) Asesment kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individu.
5
1) Daftar Cek
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak).
Pada penilaian kinerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh guru. Jika tidak
dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat
diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai (kemampuan) tengah.
2) Skala Penilaian
Penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan guru untuk
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang
tersebut, misalnya, sangat baik–baik–cukup–kurang. Penilaian sebaiknya dilakukan
oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil
penilaian lebih akurat. Penilaian dengan skala penilaian yang baik pada dasarnya
masih harus dilengkapi dengan rubrik. Rubrik diperlukan untuk mendeskripsikan
kinerja pada setiap kategori: sangat baik–baik–cukup–kurang agar hasil penilaian
konsisten dan obyektif.
6
E. Contoh Penilaian Kinerja
7
2. Rubrik untuk Penilaian Kemajuan Belajar
Tingkat Deskripsi
pencapaian
Istimewa (4) Siswa menampilkan kinerja yang sangat baik,
konsisten dan terus berusaha meningkatkan kinerjanya.
Baik (3) Siswa menampilkan kinerja yang baik dan
menunjukkan peningkatan secara umum.
Cukup (2) Siswa menampilkan sedikit kinerja yang baik dan
menunjukkan beberapa ketidak-konsistenan.
Kurang (1) Kinerja siswa kurang baik dari waktu ke waktu atau kinerja
siswa benar-benar tidak konsisten.
Sangat kurang (0) Tidak ada upaya untuk menampilkan kemajuan dan
pencapaian tujuan.
Seperti contoh sebelumnya, skala penilaian 0,1,2,3,4 pada contoh rubrik ini
dapat diubah ke dalam skala 5,6,7,8,9 atau diubah sesuai keperluan. Untuk keperluan
pengisian nilai raport, hasil penilaian pada contoh 1 dan contoh 2 dapat dirata-ratakan
sehingga diperoleh satu nilai.
8
Penilaian Kinerja dalam bentuk daftar cek
Nama Siswa : .........................
Kelas : .........................
Penilaian
No ASPEK/KINERJA YANG DIHARAPKAN Ket.
Ya Tidak
I. PERSIAPAN PRAKTIKUM
1. Membawa perlengkapan praktikum (alat/bahan yang
ditugaskan)
2 Memakai jas lab dan berpenampilan rapi
II.SELAMA KEGIATAN PRAKTIKUM
A. Menggunakan alat dan bahan
3 Mengambil bahan dengan rapi, tidak berceceran
4 Mengambil bahan praktikum sesuai kebutuhan
5 Mengoperasikan alat dengan benar
6 Menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur praktikum
B. Kemauan, Keterampilan Mengamati,
Menganalisis dan menyimpulkan Hasil
Praktikum
7 Memfokuskan perhatian pada kegiatan praktikum/tidak
mengerjakan hal-hal lain yang tidak berhubungan
dengan prosedur praktikum
8 Memiliki minat/interes terhadap aktivitas praktikum
9 Terlibat secara aktif dalam kegiatan praktikum
10 Mengamati hasil praktikum dengan cermat
11 Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar
12 Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif
13 Menganalisis data secara induktif
14 Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil
Praktikum
III. KEGIATAN AKHIR PRAKTIKUM
1 Membersihkan alat yang telah dipakai
2 Membersihkan meja praktikum dari sampah dan bahan
yang telah dipakai
3 Mengembalikan alat ke tempatnya semula dalam
keadaan kering
9
Hari/tanggal : ............................
Kelas : ______________________________
10
4 3 2 1 skor
1. Pengetahuan tentang prosedur
kerja
2. Ketepatan Memilih Alat dan
Bahan
3. Hasil Pengamatan
4. Ketepatan menyusun laporan
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum 16
Nilai:
Skor yang dicapai
x 100% =
Skor maksimum
Keterangan
4 : sangat kompeten
3 : kompeten
2 : cukup kompeten
1 : tidak kompeten
Penenetuan kriteria :
Skor 14 -16 : dapat ditetapkan Sangat kompeten
Skor 11-13 : dapat ditetepakan Kompeten
Skor 8 -10 : dapat di tetapkan cukup kompeten
Skor 4 -7 : dapat ditetapkan tidak kompeten
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian kinerja mewajibkan siswa untuk melengkapi proses atau
menghasilkan produk yang dirancang menyerupai situasi kehidupan nyata. Penilaian
kinerja dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkatan tujuan pendidikan,
tingkatan penekanan keterampilan yang dimiliki dan kuasai oleh siswa. Penilaian
kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran. Penilaian kinerja lebih
menekankan pada proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara
langsung tentu lebih baik karena dapat memantau siswa secara otentik.
B. Saran
Dalam memberikan penilaian hasil kinerja siswa, perlu diperhatikan langkah-
langkah dalam mendesain assesmen kinerja. Selain itu, dalam memberikan penilaian
kepada siswa perlu adanya rubrik atau kriteria penilaian yang disusun sebelumnya
dan kriteria itu sebaiknya dijelaskan kepada siswa terlebih dahulu agar siswa dapat
mengetahui komponen atau hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
kinerjanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wulan, Ana Ratna. Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi.
(Online).http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1974041
71999032-ANA_RATNAWULAN/handout_-
penilaian_kinerja_dan_portofolio.pdf (diakses 12 Maret 2018).
13